Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/133

e-Konsel edisi 133 (29-3-2007)

PASKAH


                    Edisi (133) -- 01 April 2007

                               e-KONSEL
======================================================================
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
======================================================================

Daftar Isi:
  = Pengantar           : Masa untuk Refleksi Diri
  = Renungan            : Sang Pemenang Besar
  = Cakrawala           : Kebangkitan Kristus
  = Bimbingan Alkitabiah: Kebangkitan Kristus

                ========== PENGANTAR REDAKSI ==========

  Pekan ini kita telah tiba pada minggu terakhir masa Sengsara Yesus.
  Masa menuju hari di mana Kristus disalibkan dan mati. Namun, masa
  sengsara ini segera berganti dengan masa penuh sukacita. Sebab
  kematian Yesus di kayu salib tidak menjadi akhir dari segalanya
  karena pada hari yang ketiga Ia bangkit. Kebangkitan-Nya menjadi
  bukti bahwa Dialah yang berkuasa atas maut dan iman percaya kita
  kepada-Nya tidak sia-sia. Karena setiap orang yang percaya
  kepada-Nya akan dibangkitkan bersama-sama dengan Dia.

  Minggu ini menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk kembali melihat
  kehidupan rohani kita. Adakah ucapan syukur kita kepada-Nya? Adakah
  kasih kita untuk-Nya karena Dia sudah terlebih dulu mengasihi kita?
  Melalui renungan, artikel, dan bimbingan Alkitabiah yang tersaji
  dalam e-Konsel Edisi Paskah ini, Redaksi berharap bisa menolong
  pembaca untuk merefleksi diri di masa Paskah ini.

  Selamat Paskah, Tuhan memberkati.

  Redaksi e-Konsel,
  Ratri


                    ========== RENUNGAN ==========

                         SANG PEMENANG BESAR

  Bacaan: Ibrani 12:1-17

  Siapa yang tidak akan terinsipirasi oleh seorang petarung yang
  bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan kelihatannya telah
  menyerah! Pelari yang tersandung lalu jatuh, tetapi yang kemudian
  bangkit perlahan dan akhirnya memimpin pertandingan, menggemparkan
  imajinasi kita semua.

  Inspirasi yang sama akan memotivasi orang-orang Kristen yang
  memperoleh semangat dari teladan Tuhan dan Juru Selamatnya. Tidak
  ada seorang pun yang pernah dipermalukan melebihi Yesus,
  direndahkan, sebelum Ia bangkit kembali. Ia direndahkan, diludahi,
  dicambuk, dipukuli, dan dipaku di kayu salib. Ketika penderitaan-Nya
  telah berlalu, sebuah tombak ditikamkan ke lambung-Nya. Para
  prajurit memastikan kesuksesan mereka dan menyatakan bahwa Ia telah
  mati. Seorang tentara menjaga kubur-Nya. Bagaimana mungkin seseorang
  dapat direndahkan lebih daripada itu?

  Akan tetapi, itu bukanlah akhir dari segalanya! Tiga hari kemudian,
  Yesus bangkit dari kubur dan muncul kembali di hadapan banyak
  pengikut-Nya. Ia adalah pemenang dari pergumulan-Nya melawan
  kematian, dosa, dan neraka.

  Apakah Anda merasa kelelahan hari ini? Apakah Anda telah tersandung
  kesakitan? Lihatlah kembali pada penderitaan yang Yesus alami.
  Pandanglah pada kebangkitan-Nya atas kematian. Mintalah kepada Dia
  untuk memberikan kepada Anda kemenangan. Bayangkanlah apa yang telah
  Ia tawarkan kepada Anda, tak peduli seberapa dalamnya Anda telah
  jatuh! Tuhan kita adalah pemenang besar.--MRD

  Teladan yang terbesar, Dialah Tuhan
  Dengan kuasa kemenangan;
  Kekuatan yang membangkitkan Kristus dari kubur
  Memberi pengharapan dalam kekelaman hidup.--Branon

                 Yesus mati untuk menyelamatkan kita,
                   dan Ia hidup untuk menjaga kita.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Kemenangan Dalam Kebangkitan
  Penulis   : Martin R. De Haan
  Penerbit  : RBC Ministries, Jakarta 2004
  Halaman   : 46


                   ========== CAKRAWALA ==========

                         KEBANGKITAN KRISTUS

  [Artikel ini diterjemahkan dari bab The Incarnation and The
  Resurrection dalam buku World View in Conflict]

  Perjanjian Baru memberitakan kebangkitan Kristus sebagai peristiwa
  sejarah yang didukung kesaksian yang sangat kuat dari saksi-saksi
  mata (1Kor. 15:5-8). Bagi Rasul Paulus, historisitas kebangkitan
  merupakan syarat mutlak bagi kekristenan dan validitas bagi iman
  Kristen (1Kor. 15:12-19). Paulus menulis, "Dan jika Kristus tidak
  dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup
  dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam
  Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan
  pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari
  segala manusia" (1Kor. 15:17-19).

