Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/403

e-Konsel edisi 403 (12-12-2017)

Natal: Allah Beserta Kita

e-Konsel -- Natal: Allah Beserta Kita -- Edisi 403/Desember 2017
 
Gambar: Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)

Publikasi Elektronik Konseling Kristen
Natal: Allah Beserta Kita

Edisi 403/Desember 2017
 

Salam konseling,

Dalam dunia yang kian dipengaruhi oleh budaya konsumerisme dan hedonisme, Natal sering kali menjadi momen untuk memuaskan keinginan atau kegiatan akhir tahun untuk bersenang-senang semata. Ada banyak diskon serta agenda dari pusat-pusat perbelanjaan atau katalog belanja untuk mendukung hal tersebut. Dan, karena film-film serta acara-acara televisi juga menayangkan semangat Natal dengan nada sama, kita pun semakin larut dalam hiruk-pikuk perayaan Natal. Kebaktian dan acara perayaan Natal gereja juga kian menjadi semacam seremonial belaka, tanpa mengajak jemaat untuk berpikir lebih kritis mengenai apa arti kehadiran Kristus bagi dunia.

Berbeda dengan keadaan dunia dalam merayakan Natal, pada kesempatan Natal kali ini, kami mengajak Anda untuk kembali merenungkan karya Allah bagi dunia melalui sajian e-Konsel edisi akhir tahun ini. Natal adalah tentang Allah yang Imanuel dalam Kristus yang mau memberikan diri-Nya di tengah-tengah kekacauan kita. Ia bukanlah Allah yang hanya berdiam di ketinggian dan menyerahkan segala tanggung jawab atas kegagalan yang sudah kita buat untuk kita sendiri, melainkan yang sungguh-sungguh peduli dan mau hadir di tengah-tengah kita. Melalui Natal kali ini, biarlah Allah juga bekerja dalam diri kita untuk dapat menampilkan kehadiran-Nya bagi mereka yang ada di sekitar kita.

Selamat Natal 2017. To God be the Glory!

N. Risanti

Staf Redaksi e-Konsel,
N. Risanti


RENUNGAN NATAL Fakta-Fakta Kehidupan

Tampaknya, sebagian besar pergumulan kita berkisar pada hasrat untuk mengingini sesuatu yang tidak kita miliki atau keluhan karena memiliki sesuatu yang tidak kita ingini. Keinginan kita yang terdalam dan tantangan kita yang terbesar berakar sangat dalam pada usaha untuk melihat tangan Allah dalam dua fakta kehidupan ini. Di sinilah, kisah Lukas tentang kelahiran Yesus dimulai.

Gambar: Maria dan Elisabet

Elisabet yang sudah lanjut usia mendambakan seorang bayi. Meskipun demikian, bagi Maria yang muda dan sudah bertunangan, kehamilan dapat menjadi aib. Akan tetapi, ketika keduanya mengetahui bahwa mereka akan mempunyai anak, mereka menerima berita itu dengan iman kepada Allah yang ketepatan waktu-Nya sempurna dan yang tidak mengenal kemustahilan (Lukas 1:24, 25, 37, 38).

Pada waktu kita membaca kisah Natal, barangkali kita dikejutkan oleh konteks kehidupan nyata dari orang-orang yang namanya sudah begitu kita kenal. Bahkan, ketika Zakharia dan Elisabet dikenai stigma oleh masyarakat bahwa mereka tidak dapat memiliki anak, kedua orang ini digambarkan sebagai orang-orang yang "benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat" (ayat 6). Dan, malaikat mengatakan kepada Maria bahwa ia beroleh anugerah di hadapan Allah (ayat 30).

Teladan mereka telah menunjukkan kepada kita nilai dari hati yang percaya, yang menerima jalan-jalan Allah, dan kehadiran tangan-Nya yang berkuasa, bagaimanapun kacaunya keadaan kita. -- DCM

Diambil dari:
Nama situs : SABDA.org
Alamat situs : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2007/12/14/
Penulis artikel : DCM
Tanggal akses : 11 Oktober 2017

 

CAKRAWALA Mereka Menamakan Dia Imanuel (Emmanuel)

Yusuf sangat terluka hatinya. Tunangannya, Maria, hamil, tetapi bukan oleh dia. Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Bagaimana bisa rencana pernikahan mereka berlangsung sekarang? Namun, bagaimana ia bisa melepaskan Maria?

