Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/177 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 177 (1-2-2009)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 177/1 Februari 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Ungkapan Kasih = Cakrawala: Sentuhan Kuasa Kasih: 1 Korintus 13 = TELAGA: Mengenal Kasih Berdasarkan 1 Korintus 13:1-13 = Tips: Kasih Ilahi = Stop Press: Blog Sabda - Melayani dengan Berbagi PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Berhubung Hari Kasih Sayang atau Valentine dirayakan pada 14 Februari, kini bulan Februari digeneralisasi sebagai bulan Kasih Sayang. Pada bulan ini, biasanya berbagai pernak-pernik ungkapan kasih sayang -- entah itu bunga, makanan, hadiah, atau boneka -- pun mulai dipajang untuk menyemarakkan dan diberikan kepada orang yang kita sayang. Perbuatan seperti itu, kasihlah yang mendasarinya. Namun demikian, sering kali kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita saja. Atau menggunakan "kasih" dengan motivasi ingin mencari keuntungan diri sendiri. Berbeda dengan kasih Allah. Allah mengasihi kita dengan tulus -- bukan karena kita mengasihi Dia terlebih dahulu atau karena Dia ingin mencari keuntungan diri sendiri. Ia sangat mengasihi kita sampai-sampai Ia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Ia tidak pernah menuntut balas atas apa pun yang sudah Ia berikan. Berkenaan dengan hal tersebut, edisi e-Konsel kali ini akan membahas motivasi dan sifat kasih yang harus kita tanam dalam diri kita dan kemudian kita bagikan kepada sesama berdasarkan 1 Korintus 13:1-13. Selamat menyimak dan selamat Hari Kasih Sayang. Staf Redaksi e-Konsel, Tatik Wahyuningsih CAKRAWALA ____________________________________________________________ SENTUHAN KUASA KASIH: 1 KORINTUS 13 Salah satu pasal termasyhur dalam Alkitab jelas adalah 1 Korintus 13 -- "Pasal Kasih" yang terkenal itu. Di pasal ini, kita bisa melihat dengan jelas tiga bagian penting yang mengajarkan umat Tuhan dalam memahami kasih yang sejati: motivasi, karakter, dan kekekalan kualitas kasih. Motivasi Kasih (1 Korintus 13:1-3) Apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih yang melatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju perlunya memeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksa seperti seperti yang pasal ini sudah lakukan. Fasih Berbicara Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau menghibur yang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya untuk tujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong. Dengan adanya gerakan hiburan di gereja, orang-orang bersedia memaklumi semua kegagalan yang para pendeta dan guru lakukan untuk menjaga agar gereja tetap ramai. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. (1 Korintus 13:1-3) Berpengetahuan Ilmuwan, teolog, doktor, dan filsuf semuanya berpura-pura memiliki pengetahuan yang luar biasa, tetapi tanpa kasih, pengetahuan ini akan menghancurkan mereka dan orang lain. Mereka yang memiliki pengetahuan adalah mereka yang seharusnya menggerakkan dunia. Para ekonom, pemuka agama, konselor, atau peneliti, semuanya memiliki pengetahuan khusus yang akan memberikan dampak signifikan dalam sejarah manusia. Dampak tidak diperoleh dari pengetahuan, namun dari apa yang dilakukan seseorang dengan pengetahuan itu. Bila dia tidak mengasihi, maka pengetahuan tidak lagi penting. Ketidakpedulian yang dibarengi kasih adalah lebih baik daripada