  Kebangkitan adalah pusat Perjanjian Baru dan titik puncak
  (kulminasi) seluruh Injil. Cerita tentang kehidupan Kristus
  merupakan persiapan masuk ke dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
  Khotbah Petrus di hari Pentakosta, yang merupakan permulaan
  berdirinya gereja Kristus, berulang kali memberikan penekanan pada
  kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya melalui kuasa
  Allah. Paulus berulang kali menjelaskan perubahan yang tidak pernah
  diharapkannya untuk menjadi pengikut Kristus dan perubahan besar ini
  terjadi akibat pertemuan pribadinya dengan Kristus yang telah
  bangkit. A.M. Ramsey menulis, "Injil tanpa kebangkitan bukan sekadar
  Injil tanpa penutup; melainkan bukan Injil sama sekali .... Iman
  Kristen adalah kepercayaan atas kebangkitan-Nya." Menurut Allan
  Richardson,

       Seluruh kebenaran yang tersirat dari setiap bagian Injil,
       berpusat pada keyakinan Gereja kepada Yesus, yaitu Allah yang
       bangkit; tanpa keyakinan ini Injil tidak akan pernah
       dituliskan. Mengimani kebangkitan Kristus bukanlah salah satu
       aspek dari pengajaran Perjanjian Baru, tapi merupakan pokok
       dari seluruh pengajaran Perjanjian Baru.

  Dalam sejarah Kristologi, penyingkiran kebangkitan Kristus dengan
  memberikan alasan-alasan tertentu mulai menjadi "tren". Dalam
  pandangan mereka, kebangkitan Yesus semata-mata berarti Yesus tetap
  hidup di hati para pengikut-Nya. Bagaimanapun juga, teori seperti
  ini menyimpang dari bukti-bukti Perjanjian Baru dan dari sejarah
  yang mengklaim bahwa Yesus bangkit dari kematian sebagai fakta.
  Kubur telah kosong; dan berulang kali Kristus yang telah bangkit
  menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Pemunculan ini bukan
  halusinasi; tubuh-Nya tidak dicuri; Yesus tidak begitu saja
  kehilangan kesadaran diri di kayu salib untuk kemudian bangun
  kembali dari kubur-Nya. Yesus yang telah mati hidup kembali! Tanpa
  kenyataan ini mustahil untuk menjelaskan eksistensi Gereja.

  Sejauh kita tidak dituntun oleh praanggapan naturalistik, kita bisa
  menerima kemungkinan terjadinya mujizat; sesungguhnya mujizat
  kebangkitan itu mungkin. Tapi ketika perhatian dialihkan dari
  persoalan yang sebenarnya, kita harus melihat bukti-bukti yang ada
  dan apa yang dikatakan bukti-bukti tersebut berkenaan dengan
  penjelasan alternatif. Dengan kata lain, sangatlah masuk akal untuk
  mengadakan pendekatan mengenai historisitas kebangkitan dengan
  menggunakan metode yang sama yang berkaitan dengan inkarnasi. Setiap
  alternatif dari kebangkitan dinilai sebagai bagian dari pranggapan
  pihak yang memercayai kebangkitan dan pihak lain yang melawan teori
  tersebut. Ketika kita menemukan bahwa penjelasan-penjelasan
  alternatif tersebut tidak dapat diterima dengan alasan-alasan
  tertentu, kita akan menemukan bahwa memercayai kebangkitan lebih
  dapat diterima akal -- atau lebih sesuai dengan bukti-bukti yang ada
  dibandingkan dengan kepercayaan bahwa Yesus tidak bangkit dari
  kematian-Nya.

  Setiap teori yang kita ikuti yang berkenaan dengan kejadian sesudah
  Yesus harus diuji secara serius dan konsisten serta harus memenuhi
  poin-poin di bawah ini.

