Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/8

e-Leadership edisi 8 (7-8-2006)

Spiritualitas Seorang Pemimpin

  



                           Edisi Agustus 2006
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                Topik: Spiritualitas Seorang Pemimpin
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Spiritualitas Tulang Keropos
  ARTIKEL           : Kehidupan Batin Seorang Pemimpin
  TIPS KEPEMIMPINAN : Prinsip-Prinsip Hidup
  INSPIRASI         : Relasi yang Vital Bersama Allah
  JELAJAH           : teal.org
  STOP PRESS        : Kelas Virtual Pesta Periode Agust. - Sept. 2006

==================================**==================================
EDITORIAL

                 -*- SPIRITUALITAS TULANG KEROPOS -*-

  Salam sejahtera,

  Tulang yang kekurangan pasokan kalsium, nantinya seiring dengan
  bertambahnya usia akan menjadi tulang yang keropos. Secara perlahan
  tapi pasti, tulang itu pasti akan keropos. Dan bila sudah keropos,
  ia akan sulit untuk menyangga beban badan yang berat. Bisa-bisa
  malah patah bila dipaksakan.

  Hal demikian dapat dialami oleh para pemimpin Kristen. Setiap
  pemimpin Kristen yang tidak lagi menyantap firman Tuhan, cepat atau
  lambat akan mengalami kekeroposan rohani. Bila kerohanian sudah
  keropos, ia tidak akan mampu menghadapi tugasnya sehari-hari. Sebab,
  sama seperti tulang yang keropos, daya tahannya sudah tidak lagi
  kuat seperti seharusnya.

  Aspek spiritualitas atau kerohanian ini memang merupakan aspek
  terpenting yang harus terus-menerus diperhatikan oleh para pemimpin
  Kristen. Lewat artikel yang kami sajikan berikut ini, Anda akan
  dibawa untuk melihat aspek-aspek seperti kesucian, kerendahan hati,
  maupun iman yang kokoh dari Daniel, tokoh Ibrani yang sukses menjadi
  pemimpin di negeri orang. Jangan lewatkan pula bagian Tips
  Kepemimpinan dan Inspirasi yang akan turut memperkaya wawasan Anda
  sebagai pemimpin Kristen.

  Staf Redaksi e-Leadership,
  Raka

    Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
              hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman
                    yang telah diajarkan kepadamu,
     dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 4:7 TB)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+4:7 >

==================================**==================================

                         LEADING IS FOLLOWING

==================================**==================================
ARTIKEL

               -*- KEHIDUPAN BATIN SEORANG PEMIMPIN -*-

  Di tengah bangsa Babel, bangsa yang terkenal brutal, bangsa yang
  keji, di situlah bangsa Ibrani berada, sebagai budak yang diteror
  dan diikat oleh berbagai macam aturan serta tuntutan yang sangat
  bertentangan dengan segala hal yang telah diajarkan kepada bangsa
  ini sejak kecil. Di tengah tantangan yang tampaknya tak teratasi,
  salah seorang dari mereka akan bangkit ke posisi kekuasaan dan
  kewenangan. Yang luar biasa ia adalah orang yang memegang prinsip
  yang teguh, yang beribadah kepada Allah sejati, yang hidup di dalam
  sebuah kerajaan yang penuh dengan kekerasan, takhayul, serta ibadah
  terhadap allah-allah palsu.

  Kita dapat belajar banyak dengan menelaah kehidupan batin pemimpin
  yang luar biasa ini. Pemimpin ini adalah Daniel. Ia dan tiga
  temannya adalah bagian dari sekelompok pemuda elit dengan
  kualifikasi khusus. Dalam bahasa modern, mereka ini sehat secara
  jasmani, pandai bergaul, sangat cerdas, tajam, berpendidikan, dan
  diplomatis.

  Yang menarik lagi, Allah membangkitkan hanya salah seorang dari
  mereka untuk menjadi pemimpin rohaniah. Mengapa? Karena kualitas
  tertentu dalam kehidupan batin pemuda ini. Marilah kita telaah tiga
  kualitasnya yang terpenting.

