Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/89

e-Leadership edisi 89 (28-2-2011)

Kepemimpinan Kristen Versus Kepemimpinan Sekuler (II)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI DESEMBER 2011============

        KEPEMIMPINAN KRISTEN VERSUS KEPEMIMPINAN SEKULER (II)

                     e-Leadership 89 -- 28/02/2011

DAFTAR ISI
ARTIKEL: KEPEMIMPINAN KRISTEN VERSUS KEPEMIMPINAN SEKULER (II)
JELAJAH BUKU: PEMIMPIN MUDA PEKA ZAMAN

Shalom,

Pada edisi 88 e-Leadership yang lalu, kita telah mempelajari mengenai
pandangan umum mengenai kepemimpinan yang menyinggung beberapa aspek
penting berkaitan dengan syarat dan panggilan pemimpin secara umum.
Kini, kita akan menyimak kelanjutannya pada edisi 89 yang membahas
seputar paradigma kepemimpinan Kristen yang ditinjau berdasarkan
firman Tuhan atau yang bersumber dari apa yang tertulis dalam Alkitab.
Telah disinggung pada artikel sebelumnya bahwa pada dasarnya,
kepemimpinan secara umum memiliki faktor matra kepemimpinan yang sama
dengan kepemimpinan Kristen. Namun, yang membedakan antara
kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan lainnya ialah hakikat, dinamika
serta falsafah yang didasarkan pada Alkitab.

Nah, pasti Anda sudah tidak sabar lagi untuk menyimak sajian yang
telah disiapkan, yang tentunya jangan sampai terlewatkan begitu saja.
Kiranya sajian ini dapat mempertajam pemahaman Anda untuk melihat dan
mengevaluasi perbedaan esensial antara pemimpin Kristen dan pemimpin
sekuler. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi berkat untuk Anda.

Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

   Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar
   di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Markus 10:43.
             < http://alkitab.sabda.org/?Markus+10:43 >

   ARTIKEL: KEPEMIMPINAN KRISTEN VERSUS KEPEMIMPINAN SEKULER (II)

Pandangan Alkitab Tentang Kepemimpinan

Di dalam Perjanjian Baru, khususnya klaim tentang kebenaran nampak di
dalam perkataan Yesus Kristus dan seluruh karya-Nya di dalam dunia. Di
dalam Yohanes 14:6a, Yesus Kristus berkata "Akulah jalan, kebenaran,
dan hidup." Perkataan ini ditujukan kepada murid-murid-Nya di dalam
perjamuan malam sebelum hari raya Paskah. Apakah maksud dari perkataan
ini? Bagaimana hubungannya dengan konsep kebenaran yang dipahami
secara umum dan di dalam kekristenan?

1. Arti pemimpin rohani (Kristen)

Makna pemimpin dalam konsepsi/pengertian Alkitab, bukan berarti
seseorang disebut pemimpin rohani (Kristen) karena ia adalah seorang
Kristen atau melibatkan diri dalam pelayanan Kristen. Pemimpin Kristen
berarti pemimpin yang mengenal Allah secara pribadi dalam Kristus dan
memimpin secara kristiani [16]. Pemimpin Kristen adalah pribadi yang
memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan sifat-sifat
spiritualitas Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas
yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan
Allah. Sedangkan sifat-sifat spiritualitas kristiani menyebabkan ia
sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan
memuliakan Allah. Sebab, daya pengaruhnya bukan dari kepribadian dan
keterampilan dirinya sendiri, tetapi dari kepribadian yang dibarui Roh
Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus [17]. Pemimpin Kristen
(rohani) berbeda dari pemimpin alamiah (sekuler/umum) dalam beberapa
hal. Pemimpin rohani mengenal Allah, mencari kehendak Allah, menaati
kehendak Allah, bergantung pada Allah, mengasihi Allah dan manusia
[18], dan akhirnya memuliakan Allah. Sedangkan pemimpin alamiah hanya
mengenal manusia, membuat keputusan sendiri atau organisasi, berusaha
mencapai sasaran pribadi atau organisasi, bersandar pada cara-cara
sendiri, bergantung pada kuasa dan keterampilan diri sendiri,
mengutamakan hasil kerja dan cenderung mengabaikan manusia.