  1. Yesus telah mati.
  --------------------
  Penjelasan alternatif yang paling sering menyerang iman Kristen
  mengenai kebangkitan adalah pernyataan bahwa Yesus hanya pingsan
  atau kehilangan kesadaran di kayu salib. Kita dapat mengatakan bahwa
  pernyataan ini adalah suatu contoh khayalan seorang skeptis. Orang
  Romawi tidak akan pernah membiarkan Yesus yang hidup diturunkan dari
  kayu salib. Pandangan yang disebut teori pingsan ini menganggap
  tentara Romawi sangat lemah sehingga mengizinkan Yesus dalam keadaan
  hidup diserahkan kembali kepada teman-temannya. Efek tambahan lain
  yang mengerikan dari penyaliban Yesus, selain luka-luka akibat
  lubang paku dan pergeseran sambungan tulang, adalah ketidakmampuan
  menarik napas akibat tusukan tombak di tubuh-Nya. Kendati luka-luka
  ini tidak membunuhnya, tapi membuktikan bahwa Ia telah mati.

  John Stott mengungkapkan hal lain yang tidak masuk akal dari teori
  pingsan ini. Apakah kita percaya, dia berkata,

       Bahwa setelah penderitaan-penderitaan dan kesakitan pengadilan,
       ejekan, cambukan cemeti, dan penyaliban, dapatkah Ia bertahan
       hidup selama 36 jam di dalam kuburan batu tanpa kehangatan,
       tanpa makanan, dan tanpa perawatan kesehatan? Dan mampukah Ia
       dalam kelemahan, kesakitan, dan kelaparan memperlihatkan
       diri-Nya kepada murid-murid dan memberikan kesan bahwa Ia telah
       menaklukkan maut? Dapatkah Ia terus menyatakan bahwa Ia yang
       mati, kini telah bangkit, mengirim mereka hingga akhir zaman?
       Apakah Ia dapat bertahan hidup sendirian di dalam persembunyian
       selama empat puluh hari, agar dapat melakukan
       penampakan-penampakan diri-Nya yang mengejutkan, lalu ragu-ragu
       menghilang tanpa dapat dijelaskan? Ketidakheranan akan kejadian
       seperti ini jauh lebih tidak dapat dimengerti dibandingkan
       dengan ketidakpercayaan Thomas.

  Akhirnya, seluruh teori ini akan gugur karena fakta-fakta penyebab
  kematian pada korban tersalib. Penyaliban mengakibatkan penderitaan
  yang mengerikan, di mana akhirnya orang tersebut mengalami kematian
  karena serangan sesak napas akibat kurangnya zat asam di dalam darah
  (asphyxiation). Kondisi penyaliban menyebabkan seseorang tidak
  mungkin untuk menarik napas, kecuali jika sang korban dapat dengan
  cara apa pun meluruskan kaki agar otot dada bisa bebas sehingga
  diafragma dapat berfungsi normal. Kenyataan seperti ini yang
  menyebabkan tentara Romawi mengambil keputusan untuk mematahkan kaki
  dua dari tiga orang yang disalibkan pada saat itu -- untuk
  mempercepat asphyxiation yang dapat membunuh korban sehingga setiap
  orang dapat pulang ke rumahnya.

  Namun ketika tentara tersebut bermaksud mematahkan kaki Yesus,
  mereka menemukan bahwa Ia telah mati. Sangat penting ditegaskan
  bahwa kemungkinan untuk menarik napas jika orang tersebut masih
  hidup tidak mungkin terabaikan. Lebih lanjut, setiap korban yang
  disalib yang pingsan, baik karena tidak sadar, maupun takut,
  berpura-pura mati, tidak mungkin dapat memberhentikan pernafasan.
  Fakta ini tidak mungkin disangkal: bahwa Yesus telah mati.

  2. Akibat penyaliban, murid-murid berada dalam keadaan khawatir,
     bingung, dan takut.
  ----------------------------------------------------------------
  Penentang teori kebangkitan menyatakan bahwa murid-murid Yesus
  mencuri tubuh Yesus dan kemudian menciptakan cerita bohong tentang
  kebangkitan. Teori ini memerlukan dukungan sekelompok orang yang
  berkemauan kuat yang dapat menutupi suatu persekongkolan bahwa tubuh
  Yesus sebenarnya tidak dikubur, sebaliknya yang benar adalah bahwa
  para murid dalam keadaan yang sangat ketakutan dan kebingungan untuk
  dapat memikirkan apa pun juga selain menyelamatkan diri sendiri dan
  bersembunyi dari musuhnya. Kematian Yesus menyebabkan mereka dalam
  keadaan putus asa dan ketakutan yang dalam sehingga tidak mungkin
  memikirkan rencana-rencana seperti yang diajukan oleh teori kedua.

