Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/241

e-Konsel edisi 241 (10-5-2011)

Memotivasi Anak untuk Belajar

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 241/MEI 2011

DAFTAR ISI
BIMBINGAN ALKITABIAH: MENGAJAK ANAK BERDOA SEBELUM BELAJAR
TIP: MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR PADA ANAK
INFO: I-HUMOR MOBILE

Salam kasih,

Memiliki anak yang pintar dan berprestasi pasti menjadi harapan semua
orang tua. Tidak ada satu pun orang tua yang ingin anaknya kelak
menjadi orang yang gagal. Keberhasilan anak tergantung pada pola asuh
orang tua. Khususnya dalam hal belajar. Sekolah dan guru bukanlah
pihak yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan anak dalam
belajar.

Usaha belajar memang mutlak perlu, tetapi doa juga merupakan hal yang
tidak boleh diabaikan. Agar anak bisa konsentrasi dalam belajar, anak
perlu berdoa. Hal ini bisa Anda baca selengkapnya di Bimbingan
Alkitabiah yang kami sajikan dalam edisi ini. Selanjutnya, untuk
membantu Anda dalam memotivasi anak dalam belajar, kami pun menyiapkan
tip bagi Anda. Di kolom terakhir, masih ada informasi menarik yang
terkait dengan anak-anak. Jangan sampai Anda melewatkannya.

Pastikan generasi kita yang akan datang lebih baik daripada generasi
sekarang! Selamat membaca.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

       BIMBINGAN ALKITABIAH: MENGAJAR ANAK BERDOA SEBELUM BELAJAR

Landasan firman Tuhan: Filipi 2:5

Paulus menulis ini pada rekan sekerjanya, Timotius, tentang sifat yang
harus kita miliki di dalam Kristus Yesus. Ia berkata, "Sebab Allah
memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7) Lukas
menggambarkan Yesus ketika masih kecil "makin bertambah besar dan
bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan
manusia." (Lukas 2:52)

Tujuan yang harus kita tunjukkan pada anak kita adalah mereka memunyai
pikiran sehat, yang bisa membedakan antara kejahatan dan kebaikan, dan
yang ditetapkan oleh Tuhan. Kita harus selalu menunjukkan pada anak-
anak kita untuk meraih hikmat, kemampuan untuk berpikir, dan
menggunakan rasio dalam situasi apa saja seperti cara berpikir Yesus.

Untuk mendapatkan ini, kita bisa mendorong anak-anak kita untuk
berdoa, "Jadikan pikiran saya untuk berpikir dengan cara Engkau
merancangnya, Tuhan!" Terutama, anak Anda bisa berdoa untuk kemampuan
berkonsentrasi.

"Bantu saya, Bapa di surga, untuk bisa memusatkan perhatian pada satu
topik. Tolong saya untuk berkonsentrasi penuh untuk mempelajari bahan
ini."

Anak Anda bisa juga berdoa untuk kemampuan menimbang dan menelusuri
sebuah hal.

"Tolong saya, Bapa di surga, untuk melihat masalah ini dari sudut
pandang-Mu. Bimbing pikiran saya, Tuhan. Jangan biarkan pikiran saya
melantur."

Ajari anak Anda bahwa pikirannya adalah ciptaan dan karunia Allah, dan
Allah ingin kita memakai pikiran kita untuk memikirkan hal-hal yang
baik dan memecahkan masalah, supaya dunia ini menjadi tempat yang
lebih baik bagi semua orang. Ajari anak Anda Filipi 4:8. Jadikan ayat
itu sebagai doa.

"Tolong saya, Bapa di surga, untuk melihat kebenaran-Mu di dalam hal
ini. Tolong saya untuk melihat hal-hal mulia dalam pelajaran sejarah
ini, untuk memusatkan pada aspek yang baik dalam kisah ini, untuk
mencari keindahan dalam pelajaran sains ini."

Akhirnya, dorong anak Anda untuk berdoa sebelum memilih pelajaran
baru, ulangan, atau mengerjakan pekerjaan rumah:

"Bantu saya untuk mempelajari ini semampu saya, untuk mengerti bahan
ini dan bisa melihat bagaimana saya bisa menggunakannya suatu hari.
Tolong saya bertanya ketika saya tidak mengerti. Beri guru saya hikmat
untuk mengajar pelajaran ini, dan tolong mereka untuk bersabar ketika
kami mempelajarinya. Terima kasih karena Engkau memberi saya
kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang ciptaan-Mu dan
prinsip-prinsip yang Kau tetapkan untuk kehidupan saya.