2. Penyebab munculnya pemimpin rohani

Pemimpin rohani muncul bukan menurut kemauan atau ambisi pribadi,
melainkan karena tindakan Allah yang mempersiapkan, memanggil,
menetapkan dan membimbingnya dalam mencapai tujuan-tujuan dari Allah.
Dalam Perjanjian Lama, Allah yang mempersiapkan dan memanggil Musa dan
Yosua menjadi pemimpin bagi umat-Nya (Keluaran 4; Yosua 1). Begitu
pula dengan Harun dan keturunannya dalam jabatan keimaman Perjanjian
Lama (Keluaran 28:1). Allah juga yang membangkitkan para hakim

(Hakim-Hakim 2:16). Allah yang menetapkan raja bagi Israel, misalnya
Saul (1 Samuel 10:1), Daud (1 Samuel 13:14; 2 Samuel 7), dan Salomo
(1 Raja-Raja 8). Dia juga yang memanggil para nabi dalam Perjanjian
Lama. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Kristus sendiri yang memilih,
mempersiapkan, dan mengutus keduabelas rasul-Nya. Allah pula yang
memberikan karunia-karunia rohani untuk melaksanakan pelayanan di
dalam dan melalui gereja-Nya (1 Timotius 4:14).

3. Persyaratan pemimpin rohani

Jika persyaratan kualitas karakter dan sosial dalam diri pemimpin umum
bersifat relatif, bahkan boleh saja tidak dimiliki, maka persyaratan
pemimpin Kristen sangat menekankan aspek karakter dan kesosialan. Ada
dua puluh kriteria yang dicantumkan dalam 1 Timotius 3:1-13 dan Titus
1:5-9, delapan belas berkaitan dengan reputasi seseorang, etis,
moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikis
[19] J. Oswald Sanders, melihat kualifikasi yang ditulis Paulus ini
sebagai kualifikasi sosial, moral, mental, kepribadian, rumah tangga,
dan kedewasaan [20]. Kualifikasi dalam 1 Timotius 3:1-7 ini memiliki
tiga ciri menonjol [21], yakni menyangkut 1) persyaratan fundamen,
bukan tugas, 2) tingkah laku yang diamati, 3) karakter tersebut bukan
khas Kristen melainkan ideal tertinggi moralitas konteks Helenistis
(dalam konteks Yunani, Red) zaman itu. Ini berguna demi kesaksian
gereja. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang
pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwani, rohani
dan sosial.

4. Arti kepemimpinan rohani

Ada beragam definisi mengenai kepemimpinan rohani atau Kristen [22].
"Kepemimpinan adalah pengaruh." (Oswald J. Sanders). "Tugas utama
pemimpin adalah memengaruhi umat Allah untuk melaksanakan rencana
Allah" (Robert Clinton). "Seorang pemimpin Kristen yaitu seorang yang
dipanggil oleh Allah untuk memimpin; dia memimpin dengan dan melalui
karakter seperti Kristus; dan menunjukkan kemampuan fungsional yang
memungkinkan kepemimpinan efektif terjadi." (George Barna).
"Kepemimpinan rohani adalah menggerakkan orang-orang berdasarkan
agenda Allah." (Henry & Richard Blackaby). Dari beberapa definisi di
atas terlihat bahwa kepemimpinan rohani memiliki persamaan dengan
kepemimpinan umum dalam hal memengaruhi atau menggerakkan orang lain,
mensyaratkan kemampuan fungsional dan membimbing kepada tujuan
tertentu. Sedangkan perbedaannya, kepemimpinan rohani berdasarkan
panggilan Allah, bukan dari manusia atau organisasi; melaksanakan
tugas dalam lingkup agenda/rencana Allah, dengan berdasarkan karakter
Kristus, dan menuntun kepada tujuan yang Allah kehendaki, bukan tujuan
organisasi atau manusiawi.