Pada saat ia tidur nyenyak, malaikat datang kepadanya dalam mimpi untuk meyakinkan dia, "Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."[1] Dia percaya pada malaikat, mengambil Maria menjadi istrinya, dan seterusnya adalah sejarah. Saya yakin, warga kota yakin, Yusuf adalah ayah anak itu. Untuk mencemarkan dirinya, sebuah cerita beredar bahwa ia adalah anak haram dari seorang prajurit Romawi.

Gambar: Yusuf Bermimpi

Namun, tepat setelah catatan tentang mimpi Yusuf, narator Alkitab mengatakan hal yang sangat aneh: "Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' --yang berarti: Allah menyertai kita."[2]

Satu tanda kenabian yang diberikan sekitar 700 tahun sebelumnya memiliki makna yang melampaui masa itu sendiri.

Apa arti Imanuel? Pertama, nama atau sebutan Imanuel berasal dari dua kata bahasa Ibrani - preposisi im, "dengan, di samping, oleh, antara", + el, "Allah". Ini berarti, sebagaimana yang dikatakan narator, "Allah beserta kita."[3]

Namun, apa maknanya? Apa yang disampaikan kepada kita tentang pribadi dan misi hidup Yesus? Apa artinya bagi Anda? Saya percaya, dua hal.

Allah Beserta Kita untuk Menolong Kita

Apakah Anda tahu bagaimana rasanya merasa benar-benar sendirian? Mencoba berusaha untuk menjalani hidup Anda tanpa ada orang yang menopang saat jatuh, tanpa jaring pengaman, tanpa bantuan? Jika Anda telah melalui beberapa kali putus asa dalam hidup Anda, Anda tahu persis seperti apa rasanya. Janji indah yang diberikan melalui Kristus kanak-kanak Imanuel adalah bahwa Allah berjanji untuk menyertai Anda dalam permasalahan Anda. Ia tidak akan meninggalkan Anda dengan kekuatan Anda sendiri. Semua sumber daya-Nya sekarang tersedia untuk Anda.

Perbedaannya bagi Anda bisa menjadi seperti siang dan malam. Pada masa lalu, Allah membuat janji seperti ini kepada orang-orang khusus dalam sejarah.

Abraham adalah seorang asing di negeri yang menakutkan, tetapi Tuhan berkata kepadanya, "Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi."[4] Musa diperintahkan untuk sendirian menghadapi raja yang paling kuat di muka bumi tanpa membawa apa-apa, melainkan hanya sebuah tongkat dan janji dari Allah, "Aku akan menyertai engkau."[5] Musa percaya kepada-Nya dan pergi ke Firaun dengan risiko besar. Hasilnya, Tuhan membebaskan orang Israel dari Mesir melalui Laut Merah. Setelah Musa meninggal, muridnya didorong masuk ke dalam kepemimpinan. Tuhan berjanji kepada Yosua, "Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."[6]

Hebat sekali! Namun, bagaimana dengan Anda dan saya? Bahwa Yesus adalah Imanuel, "Allah beserta kita", berarti bahwa janji-Nya tidak hanya untuk para pemimpin besar, tetapi untuk semua orang. Janji itu adalah untuk Anda. Tepat sebelum Yesus naik ke surga, Dia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."[7]

Janji Imanuel bukan hanya untuk para rasul, itu adalah untuk kita juga karena kita melihat janji yang sama dalam Alkitab untuk meyakinkan kita semua -- "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."[8]

Allah Sendiri Beserta Kita dalam Yesus

Gambar: Imanuel

Sebutan Imanuel memberi tahu kita tentang misi Yesus, hal itu juga memberi tahu kita tentang sifat-Nya. Ingat konteksnya? Kita baru saja diberi tahu tentang kehamilan Maria, kekhawatiran Yusuf, dan jaminan dari malaikat ("Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."). Pada saat itu, narator mengatakan bahwa hal ini menggenapi nubuat Yesaya, "'Anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' --yang berarti: Allah menyertai kita." Catatan Matius tentang gambaran Maria menceritakan kisah dari sudut pandang Yusuf. Catatan Lukas berfokus pada pengalaman Maria. Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi Mesias.