pengetahuan yang dibarengi dengan pengejaran kepentingan diri, apa pun bidang pengetahuannya. Sekarang ini, kita menghabiskan banyak waktu, energi, dan uang untuk mengejar pengetahuan. Kita meluangkan sedikit waktu untuk memeriksa hati mereka yang bergelar tinggi. Gereja-gereja yang mencari pendeta tampaknya lebih menekankan gelar daripada kasih. Murah Hati Kita akan berpikir bahwa mereka yang menyerahkan seluruh milik mereka dan melakukan pengorbanan diri yang besar merupakan suatu hal yang sangat mulia. Namun sekali lagi, kita bisa memberikan seluruh kekayaan kita, bahkan mengorbankan hidup kita, tetapi tanpa kasih, semua itu tidak ada gunanya. Saya bertanya-tanya seberapa besar bantuan yang diberikan atas dasar kasih daripada atas dasar motivasi memiliki reputasi terkenal. Bila nama kita tidak dikenal, akankah kita tetap memberikan sebanyak yang kita sudah kita lakukan? Pengorbanan yang besar tidak sama dengan kasih karena pengorbanan ini bisa saja berasal dari alasan egois agar dihargai dan dikenal. Ringkasan Kita harus mulai memeriksa segala tindakan kita; apakah kita melakukannya atas dasar kasih atau pemenuhan ego. Kita memiliki kemampuan yang hebat untuk membohongi diri kita sendiri dan orang lain menurut maksud kita yang sebenarnya. Sering kali, jauh di dalam hati, kita menyukai perhatian, tepuk tangan, piala, dan kekuasaan. Kemampuan besar dalam pidato, pengetahuan, dan pengorbanan akan menggerakkan orang, namun tidak akan menyelamatkan mereka. Komunikasi, pengetahuan, dan ketaatan adalah tiga penajam hidup yang sangat berkuasa, namun ketiga hal ini membutuhkan hati yang mengasihi untuk mewujudkannya dengan benar di dunia ini sehingga memberikan manfaat bagi orang lain. Karakter Kasih (1 Korintus 13:4-8a) Semua orang mengaku memiliki kasih, namun sedikit yang telah merasakan kekuatan, pengertian, dan komitmennya yang luar biasa. Kita melihat fakta itu saat orang yang menikah menyatakan janji bahwa mereka akan menjaga pernikahan mereka selama mereka saling mengasihi. Mereka tidak memiliki pengertian kasih yang sesungguhnya. Kasih berdasarkan pengertiannya memiliki beberapa komponen, tanpa komponen-komponen itu, kasih akan hilang. Ini dibuktikan dengan pengertian-pengertian ekslusif akan kasih. 1. Kasih Itu Sabar Apakah saya memancarkan jiwa yang sabar yang memampukan saya untuk mendengarkan dan peduli pada orang-orang di sekitar saya? Kasih tidak memaksakan aturan dan batasan waktunya sendiri. Orang-orang, khususnya orang-orang yang terluka, dapat menyedot banyak waktu kita. Orang sabar percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan memberikan cukup waktu untuknya mendengarkan orang lain. Kasih juga mampu memperlakukan semua orang dengan cara yang benar. Kita cenderung mengharapkan orang lain untuk mendengarkan kita seperti kita mendengarkan orang lain, tetapi sering kali hal ini tidak berhasil. Orang yang sabar percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan memberikan hikmat untuk memerhatikan setiap orang dengan baik. 2. Kasih Itu Murah Hati Apakah saya selalu bersikap baik dan peduli pada orang lain? Kasih itu murah hati. Kita mungkin berpikir hal ini tidak perlu dikatakan, namun setelah apa yang telah dilakukan atas nama kasih diteliti baik-baik, kita akan bijaksana bila mengukur kasih hanya dengan gelas ukur yang disebut kemurahan hati. Bila seseorang itu tidak murah hati, berarti dia tidak mengasihi. 