5. Sifat khas kepemimpinan rohani

Berdasarkan prinsip Alkitab, terdapat beragam karakteristik
kepemimpinan rohani. Pertama, kepemimpinan rohani adalah kepemimpinan
yang menghambakan diri. Identitas pemimpin Kristen adalah sebagai
"hamba" [23]. Kepemimpinan Kristen bukan untuk mencari keuntungan
materi maupun nonmateri, melainkan untuk pelayanan (Lukas 22:26).
Dalam Perjanjian Lama, para raja bukan untuk meninggikan diri atas
rakyat (Ulangan 17:20). Korah ditegur dan dihukum akibat sikap
kepemimpinan yang mengutamakan kedudukan (Bilangan 16:9-33). Paulus
memandang jabatan rasuli bukan untuk kemuliaan dirinya, melainkan
untuk bekerja keras dalam pelayanan (2 Korintus 11-12; 1 Korintus
15:9-10). Para penatua gereja dipanggil untuk menggembalakan dan
memelihara umat Allah (Ibrani 13:17; 1 Petrus 5:23). Yesus mengajarkan
kepemimpinan sebagai "menjadi hamba" dan Dia menegaskan melalui
keteladanan-Nya (Markus 10:35-45). Kedua, kepemimpinan yang
menempatkan posisinya di bawah kontrol Kristus [24]. Seorang pemimpin
Kristen bukan menjadi orang nomor satu dalam gereja, sebab Kristus
adalah Kepala Gereja. Ia memimpin namun juga dipimpin oleh Pemimpin
Agung, Tuhan Yesus (Yohanes 13:13). Dengan demikian kerendahan hati
dalam kepemimpinannya akan nyata dalam praktiknya. Kerendahan hati
yang melihat baik kebenaran tentang dirinya maupun keterbukaan untuk
terus belajar akan kepemimpinan yang lebih baik, termasuk keunggulan
dalam orang lain [25]. Ketiga, kepemimpinan yang berdasarkan karakter
yang baik [26]. Kepemimpinan Kristen sangat menekankan karakter yang
teruji. Otentisitas kepemimpinan Kristen bergantung pada ketaatannya
terhadap Kristus dan meneladani Kristus. Dengan otentisitas tersebut
maka kepemimpinan Kristen memiliki legitimasi dan otoritas untuk
memimpin. Keempat, kepemimpinan yang bergantung pada Roh Kudus [27].
Pemimpin Kristen bukan dilahirkan atau dibentuk melalui usaha manusia,
melainkan kemampuannya terutama karena karunia Roh Kudus (Roma 12:6; 1
Korintus 12:7). Karunia kepemimpinan adalah satu dari banyak karunia
rohani dalam gereja. Sebab itu, kemampuan kepemimpinan rohani harus
bersandar pada Roh Kudus. Kelima, kepemimpinan berdasarkan motivasi
Kristen. Kepemimpinan sekuler pada umumnya berdasarkan pada kekuatan
manusiawi dan bertujuan untuk meraih keuntungan pribadi (Markus
10:42). Sedangkan kepemimpinan rohani harus menanggalkan pementingan
diri dan motivasinya untuk kepentingan orang lain dan kemuliaan Tuhan.
Oleh sebab itu, dia dimotivasi oleh kasih Kristus. Keenam,
kepemimpinan yang mendasarkan otoritasnya pada pengorbanan. Sebab itu,
pemimpin Kristen yang sejati disebut "pemimpin pelayan" (a servant
leader). Cacat terdalam dalam kepemimpinan sekuler berakar pada
arogansi yang membuatnya bertindak dominan berdasarkan rasa
superioritas [28]. Yesus mengajarkan bahwa ciri khas dan kebesaran
pemimpin spiritual terletak bukan pada posisi dan kuasanya, melainkan
pada pengorbanannya. Hanya melalui melayani, seseorang menjadi besar
(Markus 10:43-44). Pemimpin yang memberi keteladanan dan pengorbanan
akan memiliki wibawa spiritual untuk memimpin orang lain.

Kesimpulan

Tuhan Yesus menegaskan adanya perbedaan esensial antara pemimpin
Kristen dan pemimpin sekuler dengan menyatakan, "Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia
juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus
10:42-45)

Catatan Kaki:

[16] Bd. Blackaby, Kepemimpinan Rohani, hlm. 31.
[17] Bd. J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani (Bandung: Yayasan
     Kalam Hidup, 1979), hlm. 21.
[18] Ibid., hlm. 22.
[19] Bd. Gene A. Getz, Sharpening The Focus Of The Church (Chicago:
     Moody Press, 1976), hlm. 118.
[20] Sanders, Kepemimpinan Rohani, hlm. 32-41.
[21] Gordon D. Fee, New International Biblical Commentary (Peabody:
     Hendrickson Publishers, 1988), hlm. 78. Bd. Donald Guthrie, Tyndale
     New Testament Commentaries (Grand Rapids: Wm.B.Eermands Publishing
     Company, 1986), hlm. 80.
[22] Beragam definisi kepemimpinan rohani dan penilaian atasnya dapat
     dilihat pada George Barna, ed., Leaders On Leadership (Malang:
     Penerbit Gandum Mas, 2002), hlm. 22-26. Blackkaby, Kepemimpinan
     Rohani, hlm. 33-38.
[23] Richards and Clyde Hoeldtke, A Theology of Church Leadership, hlm.
     102-112. Lihat Elwell, Walter A., and Walter A. Elwell, Evangelical
     Dictionary of Biblical Theology (Grand Rapids: Baker Book House, 1997).
[24] Bd. Lihat William D. Lawrence, "Distinctives of Christian Leadership,"
     Bibliotheca Sacra 575, (Juli-September 1987): 318-319.
[25] John Adair, Inspiring Leadership (London: Thorogood, 2002), hlm. 344.
[26] Bd. Lawrence, "Distinctives of Christian Leadership," hlm. 320-321.
[27] Bd. Lawrence, "Distinctives of Christian Leadership," hlm. 321-323.
[28] John, Inspiring Leadership, hlm. 37-38.

