Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/336

e-Konsel edisi 336 (19-3-2013)

Penyaliban Yesus

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

e-Konsel -- Penyaliban Yesus
Edisi 336/Maret 2013

Salam damai,

Setiap kali kita merenungkan kasih Allah Bapa kepada umat manusia, 
tentu membuat kita tidak henti-hentinya bersyukur atas kemurahan dan 
anugerah-Nya. Iman kita dalam Kristus itulah satu-satunya modal yang 
dapat membuat kita beroleh keselamatan kekal melalui pengurbanan Yesus 
di kayu salib. Penyaliban Yesus Kristus bukanlah akhir dari rentetan 
karya agung-Nya. Justru melalui salib, Yesus Kristus melucuti segala 
kuasa dosa dan sakit penyakit yang dibebankan atas manusia. Dengan 
menggantikan posisi manusia, Yesus Kristus rela mengalami siksa dan 
mati dengan cara yang tidak terhormat. Namun, Yesus Kristus tidak 
tinggal di kayu salib ataupun di dalam kubur. Ia bangkit dan menang. 
Apa saja makna yang terkandung dari penyaliban Yesus Kristus? Mengapa 
salib menjadi jalan yang ditempuh oleh Yesus Kristus? Kuasa apakah 
yang dinyatakan melalui pencurahan darah Yesus Kristus di kayu salib? 
Anda dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam 
artikel maupun buku yang kami resensi dalam edisi ini. Silakan 
menyimak sajian kami dan selamat mempersiapkan Jumat Agung. Tuhan 
Yesus menyertai kita semua.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


                 CAKRAWALA: KURBAN PENDAMAIAN

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan 
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)

Berbicara tentang Paskah (Passover), maka pemikiran kita akan 
diproyeksikan kembali pada sejarah Paskah, saat Bangsa Israel akan 
keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan 
kepada Abraham sebagai miliki pusakanya. Ketika itu, Tuhan hendak 
menghukum Bangsa Mesir dengan "membinasakan" semua anak sulung yang 
ada di sana (Keluaran 11:4-6, 12:12). Pada saat itu, Tuhan melewati 
(pass over) setiap rumah orang Israel (Keluaran 12:13). Mengapa Tuhan 
melewati rumah Bangsa Israel? Karena Tuhan sudah melihat tanda pada 
setiap ambang pintu dan ambang batas rumah Bangsa Israel dengan darah 
anak domba yang dikorbankan (Keluaran 12: 4,13). Karena itu, Tuhan 
meluputkan Bangsa Israel dari malapetaka yang akan terjadi karena ada 
pengurbanan. Dan, Paskah ini menjadi peringatan bagi Bangsa Israel 
secara turun-temurun sebagai hari raya untuk Tuhan (Keluaran 12:14). 
Menilik kembali apa yang dicatat dalam kebenaran firman Tuhan di 
kemudian hari setelah bangsa itu keluar dari tanah Mesir, kita akan 
menemukan bahwa pengurbanan binatang merupakan sesuatu yang lazim 
dilakukan sebagai korban penghapus dosa, korban pendamaian, dan 
persembahan kepada Tuhan. Binatang yang paling lazim untuk 
dipersembahkan adalah domba.

Beribu-ribu tahun kemudian, pengorbanan ini jugalah yang dilakukan 
Tuhan Yesus ketika Ia merendahkan diri-Nya untuk turun ke dunia, 
bahkan sampai mati di kayu salib, untuk mengampuni manusia yang 
berdosa dan memperdamaikan manusia dengan Bapa. Sebenarnya, Tuhan 
bukannya tidak sanggup menyelamatkan manusia tanpa harus turun ke 
dalam dunia. Tuhan dapat berkata kepada seseorang, "Bertobatlah ... ! 
Jika tidak kamu akan mati." dan orang itu pun bertobat. Akan tetapi, 
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia. Ia setia pada apa yang 
pernah dikatakan-Nya bahwa manusia boleh mengalami pendamaian lewat 
pengurbanan. Bagaimana pengorbanan Tuhan Yesus dan apa dampaknya bagi 
kita?