Diambil dari:
Judul asli buku: 52 Simple Ways to Teach Your Child to Pray
Judul buku terjemahan: 52 Cara Sederhana Mengajar Anak Anda Berdoa
Judul asli artikel: Berdoalah untuk Kemampuan Berpikir Jernih dan
                    Belajar
Penulis: Roberta Hromas
Penerjemah: Esther S. Mandjani
Penerbit: Interaksara, Batam
Halaman: 73 -- 75

             TIP: MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR PADA ANAK
                   Diringkas oleh: Sri Setyawati

Kita sebaiknya memotivasi anak-anak agar suka belajar sejak mereka
masih balita, karena pada masa ini anak memiliki keinginan belajar
yang sangat kuat. Anak disebut gemar belajar bukan karena dia
diharuskan belajar, melainkan karena dia memang suka belajar. Dia
sadar benar bahwa itu adalah pilihannya untuk masa depan.

Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar Anak?

1. Jadikan belajar sebagai hal yang menyenangkan.

Ciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak. Anda perlu
memerhatikan pelajaran apa yang paling disukai dan tidak ia sukai.
Anda juga bisa mengikutkan anak Anda untuk mengikuti les -- pelajaran
tambahan di luar jam sekolah, karena ada beberapa anak suka sekali les
tertentu, sehingga mereka tidak sabar menunggu hari les tiba. Setelah
anak masuk sekolah, bantulah mereka untuk memunyai jam belajar yang
teratur.

2. Kembangkan kecerdasan anak dengan mempelajari hal-hal lain selain
pelajaran sekolah.

Saat anak semakin besar, dia berpikir bahwa yang disebut belajar
adalah mengulangi pelajaran sekolah. Jadi, selama dia tidak memiliki
masalah dengan pelajaran di sekolah, ia tidak perlu belajar di rumah.
Ini sebenarnya tidak salah, namun belajar adalah hal yang sebaiknya
tetap dilakukan. Jika anak-anak Anda bisa mengikuti pelajaran sekolah
dengan baik, ajaklah mereka untuk mempelajari hal lain selain
pelajaran sekolah. Anak yang tidak bermasalah dengan pelajaran di
sekolah bisa dilatih untuk mengembangkan bakatnya. Jika Anda sudah
mengetahui bakat anak sejak dini, akan lebih mudah bagi Anda untuk
mengembangkan kecerdasan majemuknya (multiple intelligences) saat anak
masuk sekolah formal. Jika anak suka menyanyi, ikutkanlah dia les
vokal atau ikut paduan suara anak di gereja. Jika anak suka bermain
musik, manfaatkan kursus musik di dekat rumah Anda, untuk
mengeksplorasi bakat anak dalam mendalami alat musik tertentu.
Sayangnya, hampir tidak ada kelompok untuk mendalami sains; tetapi
anak-anak bisa diajari menanam pohon, membuat pupuk, memelihara
binatang, dsb., sebagai awal untuk mengembangkan kesukaannya terhadap
dunia sains.

3. Beritahukan kepada anak tujuan mereka belajar.

Banyak anak sebenarnya pandai, namun lingkungan kurang menantang dia
untuk berusaha. Beberapa anak sudah puas dengan nilainya dan enggan
berusaha lebih. Karena itu, orang tua dan guru perlu bekerja sama
untuk mendorong anak menemukan tujuan belajar atau cita-cita hidupnya.
Anak perlu mengerti hubungan antara sekolah dan bekerja. Oleh karena
itu, luangkanlah waktu untuk mendiskusikan cita-cita mereka dan
bagaimana mereka bisa meraihnya. Ini penting dilakukan ketika anak
menginjak masa remaja awal. Berikan padanya ide yang menyangkut
pendalaman hobi atau pekerjaan yang ingin ditekuninya kelak. Jika
memungkinkan, ajaklah mereka ke kantor atau mengerjakan beberapa
pekerjaan ringan di waktu libur. Secara berkala, cobalah mengevaluasi
terhadap anak Anda. Jangan segan mengubah atau membuat target baru.
Kalau perlu catat dan tempelkan di dinding ruang belajarnya.

