Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/390

e-Konsel edisi 390 (8-11-2016)

Konselor Kristen dan Pahlawan

e-Konsel -- Konselor Kristen dan Pahlawan -- Edisi 390/November 2016
 
Gambar: Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)

Publikasi Elektronik Konseling Kristen
Konselor Kristen dan Pahlawan

Edisi 390/November 2016
 

Salam konseling,

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan bagi negara ini. Meskipun pada umumnya kita mengenal pahlawan sebagai seorang yang berjasa bagi bangsa dan negara atau mereka yang berjuang bagi kepentingan orang banyak, tetapi di sisi lain, kita mengenal juga pahlawan iman atau pahlawan yang berjasa dalam kehidupan kita secara pribadi. Nah, sejauh mana kita membutuhkan sosok pahlawan dalam kehidupan kita? Bagaimana seharusnya kita menyikapi tokoh-tokoh yang selama ini kita anggap sebagai pahlawan, baik bagi bangsa dan negara, maupun bagi kehidupan kita secara pribadi?

Untuk lebih memperdalam wawasan kita mengenai topik pahlawan yang terkait dengan pelayanan Konselor dan Konseling, edisi e-Konsel bulan November ini membahas mengenai hal tersebut dalam kolom Cakrawala. Simak juga kolom Bimbingan Alkitabiah yang memperlihatkan kepada kita bahwa Allah memakai orang-orang yang memiliki banyak kelemahan sebagai pahlawan dalam Alkitab. Penasaran? Mari segera simak publikasi e-Konsel edisi 390 ini.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
N. Risanti


CAKRAWALA KONSELING KRISTEN: APAKAH KITA MEMBUTUHKAN PAHLAWAN-PAHLAWAN?

Gambar:Yesus Penyelamat

Bagi orang Kristen, Yesus adalah pahlawan kita. Apakah kita perlu pahlawan lain? Secara teoritis tidak karena Dia telah menjadi Pahlawan dan Dia sempurna. Dia adalah contoh utama seorang pahlawan -- yang meskipun memiliki pilihan untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri, Dia rela menyerahkan posisi surgawi-Nya, mengambil bentuk yang lebih rendah, yaitu manusia, menerima perlakuan buruk yang tidak seharusnya, serta kematian yang teramat menyakitkan untuk menyelamatkan kita, yang tidak mampu menyelamatkan diri sendiri dari keadaan terpisah selamanya dari Pencipta kita. Sebagai Pahlawan, Yesus menunjukkan keberanian, keyakinan yang kuat dan kebenaran, melawan penjahat (setan, iblis), terluka, dan mencapai keabadian. Dia "lebih cepat dari kecepatan peluru, lebih kuat dari lokomotif, dan mampu melompat gedung tinggi dengan satu lompatan". Dia adalah "Super Man" kita; Dia adalah Allah atas segala allah. Saya iri dengan mereka yang pernah berjumpa dengan-Nya, mendengar Dia, merasakan manfaat besar dari menyaksikan ratusan cerita yang tidak tercatat lainnya untuk anak cucunya, dan yang mengetahui rincian kecil tentang kepribadian-Nya yang hanya bisa diketahui melalui pengamatan langsung.

Hari ini, kita memiliki kisah-Nya dalam bentuk tertulis, dan Roh Kudus yang dapat membawa kita kepada kebenaran, kepada-Nya. Namun, apakah itu cukup? Panca indera kita tidak mampu memahami-Nya. Seperti pada zaman Perjanjian Lama, mereka menginginkan seorang raja, seorang yang hidup untuk memimpin, prajurit, pahlawan, salah satu dari mereka sendiri -- manusia. Tuhan, Raja, itu tidak cukup bagi mereka meskipun Allah sudah memperingatkan bahwa keadaan tidak akan berjalan dengan baik jika Dia memberi mereka seorang raja manusia. Namun, kita semua belajar melalui contoh langsung dari orang lain. Paulus meminta orang Kristen untuk menirunya (1 Korintus 4:16, AYT). Sejujurnya, kita semua lebih memilih figur yang hidup, yang dapat kita pandang. Suatu hari, kita akan melihatnya.

Ada sebuah konsep psikologis yang membantu kita memahami keinginan akan figur yang hidup dibanding sekadar cerita yang membutuhkan iman dan representasi yang ada di pikiran. Kita menginginkan, dan dalam beberapa hal perlu untuk dapat mengamati tindakan langsung dari orang lain sehingga kita dapat lebih mudah mengidentifikasi, dan, yang lebih penting, dapat secara mudah berubah (internalisasi kualitas lain yang membantu dalam pembentukan diri). Hal ini dicontohkan oleh rata-rata anak berusia 3 tahun yang meniru sikap, kata-kata, dan perilaku dari orang-orang yang ada di sekitar mereka. Anak-anak kecil mencoba perilaku baru yang menjadi bagian dari siapa mereka. Ini merupakan bagian penting dan tidak dapat dihindari dari pengembangan kepribadian manusia.