1. Yesus Datang kepada Umat Kepunyaan-Nya

Yohanes 1:3 berkata, "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia 
tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." 
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa segala yang ada di bumi, baik 
tumbuhan, hewan melata, yang hidup di air, yang hidup di udara, dan 
binatang buas serta manusia diciptakan oleh Tuhan Yesus. Ayat ini juga 
menyangkal pengajaran yang berkembang yang mengotak-ngotakkan tugas 
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ayat tersebut menunjukkan 
bahwa pengajaran yang mengatakan bahwa penciptaan adalah tugas Allah 
Bapa adalah pernyataan yang keliru dan tidak berdasar kepada firman 
Tuhan. Jadi, sekali lagi ditegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di 
bawah langit, di atas bumi, semuanya terjadi karena peran Allah 
Tritunggal, di dalamnya termasuk Tuhan Yesus. Tidak ada sesuatu pun 
yang terjadi tanpa Dia. Oleh karena itu, jika hidup Saudara dan saya 
terpelihara hingga saat ini, itu juga karena Tuhan Yesus. Kalau 
Saudara boleh menikmati apa yang ada saat ini, semuanya karena Tuhan 
Yesus.

2. Yesus Ditolak Umat Kepunyaan-Nya

Di atas sudah dijelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia 
terjadi oleh karena kehendak-Nya. Namun, apa yang terjadi ketika Tuhan 
Yesus datang kepada orang kepunyaan-Nya, manusia yang sudah 
diciptakan-Nya, dipelihara-Nya itu? Yohanes 1:11 berkata, "Ia datang 
kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak 
menerima-Nya." Milik kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya, bahkan 
menolak-Nya. Hal ini dapat kita lihat mulai dari kelahiran Tuhan 
Yesus. Ia lahir di kandang domba di Kota Betlehem (Mikha 5:1-2; Matius 
2:1; 
Lukas 2:4-7; Matius 2:4-8) karena tidak ada tempat bagi mereka di 
rumah penginapan (Lukas 2:7). Kemudian, Yesus ditolak di Nazaret 
(Lukas 4:16-30), bahkan sampai disalibkan oleh umat pilihan-Nya 
sendiri (Lukas 23:33-43; Matius 27:33-44; Markus 15:22-32; 
Yohanes 19:17-24).

Saya membayangkan betapa "sedihnya" hati Tuhan Yesus saat itu. Ia 
datang kepada umat kepunyaan-Nya, umat pilihan-Nya, umat yang telah 
dituntun-Nya, tetapi Ia ditolak.

3. Yesus Disalibkan

Pengorbanan terbesar yang Tuhan Yesus lakukan adalah ketika Ia rela 
disalibkan untuk menebus dosa manusia. Inilah hakikat Paskah 
sesungguhnya, yaitu ketika Tuhan Yesus merendahkan diri sampai mati di 
kayu salib untuk menggantikan manusia (2 Korintus 5:21). Yesus 
disalibkan bukan karena kesalahan-Nya, melainkan karena pelanggaran-
pelanggaran kita (Yesaya 53:4-5). Harta termahal yang dimiliki oleh 
Bapa diberikan kepada manusia sebagai korban penebusan dan korban 
pendamaian sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya ditebus dan 
diperdamaikan dengan Allah (Yohanes 3:16).

4. Orang Percaya Diselamatkan

Hal apa yang harus dilakukan manusia untuk merespons kasih dan 
pengurbanan Tuhan Yesus? Jawabannya adalah menerima Dia, bukan 
menolak. Mungkin Saudara akan berkata, "Saya tidak pernah berkata, 
`Saya tidak mengenal Engkau Tuhan, seperti orang-orang yang saya 
jelaskan sebelumnya` atau `Saya `kan orang yang rajin beribadah dan 
rajin memuji Tuhan, bukankah hal itu sudah menunjukkan bahwa saya 
tidak menolak Tuhan?`" Tunggu dulu. Memang Saudara tidak pernah 
berkata seperti itu, tetapi saya akan berikan bentuk penolakan yang 
lain ketika Saudara mengandalkan kesalehan hidup dalam memperoleh 
anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus janjikan. Dalam hal ini, 
sesungguhnya Saudara sedang menolak Tuhan Yesus, sedang tidak mengakui 
karya agung Tuhan Yesus di kayu salib. Ketika Saudara bertindak 
seperti itu (mengandalkan perbuatan baik, kesalehan hidup, ibadah, 
pujian penyembahan, persepuluhan), sebenarnya Saudara tidak hanya 
sedang menolak Tuhan Yesus, tetapi Saudara juga sedang membuat diri 
Saudara berada di bawah kutuk. Yeremia 17:5 berkata, "Terkutuklah 
orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya 
sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"