  Kesucian Hidup
  --------------
  Suatu karakteristik utama yang diperlihatkan Daniel adalah kesucian
  hidup. "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya (Daniel
  1:8)."

  Sejak dulu, Tuhan selalu memerhatikan kehidupan batin seorang
  pemimpin. Ketika Allah menolak Raja Saul dan ingin memilih
  penggantinya, Ia berfirman kepada Samuel, "Janganlah pandang
  parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.
  Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa
  yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1 Samuel 16:7)." Anda
  dan saya cenderung menilai orang lewat standar-standar lahiriah,
  hanya dari apa yang kita lihat. Namun, Allah melihat ke dalam hati.

  Beberapa bulan yang lalu, kota kami dilanda angin badai yang hebat.
  Jendela-jendela kaca toko serta bank menjadi pecah karenanya. Herb
  Lockyer, yang mengajar sekolah minggu kami, dan isterinya, Ardis,
  sedang dalam perjalanan pulang ketika isterinya melihat sesuatu yang
  membuat hatinya lemas. Salah satu pohon paling indah di kota kami
  telah tumbang oleh angin. Ia menunjuk dan berseru kepada Herb,
  "Lihat Herb! Ternyata dalamnya busuk." Itu benar. Pohon ini dikagumi
  karena kebesaran serta keindahannya, namun ternyata tidak diimbangi
  di sebelah dalamnya. Dan karena dalamnya busuk, datanglah suatu hari
  di mana ia menghadapi angin yang tak tertahankan. Ia tumbang, dan
  orang-orang yang selama ini mengagumi cabang-cabangnya yang besar
  serta daun-daunnya yang indah akhirnya sadar. Walaupun dari luarnya
  indah, di dalamnya ia busuk.

  Demikian pulalah halnya dengan hidup kita. Jika seorang pemimpin
  Kristiani berusaha pamer tanpa didukung oleh kesucian serta
  kekudusan di hadapan Allah, suatu hari nanti sifat serta karakternya
  yang sesungguhnya akan terungkap oleh suatu ujian. Jadi, seorang
  pemimpin harus menjalani kehidupan yang suci.

  Sering kali seorang pemimpin diminta oleh orang-orangnya untuk
  menjelaskan secara spesifik, bagaimana caranya menentukan mana yang
  benar dan mana yang salah. Mereka ingin menjalani kehidupan yang
  suci, namun sejujurnya tidak tahu bagaimana caranya. Alkitab bukan
  saja menjelaskan secara spesifik, melainkan juga prinsip-prinsip
  yang kekal. Tuhan memberi saya tiga ayat yang telah sangat membantu
  selama ini. Saya menyebutnya prinsip-prinsip 6-8-10, karena prinsip
  tersebut ada di dalam 1 Korintus 6, 8, dan 10. Ayat-ayat ini memuat
  prinsip-prinsip "bagaimana caranya membedakan yang benar dengan yang
  salah".

  1. Apakah ini berguna?
     "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna.
     Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku
     diperhamba oleh suatu apapun. (1 Korintus 6:12)" Berdasarkan ayat
     ini, saya dapat bertanya kepada diri sendiri: Apakah ini berguna?
     Apakah hal yang ingin saya lakukan ini berguna bagi saya secara
     fisik, atau apakah justru akan membahayakan saya? Apakah ini
     membantu saya secara mental, atau apakah justru cenderung membuat
     pikiran saya tertuju pada hal-hal yang menarik saya ke dalam
     dosa? Ini banyak membantu saya dalam hal memilih film,
     tayangan TV, buku-buku serta majalah-majalah tertentu. Dan,
     apakah ini membantu saya secara rohaniah? Apakah ini membantu
     saya bertumbuh, atau apakah justru ini menghambat perkembangan
     rohaniah saya?