3. Kasih Tidak Cemburu Apakah saya cemburu karena orang lain mendapatkan perhatian? Saat kecemburuan muncul, kita harus mempertanyakan apakah ada kasih. Beberapa orang mengatakan bahwa kasih itu cemburu karena kasih menginginkan dan mengharapkan orang lain. Namun, kasih yang sejati memberikan hak mereka atas perhatian orang lain. Kasih justru memberikan dirinya sendiri supaya orang lain mendapatkan keuntungan. 4. Kasih Tidak Memegahkan Diri Apakah saya menceritakan keberhasilan saya? Ketika seseorang memegahkan diri, maka objek pembicaraan direndahkan dan dipandang sebagai alat untuk digunakan. Memegahkan diri berarti meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain. Kasih meminta seseorang untuk melihat sisi baik dalam diri orang lain dan lebih sering diam jika belum melihat sisi baik yang ada pada diri orang lain. 5. Kasih Tidak Sombong Apakah saya merasa lebih baik daripada orang lain? Jika memegahkan diri berbicara tentang keberhasilan seseorang, kesombongan terdapat di dalam pikiran. Kesombongan akan mengeluarkan buah yang tidak diinginkan melalui pandangan, perilaku, komentar, tipuan, dan perlakukan umum terhadap orang lain. Kasih lebih menghormati orang lain di atas keinginan pribadinya. 6. Kasih Tidak Melakukan yang Tidak Sopan Apakah saya bertingkah laku aneh untuk menarik perhatian orang lain? Tindakan yang tidak sopan adalah tindakan yang aneh untuk menarik perhatian orang lain. Perilaku yang aneh atau kasar menarik perhatian orang lain. Mencari perhatian untuk diri sendiri adalah lawan dari kasih di mana kita seharusnya memberikan perhatian kepada orang-orang yang membutuhkan. Kita berfokus pada orang lain. 7. Kasih Tidak Mencari Keuntungan untuk Diri Sendiri Apakah saya mencari hal-hal yang lebih saya sukai daripada yang disukai orang lain? Ketika kita mencari kesejahteraan diri kita sendiri, kita menghalangi kemampuan kita untuk mengasihi. Kasih mengusahakan kesejahteraan orang lain. Bila kita lebih mementingkan diri sendiri, maka kita akan memberikan perlakuan istimewa pada diri kita sendiri. Kita bahkan akan berbohong, curang, memfitnah, mengumpat, dll. untuk melayani kebutuhan diri kita sendiri. 8. Kasih Tidak Pemarah Bagaimana kita menanggapi orang yang menganggu kita? Kasih yang sejati tidak mudah goyah. Kasih yang pura-pura mudah berubah. Seseorang akan mudah marah saat dia hidup untuk dirinya sendiri. Kita pasti merasa tidak nyaman saat tersinggung; setidaknya harga diri kita diserang, namun determinasi kasih tidak akan berubah. 9. Kasih Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain Apakah saya dengan cepat mengampuni orang lain dan menolak kepahitan? Kasih tidak pahit hati. Mungkin ia terluka, tersakiti, dan teraniaya, namun kasih akan selalu mengampuni. Kasih tidak menyimpan kesalahan atau berencana untuk balas dendam. Kasih menghapus kesalahan setiap hari untuk memampukannya memerhatikan kebutuhan orang lain. 10: Kasih Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan Apakah saya bersukacita dalam sensualitas atau kekerasan? Entah kita atau orang lain terlibat dalam perilaku yang tidak baik, mereka yang memiliki kasih yang sejati tidak akan bersukacita. Kita melihat kebahagiaan dalam perilaku buruk orang lain. Mereka pikir mereka tidak bersalah atas perilaku mereka itu, namun terkandung suatu kebahagiaan perilaku buruk dalam sikap mereka. Kasih tidak ada di dalamnya. 