Ketika memasuki usia remaja, beberapa anak biasanya mengalami
kemunduran dalam semangat belajar. Ini gejala yang normal, karena
pikiran mereka sudah mulai bercabang. Mereka mulai tertarik untuk
memikirkan teman sebaya (peer group), diri sendiri, hobi, keluarga
(orang tua dan saudara), pelajaran, dan sebagainya. Daripada memarahi
mereka, lebih baik Anda membangun hubungan yang lebih baik dan
menumbuhkan rasa percaya dalam diri mereka kepada Anda.

Peran Orang Tua

Ini adalah hal terpenting dalam membangun semangat belajar anak.
Pendampingan diperlukan selama anak masih bergantung pada peran serta
orang tua. Misalnya, orang tua ikut duduk dan mendampingi anak belajar
di sebelah mejanya, atau sekadar menanyakan bagaimana dia
menyelesaikan tugas sekolah sepanjang hari itu. Buatlah belajar
menjadi proses yang menyenangkan. Tidak perlu banyak marah dan
tekanan. Jika anak sudah lebih besar, penting baginya belajar dari
kegagalan. Berilah anak Anda kesempatan kedua. Sesekali, nilai rendah
atau teguran guru perlu untuk dia. Pengalaman bisa lebih berbicara
daripada omelan atau kritikan.

Hubungan baik antara orang tua dan anak perlu dibangun sejak anak
masih kecil. Hubungan yang baik ini akan memudahkan komunikasi di
antara anak dengan orang tua. Nyatakan keprihatinan Anda dengan jelas.
Tanyakan juga apakah anak Anda mengalami kesulitan dengan pelajaran,
teman, hobi, atau mungkin ada yang membingungkan mereka. Apakah mereka
membutuhkan latihan ekstra atau kelompok belajar. Tidak perlu
menyalahkan mereka untuk nilai-nilai yang merosot, misalnya. Mungkin
sekali mereka pun menyesal, tapi tidak tahu harus berbuat apa.

Televisi dan komputer adalah godaan terbesar bagi anak masa kini!
Sebab itu, jangan menaruh televisi atau komputer di kamar anak Anda.
Sejak anak Anda kecil biasakan menonton televisi bersama-sama dan
mendiskusikannya. Mungkin karena pengaruh teman, anak Anda meminta
komputer atau televisi untuk mereka pribadi. Anda perlu hati-hati
menyetujui permintaan ini, walaupun Anda memiliki dana untuk itu.
Terapkan syarat dan ketentuan yang harus mereka patuhi; segeralah
bertindak kalau ternyata syarat dan ketentuan itu dilanggar.

Walaupun begitu Anda harus mewaspadai hal-hal yang tidak wajar,
misalnya sesuatu yang cenderung negatif. Misalnya, anak Anda mulai
merokok di kamar atau tidak mengizinkan Anda memasuki kamarnya. Tanpa
bermaksud meneliti, usahakan sesekali dalam waktu yang tidak teratur,
berbicara dengan anak Anda di kamarnya. Anda dapat melihat dan
menemukan hal-hal yang berubah di kamar tersebut. Terakhir, jangan
lupa, sebagian anak kita sangat suka belajar dari kita dengan proses
informal: berdiskusi, suasana humor, saat makan, dan rekreasi bersama.

Kenalkan Buku di Usia Awal

Beberapa anak lebih suka membaca komik atau kartun. Pada tahap
tertentu, ini baik, tapi kartun membatasi imajinasi anak. Kalau anak
kita suka membaca kisah Cinderella, misalnya, dalam benak mereka sudah
tertanam gambar seorang putri. Gambar ini sulit diubah. Mereka akan
bingung jika melihat profil putri salah seorang kepala suku di Afrika.
Jika anak suka buku-buku bergambar, belikanlah buku-buku sains
bergambar (foto asli).

Pada periode tertentu ada komik-komik berseri yang disukai anak-anak.
Jika anak Anda terlanjur suka, cobalah kompromi dengan dia. Sedapat
mungkin usahakan menyewa komik dari perpustakaan umum, tidak perlu
membelinya. Tapi jika sulit, jangan mengoleksinya. Latih anak kita
memberi komik yang sudah dibacanya kepada orang lain.

Dasar Iman dan Moral

Lebih daripada hal-hal teknis di atas, kita juga harus melengkapi
anak-anak kita dengan iman dan moral Kristiani yang benar. Sama halnya
dengan cara kita menghadapi kegemaran anak terhadap games, TV, dsb.;
di rumah pun kita harus membekali anak-anak dengan nilai-nilai
kekristenan.

