Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/161

e-Reformed edisi 161 (26-2-2015)

Himne dalam Gereja Perjanjian Baru (1)

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Himne dalam Gereja Perjanjian Baru (1)
Edisi 161/Februari 2015

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: HIMNE DALAM GEREJA PERJANJIAN BARU (1)
STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA


Dear e-Reformed Netters,

Pujian kepada Allah adalah bagian dari kehidupan Kristen sejati. Hidup 
Kristen adalah hidup yang memuji Allah sampai selama-lamanya. Kali 
ini, artikel e-Reformed diambil dari Veritas, Journal Teologi dan 
Pelayanan. Artikel ini akan membawa kita untuk mengetahui tradisi 
pujian yang berkembang pada gereja Perjanjian Baru, yang hari ini kita 
kenal sebagai himne. Gereja dalam Perjanjian Baru sebenarnya mewarisi 
tradisi memuji Allah dari Alkitab Ibrani dan orang-orang Yahudi pada 
zaman pascapembuangan dengan karakter dan ciri khas yang sama, yaitu 
lantunan nada dipakai dalam pembacaan kitab, doa-doa, dan bermazmur.

Namun, dalam perkembangannya, Rasul Paulus menyebutkan dalam Efesus 
5:19 
bahwa ada tiga jenis nyanyian umat pada masa itu: mazmur 
(psalmos), himne (hymnos), dan nyanyian rohani (ode) yang berkembang 
dalam gereja Perjanjian Baru. Tentu hal ini membuat kita semakin 
penasaran karena gereja perdana tampaknya memang memakai kitab kidung 
Mazmur, tetapi tidak berhenti sampai di situ saja, gereja Perjanjian 
Baru memiliki kecakapan untuk mengadaptasi tema-tema teologi 
Perjanjian Lama dan menggubahnya menjadi komposisi nyanyian Kristen. 
Hingga hari ini, keberadaan himne tetap dipertahankan sebagai bagian 
dari warisan berharga gereja. Selamat membaca, kiranya artikel ini 
menjadi berkat bagi diri dan pelayanan Anda. Soli Deo Gloria.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Ayub
< ayub(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >


           ARTIKEL: HIMNE DALAM GEREJA PERJANJIAN BARU (1)

Marilah kita mengamati tempat himne dalam gereja Perjanjian Baru (PB). 
Bila kita amati, gereja PB melanjutkan tradisi yang diturunkan oleh 
Alkitab Ibrani dan orang-orang Yahudi pada zaman pascapembuangan.

Prioritas Mazmur

Dalam Alkitab Ibrani, kitab kidung Mazmur tidak hanya berisi lagu-lagu 
religius, tetapi juga lagu-lagu lain yang mempunyai latar belakang 
dalam lagu sekuler dan populer pada zaman itu, seperti lagu-lagu untuk 
bekerja, gita cinta, dan gita pernikahan. Kebanyakan adalah lagu 
pujian, ucapan syukur, doa, dan pertobatan. Juga dapat ditemukan 
nyanyian (Yunani ode) bersejarah yang berhubungan dengan peristiwa 
besar di negara Israel, misalnya Mazmur 30 "untuk penahbisan Bait 
Suci", dan Mazmur 137, yang memotret penderitaan orang-orang Yahudi di 
pembuangan. Mazmur sendiri merupakan bagian penting dalam ibadah di 
Bait Suci; kitab kidung Mazmur menjadi buku kidung liturgis standar 
ibadah umat Allah.

Himne dalam Gereja Perdana

Gereja sebenarnya mewarisi harta karun di dalam Alkitab Ibrani 
(Perjanjian Lama) yang memuji Allah dengan: (1) menyanyikan lagu-lagu 
bernada sederhana dan beritme ajek, (2) nyanyian jemaat dengan 
pengulangan bercorak antifonal dan responsori (mazmur), (3) melodi-
melodi yang diolah untuk satu kata (misalnya Alleluia). Dalam sinagoge 
Yahudi, gaya membaca dengan lantunan nada dipakai dalam pembacaan 
kitab, doa-doa, dan bermazmur.

Dari survei di atas, terlihat dengan jelas peran penting nyanyian 
jemaat dalam gereja PB. Mazmur tetap dipertahankan. Bahkan, Hughes 
Oliphant Old, teolog reformed sekaligus pakar liturgi Protestan, 
mengatakan bahwa Mazmur merupakan pusat puji-pujian gereja PB. Bentuk 
ini juga yang melahirkan "mazmur-mazmur PB", seperti Magnificat atau 
Nyanyian Maria (Luk. 1:46-55), Benedictus atau Nyanyian Zakharia (Luk. 
1:68-79) 
serta Nunc Dimittis atau Nyanyian Simeon (Luk. 2:29-32).

