Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/302

e-Konsel edisi 302 (17-7-2012)

Anak Cerdas dan Berbakat

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

Edisi 302/Juli 2012

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: KENALI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT ISTIMEWA
TELAGA: KECERDASAN DAN TES KECERDASAN
ULASAN BUKU: TIDAK ADA ANAK YANG SULIT

Salam kasih,

Anak berkebutuhan khusus tidak hanya anak-anak yang mengalami
kekurangan -- fisik atau mental, tetapi juga mereka yang memiliki
kemampuan lebih atau di atas rata-rata. Anak yang sangat cerdas
termasuk kategori anak berkebutuhan khusus. Mereka mungkin sangat
cerdas dalam hal pelajaran, namun belum tentu mereka cerdas dalam
bersosialisasi atau berkreasi.

Untuk membantu para orang tua yang memiliki anak dengan kecerdasan
istimewa, e-Konsel menyajikan artikel yang mengupas tentang anak
cerdas dan berbakat. Apa itu kecerdasan, bagaimana cara mengetesnya,
dan ulasan buku "Tidak Ada Anak yang Sulit" karya Julianto Simanjuntak
dan Roswitha Ndraha. Selamat menyimak sajian kami.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

           CAKRAWALA: KENALI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT ISTIMEWA
                    Dirangkum oleh: Sri Setyawati

Pada masa kini, kecerdasan seseorang tak lagi hanya diperhitungkan
dari segi akademis. Anak-anak yang memiliki kelebihan dalam bidang
nonakademis pun kini mulai mendapat tempat. Misalnya, di bidang
olahraga dan seni. Untuk itu, sebagai orang tua, kita tidak perlu
memaksa anak-anak kita untuk menjadi anak yang paling pintar di kelas.
Daripada memaksakan anak untuk melakukan apa yang mungkin kurang bisa
dikuasainya, cobalah untuk menggali potensi kecerdasan nonakademis
yang dimiliki anak dan memupuknya dengan baik.

Anak-anak berbakat dan cerdas istimewa dapat dikenali dari beberapa
segi. Pertama, bakat turunan. Jika suami Anda senang mengotak-atik
otomotif dan anak-anak Anda suka mengamati dan selanjutnya bisa
menguasai bidang otomotif, kemungkinan mereka memiliki bakat turunan
dari suami Anda. Kedua, sensitivitas. Anak-anak yang memiliki
sensitivitas tinggi (misalnya mudah terharu, mudah tersinggung, mudah
terbangun dari tidur karena ada suara yang lirih, atau mudah mengalami
iritasi) menandakan bahwa mereka memiliki bakat istimewa. Ketiga, skor
tes IQ di atas 130. Keempat, perilaku. Anak-anak berbakat istimewa
cenderung mampu fokus pada suatu subjek, sangat jeli dan teliti,
memiliki rasa ingin tahu yang besar, memiliki ingatan tajam, mudah
menyerap pelajaran, serta mampu memberikan alasan kuat untuk segala
tindakan dan ucapannya. Kelima, penguasaan bahasa. Kosakata anak
berbakat istimewa cenderung lebih banyak daripada anak sebayanya,
mudah membaca pada usia dini, dan kritis. Jadi, mereka akan banyak
bertanya. Keenam, peka secara emosi. Tak jarang anak-anak berbakat
istimewa yang tertarik dengan topik-topik yang tidak lazim, seperti
apa itu kematian, ke mana orang sesudah mati, mengapa orang mati
membusuk, dan lain sebagainya. Secara kepekaan, anak seperti ini
biasanya sangat sensitif dan secara fisik mudah diprovokasi untuk
melakukan kegiatan luar ruangan. Ketujuh, memiliki selera humor
tinggi. Bahkan sampai ke level bisa menertawakan diri sendiri, sama
seperti orang dewasa. Mereka juga cenderung perfeksionis, suka dengan
hal-hal yang sistematis, terpola, dan selesai dengan sempurna. Anak
semacam ini selalu penuh energi, tidak mudah lelah, serta mudah
menyesuaikan diri, dan dekat dengan orang-orang dewasa. Kedelapan,
mampu berpikir abstrak. Misalnya, silsilah keluarga yang rumit.
Kesembilan, pintar menggambar. Mereka tidak hanya dapat menggambar,
namun juga dapat membangun sesuatu yang kompleks dengan pola yang
tidak biasa dengan beragam medium (balok, krayon, cat air, gambar,
pasir, tanah liat, dsb.). Ciri-ciri tersebut selaras dengan hasil
penelitian dari Balitbang Depdikbud (1986) dan Council of Curriculum
Examinations and Assessment (2006).

Jika dilihat secara fisik, anak yang berbakat istimewa memiliki tinggi
badan lebih kurang 53-54 sentimeter saat lahir. Ukuran otaknya juga
lebih besar daripada anak lainnya. Perkembangan motorik kasarnya
sangat cepat, tetapi perkembangan motorik halusnya lebih lama. Oleh
karena itu, meskipun dia cepat membaca namun dia sulit menulis.