11. Kasih Bersukacita Karena Kebenaran Apakah saya menyukai sorakan dan mencoba membuat orang lain terkesan atau menyambut kebenaran? Kasih mungkin rendah hati karena kebenaran, namun kasih masih tetap menemukan kesetiaannya yang terdalam terhadap kebenaran. Kasih tidak memilih-milih orang sehingga menghalangi kebenaran. Pasangan dari kasih adalah kebenaran, di mana cahayanya bersinar terang; tidak ada kebohongan dan ketidaksetiaan. 12. Kasih Menutup Segala Sesuatu Kesulitan apa yang saya alami dalam hidup ini sehingga saya berani terus mengasihi? Mudah marah berujung pada konflik pribadi yang tidak ada gunanya, misalnya dalam hubungan saudara kandung atau pernikahan. Dengan menanggung segala sesuatu, kasih dapat menahan kekasaran, dosa, dan kebobrokan moral yang absolut. Dari air berlumpur, muncullah bunga lili putih. 13. Kasih Percaya Segala Sesuatu Apakah saya mampu mencari Tuhan untuk memohon pertolongan, kekuatan dan pembaharuan untuk setiap situasi sulit yang saya alami? Ini tidak merujuk pada toleransi dan ekumenisme masa kini, tetapi kepolosan pendekatannya kepada hidup dan manusia. Kasih terlindungi dari pesimisme usia dan memampukan setiap orang dengan penuh hormat dan harapan. 14: Kasih Mengharapkan Segala Sesuatu Apakah saya memperlakukan setiap relasi dan orang dengan harapan, meski mereka memiliki masa lalu yang buruk? Kasih bukanlah khayalan buta, namun dengan kesetiannya, kasih dapat melihat ke depan pada kesempatan istimewa yang setiap relasi bawa setiap hari. Kasih hidup dalam pengharapan kepada Tuhan bahwa anugerah Tuhan dapat bersinar di tempat yang gelap. 15. Kasih Menanggung Segala Sesuatu Hal apa yang saya hargai dan yang tidak ingin saya lepaskan? Kasih sanggup bertahan karena kasih Allah di dalam Kristus adalah selamanya. Kasih yang kita miliki memang terbatas, namun saat kasih Allah memenuhi kita, maka tidak ada yang bisa menghentikannya. Kasih Allah mengatasi rasa malu, celaan, dan kejahatan. Kasih itu rendah hati sama seperti kasih Allah dalam Kristus mengejar hal-hal tersebut sehingga kita bisa menerima kasih itu. 16. Kasih Tak Berkesudahan Apakah saya percaya pada kasih Allah yang tak berkesudahan? Tidak ada rentang waktu untuk kasih Allah. Kasih Allah tidak berhenti saat matahari terbenam atau dimulai pada minggu yang baru. Kasih illahi akan terus ada ada menembus waktu dan kekekalan. Di malam-malam gelap, akan selalu ada cahaya abadi dari kasih Allah. Kasih akan menyinari kebencian dan menembus hal yang paling buruk dengan pergorbanan. Kualitas Kasih yang Tahan Lama (1 Korintus 13:8-13) Kami tidak yakin apakah frasa "kasih tak berkesudahan" termasuk dalam daftar ayat atau penutup. Seseorang bertanya-tanya bagaimana kata-kata itu bisa mengikuti deskripsi yang tak bisa dibantah lagi tentang kasih dalam ayat-ayat di atas. Namun Paulus memiliki tujuan yang lebih besar daripada hanya sekadar mewartakan Injil. Ia ingin agar kasih ada dalam diri mereka yang sudah menjadi orang yang berpengaruh dan mengesampingkan kasih Tuhan untuk keperluan mereka sendiri. Kasih bertahan dan karena itu akan ada untuk menilai kehidupan kita. Kita mungkin mengagungkan orang-orang yang memiliki karunia, tetapi kasihlah yang membuat karunia ini berkilau dalam kehidupan seseorang. Bisa berbicara dengan bahasa yang berbeda mungkin bisa membuat orang lain kagum, tetapi seperti yang dikatakan dalam nubuatan bahwa kemampuan itu akan sia-sia bila orang tersebut tidak memiliki kasih. Karunia akan disalahgunakan bila kita tidak membiarkan kasih mengendalikan hati kita. Kasih bukanlah perasaan meskipun