Namun, kita dapat menjawab dari sisi yang lain. Memiliki pahlawan dapat menempatkan kita pada risiko kekecewaan yang menyedihkan dan penyembahan berhala, terutama bagi kaum muda dan yang tidak terdidik. Madame Suzanne Necker, seorang penulis kelahiran Swiss berkata, "Sembahlah pahlawan Anda dari jauh, tetapi menyentuhnya akan membuatnya layu." Ketika fantasi menemui kenyataan, kita sering menjadi sedikit terkejut. Berikut ini adalah apa yang biasanya terjadi ketika kita benar-benar mengenal seseorang yang telah kita puja-puja. Dalam psikologi, mereka yang dipuja-puja dipahami sebagai hasil dari pemindahan positif. Sebuah pemindahan positif terjadi ketika seseorang secara tidak sadar mengumpulkan perasaannya yang baik, pemikiran surgawi, dan keyakinan yang tetap dari hubungan sebelumnya, dan mengenakan hal-hal tersebut kepada orang lain, seringnya secara tidak pantas dan tanpa evaluasi yang tepat di depan. Semakin banyak waktu yang kita habiskan dengan mereka, semakin kita cenderung untuk melihat keberdosaan mereka, dan semakin besar kemungkinan mereka akan jatuh dari status mereka yang hampir seperti allah. Tanpa manfaat dari kebodohan dan fantasi, nasib pahlawan akan seperti Humpty Dumpty, yang jatuh dari dinding, hancur berkeping-keping, dan tidak bisa disatukan kembali lagi.

Gambar: Jangan menggantikan Allah

Haruskah kita memberi gelar dan menghormati setiap manusia sebagai pahlawan atau haruskah kita mengkhususkannya untuk Yesus saja? Setiap orang perlu memutuskan untuk dirinya sendiri. Menurut pendapat saya, saya tidak berpikir Tuhan mengatakan kita tidak boleh mencari atau memiliki pahlawan manusia, tetapi kita harus berhati-hati dengan kecenderungan manusia dan godaan yang memungkinkan pria dan wanita ini untuk menjadi pengganti Allah yang benar-benar cemburu. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : CCCRD
Alamat URL : http://www.cccrd.org/christian-counseling-do-we-need-heroes
Judul asli artikel : Christian Counseling: Do We Need Heroes?
Penulis artikel : Frank Mancuso
Tanggal akses : 22 Oktober 2015

 

BIMBINGAN ALKITABIAH APAKAH ANDA BERPIKIR BAHWA ANDA ADALAH ORANG YANG TIDAK DAPAT DITOLONG?

Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana terbukanya Alkitab mengenai para pahlawannya?

Alkitab tidak menutupi kekurangan dan kelemahan dari karakter-karakter yang terdapat di dalamnya. Abraham tidak hanya Bapa dari semua orang yang percaya, tetapi juga pria penakut yang menempatkan istrinya dalam bahaya untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Raja Daud tidak hanya seorang pria yang diperkenan oleh hati Allah, tetapi juga pezina yang berbohong dan membunuh seorang pria untuk mencoba menjaga kerahasiaan perselingkuhannya. Petrus tidak hanya yang paling utama di antara persaudaraan para rasul yang sederajat, tetapi juga merupakan seorang nelayan yang ketakutan, yang menyangkal bahwa ia mengenal Yesus dari Nazaret, di saat-saat ia dibutuhkan -- tidak hanya sekali, tetapi tiga kali.

Jadi, bagaimana bisa orang-orang tersebut menjadi "orang kudus" dan "teladan" bagi kita yang hidup?

Bagaimana kita bisa menemukan pengharapan dan dorongan dari membaca kisah-kisah mereka?

Pertanyaan itu tidak terlalu sulit untuk dijawab.

Perlu diketahui, cerita-cerita dalam Alkitab berisi tentang orang-orang yang nyata. Dan, orang-orang yang nyata memiliki kelemahan serta kekuatan, hari buruk maupun yang baik. Perlu diketahui juga, Tuhan mengetahui segala sesuatu dan tidak berbohong mengenai apa pun. Jadi, Alkitab tidak memberi tahu kebenaran yang semu atau mengabaikan kelemahan manusia. Yang terakhir, cerita yang lengkap diberitahukan sehingga Anda dan saya akan mengerti bahwa Allah bersedia dan rindu untuk menerima dan melibatkan kita juga.