  2. Apakah saya diperhamba olehnya?
     Saya simpulkan dari ayat tersebut (1 Korintus 6:12) bahwa apa pun
     yang memperhamba saya, yang menjadi kebiasaan yang tak dapat saya
     hindari harus segera saya tinggalkan. Sekarang ini saya punya
     teman-teman yang diperhamba oleh rokok, minuman keras, serta
     narkoba. Kata Paulus, "Aku tidak membiarkan diriku diperhamba
     oleh suatu apapun.", 3. Apakah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang lain?
     "Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu
     dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakikatnya
     berdosa terhadap Kristus. Karena itu, apabila makanan menjadi
     batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak
     akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu
     sandungan bagi saudaraku. (1 Korintus 8:12-13)" Apakah perbuatan
     saya ini akan menjadi batu sandungan bagi orang lain? Mungkin
     saya dapat mengatasinya, namun apakah ini akan memengaruhi orang
     lain yang melihat saya melakukannya? Apakah ini akan membawa
     masalah bagi mereka? Tak ada orang yang hidup sendirian. Yang
     saya perbuat dilihat dan terkadang ditiru orang lain. Jadi, saya
     harus memikirkan orang lain dalam mengambil keputusan untuk
     melakukan kegiatan.

  4. Apakah ini memuliakan Allah?
     "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
     melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
     kemuliaan Allah. (1 Korintus 10:31)" Apakah perbuatan yang ingin
     saya lakukan ini memuliakan Allah? Perhatikanlah pertanyaan
     pertama dalam Westminster Shorter Catechism, "Apakah tujuan utama
     manusia?" Jawabannya: "Tujuan utama manusia adalah memuliakan
     Allah dan menikmati-Nya selamanya." Anda dan saya harus menjalani
     hidup kita demi kemuliaan-Nya. Jadi saya harus bertanya kepada
     diri sendiri: dapatkah saya melakukan ini demi kemuliaan Allah?
     Ketiga ayat Kitab Suci ini telah terbukti tahan uji. Ketiganya
     mengandung prinsip-prinsip langgeng dari Allah yang Mahatahu
     serta Mahapengasih.

  Jadi, pertanyaan yang diajukan oleh Allah adalah, bagaimana dengan
  hati Anda? Prestasi lahiriah akan mencerminkan kehidupan batin.
  Seorang pemimpin harus menjalani hidup yang kudus di hadapan orang-
  orangnya dan sering menerapkan 1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku
  dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
  mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
  kejahatan."

  Kerendahan Hati
  ---------------
  Satu lagi karakteristik penting menyangkut kehidupan batin seorang
  pemimpin adalah kerendahan hati. Menghadapi situasi di mana
  kebanyakan orang akan puas jika bisa bertahan hidup saja, Daniel
  malah bangkit meraih kekuasaan serta pengaruh. Di bawah
  kepemimpinannya, kerajaan itu menjadi makmur dan ia dapat memberikan
  bimbingan serta petunjuk kepada sang raja. Namun, melalui semuanya
  itu ia tetap menjadi hamba yang rendah hati terhadap Allah. Sering
  kali, ketika seharusnya ia dapat meninggikan diri, ia mencukupkan
  diri untuk memberikan seluruh penghargaannya kepada Tuhan.

  Rendah hati adalah lambang yang digunakan orang yang digunakan
  Allah. Allah menuntutnya dari para hamba-Nya. "Aku ini Tuhan, itu
  nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain
  atau kemasyuran-Ku kepada patung. (Yesaya 42:8)" Ketika umat-Nya
  menyimpang dari jalan-Nya dan menjadi tinggi hati, Allah memiliki
  cara untuk mengembalikan mereka ke jalan yang lurus dan sempit.

  Mengapakah Allah begitu keras menentang kecongkakan? Apakah ini
  hanya suatu panduan tak bermakna yang dikeluarkan Tuhan? Bukan,
  tentu bukan. Seperti segalanya yang lain dalam Kitab Suci, jika
  Tuhan berusaha membuat kita selaras dengan standar-Nya, itu adalah
  demi kebaikan kita sendiri. Jalan menuju kehidupan yang penuh serta
  bahagia adalah melepaskan pandangan dari diri sendiri dan hidup demi
  orang lain. Seorang pemimpin hanya akan berhasil jika hidup dengan
  semangat ini. Kecongkakan adalah salah satu alat utama yang
  digunakan iblis untuk mengarahkan pandangan kita pada diri sendiri
  dan bukan pada orang lain.

