Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/402

e-Konsel edisi 402 (14-11-2017)

Menghadapi Remaja Pemberontak

e-Konsel -- Menghadapi Remaja Pemberontak -- Edisi 402/November 2017
 
Gambar: Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)

Publikasi Elektronik Konseling Kristen
Menghadapi Remaja Pemberontak

Edisi 402/November 2017
 

Salam konseling,

Memiliki anak remaja, terutama yang cenderung memberontak, merupakan pergumulan tersendiri bagi setiap orangtua. Di satu sisi, anak remaja ini sedang dalam proses pencarian jati dirinya, tetapi di sisi lain, perilaku yang sulit dikendalikan dan kecenderungan untuk mengabaikan orangtua adalah sesuatu yang tidak ingin dihadapi oleh orangtua mana pun. Pada zaman ini, ketika perkembangan teknologi informasi kian deras dan nilai-nilai moral serta etika menjadi semakin bersifat relatif, tantangan yang dihadapi oleh orangtua pun kian berat untuk mendidik anak remaja. Lalu, apa yang harus kita lakukan jika kita berada dalam posisi sebagai orangtua dari remaja pemberontak?

Terus bergantung kepada Allah menjadi solusi terbaik yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menghadapi persoalan semacam ini. Tentu saja, ada juga beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk terus berjuang bagi remaja-remaja ini. Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang tepat dalam menghadapi remaja pemberontak, e-Konsel edisi November 2017 ini menyajikan tip yang dapat membantu orangtua yang tengah bergumul dengan masalah ini. Kiranya menjadi berkat bagi semua orangtua, khususnya mereka yang memiliki anak remaja di keluarganya. Nah, selamat menyimak sajian kami. Tuhan Yesus memberkati.

N. Risanti

Staf Redaksi e-Konsel,
N. Risanti


TIP Berpeganglah dengan Erat Ketika Remaja Anda Memberontak

Gambar: Remaja Berontak

Mimpi terburuk dari banyak orangtua adalah memiliki pemberontak -- seorang anak yang memilih sendiri jalan hidupnya yang rusak, mengabaikan segala sesuatu yang sudah diajarkan kepadanya, menolak untuk mematuhi aturan apa pun, dan menyebabkan kekacauan dalam kehidupan yang dia sentuh. Ketakutan tersebut begitu besar sehingga beberapa orangtua stres dengan segala yang terjadi pada usia remaja, menganggap perilaku yang bahkan normal sebagai tanda yang pasti bahwa anak-anak mereka menuju ke tepi tebing.

Orangtua lain melakukan hal yang sebaliknya. Mereka mengabaikan tanda-tanda peringatan yang jelas, berharap itu adalah fase anak-anak mereka yang akan dilewati ketika bertambah dewasa. Saya berbicara dengan ibu dan ayah yang tidak bisa percaya pada pertanda yang terlewatkan oleh mereka -- seorang putra penghisap ganja pulang dengan mata yang hampa dan ingin melahap semua makanan ringan di rumah, seorang putri peminum alkohol pulang pada malam akhir pekan dan muntah di halaman depan.

Salah satu pasangan mendapati putra mereka membantu temannya membobol satu truk. Kemudian, mereka berkata, "Kami tidak mengira bahwa anak kami mampu berbuat sesuatu seperti itu. Sekarang kami tahu, dia mengonsumsi narkoba yang serius, dia terlibat dalam kejahatan, dia bergaul dengan seorang anak yang tidak kami suka. Peristiwa pada malam itu membuat kami memulai proses penentuan apa yang harus kami lakukan terhadapnya karena jelas bahwa kami punya masalah yang lebih besar daripada masalah kami berdua."

Tidak ada orangtua yang ingin mengalami sesuatu seperti ini. Akan tetapi, keadaannya justru semakin terpaksa pada zaman ini. Mereka menemukan bahwa tidak peduli apa pun yang mereka lakukan untuk membesarkan anak-anak mereka dengan benar, ada kemungkinan bahwa satu anak atau lebih akan memberontak.

Jangan Menyerah

Gambar: Jangan Menyerah

Ini adalah bagian yang sulit untuk ditulis. Sulit karena tidak ada jawaban yang mudah untuk situasi Anda. Setiap anak berbeda dan akan menempuh jalan memutarnya sendiri.

Itulah sebabnya, setiap situasi harus dinilai secara individual. Berkonsultasi dengan seorang pendeta atau konselor adalah hal yang bijak untuk dilakukan. Terkadang, langkah-langkah lebih drastis harus diambil. Ketika seorang remaja menjadi ancaman bagi dirinya sendiri atau orang lain, misalnya, suatu tempat para profesional terlatih dapat memantaunya 24 jam sehari mungkin adalah keputusan terbaik. Ada banyak konselor dan program baik yang tersedia.