Anak berbakat istimewa pun berbeda dengan anak cerdas istimewa. Anak
berbakat cenderung cepat bosan, gemar bermain, tidak suka belajar
karena sudah tahu jawabannya, dan bahkan kelewat kritis, sehingga
mempertanyakan jawaban yang sudah ada. Anak cerdas suka belajar,
mendengarkan dengan baik, bisa menjawab pertanyaan dengan baik,
memberi perhatian, dan lebih senang bersosialisasi dengan teman-teman
yang seusia. Anak berbakat cenderung memberontak, agak malas, maunya
menang sendiri, tidak suka belajar, unggul dalam tes pilihan ganda
karena lebih suka menebak, dan kritis terhadap dirinya sendiri.

Anak-anak berbakat dan cerdas istimewa harus dikenali, dibimbing, dan
difasilitasi dengan pendidikan yang tepat. Jika tidak,
kelebihan-kelebihan yang mereka miliki dapat menjadi negatif.
Sayangnya, banyak guru sekolah yang mengabaikan atau memberi cap buruk
(black list) kepada anak-anak seperti itu, karena mereka cenderung
sering membuat keributan, tidak bisa tenang, malas, dan tidak bisa
mengikuti pelajaran. Dengan kondisi yang seperti itu, kemungkinan
besar mereka sering mendapat umpatan atau cemooh dari teman-teman atau
guru mereka. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena sikap seperti itulah
yang justru semakin menjauhkan mereka dari sekolah, dan membuat mereka
semakin merasa terpuruk dan tidak berguna. Sebaliknya, dengan
memberikan perhatian dan pengarahan yang tepat sesuai minat, mereka
dapat menolong anak berbakat dan cerdas istimewa untuk meraih
kesuksesan di kemudian hari.

Dirangkum dari:
1. Rastika, Icha dan Tri Wahono. "Kenali Anak Cerdas dan
   Berbakat Istimewa". Dalam http://edukasi.kompas.com/read/2010/08/17/
   15125953/Kenali.Anak.Cerdas.dan.Berbakat.Istimewa.
2. ________. "Mengenal Bakat & Potensi Anak -- Ciri-ciri Anak Berbakat".
   Dalam http://lintasberitabaru.blogspot.com/2011/09/
   mengenal-bakat-potensi-anak-ciri-ciri.html.
3. ________. "Ciri Umum anak CI+BI". Dalam
   http://asosiasicibinasional.wordpress.com/pendukung/
   ciri-umum-anak-cibi/.

                   TELAGA: KECERDASAN DAN TES KECERDASAN

Kecerdasan adalah suatu kemampuan umum dari seseorang dalam hal
bagaimana dia memecahkan masalah hidupnya sehari-hari. Kemampuan ini
dapat tercermin dari kecepatan, ketepatan, dan kedalaman berpikir
seseorang di dalam mencari jalan keluar dari masalah hidupnya
sehari-hari. Sementara kepandaian lebih dikaitkan dengan masalah
belajar, walaupun kepandaian memerlukan kecerdasan.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan tingkat kecerdasan
anak, antara lain berikut ini.

1. Faktor bawaan.

Meskipun mereka lahir dari orang tua yang sama, faktor bawaan ini bisa
berbeda karena dipengaruhi sifat genetik, fungsi otak, dan fungsi
syaraf.

2. Masalah gizi.

Hal ini mencakup masalah kebiasaan-kebiasaan dari kecil, masalah
rangsangan, atau stimulasi dari lingkungan.

3. Latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan seorang anak dari kecil.

Secara konsep, kecerdasan tidak hanya menyangkut hal-hal belajar di
sekolah yang lebih bersifat akademis dan intelektual. Sebetulnya, ada
banyak jenis kecerdasan seperti kecerdasan emosi, kecerdasan sosial di
mana seseorang bisa berelasi dengan baik, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spiritual, bahkan kecerdasan di bidang seni, dan
sebagainya. Namun, sebagian masyarakat salah paham dalam memahami
kecerdasan. Secara umum kecerdasan hanya menyangkut hal-hal yang
bersifat akademis (sekolah). Kecerdasan seseorang biasanya diakui dari
hasil tes kecerdasan yang diadakan oleh sekolah dan lembaga yang
terkait.

Macam-Macam Tes Kecerdasan

1. "Test Bine" untuk anak-anak, biasanya dikenal dengan "Stanford
Bine" karena dikembangkan oleh Terman dari Stanford University.