  Oleh karenanya, kecongkakan sangat berbahaya bagi seorang pemimpin.
  Keefektifannya bagi Allah akan mati, karena kecongkakan membawa dua
  penyakit mematikan bagi jiwa. Penyakit yang pertama adalah
  `kecuekan`. Kecongkakan membuat seseorang berpuas diri dan tidak mau
  diajar. Kecongkakan membutakan matanya terhadap kebutuhan sendiri.
  Kecongkakan membuatnya mengabaikan nasihat baik dari orang lain.

  Penyakit yang kedua adalah `ketidakmapanan`. Pemimpin yang hanya
  memandangi dirinya sendiri sangat prihatin tentang penampilannya di
  mata orang lain. Ia terus mengukur dirinya menurut prestasi orang
  lain. Firman Allah menyatakah bahwa hal ini adalah perbuatan yang
  bodoh serta tidak bijaksana. "Memang kami tidak berani menggolongkan
  diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang
  memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka
  sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri.
  Alangkah bodohnya mereka! (2 Korintus 10:12)"

  Bagaimanakah caranya seorang pemimpin menjaga kerendahan hatinya di
  hadapan Tuhan? Tentu banyak, namun ada satu yang menonjol. Untuk
  hidup rendah hati di hadapan Allah seseorang perlu menjalani
  kehidupan bersyukur yang tulus. Di surga, malaikat yang mengelilingi
  takhta Allah berseru, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
  Mahakuasa. (Wahyu 4:8)" Jika sang pemimpin hidup dengan semangat
  seperti itu, ia akan selalu ingat akan kelemahan-kelemahan serta
  dosa-dosanya sendiri. Namun, bukan dalam bentuk introspeksi yang
  tidak sehat, melainkan berasal dari hati yang penuh dengan pujian
  bagi Allah atas kekudusan serta kuasa-Nya. Ini dapat digunakan
  Allah untuk menuntunnya dalam iman, yakin kepada janji-Nya, "Segala
  perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
  kepadaku. (Filipi 4:13)"

  Iman
  ----
  Karakteristik penting ketiga dalam kehidupan batin seorang pemimpin
  adalah iman. Alkitab mengatakan, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin
  orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada
  Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi
  upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)"
  Begitu sering kita dengar bahwa Allah mencari iman yang seperti
  anak-anak dalam diri para pengikut-Nya. Namun, apakah maksudnya itu?
  Apa saja syaratnya? Akan kita bahas empat aspek.

  Pertama, iman artinya bahwa kita percaya Allah akan menyediakan.
  "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
  kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:19)"

  Kedua, iman juga berarti bahwa kita percaya bahwa apa yang kita
  perbuat bagi Allah pasti berhasil. "Ia seperti pohon, yang ditanam
  di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan
  yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  (Mazmur 1:3)"

  Ketiga, iman berarti bahwa kita percaya bahwa Allah itu benar-benar
  dapat dipercaya. "Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar.
  Telah Kauperintahkan peringatan-peringatan-Mu dalam keadilan dan
  dalam kesetiaan belaka. (Mazmur 119:137-138)" Allah tidak pernah
  melakukan apa pun yang keliru. Yang Ia minta agar kita percayai dan
  perbuat adalah mutlak benar. Firman-Nya benar-benar dapat dipercaya.
  Apa yang diputuskan-Nya, ke mana Ia memimpin, dan apa yang
  diucapkan-Nya, adalah benar. Janji-janji-Nya pasti. Kehendak-Nya
  baik, dapat diterima, serta sempurna.

  Keempat, selain mengandalkan janji-janji, perlindungan, serta sifat
  Allah yang dapat dipercaya, kita dapat memahami satu lagi karakter
  Allah yang berkaitan dengan iman, yaitu kuasa Allah.