  3. Yesus dikuburkan di kuburan baru yang digali di dalam batu yang
     keras.
  ------------------------------------------------------------------
  Kuburan tersebut lalu ditutup dengan mendorong batu besar di
  depannya. Khawatir akan kemungkinan bahwa para murid mencuri tubuh
  Yesus, Pontius Pilatus menempatkan pengawal untuk berjaga-jaga
  sehingga kuburan berada dalam keadaan aman dan tidak dapat diganggu.
  Dengan cara ini, musuh-musuh Yesus membantu meyakinkan kebenaran
  dari kebangkitan dengan menjaga kuburan sehingga tidak memungkinkan
  seorang pun mencuri tubuh Yesus. Tentu saja, orang-orang skeptik
  mengatakan bahwa teman-teman Yesus sendiri tidak mungkin dapat
  mencuri tubuh Yesus (karena ada tentara), maka kemungkinannya adalah
  bahwa tubuh Yesus telah dicuri oleh musuh-musuh-Nya. Inilah hal
  terakhir yang mungkin dilakukan oleh orang Romawi atau orang Yahudi.
  Mereka tidak menginginkan kesulitan apa pun dalam permasalahan ini,
  yang dapat timbul akibat kuburan yang kosong. Lagi pula, apabila
  musuh-musuh Yesus telah mencuri tubuh Yesus, mereka dengan sangat
  gembira akan segera memperlihatkannya pada saat orang-orang Kristen
  mulai mengkhotbahkan kebangkitan.

  4. Tiba-tiba Yesus hidup dan kuburan menjadi kosong.
  ----------------------------------------------------
  Teori alternatif yang menentang kebangkitan tidak dapat menjelaskan
  kubur yang kosong. Misalnya, banyak yang menyatakan bahwa mereka
  yang mengaku melihat, mendengar, dan menyentuh Yesus hanyalah
  berhalusinasi. Tapi kita tetap harus memberi jawaban tentang
  kenyataan bahwa tubuh Yesus, yang ditempatkan di tempat tertutup,
  termaterai, dan terjaga ketat itu telah hilang. Lebih lanjut, teori
  halusinasi yang tidak terbukti ini tidak sesuai dengan kenyataan.
  Jika hanya satu atau dua orang yang mengatakan "melihat" Yesus,
  pengalaman ini sangat mungkin kita abaikan dan menyebutnya
  halusinasi. William Lane Craig menunjukkan beberapa kesalahan pada
  teori halusinasi.

       Pertama bukan hanya satu tapi banyak orang yang melihat
       pemunculan Kristus. Kedua, mereka yang melihat-Nya tidak
       sendirian, tapi bersama-sama. Ketiga, kemunculan-Nya tidak
       terjadi sekali saja, tapi berulang kali. Keempat, mereka bukan
       hanya melihat Dia, melainkan juga menyentuh, berbicara, dan
       makan bersama-sama dengan Dia. Kelima, dan yang sangat
       menentukan, pemimpin agama yang fanatik tidak dapat
       memperlihatkan tubuh Yesus kembali. Tidak mungkin murid-murid
       Yesus memercayai kebangkitan gurunya jika mayat-Nya masih
       terbaring di kubur. Sama tidak mungkinnya jika para murid-Nya
       mencuri tubuh-Nya untuk menciptakan suatu cerita bohong. Lebih
       lanjut, sangat tidak mungkin bagi kekristenan muncul dan
       menetap di Yerusalem jika tubuh Kristus tetap di dalam kubur.
       Penguasa Yahudi pasti telah memperlihatkan tubuh tersebut
       sebagai jawaban singkat dan terlengkap mengenai permasalahan
       itu. Namun, yang mereka lakukan adalah menuduh para murid telah
       mencuri tubuh Kristus. Akhirnya, hipotesa dari kaum agamawi
       yang fanatik (yaitu teori halusinasi) yang gagal menjelaskan
       hilangnya tubuh Yesus, jatuh kepada hipotesa persekongkolan
       murid-murid-Nya yang juga diruntuhkan oleh bukti-bukti dari
       ketulusan hati para rasul, baik karakter mereka maupun
       kesediaan mereka menghadapi bahaya dalam memproklamirkan
       kebenaran dari kebangkitan Kristus.