Dalam 5-10 tahun terakhir muncul berbagai bacaan yang menggambarkan
dunia lain. Misalnya serial Harry Potter, Bartholomeus Trilogy, dan
banyak lagi. Walaupun buku-buku ini mengetengahkan nilai-nilai
kepahlawanan, kerja sama, dan sebagainya, namun buku-buku itu bisa
membawa anak-anak ke dalam pemikiran "post modern", yang segala
sesuatu tidak ada akhirnya. Sayangnya, buku-buku ini menarik dan
membuat kita berpikir tentang kemungkinan adanya lapisan-lapisan dunia
lain di luar bumi kita yang sudah rusak ini.

Pikiran yang dibangun oleh buku-buku ini berbeda dengan cerita-cerita
rakyat. Misalnya dongeng-dongeng H.C. Anderson yang isinya tokoh baik
mengalahkan yang jahat. Dalam buku-buku yang terbit belakangan ini,
kejahatan memang kalah, tetapi kejahatan tidak pernah hilang, selalu
mengintip dan muncul pada waktunya. Dia tidak berbentuk orang, tetapi
oknum, sesuatu yang tidak pernah mati. Mereka tidak hidup di dunia
kita, tetapi bisa datang ke bumi dan mengacaukan isinya. Lantas,
kekacauan ini menjadi baik lagi dengan satu sapuan sihir.

Karena itu, sebelum anak kita menyukai buku-buku semacam ini,
tanamkanlah filter yang benar dalam benak mereka. Sejak mereka kecil,
ketika baru mulai membaca, berikanlah buku-buku cerita Alkitab.
Sejalan dengan usia dan kemampuan berpikir, kita bisa memberikan
serial kepahlawanan atau biografi orang-orang yang sukses tetapi
melewati banyak kesukaran dan penderitaan. Dorong anak-anak
membacanya.

Tidak ada salahnya membelikan buku dongeng yang berisikan moral yang
baik selama kita bisa mengatur waktu untuk mendiskusikan isinya.
Tujuannya adalah agar orang tua tetap memberikan saringan untuk setiap
bacaan anak. Mari bangun keluarga yang suka membaca.

Tip-tip Memotivasi Anak agar Tekun Belajar dan Sekolah

1. Bantu anak untuk memiliki cita-cita dan kesungguhan untuk
mencapainya.

2. Tanamkan dalam pikiran mereka bahwa salah satu cara untuk menjadi
orang yang berhasil mencapai cita-cita adalah dengan rajin belajar dan
sekolah.

3. Latihlah anak untuk mencintai buku, biasakan untuk membacakan
cerita untuk anak sejak dia bayi.

4. Kenalkan buku-buku yang baik, hindarkan komik.

5. Ajak anak secara rutin ke toko buku dan buatlah perpustakaan di
rumah Anda.

6. Jadilah orang tua yang suka membaca. Anak akan lebih mudah
melakukan apa yang Anda inginkan dengan melihat kebiasaan yang Anda
lakukan. Jika Anda suka membaca dan belajar, anak Anda akan lebih
mudah untuk menirunya.

Diringkas dari:
Nama situs: Kompasiana
Alamat URL: http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/10/
            remaja-dan-masa-depan-julianto-roswitha/
Judul asli artikel: Remaja dan Masa Depan
Penulis: Julianto & Roswitha
Tanggal akses: 4 Maret 2011

                        INFO: I-HUMOR MOBILE

Kabar gembira! Saat ini Anda dapat mengakses humor-humor bersih,
membangun, yang dilengkapi dengan ayat Alkitab melalui HP Anda.
Yayasan Lembaga SABDA telah meluncurkan situs khusus yang memudahkan
para pengguna HP untuk mengakses situs i-Humor. Anda dapat mengakses
setiap humor yang ada dalam situs i-Humor dengan lebih cepat dan mudah
melalui HP Anda. Tidak hanya humor, ada pula artikel-artikel seputar
humor yang dapat menambah wawasan dan memberkati Anda. Tunggu apalagi?
Segera buka situs i-Humor Mobile di HP Anda, dan dapatkan berkat
setiap hari melalui humor-humor yang tersedia.

==> http://m.humor.sabda.org/

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org