  Kehidupan batin seorang pemimpin akan membuatnya sukses atau malah
  menghancurkannya. Jika ia tidak mengembangkan kesucian, kerendahan
  hati, serta imannya, ia pasti akan mengalami masalah besar.
  Sebaliknya, jika siapa pun menjadi orang pilihan Allah, maka "mata
  Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada
  mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. (2 Tawarikh 16:9)" Dengan
  kasih karunia Allah, Anda dapat menjadi orang seperti itu.

  Sumber diringkas dan diedit dari:
  Judul buku   : Jadilah Pemimpin Sejati (Be The Leader You Were Meant
                 to Be)
  Judul bab    : Kehidupan Batin Seorang Pemimpin
  Penulis      : LeRoy Eims
  Penerbit     : Gospel Press
  Halaman      : 45 - 72

==================================**==================================
TIPS KEPEMIMPINAN

                    -*- PRINSIP-PRINSIP HIDUP -*-

  Berikut ini adalah tiga belas prinsip kepemimpinan. Sebagian besar
  dari persyaratan bagi "penatua" yang terdapat dalam 1 Tim. 3:1-7.
  Dua persyaratan terakhir adalah jangan "seorang yang baru bertobat
  (3:6)", dan harus "mempunyai nama baik di luar jemaat (3:17)".
  Kriteria "jangan seorang yang baru bertobat" merupakan prinsip yang
  vital dan penting bagi berbagai peran kunci dalam kepemimpinan,
  tidak hanya dalam gereja, tetapi juga dalam organisasi-organisasi
  Kristen lainnya. Banyak orang yang baru percaya telah dikalahkan
  oleh Iblis ketika mereka terlalu cepat diberi posisi yang penting,
  termasuk berkhotbah dan memimpin puji-pujian. Seperti Paulus
  katakan, mereka dapat dengan cepat "menjadi sombong dan kena hukuman
  Iblis" (3:6). Kerjakan prinsip-prinsip ini dengan menjawab
  pertanyaan-pertanyaan berikut dan lingkarilah nomor yang tepat pada
  skala tujuh angka.

   1. Sejauh mana saya menjalani kehidupan yang patut dicontoh dan
      nyata, baik bagi orang-orang Kristen maupun non-Kristen?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   2. Sejauh mana saya bersih dalam hal moral, dengan memelihara
      standar kebenaran Tuhan?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   3. Sejauh mana saya menjadi orang Kristen yang sabar, yang hidup
      oleh iman, yang menunjukkan harapan, dan mewujudkan kasih
      alkitabiah yang sejati dalam semua keadaan?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   4. Sejauh mana saya menjadi orang Kristen yang bijaksana, orang
      yang berhikmat, cerdas, dan berpengalaman? Lebih jauh lagi,
      sejauh mana saya mencerminkan kerendahan hati yang sejati, dan
      kehidupan yang saleh serta penuh doa, yang dimotivasi oleh
      anugerah Tuhan?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   5. Sejauh mana saya menjadi orang Kristen yang dihormati orang,
      yang menjalani kehidupan yang tertib, dan yang membuat orang-
      orang yang belum percaya menjadi tertarik kepada Injil?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   6. Sejauh mana saya menjadi orang Kristen yang senang memberi
      tumpangan, yang tidak mementingkan diri sendiri, dan murah hati,
      serta mau membuka pintu rumah saya bagi pelayanan untuk
      membagikan berkat-berkat duniawi saya dengan orang-orang, baik
      orang Kristen maupun non-Kristen?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   7. Sejauh mana saya dapat berkomunikasi dengan cara yang tidak suka
      berdebat, tidak ingin menang sendiri, dan tidak mengancam --
      melainkan menunjukkan kelemahlembutan, kesabaran, dan kemampuan
      mengajar tanpa mengurangi makna firman Allah?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   8. Sejauh mana saya bebas dari keinginan daging yang penuh dosa?
      Lebih jauh lagi, sejauh mana saya menggunakan kebebasan saya
      dalam Kristus dengan cara yang tidak menyebabkan orang lain
      berdosa?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