Godaannya adalah untuk berjalan pergi, mengangkat tangan Anda dan menyerah. Anda tidak akan sendirian jika Anda melakukannya. Banyak orangtua yang ingin menyerah -- dan mereka memang menyerah. Tidak sanggup menerima penderitaan itu lagi, mereka melindungi diri dengan berpura-pura tidak peduli. Anak mereka berteriak, "Tinggalkan aku sendiri!" sehingga mereka hanya melakukan apa yang ia katakan, pergi secara emosional dari hidupnya.

Yang tidak disadari oleh orang-orang ini adalah bahwa meskipun setiap tindakan dan perkataan remaja dimaksudkan untuk mendorong orangtua pergi, jauh dalam dirinya, dia merindukan ayah dan ibunya untuk memegangnya dengan erat, untuk terus mencoba -- untuk berada di sana bagi dia, apa pun yang terjadi.

Wawasan dari Orangtua

Gambar: Anak Berontak

Penting bagi saya untuk memberi tahu Anda apa yang telah saya pelajari. Bagaimana dengan orangtua yang pernah menyaksikan anak-anak mereka membuat pilihan yang buruk, yang telah terseret turun ke jalan memutar yang paling berbahaya, yang pernah menderita dan menangis dan berdoa -- tetapi entah bagaimana selamat atau bertahan?

Saya berbicara dengan banyak ibu dan ayah yang seperti ini dan ingin membagi wawasan mereka dengan Anda. Mengejutkan sekali betapa banyak dari mereka melaporkan mempelajari hal-hal serupa tentang apa yang diperlukan untuk bisa bertahan melewatinya. Berikut adalah beberapa pelajaran yang mereka peroleh dengan susah payah. (Untuk lebih lanjut tentang topik ini, bacalah buku Sticking With Your Teen.)

• Anda Tidak Dapat Mengontrol Pilihan Remaja Anda

Sekali putri Anda meninggalkan rumah, tidak ada yang tahu tentang apa yang dia lakukan. Dia dapat saja mendengarkan atau tidak mendengarkan pelajaran di kelas. Dia bisa membuang makan siang lezat yang Anda masak dan memakan gorengan sarat-lemak dengan keju nacho dan menelan 64 ons Coca-Cola. Dia dapat mengonsumsi narkoba, menyontek saat tes, menyetir saat mabuk, atau belajar keras dan berada di peringkat 10 teratas di kelasnya. Dia bisa menjadi ketua kelas atau badut kelas. Dan, tidak ada yang dapat Anda lakukan tentang hal itu.

• Belajar Seni Melepas

Ini berarti melepaskan. Ini mungkin berarti melepaskan impian Anda terhadap anak Anda, berhenti mengontrol remaja Anda, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.

• Carilah Bantuan untuk Diri Sendiri dan Keluarga Anda

Gambar: Cari Bantuan Orang Lain

Jika lengan Anda patah, Anda akan terburu-buru ke unit gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan. Jadi, mengapa begitu banyak ibu dan ayah yang malu meminta pertolongan ketika salah satu anggota keluarga patah? Sebagian orang memilih konseling pastoral; yang lain memilih terapis. Ambil saja langkah awal dan carilah bantuan. Jika perlu, keluarkanlah remaja bermasalah Anda dari rumah untuk melindungi seluruh keluarga. Ketika remaja menjadi bengis atau membawa pulang kegiatan ilegal seperti pengedaran narkoba, ini saatnya untuk bertindak demi keselamatan keluarga Anda.

Memaksa anak remaja Anda untuk tinggal di tempat lain bukanlah keputusan yang mudah, dan itu harus dilakukan dengan hikmat yang disetujui oleh seorang profesional. Namun, jika anak remaja Anda tidak bisa dikendalikan, jangan ragu untuk mencari fasilitas perumahan agar ia memiliki kesempatan untuk mengubah hidupnya. Setidaknya, itu adalah tempat bagi dia untuk relatif aman sampai dia berusia 18 tahun dan dapat menentukan sendiri untuk hidup di tempat yang dia inginkan.

• Jangan Takut untuk Memberi Tahu Orang Lain tentang yang Sedang Anda Hadapi

Salah satu orangtua mengaku, "Kami tidak ingin seluruh dunia mengetahui [tentang remaja kami yang memberontak] karena suami saya adalah seorang penatua di gereja."

Anda tidak perlu menceritakan rinciannya kepada tukang gosip, tetapi jadilah apa adanya. Banyak orangtua terkejut melihat betapa transparansi mereka terbukti membantu keluarga-keluarga lain dalam situasi yang sama. Penderitaan yang diceritakan berkurang; sukacita yang dibagikan bertambah.