Tuhan masih melakukan beberapa karya terbaik-Nya melalui orang-orang yang paling tidak memungkinkan. Tujuan Allah di dunia ini terlihat melalui orang yang memiliki ketidaksempurnaan pada diri mereka. Selalu terjadi seperti itu. Selalu akan terjadi seperti itu.

Namun, saya telah bertemu dengan begitu banyak orang yang memiliki kesan putus asa atau "terlalu jauh menyimpang". Seorang wanita mengatakan kepada saya bahwa tidak ada tempat di hati Tuhan bagi seseorang yang telah membuat sebagian besar hidupnya berantakan seperti yang telah ia lakukan. Seorang pria yang baru keluar dari penjara mengatakan ia tidak pernah bisa merasa nyaman di antara "masyarakat yang baik".

Apa?

Yusuf pernah dipenjara. Sara tertawa akan janji-janji Allah. Yakub melukai keluarganya karena memiliki anak favorit di antara anak-anaknya. Naomi dan Rut adalah janda -- dan Naomi adalah janda yang mengakui memiliki kepahitan. Ayub kehilangan segala sesuatu dari hasil kerja kerasnya. Yeremia adalah orang yang mengalami depresi dan mencoba untuk bunuh diri. Rahab pernah menjadi pelacur. Nuh mabuk. Musa gagap.

Apakah Anda mendapatkan gambarannya sekarang? Apakah timbul pengharapan pada Anda bahwa Tuhan tidak perlu merekrut orang yang sempurna? Ia tidak bisa melakukannya karena memang tidak ada orang yang sempurna -- kecuali Yesus.

Gambar: <a target='_blank' href='http://alkitab.mobi/?2 Kor+12:9'>2 Kor 12:9</a>

Allah Bapa akan menggunakan siapa saja yang bersedia untuk percaya kepada-Nya! Itu berarti, Ia dapat menggunakan Anda. Ya, Anda! Dan, bahkan saya.

Tuhan masih melakukan beberapa karya terbaik-Nya melalui orang yang paling tidak memungkinkan. Masalahnya bukan bahwa kita tidak memungkinkan, masalahnya adalah apakah kita bersedia untuk dipakai!

"Kamu dahulu terasing, memusuhi Allah dalam pikiranmu, dan melakukan tindakan-tindakan jahat, sekarang kamu telah didamaikan dengan tubuh jasmani Kristus melalui kematian-Nya untuk mempersembahkan kamu sebagai persembahan yang kudus, tidak bercacat, dan tidak bercela di hadapan Allah. Jadi, tetaplah kamu tinggal dalam iman, kokoh, dan teguh, tidak digoyahkan dari pengharapan Injil yang kamu dengar, yang telah diberitakan kepada seluruh ciptaan di bawah langit, yang olehnya aku, Paulus, menjadi pelayan." (Kolose 1:21-23, AYT). (t/N. Risanti)

Diambil dari:
Nama situs : Heart Light
Alamat URL : http://www.heartlight.org/articles/201510/20151018_hopelesscase.html
Judul asli artikel : Think You Are a 'Hopeless Case '?
Penulis artikel : Rubel Shelly
Tanggal akses : 14 Januari 2016

 
Stop Press! SUMBER BAHAN TERBAIK KIDUNG.CO

Kabar gembira! Mulai saat ini, Anda akan mendapatkan informasi seputar bahan-bahan kidung dengan lebih mudah, cepat, dan berkualitas. Bagaimana caranya?

Gambar: Kidung.co

Kunjungilah situs Kidung.co dan temukanlah bahan-bahan terbaik dari berbagai sumber, baik berupa artikel, ilustrasi khotbah, lagu terpopuler sepanjang masa, dan kumpulan himne (KJ, NKB, PKJ, KPRI, PPK, Nyanyian Pujian, dan Kidung Pasamuan Kristen Anyar (bahasa Jawa)). Selain itu, Kidung.co juga mempermudah Anda untuk menemukan komunitas Kristen yang berfokus pada musik dan puji-pujian. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini, dapatkan bahan-bahan terbaik yang Anda inginkan melalui situs kidung.co.

Tunggu apa lagi, kunjungilah kidung.co sekarang juga!!

Kunjungi sekarang juga
 
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst( 'Recip.EmailAddr ').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
konsel@sabda.org
e-Konsel
@sabdakonsel
Redaksi: N. Risanti, Odysius, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org