Diambil dari:
Nama situs: gkagloria.or.id
Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/a14.php
Judul artikel: Kepemimpinan Kristen Versus Kepemimpinan Sekuler
Penulis artikel: Pdt. Ruslan Christian
Tanggal akses: 6 Desember 2010

                                KUTIPAN

"Kekuasaan biasanya dikenal sebagai antidepresi jangka pendek yang
lebih baik." (Charles McElroy)

                               JELAJAH BUKU

Judul Buku: Pemimpin Muda Peka Zaman
Penulis: Eva Yunita
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2006
Ukuran: 12 x 19,5 cm
Tebal: 135 halaman

Agar alur kepemimpinan tidak terhenti, tongkat estafet kepemimpinan
harus diteruskan dari generasi ke generasi. Namun, jalur kepemimpinan
akan terhenti jika generasi penerus tidak dimunculkan. Untuk itu,
sangat penting bagi generasi yang ada sekarang ini mempersiapkan
calon-calon pemimpin masa depan. Kandidat yang berpotensi untuk
mengemban tugas kepemimpinan adalah kaum muda. Mengapa? Karena anak
muda memiliki sikap yang dinamis dan penuh semangat (antusias)
terhadap perubahan dan memunyai energi yang besar sehingga mereka bisa
menjadi senjata yang ampuh untuk meneruskan kepemimpinan. Apalagi kaum
muda yang berkualitas dan berkompeten karena mereka telah
diperlengkapi dan diurapi oleh Tuhan.

Eva Yunita, salah satu pemimpin wanita Gereja Kristen Kemah Daud
Yogyakarta, menulis buku yang berjudul "Pemimpin Muda Peka Zaman".
Buku ini muncul karena Eva dan rekan-rekannya yang tergabung dalam
kelompok Pena Zaman merasa terusik dengan kaum muda sekarang yang
terlena dengan "zona nyaman" mereka. Ia ingin mendobrak dan
membangunkan kaum muda yang terlena dengan kenyamanan yang mereka
nikmati dengan kata-kata yang menyentak.

Buku ini membahas Fenomena Anak Muda, Membangun Akar yang Baru,
Membangun Batang yang Kuat, dan Proses Menghasilkan Buah. Dalam
menyampaikan pendapat dan pemikirannya, penulis sering menggunakan
ragam bahasa populer yang sering dipakai oleh anak-anak muda.
Sekalipun isinya cukup pedas dan menohok, namun pesan yang terkandung
dalam buku ini seharusnya dapat memberi motivasi baru bagi kaum muda
untuk semakin antusias dalam melayani Tuhan, baik di gereja maupun di
masyarakat. Namun, yang ditekankan di dalam buku ini bukan antusias
yang asal-asalan, melainkan yang masuk akal dan tidak berlawanan
dengan kehendak Tuhan.

Secara keseluruhan, buku ini sangat pas untuk dibaca kaum muda yang
berpotensi meneruskan kepemimpinan gereja, yang kemungkinan saat ini
sedang mengalami krisis. Sekali Anda baca, Anda akan terpicu untuk
bangkit. Namun, jangan berhenti seusai membaca, justru Anda harus
terus bergerak maju dengan semangat antusiasme yang membara. Salam
kebangkitan!

Diambil dari:
Nama situs: GUBUK (Gudang Buku Kristen On-line)
Alamat URL: http://gubuk.sabda.org/pemimpin_muda_peka_zaman
Diulas oleh: Sri Setyawati
Tanggal akses: 17 Januari 2011

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org