   9. Sejauh mana saya dapat mengontrol perasaan-perasaan marah saya
      dengan tidak mengekspresikan perasaan-perasaan tersebut dengan
      cara-cara yang melukai dan berdosa?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

  10. Sejauh mana saya dapat menunjukkan keyakinan dan keterusterangan
      yang kuat, tidak hanya bersikap membela kebenaran, tetapi juga
      menyeimbangkan sikap-sikap dan tindakan-tindakan ini dengan roh
      kelemahlembutan yang adil, pantas, bijaksana, dan peka?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

  11. Sejauh mana saya dapat berhubungan dengan orang lain dengan gaya
      komunikasi yang tidak membuat mereka merasa dikontrol,
      dimanipulasi dan harus membela diri?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

  12. Sejauh mana saya menjadi orang Kristen yang murah hati, suka
      berderma secara teratur, sistematis, proporsional, dan penuh
      sukacita untuk pekerjaan Tuhan?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

  13. Sejauh mana saya menjadi orang tua yang memiliki hubungan yang
      baik dengan anak-anak, yang memberikan petunjuk yang baik untuk
      kesatuan keluarga?
           1       2     3     4     5     6     7
      Tidak pernah                               Selalu

 [Evaluasi ini didasarkan pada The Measure of a Man, yang dilandasi
 oleh dua puluh sifat yang diuraikan dalam 1 Timotius 3 dan Titus.
 Buku ini sangat dianjurkan sebagai sumber bahan untuk pemuridan dan
 untuk mengembangkan orang-orang Kristen yang memiliki tanggung jawab
 sebagai pemimpin.]

  Sumber diedit dari:
  Judul buku   : Leaders on Leadership
  Judul artikel: Menjadi Seorang Pemimpin Kristen
  Penulis      : George Barna
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang 2002
  Halaman      : 129 - 131

==================================**==================================
INSPIRASI

               -*- RELASI YANG VITAL BERSAMA ALLAH  -*-

  Seberapa pentingkah komponen supranatural dalam kepemimpinan, yaitu
  "peranan Allah"? Melebihi karunia kepemimpinan, melebihi keahlian
  dan bakat yang dibutuhkan, melebihi pengalaman bertahun-tahun,
  adakah sesuatu yang lebih penting yang dibutuhkan oleh para pemimpin
  selain hal itu? Apakah benar-benar penting untuk para pemimpin
  memiliki persekutuan yang vital bersama Yesus Kristus? Sehubungan
  dengan pertanyaan ini, pelajaran dari 1 Korintus 13 menyingkapkan
  sudut pandang yang menarik.

  Sekalipun aku menyebarkan visi dengan semua bahasa manusia dan
  bahasa malaikat,

  Namun memimpin tanpa kasih Allah,

  Aku sama seperti telepon genggam yang berdering, atau yang lebih
  buruk lagi, jenis yang biasa dipakai di perusahaan.

  Sekalipun aku memiliki karunia kepemimpinan dan mampu memberi arah,
  membangun tim, dan menetapkan tujuan,

  Namun gagal memperlihatkan kebaikan Kristus, atau membuat Kristus
  dipuji karena prestasiku,

  Di mata Allah, seluruh prestasiku tidak berarti apa-apa.

  Sekalipun aku menyerahkan gajiku kepada kaum miskin, jatah tempat
  parkirku di gereja, atau tubuhku pada para diaken untuk dibakar,

  Namun gagal menjalin relasi dan bekerja dengan cara yang pantas bagi
  Dia yang nama-Nya kujunjung,

  Pada akhirnya, semua itu tidak berarti apa-apa.

  Perjalanan yang intim bersama Kristus tidak pernah gagal.

  Ia menguatkan hati,
  Mengarahkan kembali kemauan, membatasi ego,
  dan memurnikan motif.

  Ia tidak pernah gagal.
  Ketika aku masih muda, tidak bergantung pada siapa pun,
  dan terlalu sibuk untuk berdoa,

  Aku mengacaukan banyak hal dan melukai setiap orang yang kupimpin.