Efesus 2:8-9 menuliskan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan 
oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Itu bukan 
hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri." Jadi, jelas 
bahwa keselamatan itu bukanlah hasil usaha, kesalehan hidup, ibadah, 
pelayanan kita, tetapi semata-mata hanya karena anugerah (Sola 
Gracia). Yohanes 6:47 menulis, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya 
barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal." Sangat jelas bagi 
kita bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, ia memunyai 
hidup kekal atau memiliki keselamatan/kepastian masuk surga. Kapan 
kepastian itu kita dapatkan? Saat Saudara dan saya percaya kepada 
Tuhan Yesus, saat itu juga keselamatan menjadi milik Saudara dan saya. 
Roma 10:9 berkata, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa 
Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah 
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan 
diselamatkan." Dan, keselamatan yang Tuhan Yesus anugerahkan adalah 
keselamatan yang kekal (Yohanes 10:28).

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: paskah.sabda.org
Alamat URL: http://paskah.sabda.org/korban_pendamaian
Penulis: Rinto
Tanggal akses: 13 Maret 2013


           ULASAN BUKU: KUASA DARAH YESUS DI KAYU SALIB

Judul buku      : Kuasa Darah Yesus di Kayu Salib
Judul asli      : The Power of The Blood of the Cross
Penulis/Penyusun: Andrew Murray
Penerjemah      : Ny. Paul A. Rajoe
Editor          : --
Penerbit        : Yakin, Surabaya
Ukuran buku     : 13,5 x 20 cm
Tebal           : 155 halaman
ISBN            :	--
Buku Online     : --
Download        : --

Darah merupakan unsur penting dalam tubuh manusia. Darah juga dapat 
diidentikkan dengan kehidupan. Tanpa darah, manusia tidak dapat hidup. 
Darah juga merupakan unsur penting dalam proses penebusan. Dalam 
Perjanjian Lama, ketika seseorang berbuat dosa, ia harus menyembelih 
binatang (domba jantan, burung tekukur) dan mencurahkan darahnya untuk 
menghapus dosa. Namun, hal ini tidak berlaku lagi sejak Yesus Kristus 
menyerahkan diri-Nya untuk disalib dan mencurahkan darah-Nya bagi 
penebusan dosa manusia, sekali untuk selamanya.

Berbicara tentang darah, ada darah yang memiliki kuasa menebus dosa. 
Darah ini hanya dimiliki oleh Yesus Kristus. Seperti apa kuasa darah 
Kristus dijelaskan secara cukup mendalam dalam buku "Kuasa Darah Yesus 
di Kayu Salib" karya Andrew Murray. Buku ini tersusun atas 10 bab dan 
antara bab yang satu dengan bab yang lain masih berkaitan. Oleh karena 
itu, alangkah baiknya jika Anda membaca buku ini dari bab pertama. 
Pengupasan Alkitab yang dilakukan oleh Andrew Murray cukup mendalam. 
Ia menjelaskan tentang darah mulai dari zaman Perjanjian Lama hingga 
kuasa darah untuk mendapatkan sukacita surgawi. Gaya bahasa yang 
Andrew Murray gunakan juga sederhana, jelas, dan langsung ke pokok 
pikiran; mudah dibaca.

Jika Anda ingin menggali makna Paskah dengan mempelajari kuasa darah 
Kristus, buku ini adalah salah satu pilihan yang tepat bagi Anda. 
Selamat menyimak.

Peresensi: S. Setyawati


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Doni K.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org