Mazmur-mazmur PB ini ditulis dalam genre (jenis sastra) mazmur ucapan 
syukur (lih. Mzm. 100). Dari sudut pandang teologi perjanjian, ada 
indikasi yang kuat bahwa mazmur PB merupakan pemenuhan mazmur PL. Umat 
Ibrani mengucap syukur karena Allah memerintah umat dan alam semesta. 
Sekarang, Mesias Yesus memerintah segala sesuatu. Karena itu, bukanlah 
suatu konsep asing bila umat perjanjian baru menaikkan syukur atas 
pemerintahan Allah. Sementara itu, komposisi-komposisi baru kidung 
puji-pujian (himne) berkembang pula dengan pesatnya. Ada jenis 
nyanyian kuno lain lagi dalam PB, yakni lirik-lirik pendek yang 
didendangkan seperti "Amin" (Amen), "Alleluia", dan "Kudus, kudus, 
kudus" (Sanctus).

Surat-Surat Rasul Paulus

Rasul Paulus menyebut tiga jenis nyanyian umat: mazmur (psalmos), 
himne (hymnos), dan nyanyian rohani (ode). Ia menasihati jemaat dalam 
Efesus 5:19, "dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam 
mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyilah dan 
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati." Demikian juga dalam 
Kolose 3:16, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala 
kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat 
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan 
mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur 
kepada Allah di dalam hatimu."

Menyanyikan mazmur merupakan kebiasaan yang diwarisi dari ibadah di 
sinagoge, dan kita dapat berasumsi bahwa "mazmur" kristiani mengikuti 
gaya berkidung Yahudi. Istilah "himne" sangat mungkin mengacu pada 
teks-teks yang digubah dalam bentuk puisi, bisa jadi mengikuti model 
mazmur, hanya kini ditujukan untuk memuji Kristus. "Nyanyian" merujuk 
pada lagu yang lebih spontan, keluar dari hati yang meluap, bergaya 
kontemporer, dan dinyanyikan secara melismatic (dinyanyikan hanya 
dalam 1 nada) dan kemungkinan cikal bakal nyanyian Alleluia. Ada 
dugaan bahwa nyanyian ini mirip dengan yang ditemukan dalam kelompok 
mistik Yahudi, yakni doa yang dinyanyikan secara ekstatis, atau 
dendangan tanpa kata-kata. Namun, hal yang baru saja dikemukakan ini 
tidak dapat dijadikan norma bagi istilah "nyanyian".

"Mazmur" (psalmos) diturunkan dari kata psallo yang artinya "memetik 
atau memainkan (instrumen berdawai)", maka berarti "suatu nyanyian 
yang dilantunkan dengan alat musik berdawai". Penemuan Gulungan Laut 
Mati 1QH dan 11QPsa, dan kitab Mazmur Salomo memberikan titik terang 
kepada kita bahwa tradisi Yahudi pada abad I S.M., telah mempraktikkan 
nyanyian-nyanyian mazmur gaya baru untuk digunakan dalam ibadah di 
sinagoge, dan hal ini berlanjut hingga periode PB. Gereja perdana 
tampaknya memang memakai kitab kidung Mazmur, tetapi tidak berhenti 
sampai di situ saja. Gereja memiliki kecakapan untuk mengadaptasi 
tema-tema teologi PL dan menggubahnya menjadi komposisi nyanyian 
Kristen. Lebih kurang berpadanan dengan mazmur, yaitu "kidung pujian" 
(hymnos) merujuk pada kidung yang biasanya ditujukan bagi dewata atau 
para pahlawan dalam dunia Greko-Romawi. Di Kisah Para Rasul 16:25,
Paulus dan Silas menyanyikan hymnos di dalam penjara. Di Ibrani 2:12,
penulis mengutip Mazmur 22:23, di mana pemazmur memuji Allah di 
tengah-tengah jemaat. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa hymnos 
merupakan "nyanyian untuk memuji-muji Allah." J. B. Lightfoot pernah 
mengatakan bahwa mazmur adalah nyanyian yang digubah langsung dari 
Alkitab, sedangkan himne adalah karangan yang khas dari gereja 
Kristen; tetapi pandangan ini belumlah final. Dari penyelidikannya, 
James D. G. Dunn akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang Kristen 
perdana juga memakai himne-himne yang diambil dari luar Alkitab, dan 
hal ini tidak diperdebatkan hingga abad III M.

Kata ketiga, ode dipakai sebagai lagu penguburan jenazah dalam suatu 
tragedi, tetapi lebih sering mengacu pada nyanyian sukacita atau 
sekadar nyanyian saja. Di PB, ode dipakai pula dalam Wahyu 5:9; 
Wahyu 14:3; Wahyu 15:3. Kata sifat yang menyertainya, "rohani", 
merupakan suatu lagu yang dilantunkan oleh ilham langsung dari Roh 
Kudus (dalam Efesus 5:19, berhubungan dengan kepenuhan Roh Kudus). 
Apakah ini merujuk pada glossolalia, ricauan ekstatis non-gramatik? 
(Red. kata- kata diluar bahasa yang bisa dimengerti, keluar secara 
emosional dan tidak bertata bahasa) Sangat sulit menyimpulkan demikian 
karena kata ini berada dalam konteks pengajaran dan kehidupan 
berjemaat yang saling menasihati; mungkinkah berkata-kata satu sama 
lain dalam bahasa-bahasa yang tidak dimengerti? Akan tetapi, yang 
jelas yakni adanya unsur spontanitas dari dalam hati. Menurut N. T. 
Wright, ketiga istilah yang dipakai di ayat ini menunjukkan betapa 
kaya dan beragamnya nyanyian-nyanyian Kristen, dan kiranya tidak 
dipersempit menjadi satu jenis saja atau dibatasi hanya untuk 
keperluan ibadah mingguan. "Pada akhirnya, kita mengerti bahwa 
gereja Paulin (berdasarkan tradisi Paulus) memandang penting puji-
pujian kepada Allah."