  Tetapi sekarang setelah aku dewasa dan meninggalkan sifat kekanak-
  kanakanku ...

  Aku tidak melakukan itu lagi!
  Dan sekarang tinggallah ketiga hal ini:

  Iman untuk mengikut Allah dengan berani,
  Harapan untuk bertahan sekalipun hatiku hancur,
  Dan kasih untuk memperkaya hati mereka yang kupimpin.

  Namun yang terbesar dari ketiganya adalah kasih -- kasih yang hanya
  berasal dari relasi yang dekat setiap hari bersama Kristus.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku    : Kepemimpinan yang Berani (Courageous Leadership)
  Judul artikel : Jalan Hidup Sang Pemimpin: Relasi yang Vital Bersama
                  Allah.
  Penulis       : Bill Hybels
  Penerbit      : Gospel Press, Batam Centre 2004
  Halaman       : 261 - 262

==================================**==================================
JELAJAH

                           -*- teal.org -*-
                  http://www.teal.org.uk/leadership/

  Situs teal.org menyajikan bahan-bahan kepemimpinan yang alkitabiah.
  Dengan mengambil teladan kepemimpinan tokoh-tokoh Alkitab, bahan-
  bahan yang tersedia diharapkan dapat mencetak generasi pemimpin yang
  takut akan Tuhan. Selain artikel dan tips mengenai kepemimpinan yang
  bisa dibaca di sini, Anda juga bisa mengunduh buku-buku kepemimpinan
  seperti "Vision Killers" dari George Barna. Topik-topik yang
  ditawarkan dalam situs ini sangat beragam dan cukup mampu menjawab
  banyak pertanyaan yang sering kali membingungkan pemimpin Kristen.
  Tak hanya potensi kepemimpinan saja, topik-topik seperti kerja sama
  dan berorganisasi juga ada. Juga tersedia kuis "Check Out Your
  Leadership Style" untuk mengetahui tipe kepemimpinan Anda.

  Sumber diambil dari:
  Publikasi ICW edisi 1073
  http://www.sabda.org/publikasi/icw/1073/

==================================**==================================
STOP PRESS

                     -*- KELAS VIRTUAL PESTA -*-
                    PERIODE AGUSTUS/SEPTEMBER 2006
                    ==============================

  PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) kembali membuka
  Kelas Virtual (Kelas Diskusi). Kursus yang dibuka kali ini adalah
  Kelas "DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK). Bahan Kursus DIK terdiri dari
  sepuluh (10) pelajaran yang akan mempelajari pokok-pokok pengajaran
  penting dalam iman Kristen, khususnya tentang penciptaan manusia,
  kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui
  Yesus Kristus, dan hidup baru. Pelajaran-pelajaran ini akan sangat
  berguna untuk menolong, baik orang Kristen lama maupun mereka yang
  baru saja bertumbuh, untuk memiliki dasar-dasar iman kepercayaan
  yang teguh sesuai dengan kebenaran Alkitab.

  Waktu Pelaksanaan:
  ------------------
  Sekarang --->, 31 Agt. 2006: Waktu bagi peserta untuk mempelajari
                              materi kursus serta mengerjakan tugas
                              menjawab pertanyaan dari 10 Pelajaran.
  Tgl. 1 Sep. - 31 Sep  2006: Waktu berdiskusi (via email) tentang
                              materi DIK bagi peserta yang telah
                              selesai mengerjakan semua Tugas.

  Biaya: GRATIS!

  Untuk dapat ikut kursus teologia online ini Anda harus terlebih
  dahulu mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di Situs PESTA
  Online di alamat:
  ==>     http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas
  atau menulis surat ke: "Admin PESTA" < kusuma(at)in-christ.net >

  Untuk mengunduh (download) bahan kursus DIK, silakan klik:
  ==>     http://www.pesta.org/kursus.php?modul=dik


==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://www.sabda.org/lead/
----------------------------------------------------------------------
          Redaksi e-Leadership: Yulia, Kristian, Raka, Puji
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org