  Halusinasi biasanya memerlukan penerima-penerima yang telah
  dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu seseorang yang siap untuk
  melihat sesuatu atau berharap untuk melihat sesuatu. Para murid
  secara kejiwaan tidak dipersiapkan untuk menerima halusinasi
  tersebut.

  Kesaksian para saksi mata tentang kebangkitan luar biasa kuatnya.
  Dalam hal karakter, orang yang mengatakan telah melihat Yesus adalah
  orang yang tidak tercela. Catatan dari saksi mata ini datang di awal
  pergerakan kekristenan dan cerita tentang kebangkitan bukanlah
  cerita legenda yang mulai beredar lama setelah kejadian. Cerita
  didasarkan pada kesaksian saksi mata yang berada di tahun ketika
  kejadian tersebut terjadi dan secara umum diberitakan di zaman yang
  sama di mana orang-orang yang mengalami kejadian tersebut masih
  hidup.

  5. Saksi-saksi mata dari kebangkitan Kristus secara tiba-tiba
     mengalami perubahan.
  -------------------------------------------------------------
  Setelah kematian Yesus, murid-murid yang sangat takut dibunuh
  tersebut bersembunyi di dalam kamar terkunci. Beberapa minggu
  kemudian pada hari Pentakosta, orang-orang yang sama ini dengan
  berani berkhotbah mengenai kebangkitan di depan umum. Tidak lagi
  takut dibunuh, bahkan banyak dari antara mereka menjadi martir demi
  iman mereka, khususnya bagi iman mereka tentang kebangkitan Yesus.
  Teori alternatif mengenai kebangkitan harus mampu menjelaskan asal
  mula berdirinya Gereja. Jika kebangkitan tidak pernah terjadi, kuasa
  atau pengalaman apa yang dapat mengubah kumpulan kecil dari murid
  yang ketakutan ini menjadi kelompok yang bersedia menderita siksaan
  dan mati secara mengerikan karena menolak meninggalkan kepercayaan
  akan kebangkitan? Kuasa apa yang dapat mengubah mereka menjadi
  orang-orang pemberani untuk menyebarkan Injil ke setiap pelosok
  negara Romawi bahkan ke seluruh dunia?

  Pertimbangan dari bukti-bukti tambahan tetap ada, baik yang secara
  langsung, maupun tidak langsung, namun tidak didiskusikan karena
  waktu yang tidak cukup. Hal yang selalu harus kita tekankan adalah
  kenyataan bagaimana orang-orang terbaik, termulia, dan terpercaya
  yang tidak mengambil keuntungan apa pun dan telah meninggalkan
  segala yang bersifat duniawi karena memercayai kebangkitan Yesus
  dari kematian. Seperti dikatakan Ladd, "Sekarang kita berada di atas
  batu karang. Sangatlah tidak mungkin untuk mempertanyakan kenyataan
  yang tidak perlu disangsikan yang dipunyai para murid mengenai
  kebangkitan Yesus." Tapi kemudian kita harus bertanya, "Bukti
  sejarah apa yang menimbulkan iman ini? Kenyataan sejarah seperti apa
  yang menyebabkan mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit dari
  kematian-Nya? Apa hipotesa terbaik yang dapat menerangkan
  kepercayaan gereja mula-mula tentang kebangkitan yang benar-benar
  terjadi? "Seluruh bukti-bukti," kata Alan Richardson, "menghasilkan
  kesimpulan bahwa gereja tidak menciptakan kepercayaan mengenai
  kebangkitan Yesus; kebangkitan Yesus sendirilah secara historis yang
  menciptakan Gereja, yang menumbuhkan iman kepercayaan. Dengan kata
  lain, hanya kebangkitan yang sebenarnya dapat menjelaskan iman
  murid-murid pertama yang akhirnya menciptakan Gereja.

  William Lane Craig menyimpulkannya sebagai berikut.

       Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa kubur Yesus ditemukan
       kosong oleh pengikut-pengikut-Nya. Lebih lanjut, tidak ada
       penjelasan alamiah yang dapat diajukan untuk menjelaskan
       kenyataan ini agar dapat diterima oleh akal. Kedua, beberapa
       bagian dari bukti-bukti sejarah berkata tentang banyaknya saksi
       mata di berbagai kesempatan, pada tempat yang berbeda yang
       menyaksikan pemunculan Yesus secara fisik dan dengan tubuh yang
       hidup dari kematian. Lagipula, tidak ada penjelasan alamiah
       bagi teori halusinasi yang dapat diterima akal untuk
       menjelaskan pemunculan-Nya ini. Dan terakhir, iman Kristen
       mula-mula bergantung pada iman mereka pada kebangkitan. Lebih
       lagi, iman ini tidak dapat diperhitungkan sebagai akibat dari
       pengaruh-pengaruh alamiah belaka. Ketiga hal besar ini, yaitu
       kubur yang kosong, pemunculan setelah kebangkitan-Nya, dan awal
       munculnya iman Kristen, semuanya menunjuk pada satu kesimpulan
       yang tidak dapat dibantah, yaitu bahwa Yesus bangkit dari
       kematian-Nya.

  Ini bukanlah pernyataan yang mudah diterima oleh orang-orang modern
  dan juga bukan pernyataan yang dapat diterima oleh penduduk
  Yerusalem ketika mereka mendengarnya dari para murid. Tetapi inilah
  pernyataan terbaik yang dapat menerangkan kepada kita apa yang patut
  diketahui setelah kematian Yesus.

  KESIMPULAN

  Pandangan dunia yang naturalisme menolak kemungkinan adanya mujizat,
  yaitu kejadian dalam hukum-hukum alamiah, yang disebabkan kekuatan
  supranatural, yang ada di luar hukum alamiah tersebut, yang
  memutarbalikkan segala pemahaman normal yang telah berlaku. Tapi
  kaum naturalistik ini tidak mampu membuktikan ketidakmungkinan
  mujizat secara ilmu pengetahuan, melebihi dari apa yang dapat mereka
  buktikan dalam kebenaran yang alamiah. Karena itu, saya menentangnya
  dengan menyatakan mujizat adalah peristiwa yang mungkin terjadi.

  Di sini, bukan saja saya sampai pada penyataan soal mujizat bisa
  atau tidak, tetapi lebih dari itu, saya telah mengevaluasi
  bukti-bukti dari pandangan dunia Kristen yang begitu agung mengenai
  mujizat kebangkitan. Jika seorang mengesampingkan praanggapan
  pandangan dunia naturalistiknya, menempatkan diri dalam pandangan
  dunia yang menerima kemungkinan dunia terbuka kepada pengaruh kausal
  dari kedaulatan Allah, dan secara jujur menyelidiki alternatif dalam
  terang bukti-bukti yang ada, ia dapat menemukan bahwa sistem
  pandangan dunia memperlihatkan kekonsistenannya dengan akal dan apa
  yang patut kita ketahui mengenai dunia.

  Jika mujizat ini tidak pernah terjadi, pandangan dunia kekristenan
  berada dalam bahaya yang serius, namun hal ini tidak pernah terjadi.
  Jika mujizat ini sungguh-sungguh terjadi (dan kita telah mengetahui
  dukungan-dukungan yang begitu banyak bagi kehistorisannya),
  pandangan dunia kekristenan semakin diteguhkan.

  Now all has been heard;
  here is the conclusion of the matter:
  Fear God and keep his
  commandments
  for this is the whole duty of man
  For God will bring every deed into
  judgement
  including every hidden thing
  whether It is good or evil.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul majalah: Momentum, Edisi 26/April 1995
  Penulis      : Ronald H. Nash
  Penerbit     : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1995
  Halaman      : 24 -- 25 dilanjutkan 32 -- 36


              ========== BIMBINGAN ALKITABIAH ==========

  Alkitab merupakan satu-satunya sumber yang dapat kita percayai
  sebagai referensi dalam melakukan refleksi di masa Paskah ini.
  Berikut ayat-ayat dalam Alkitab yang dapat kita gunakan sebagai
  penuntun merefleksi diri.