kasih menghasilkan banyak perasaan yang menyenangkan. Kasih merupakan suatu komitmen untuk dengan sengaja memberikan diri kepada orang lain. Bila kasih berhenti, maka kita tahu bahwa itu bukanlah kasih. Bila kasih menemui halangan terhadap kepribadian seseorang, keganjilan, penampilan, atau karunia, maka kita melihat kasih itu sebagai pesona atau hasrat saja. Meskipun Anda sehat, bersemangat, muda, dan cantik, waktu akan membawa perubahan yang tidak diinginkan, misalnya sakit penyakit, kelemahan, keriput pada kulit, dan hilangnya rasa kasih. Kasih yang sejati tidak akan pernah berkesudahan karena kasih tidak menyerah; kasih tidak bisa menyerah. Kekuatan kasih tidak didasarkan pada apa yang Anda lihat pada diri seseorang, tetapi dalam komitmen Anda terhadap orang itu. Kasih yang sejati tidak berhenti, tetapi hari demi hari terus tumbuh menjadi lebih indah. Kasih tidak mengabaikan kesulitan, rasa sakit, luka, dan rasa malu yang kadang-kadang membuat kita marah, karena kasih yang berada dalam keadaan yang seperti ini akan menjadi semakin kuat. Dalam kesulitan-kesulitan seperti ini, banyak orang yang ingin lepas dari pernikahan, tetapi kasih Anda harus tetap ada, sama seperti kasih Allah. Kita semua akan memikul tanggung jawab. Kita seharusnya meninggalkan sikap yang buruk. Bila saya ingin dinilai secara menyeluruh, maka saya perlu memahami hati saya sekarang dan mengejar ketiga hal yang luar biasa: iman, pengharapan, dan kasih. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Foundation for Freedom.net Judul asli artikel: Love`s Mighty Touch Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.foundationsforfreedom.net/Topics/Love/Love015. html#Anchor-Motivation%20of%20Love%20(1%20Corinthians%2013:1-3) TELAGA _______________________________________________________________ Salah satu sifat utama Allah adalah kasih. Allah pun ingin kita sebagai anak-anak-Nya juga memiliki kasih seperti yang diajarkan-Nya melalui Rasul Paulus. Ada banyak syarat yang harus dipenuhi supaya kita bisa memiliki kasih yang benar. Mari kita simak ringkasan perbincangan Pdt. Paul Gunadi berikut ini, yang menjabarkan apakah kasih itu. Selamat menyimak. MENGENAL KASIH BERDASARKAN 1 KORINTUS 13:1-13 T: Mengapa Rasul Paulus, ketika menulis surat kepada jemaat di Korintus, ini justru menuliskan tentang kasih? J: Alasan yang paling penting adalah Rasul Paulus sedang memberikan teguran kepada jemaat di Korintus. Mereka adalah jemaat yang menerima karunia besar dari Tuhan, karunia-karunia Roh Kudus, dan gereja yang dinamis sekali. Tapi, Korintus adalah jemaat yang paling bermasalah, baik itu masalah doktrinal, kurangnya moralitas, hubungan seksual di antara anggota keluarga, dan sebagainya. Di tengah-tengah situasi yang kacau itu, Rasul Paulus memberikan pengajarannya tentang penggunaan karunia dan pentingnya karunia Roh Kudus sehingga tidak mereka salah gunakan. Setelah dia memberikan pengajarannya, barulah dia menekankan bahwa yang terpenting dari semuanya adalah kasih. Dia mengawali 1 Korintus 13 itu dengan pengantar, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing ..., tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." Di sinilah maksud pengajarannya yang begitu agung tentang kasih. ----- T: Kasih adalah sesuatu yang praktis, bukan teoritis. Bagaimana itu bisa dikelompokkan supaya lebih sederhana untuk kita pahami? J: Kasih dapat kita kelompokkan dalam dua kategori. Yang pertama adalah kasih itu