• Izinkan Diri Anda Menikmati Kesenangan

Banyak pasangan yang memiliki remaja pemberontak menempatkan diri dalam keadaan mati suri dan dengan muram bertahan "sampai keadaan ini diselesaikan". Beberapa merasa bersalah untuk bersenang-senang ketika mereka harus "melakukan sesuatu" tentang masalah itu; yang lain terlalu waspada, tegang, khawatir, atau malu untuk menikmati apa pun. Namun, Anda tidak bisa bertahan terus tanpa mengisi ulang.

Jangan mengabaikan sisi fisik hubungan Anda dengan pasangan Anda. Berliburlah pada akhir pekan. Atur kencan malam secara teratur, dan jangan membicarakan tentang anak-anak selama waktu itu. Bersantailah dengan mandi busa. Sewa film yang lucu dan tontonlah bersama-sama.

• Berpegang pada Nilai-Nilai Inti Anda

Gambar: Tuhan Tahu

Jangan biarkan krisis terus melelahkan Anda. Apakah Anda percaya bahwa Tuhan mengenal Anda, bahkan mengetahui jumlah rambut di kepala Anda? Dia masih mengenal Anda. Apakah menurut Anda selalu penting untuk memberikan anak Anda hadiah pada hari ulang tahunnya? Itu masih demikian. Apakah Anda pikir Anda perlu menggunakan karunia pemberian semangat yang Anda miliki dalam pelayanan anak-anak di gereja? Benar sekali.

• Coba Menulis dalam Jurnal

Mencatat pikiran, perasaan, dan doa Anda dapat membantu Anda memilah-milah kekacauan dan menemukan apa yang penting. Anda dapat menggunakan buku catatan, buku kosong, atau komputer. Bahkan, Anda bisa mengirim catatan-catatan Anda melalui email kepada teman yang bisa dipercaya.

• Jangan Berhenti

Jangan menyerah. Bergeraklah maju apa pun yang terjadi. Jangan menghentikan hal yang baik. Cobalah hal-hal baru jika hal-hal lama tidak berhasil. Tetaplah berpegang pada hal-hal yang Anda tahu benar. Kasihilah dengan tanpa syarat. Tetaplah tinggal sebagai orangtua ketika Anda lebih suka pergi.

Karilee dan Dan Hayden tahu arti kata "tanpa henti". Selama lebih dari 10 tahun, putri mereka, Wendi, menempuh jalan memutar yang panjang dan berliku, membuat pilihan yang paling merusak di sepanjang jalan. Namun, mereka bertahan di sana -- berdoa untuknya, mencintainya, dan tidak pernah menyerah. Wendi, seperti anak yang hilang dalam perumpamaan Yesus, akhirnya datang kembali. (Anda dapat membaca cerita lengkap Hayden dalam buku dari Focus on the Family yang berjudul Wild Child, Waiting Mom.)

• Jadilah Tegar dan Lembut

Anda membutuhkan kulit yang tebal dan hati yang peka. Hal itu terutama berlaku ketika berurusan dengan komentar-komentar dari orang lain. Bahkan, orang yang bermaksud baik bisa menyakitkan. Jangan biarkan duri mereka menembus, tetapi bersikaplah lembut untuk mendengar kata-kata mendukung yang diberikan orang lain. (t/Jing-Jing)

Audio: Berpeganglah dengan Erat Ketika Remaja Anda Memberontak

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Focus on the Family
Alamat situs : http://www.focusonthefamily.com/parenting/parenting-challenges/teen-rebellion/holding-tight-when-your-teen-rebels
Judul asli artikel : Holding Tight When Your Teen Rebels
Penulis artikel : Joe White
Tanggal akses : 2 November 2017

 
Stop Press! Lengkapi Natal Anda dengan Bahan-Bahan Natal Berkualitas!

Situs Natal

Momen Natal segera tiba! Menjelang Desember, tentu banyak dari kita yang turut terlibat aktif untuk mempersiapkan Natal, termasuk mencari bahan-bahan Natal. Dalam sukacita Natal, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) menyediakan berbagai bahan seputar Natal di Situs Natal Indonesia. Melalui Situs Natal Indonesia, Anda akan mendapatkan banyak bahan berupa renungan, artikel, kesaksian, drama, puisi, tip, bahan mengajar, blog, resensi buku, gambar/desain, lagu Natal, dll.. Melalui situs ini, Anda juga bisa berpartisipasi aktif dengan mengirim tulisan, menulis blog, memberi komentar, dan mengirim ucapan selamat Natal. Namun, Anda harus mendaftar/memiliki akun di situs ini terlebih dahulu.

Bergabunglah juga di Facebook Natal untuk memperluas relasi kita dengan saudara-saudari seiman dan untuk berbagi berkat Natal. Mari kita menyambut Natal tahun ini dengan sukacita dalam anugerah Kristus Yesus. Selamat menyambut Natal!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
konsel@sabda.org
e-Konsel
@sabdakonsel
Redaksi: Davida, N. Risanti, Elly, dan Odysius
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org