Hal di atas semakin dapat kita pahami dengan jelas apabila 
memperhatikan parafrase Efesus 5:19,

"dengan berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur-mazmur, 
himne dan nyanyian-nyanyian yang diinspirasikan Roh, dengan 
menyanyikan nyanyian-nyanyian dan memainkan alat musik dengan segenap 
hatimu kepada Tuhan."

Tiap-tiap klausa memiliki fokus perhatian yang spesifik: Pertama, 
klausa pertama berdimensi horisontal dengan titik berat pada hubungan 
antarjemaat, sangat mungkin dalam ibadah formal tetapi bisa dalam 
kesempatan lain pula. Di Efesus, kata yang lebih umum dipakai, 
"berkata-kata", sedangkan di Kolose kata khusus "mengajar dan 
menegur". Dalam hal ini, rasul memaksudkan hal yang sama, yaitu adanya 
pengajaran, penguatan iman, dan penghiburan dengan cara beragam 
nyanyian yang diilhamkan Roh. Ragam nyanyian itu disebut "rohani" 
tidak semata-mata berciri spontan atau ekstatis (mengalami ekstase); 
fokus utamanya adalah Sumber inspirasi nyanyian itu -- Roh Kudus. 
Fakta bahwa seorang jemaat berkata-kata kepada yang lain mengungkapkan 
bahwa rasul menghendaki adanya komunikasi ibadah yang dapat dimengerti 
-- bukan meditasi, ucapan yang tidak dapat dimengerti atau 
glossolalia.

Kedua, klausa kedua berdimensi vertikal dengan titik berat pada 
menyanyi dengan seluruh keberadaan kepada Tuhan. "Hati" merujuk kepada 
totalitas kehidupan seorang Kristen. Maka, pujian seharusnya 
dipersembahkan dari dalam hati kepada Tuhan yang satu itu, yakni Yesus 
Kristus. Fokus nyanyian rohani adalah Yesus sebagai Tuhan, Sang Putra 
yang telah mewujudnyatakan pengharapan eskatologis.

Ketiga, keduanya bukan dua aktivitas yang berbeda. Berkata-kata dengan 
mazmur, kidung pujian, dan nyanyian mengingatkan jemaat yang lain 
kepada Allah yang berkarya di dalam Tuhan Yesus Kristus, tetapi 
sekaligus, pada momentum yang sama, jemaat menaikkan pujian kepada 
Tuhan Yesus "dengan seluruh keberadaannya". Jadi, dengan menyanyi dan 
memainkan musik, tiap-tiap jemaat diajar dan diteguhkan imannya dan 
pujian dipersembahkan kepada Tuhan Yesus. Satu nyanyian memiliki dua 
fungsi dan tujuan sekaligus!

Diambil dan disunting dari:
Judul jurnal: Jurnal "Veritas" Volume 8 Nomor 2 (Oktober 2007)
Penulis artikel: Nindyo Sasongko
Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara
Halaman: 207 -- 215


             STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA

Kunjungilah situs Paskah Indonesia! Situs Paskah Indonesia berisi 
bahan-bahan seputar Paskah seperti: Artikel, Drama, Puisi, Kesaksian, 
Buku, Humor, Tips Paskah, Lagu Paskah, dll.. Anda juga bisa memberikan 
bahan-bahan Paskah karya Anda di situs ini dan membagikannya kepada 
orang lain. Jika waktu Anda terbatas dan Anda membutuhkan referensi 
tepercaya seputar bahan Paskah, jangan khawatir, situs Paskah.co akan 
menolong Anda. Situs ini berisi berbagai sumber bahan Paskah yang 
sudah diseleksi dan berkualitas.

YLSA juga menghadirkan kisah-kisah Paskah dalam bentuk video menarik 
yang memadukan unsur teks, audio, dan grafis, yang dapat diunduh 
secara gratis di YouTube. Kami juga mengundang Anda untuk berinteraksi 
dengan anak-anak Tuhan yang lain, berbagi berkat/pengalaman/bahan 
seputar Paskah di Facebook Paskah.

Paskah segera datang, jangan menunda lagi. Segeralah kunjungi sumber-
sumber bahan Paskah YLSA dan dapatkan berkatnya!

Situs Paskah Indonesia: http://paskah.sabda.org
Youtube: http://youtube.com/user/sabdaalkitab
Facebook: http://fb.sabda.org/paskah
Situs mini: http://paskah.co


Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Ayub, Yulia Oeniyati, dan N. Risanti
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >


______________________________e-Reformed______________________________
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org