memunyai aspek mengekang diri, maka kita mendengar kata-kata seperti itu dari firman Tuhan bahwa kasih itu sabar, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan atau tidak kasar, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan sabar menanggung segala sesuatu. Semua kata-kata yang digunakan mengacu pada satu konsep yang serupa akarnya, yaitu mengekang diri. Jadi, kasih membuat manusia membatasi dirinya, kasih membatasi tindakan kita yang seharusnya agresif menjadi tidak agresif. Tidak cemburu artinya seolah-olah kita mau menuntut sesuatu yang seharusnya menjadi milik kita, kita mau menguasai sesuatu yang baik, yang indah, dan yang menyenangkan buat kita. Tapi kasih berhasil membatasi diri sehingga kita tidak menguasai orang. Jadi, kasih memunyai unsur mengekang diri. ----- T: Kasih itu artinya mengekang diri kita. Bagaimana hal ini dikaitkan dengan proses penegakan kebenaran? Misalkan, jelas-jelas kita melihat orang yang kita kasihi jalannya tidak tepat, apa yang seharusnya kita lakukan? J: Secara alamiah, marah itu bisa timbul dan kita ungkapkan, namun ada perbedaan antara reaksi marah dan reaksi memarah-marahi untuk menekan atau menindas seseorang, menghukum seseorang, dan menghancurkan seseorang. Jadi yang dimaksud oleh firman Tuhan bukannya manusia itu sama sekali tidak bisa marah, Tuhan pun pernah berkata bahwa tidak apa-apa untuk kita marah asal jangan membiarkan kemarahan itu tinggal di hati kita sampai matahari terbenam. Jadi, reaksi marah secara natural itu tidak apa-apa, yang Tuhan minta di sini adalah jangan sampai kemarahan itu menggebu-gebu menghancurkan orang, kasihlah yang mengekang kita untuk melakukan hal seperti itu. Misalkan dalam rumah tangga, kadang-kadang kita marah melihat istri atau suami kita melakukan ini lagi, mengulang lagi. Kita pasti marah, tapi kasih seharusnya menolong kita untuk mengekang diri, mau mengatakan yang kasar tapi tidak jadi. Makanya kasih tidak melakukan yang tidak sopan atau tidak kasar, jadi kasih mengekang manusia untuk bertindak. ----- T: Mungkin itulah yang dikatakan Paulus bahwa kasih itu juga tidak bersukacita karena ketidakadilan, kasih itu akan menegur? J: Tepat, jadi karena kita kasih, justru waktu melihat ketidakadilan, kita bereaksi. Sudah tentu reaksinya bukan reaksi tenang-tenang, tapi kita pasti marah sebab kita mau melihat kebenaranlah yang ditegakkan, keadilanlah yang akhirnya dijunjung. Tapi, sekali lagi sebagai contoh yang konkret karena melihat ketidakbenaran terjadi, bukan berarti kita memunyai hak untuk membalas, misalnya kita akhirnya bertindak sendiri, menghabisi orang karena kita menganggap dia tidak lagi benar. Kasih mengekang itu semua, kasih pada intinya memunyai kerelaan untuk melepaskan hak, itu yang Tuhan minta. Dalam rumah tangga, istilah hak adalah hal yang penting, apalagi zaman sekarang, di mana hubungan suami-istri lebih merupakan hubungan setara, egalitarian, benar-benar hak itu menjadi hal yang penting bagi kita. Makna kasih yang Tuhan ajarkan, yaitu kasih yang melepaskan hak, tidak menggenggam hak keras-keras. Inilah hal-hal yang menghancurkan pernikahan dewasa ini, sebab unsur kasih yang Tuhan minta sudah terhilang, tidak ada lagi pengekangan diri, tidak ada lagi kerelaan untuk melepaskan hak. ----- T: Umumnya kita cenderung baru mampu melepaskan hak itu ketika memang sudah tidak ada pilihan, memang sudah berusaha tidak bisa mendapatkannya? J: Tidak terlalu salah, sebab sering kali situasi