2. WPPSI untuk anak-anak prasekolah, tes ini dibuat oleh Westler.

3. WISC untuk anak-anak, tes ini bersifat individual.

4. Tes kecerdasan yang bersifat kelompok, tes ini biasanya dipakai
untuk mengetahui secara cepat perkiraan tingkat kecerdasan seorang
anak dan bagaimana kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Bentuk Tes Kecerdasan

a. Ada sub-sub tes yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang informasi
secara umum yang harus diketahui anak.

b. Pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal sosial yang harus dia
ketahui.

c. Berkaitan dengan bahasa, ketelitian dia dalam melihat berbagai
figur atau gambar, logika, aritmetika, matematika, dsb..

Amsal 3:11-18, "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan dan
janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya karena Tuhan memberikan
ajaran kepada yang dikasihi-Nya seperti seorang ayah kepada anak yang
disayangi. Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang
memperoleh kepandaian karena keuntungannya melebihi keuntungan perak
dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga daripada permata, apa
pun yang kau inginkan tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di
tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan, jalannya
adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. Ia
menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang
berpegang kepadanya akan disebut berbahagia." Ayat-ayat ini
menjelaskan bahwa didikan Tuhan akan memberikan pengajaran supaya kita
memunyai hikmat dan beroleh kepandaian.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: TELAGA.org
Alamat URL: http://www.telaga.org/audio/kecerdasan_dan_test_kecerdasan
Judul transkrip: Kecerdasan dan Test Kecerdasan (T095A)
Penulis: Heman Elia, M.Psi.
Tanggal akses: 4 Juni 2012

                 ULASAN BUKU: TIDAK ADA ANAK YANG SULIT

Judul buku: Tidak Ada Anak yang Sulit
Judul asli: --
Penulis/Penyusun: Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha
Penerjemah:	--
Editor: --
Penerbit: LK3 Institut Konseling, Jakarta 2008
Ukuran buku: 11 x 18 cm
Tebal: 263 halaman
ISBN: --
Buku Online: --
Download: --

Anak adalah harta keluarga yang paling berharga. Akan tetapi, anak
juga bisa menimbulkan masalah keluarga. Tidak sedikit orang tua
mengeluh karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang perkembangan
anak. Perhatian dan dukungan mereka kepada anak juga semakin
berkurang, seiring dengan peningkatan kesibukan mencari nafkah. Meski
demikian, proses perkembangan anak tidak dapat dipenuhi dengan
memercayakan anak kepada pengasuh atau pihak sekolah. Sebagian orang
tua merasa sudah mencukupi kebutuhan anak, tetapi mereka tidak
memerhatikan perkembangan anak. Akibatnya, mereka menganggap anak-anak
itu sulit untuk diasuh. Apakah Anda juga mengalami kesulitan yang sama
dalam hal mendidik anak-anak Anda?

Ternyata, tugas orang tua tidak sebatas memenuhi kebutuhan jasmani
anak saja, tetapi juga kerohanian mereka. Oleh sebab itu, orang tua
perlu memiliki pemahaman mengenai metode dan keterampilan praktis
untuk mendidik dan membesarkan anak. Menurut Julianto Simanjuntak dan
Roswitha Ndraha dalam buku mereka, "Tidak Ada Anak yang Sulit", Anda
dapat menimba banyak ilmu yang memadai untuk "mengontrol" dan mendidik
anak dengan tepat. Buku ini memberikan contoh-contoh praktis tentang
bagaimana mendidik anak dengan sukacita dan cinta berlimpah, tanpa
mengurangi atau menghancurkan harga diri mereka. Berdasarkan
pengalaman mendidik anak-anak mereka, kedua penulis menyatakan, "Tidak
ada anak yang sulit." Dengan penjelasan yang lugas dan gamblang, buku
ini menyajikan banyak tip dan beraneka ragam kasus yang sering
dihadapi orang tua. Buku ini terdiri atas 13 bab, yang antara lain
berbicara tentang "Tidak Ada Anak yang Sulit"; "Ayahku, Andalanku";
"Mendengarkan Suara Hati Anak"; "Bagaimana Bersikap kepada Anak agar
Anak Bersikap Baik". Meskipun tidak ada anak yang sulit, bukan berarti
segala sesuatu akan berjalan lancar. Orang tua yang mampu berperan
optimal akan dapat meminimalkan kemungkinan hilangnya momen indah
pertumbuhan anak.

Buku ini sangat tepat dijadikan referensi untuk para orang tua yang
bergumul dengan perkembangan putra-putri mereka. Banyak pelajaran
praktis dalam buku ini yang dapat membantu orang tua membentuk
anak-anak yang mereka banggakan. Bacalah buku ini dan buktikan
sendiri kegunaannya.

Peresensi: Desi Rianto

Diambil dari:
Nama situs: GUBUK.org
Alamat URL: http://gubuk.sabda.org/tidak_ada_anak_yang_sulit
Tanggal akses 8 Juni 2012

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Berlian Sri Marmadi
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan
            Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org