                          KEBANGKITAN KRISTUS

  1. Dinubuatkan oleh para nabi: Mzm. 16:10; Kis. 13:34,35; Yes. 26:19
  2. Dinubuatkan oleh-Nya sendiri: Mat. 20:19; Mrk. 9:9, 14:28;
     Yoh. 2:19-22
  3. Perlu sekali untuk:
     - Pembenaran: Rm. 4:25, 8:34
     - Pengampunan dosa: 1Kor. 15:17
     - Penggenapan terhadap Kitab Suci: Luk. 24:45,46
     - Pengharapan: 1Kor. 15:19
     - Dasar pemberitaan Injil: 1Kor. 15:14
     - Dasar iman: 1Kor. 15:14,17
  4. Bukti bahwa Ia adalah Anak Allah: Mzm. 2:7; Kis. 13:33; Rm.1:4
  5. Dilakukan oleh:
     - Kuasa Allah: Kis. 2:24, 3:15; Rm. 8:11; Ef. 1:20; Kol. 2:12
     - Kuasa-Nya sendiri: Yoh. 2:19, 10:18
     - Kuasa Roh Kudus: 1Ptr. 3:18
  6. Pada hari pertama minggu itu: Mrk. 16:9
  7. Pada hari yang ketiga setelah kematian-Nya: Luk. 24:46;
     Kis. 10:40; 1Kor. 15:4
  8. Para Rasul:
     - Mula-mula tidak mengerti nubuat-nubuat tentang: Mrk. 9:10;
       Yoh. 20:9
     - Terlalu lambat percaya: Mrk. 16:13; Luk. 24:9,11,37,38
     - Dicela sebab tidak percaya terhadap: Mrk. 16:14
  9. Sesudah kebangkitan-Nya, Kristus menampakkan diri kepada:
     - Maria: Mrk. 16:9; Yoh. 20:18
     - Beberapa perempuan: Mat. 28:9
     - Simon Petrus: Luk. 24:34
     - Dua orang murid-Nya: Luk. 24:13-31
     - Rasul-rasul kecuali Thomas: Yoh. 20:19, 24
     - Rasul-rasul bersama Thomas: Yoh. 20:26
     - Rasul-rasul di danau: Yoh. 21:1
     - Rasul-rasul di Galilea: Mat. 28:16,17
     - Lebih dari 500 orang: 1Kor. 15:6
     - Yakobus: 1Kor. 15:7
     - Semua rasul: Luk. 24:51; Kis. 1:9; 1Kor. 15:7
     - Paulus: 1Kor. 15:8
  10. Penipuan mustahil dalam kebangkitan Kristus: Mat. 27:63-66
  11. Ia memberikan beberapa kenyataan mengenai kebangkitan-Nya:
      Luk. 24:35,39,43; Yoh. 20:20,27; Kis. 1:2
  12. Disaksikan oleh:
      - Malaikat-malaikat: Mat. 28:5-7; Luk. 24:4-7,23
      - Rasul-rasul: Kis. 1:22, 2:32, 3:15, 4:33
      - Musuh-musuh-Nya: Mat. 28:11-15
  13. Dikabarkan oleh para rasul: Kis. 25:19, 26:23
  14. Orang-orang kudus:
      - Beroleh pengharapan yang hidup karena: 1Ptr. 1:3,21
      - Ingin mengenal kuasa: Flp. 3:10
      - Harus mengingat: 2Tim. 2:8
      - Akan bangkit sama seperti: Rm. 6:5; 1Kor. 15:49; Flp. 3:21
  15. Adalah lambang kelahiran baru: Rm. 6:4; Kol. 2:12
  16. Adalah buah suluh kebangkitan kita: Kis. 26:23; 1Kor. 15:20,23
  17. Kebenaran Injil berdasarkan kebangkitan Kristus: 1Kor. 15:14,15
  18. Diikuti dengan kenaikan-Nya: Kis. 4:10,11; Rm. 8:34; Ef. 1:20;
      Flp. 2:9,10; Why. 1:18
  19. Jaminan akan menghakimi: Kis. 17:31
  20. Lambang-lambang:
      - Ishak: Kej. 22:13; Ibr. 11:19
      - Yunus: Yun. 2:10; Mat. 12:40

  Bahan diambil dari
  Pedoman Pokok-pokok Isi Alkitab (CD SABDA 3.0)
  Nomor topik : 6072
  Copyright   : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)]


============================== e-KONSEL ==============================
                       PIMPINAN REDAKSI: Ratri
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda punya masalah/perlu konseling?        masalah-konsel(at)sabda.org
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:           owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Berhenti    : unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://c3i.sabda.org/
======================================================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org