seperti itulah yang diperlukan untuk benar-benar menelanjangi kita sehingga kita tidak berdaya. Dan dari situ mulailah kita mengembangkan kesabaran dalam hidup kita. Bukankah kita mungkin pernah mendengarkan kesaksian seseorang yang kaya raya, berkuasa luar biasa, kemudian musibah menghampirinya. Semua hilang, habis, dan dia bersaksi, misalnya dulu sombong dan sebagainya, sekarang tidak. Yang mengubah dia, pemicunya adalah hilangnya semua kekuasaan itu. Dalam keadaan tidak berdaya, akhirnya dia harus berserah kepada Tuhan dan belajar lebih bersabar. ----- T: Kelompok kasih kelompok yang lain itu apa? J: Kebalikan dari mengekang diri, yaitu memberikan diri. Ayat-ayat yang bisa kita kaitkan dengan aspek memberikan diri adalah firman Tuhan berkata bahwa kasih itu murah hati, kasih itu menutupi segala sesuatu atau terjemahan yang lainnya adalah kasih itu melindungi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, jadi penuh pengharapan. Satu hal mengekang diri, hal yang lain memberikan diri kepada orang lain. Saya kira semua orang dapat memberikan dirinya, tapi pertanyaannya adalah kepada siapa dan untuk siapa. Jadi, murah hati adalah benar-benar kita harus keluar dari diri kita, melampaui diri kita yang sempit ini sehingga kita melebarkan, memperluas diri kita, dan akhirnya bisa memberikan diri kepada orang lain meskipun rasanya tidak ada keinginan. ----- T: Kalau kasih seperti ini, apakah itu sudah sampai ke tingkat kasih agape? J: Tepat sekali, kasih yang memberikan diri, bahkan kasih yang mengekang diri adalah kasih agape, kasih yang memang tidak lagi bertumpu pada apa yang orang lain lakukan kepada kita. Dalam konteks pernikahan, makin banyak pernikahan Kristen yang berakhir dengan perceraian. Yang mulai terhilang dari pernikahan Kristen dewasa ini adalah unsur kasih agape, yaitu unsur yang berkata bahwa aku senang bersamamu, apa pun kondisimu sekarang ini, apa pun yang engkau lakukan walaupun tidak bisa memberiku kepuasan, tapi aku bisa terima. ----- T: Kalau kita menampilkan kasih, bisa atau tidak orang terkesan kita itu kuat? J: Bisa, jadi orang yang pertama-tama sabar dan tabah menanggung penderitaan tidak akan dikatakan dia lemah, tapi akan dikatakan orang yang kuat. Contoh kasus, suami yang tidak setia kepada istrinya, menyalahgunakan kepercayaan istrinya, menyia-nyiakan keluarganya tapi istrinya terus bertahan, membesarkan anak-anak juga mau menerima si suami. Dalam hati si suami, meskipun dia tidak kemukakan secara langsung pada si istri, ialah rasa kagum, bahwa istrinya begitu kuat. Dia tidak akan berkata istri saya begitu lemah, dia akan berkata istri saya begitu kuat sehingga meskipun saya sia-siakan, dia tetap berdiri dengan teguh. Nah, itu adalah lambang kekuatan. Jadi, justru sebetulnya meskipun tidak diakui, itulah kesan orang terhadap sesamanya yang berhasil tegar menghadapi penderitaan. Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T093B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> atau < TELAGA(at)sabda.org >. Atau kunjungi situs TELAGA di: ==> http://www.telaga.org/audio/mengenal_kasih_berdasarkan_1_korintus_13_1_13 TIPS _________________________________________________________________ KASIH ILAHI Kasih itu sabar; kasih itu murah hati. Meskipun tidak ada kasih yang benar-benar demikian, cobalah cara ini dan lihatlah hasilnya. Gantilah kata "kasih" dengan nama Anda Ide: Tidak cara yang lebih baik untuk menunjukkan kasih Anda kepada orang lain