Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/08/13

Kamis, 13 Agustus 1998

Bacaan   : 1Tesalonika 2:1-12
Setahun : Yesaya 52-54
Nas       : Karena kami tidak pernah bermulut manis...dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi (1Tesalonika 2:5)

SERANGAN DAN SANJUNGAN

Seorang pelawak melontarkan dua gurauan yang jika dikombinasikan, akan mengungkapkan suatu kebenaran yang juga berlaku secara rohani. "Saya sudah mencarimu ke mana-mana, tetapi tidak ketemu. Ternyata, saya mencarinya kurang ke bawah." Dia juga bercanda, "Saya mempunyai dokter yang bijaksana. Kalau kamu tidak mampu membayar biaya operasi, ia akan mengubah posisi alat rontgennya lebih tinggi supaya penyakitmu tidak tampak lagi."

Jika kita menyatukan kedua lelucon di atas, dan menjadikannya gambaran tentang seseorang, apa yang kita dapatkan? Seseorang yang sangat pendek sehingga si pelawak tidak ragu-ragu untuk mengubah kebenaran agar terdengar lebih baik. Ia akan menggunakan sanjungan yang berlebihan untuk mengambil hati orang dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar, dan bukan apa yang perlu mereka dengar.

Rasul Paulus mengenali dosa memberi pujian palsu dan dengan sangat hati-hati menghindarinya. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang sedemikian hina untuk "memalsukan" fakta hanya untuk mendapatkan dukungan dari para pendengarnya. Tujuan Paulus adalah untuk menyukakan Allah, bukan manusia. Meskipun demikian, Paulus tidak ragu-ragu untuk menyatakan pujian ketika ia dapat melakukannya dengan jujur. Sebagai contoh, ia menyatakan kepada orang-orang Tesalonika betapa ia menghargai dan mengasihi mereka (1 Tesalonika 2:17-20). Paulus tidak menentang pujian -- ia hanya menentang pujian yang tidak tulus.

Apakah kita sungguh-sungguh ingin menyukakan hati Allah sehingga kita tidak akan memberi pujian palsu untuk memperoleh pengakuan dari orang lain? Sanjungan bukan sebuah lelucon -- walaupun dengan itu Anda akan memperoleh sebuah senyuman [MRD II]


We flatter those we scarcely know,
We try to please each one we see;
But we should never traffic in
The sin of insincerity. -- Anon

MULUT LICIN MENDATANGKAN KEHANCURAN (AMSAL 26:28)

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org