"Bagaimana hal itu mungkin terjadi," Maria bertanya kepada malaikat itu, "karena aku belum bersuami?" Malaikat itu menjawab, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."[9]

Dengan kata lain, Imanuel, "Allah beserta kita", harus dipahami secara harfiah. Yesus adalah anak fisik Maria di alam manusia, tetapi secara rohani, Ia adalah Anak Allah, Ia telah diperanakkan oleh Allah sendiri.

Jadi, ketika para gembala dan orang majus berkumpul dan menyembah Sang Bayi, mereka menyembah Allah sendiri. Yesus Sang Putra sama ilahinya dengan Bapa yang adalah ilahi.

Yesus Adalah Allah!

Itulah arti yang sangat radikal tentang Natal. Itu bukan tentang daun mistletoe (daun khas yang biasa dipasang sebagai dekorasi Natal - Red.) dan musik, atau pesta dan hadiah, atau bahkan semangat memberi. Natal adalah perayaan fakta radikal bahwa Allah menjadi manusia ketika Yesus dilahirkan. Yesus -- Allah sendiri -- adalah Imanuel, Allah Beserta Kita! (t/Jing-Jing)

Referensi:

  1. Matius 1:20.
  2. Matius 1:22-23.
  3. Gerard Van Groningen, TWOT #1640b, d; Joseph Jensen, "Immanuel," ABD 3: 392-395.
  4. Kejadian 28:15.
  5. Keluaran 3:12.
  6. Yosua 1:5.
  7. Matius 20:18, 20.
  8. Ibrani 13:5.
  9. Lukas 1:34-35.

Audio: Mereka Menamakan Dia Imanuel (Emmanuel)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Joyful Heart
Alamat situs : http://www.joyfulheart.com/christmas/immanuel.htm
Judul asli artikel: : They Call Him Immanuel (Emmanuel)
Penulis artikel: : Dr. Ralph F. Wilson
Tanggal akses : 30 November 2017

 
Stop Press! Alkitab Yang Terbuka dalam Aplikasi Android

Aplikasi AYT

Puji Tuhan! Masyarakat Kristen Indonesia semakin diberkati dengan adanya versi Alkitab yang baru, yaitu Alkitab Yang Terbuka (AYT). AYT memiliki sifat "SETIA, JELAS, dan RELEVAN":

  • SETIA pada bahasa aslinya (Ibrani + Yunani), pada sejarah terjemahan Alkitab Indonesia dan Inggris, dan pada bahasa Indonesia modern.
  • JELAS, karena AYT mudah dibaca, dimengerti, dan didengarkan.
  • RELEVAN dengan format digital, multimedia, dan sosial media.

Berbagai fitur dalam app AYT dapat membantu Anda untuk belajar firman Tuhan, seperti fitur pop up "Catatan Kaki/Ayat" yang memberikan catatan atau penjelasan tambahan untuk istilah atau lambang dalam konteks yang dibaca. Tujuannya adalah untuk membuka pengertian dan pemahaman pembaca mengenai kata/istilah yang sulit dimengerti. Sekarang, AYT sudah tersedia dalam aplikasi Android. Selain app AYT yang hanya memuat teks, ada pula app AYT yang disertai dengan ilustrasi (gambar), yaitu app AYT Bergambar. Kedua app ini sudah dapat diunduh melalui Google Play maupun situs Android SABDA. Bergabunglah dalam komunitas di Facebook AYT maupun Twitter AYT untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan proyek AYT ini. Dukung dan doakanlah!

Dapatkan di Google Play:

Komunitas Terbuka AYT:

Facebook AYT
Twitter @sabda_ayt
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
konsel@sabda.org
e-Konsel
@sabdakonsel
Redaksi: Davida, N. Risanti, Elly, dan Odysius
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org