selain dengan mengevaluasi kemampuan Anda sendiri untuk menunjukkan kasih itu. Kasih adalah kata yang sulit untuk dijelaskan. Mungkin penjelasan yang terbaik dari kasih ini terdapat di Perjanjian Baru di 1 Korintus: Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; (1 Korintus 13:4-8) Menilai Diri Sendiri Sebagai Orang yang Mengasihi Salah satu cara sejati untuk mengatakan "Aku mengasihimu" adalah dengan menjadi orang yang lebih mengasihi setiap hari. Cobalah cara berikut ini secara rutin kapan saja Anda bisa melakukannya, khususnya saat mengalami kesulitan hidup dan Anda tidak dapat mengasihi seperti pada masa-masa sebelumnya. Pakailah penjelasan di atas dan masukkan nama Anda di setiap kata "kasih" atau kata gantinya. Misalnya saja nama yang dipakai adalah Ken: Ken itu sabar; Ken itu murah hati; Ken tidak cemburu. Ken tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ken tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ken tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ken tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ken menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Ken tidak berkesudahan; Apakah kita bisa melakukan semuanya? Tentu saja tidak. Khususnya yang terakhir. Kita semua gagal dalam satu hal atau yang lainnya setiap hari. Tetapi tujuan dari cara ini adalah untuk memeriksa seberapa baiknya Anda mengasihi. Sering-seringlah menggunakan cara ini. Lalu perbaikilah bagian yang Anda rasa gagal. Perkembangan yang bisa Anda lakukan untuk diri Anda sendiri menunjukkan kepada orang yang Anda kasihi betapa Anda peduli kepada mereka. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Simple Ways to Say "I Love You" Judul asli artikel: Love Defined Penulis: Stephen Arterburn, Carl Dreizler, dan Jan Dargatz Penerbit: Galahad Books, New York 1994 Halaman: 27 -- 29 STOP PRESS ___________________________________________________________ BLOG SABDA MELAYANI DENGAN BERBAGI Kejutan baru!! Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) meluncurkan satu lagi situs baru, yang diberi nama "Blog SABDA". Situs ini sangat unik karena situs ini merupakan blog yayasan yang dibangun dengan tujuan agar para Pembaca, Pengunjung, Pendukung, dan Sahabat YLSA mengenal yayasan tercinta ini dengan lebih transparan lagi. Jika selama ini orang hanya bisa mengenal YLSA melalui produk-produk pelayanannya (CD SABDA, situs-situs dan publikasi-publikasi YLSA, kelas teologi online, dan CD-CD Alkitab Audio), maka kini Anda juga dapat mengikuti kegiatan dan pergumulan para staf yang bekerja di balik layar, dan bahkan bisa terlibat memberikan masukan/nasihat/dorongan secara langsung tanpa harus menjadi staf penuh waktu YLSA. Untuk memudahkan, isi Blog SABDA dibagi dalam beberapa kategori, yaitu: Alkitab, Publikasi, Pelayanan, Teknologi, dan Umum. Secara berkala, staf YLSA akan membagikan informasi dan pergumulan seputar pelayanan YLSA. Besar harapan kami para pengunjung situs ini bisa ikut berperan serta dengan memberikan komentar dan masukan yang membangun. Untuk memberi komentar, Anda tidak perlu login terlebih dahulu, langsung isi saja form komentar di bawah blog yang ingin Anda komentari. Nah, bagi Anda yang ingin bergabung dalam pelayanan YLSA tanpa harus menjadi staf penuh waktu, silakan bergabung di Blog SABDA untuk ikut bersama-sama berbagi mengembangkan pelayanan YLSA. Selamat berkunjung. ==> http://blog.sabda.org/ _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |