Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/103

e-Konsel edisi 103 (1-1-2006)

Ketaatan


<=>                 Edisi (103) -- 01 Januari 2006                <=>

                               e-KONSEL
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

Daftar Isi:
  = Pengantar            : Apa kabar ... ?
  = Renungan             : Contoh Ketaatan
  = Cakrawala            : Ketaatan
  = Bimbingan Alkitabiah : Ketaatan: Keinginan untuk Taat
  = Tanya Jawab Konseling: Saya Telah Tidak Jujur di Tempat Kerja,
                           Apa yang Harus Saya Lakukan?
  = Surat Anda           : Selamat Natal dan Tahun Baru buat e-Konsel

<=> PENGANTAR REDAKSI -------------------------------------------- <=>

  Salam sejahtera!

  Apa kabar pembaca?

  Kita sudah berada di tahun 2006. Sudah siapkah Anda untuk
  menjalankan rencana-rencana yang telah Anda susun untuk tahun ini?
  Jika sampai saat ini mungkin Anda malah belum membuat perencanaan,
  segeralah Anda kerjakan. Dengan demikian tahun ini bisa Anda jalani
  dengan terarah sesuai dengan rencana-rencana baru yang berguna bagi
  Anda, orang-orang di sekitar Anda, di tempat kerja, dan terutama
  bagi kemuliaan Tuhan.

  Di awal tahun ini e-Konsel mengangkat topik Ketaatan sebagai edisi
  pembuka. Ya, dengan memiliki ketaatan pada Allah, kita akan memiliki
  pegangan utama yang menuntun kita untuk menapaki tahun yang baru.
  Ketaatan kita dalam mengerjakan hal-hal kecil yang dipercayakan
  Tuhan juga akan mempersiapkan kita untuk mendapat kepercayaan-Nya
  dalam melakukan perkara-perkara besar dimanapun kita berada. Mari
  bersama mengawali tahun baru ini dengan memperbaharui komitmen
  ketaatan kita kepada Allah dalam segala aspek kehidupan kita.

  Ok, selamat membaca dan selamat memasuki tahun baru 2006!

  Redaksi e-Konsel,
  (Ratri)


<=> RENUNGAN ----------------------------------------------------- <=>

                       <=> CONTOH KETAATAN <=>

  Bacaan : Yeremia 35:12-19

  Pernahkah Anda berjumpa dengan seseorang yang memiliki sifat-sifat
  kristiani sehingga Anda menduga ia orang kristiani, tetapi ternyata
  ia belum mengenal sang Juruselamat? Hal itu biasa terjadi.
  Kadangkala orang yang tidak mengenal Yesus justru dapat memegang
  standar moral mereka sendiri dengan lebih konsisten daripada orang
  kristiani yang memegang standar Allah.

  Nabi Yeremia pernah berhubungan dengan kelompok orang semacam itu.
  Lalu dari hasil pengamatannya terhadap mereka, ia memberi pelajaran
  berharga kepada kita. Mereka adalah bangsa pengembara yang hidup
  secara nomaden dan disebut orang-orang Rekhab. Yeremia memakai
  mereka sebagai contoh tentang ketaatan. Walaupun mereka bukan umat
  pilihan Allah, tetapi Allah memuji ketaatan mereka.

  Sebagai contoh, nenek moyang mereka telah mengajarkan supaya mereka
  tidak minum anggur. Oleh karenanya saat Yeremia menawari mereka
  anggur, mereka menolaknya (Yeremia 35:5,6). Itulah sebabnya Yeremia
  ingin menunjukkan kepada orang-orang Yehuda tentang seperti apakah
  ketaatan itu. Allah ingin orang Yahudi memiliki ketaatan terhadap-
  Nya sama seperti orang Rekhab yang taat kepada para pemimpin mereka.

  Bahkan saat ini pun kita banyak melihat orang-orang yang tidak
  percaya menganut ajaran moral mereka dengan sungguh-sungguh,
  sementara orang kristiani sendiri malah tidak taat pada perintah
  Tuhan. Allah membenci ketidaktaatan kita. Jangan sampai saat melihat
  kita, orang berkata bahwa "orang Rekhab" zaman ini lebih taat
  daripada kita, orang kristiani. -JDB

                            KETAATAN ADALAH
                 IMAN YANG DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN

  Sumber diambil dari:
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/02/08/

<=> CAKRAWALA ---------------------------------------------------- <=>

                           <=> KETAATAN <=>

  Definisi Ketaatan
  -----------------
  Adalah menanggapi perintah-perintah dan harapan-harapan pemegang
  kekuasaan di atas Anda. Seorang yang taat mengetahui bahwa Allah
  bekerja melalui untaian perintah. Ia tahu bahwa ketika ia menaati
  orang tua, perintah agama, undang-undang pemerintahan, dan atasannya
  maka ia juga menaati Allah.

  Allah mempunyai banyak cara untuk menyampaikan kehendak-Nya. Ia
  menggunakan Alkitab, Firman-Nya, dan kita diperintahkan untuk
  menaatinya. Namun, Ia juga menggunakan orang-orang dan kita
  diperintahkan supaya menaati mereka. Salah satu periode paling
  rendah dalam sejarah Israel adalah selama masa Hakim-hakim, ketika
  "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri."
  (Hakim-hakim 21:25)

  Secara alami, kita menolak adanya kekuasaan di luar diri kita.
  Sesuatu dalam diri kita mengatakan bahwa kita diciptakan untuk
  memerintah (yang memang benar). Oleh karena itu kita cenderung
  melawan segala sesuatu yang menghalangi usaha kita mengatur diri
  sendiri. Pada kenyataannya, kita hanya dapat memerintah jika kita
  diperintah. Kita belajar untuk memerintah roh kita, situasi kita,
  dan lawan kita saat kita memperhatikan seruan perintah Tuhan:
  "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia
  akan lari daripadamu." (Yakobus 4:7)

  Ketaatan tidak dapat diperdebatkan ataupun dinegosiasikan. Tuhan
  tidak memberi kita "Sepuluh Penyelesaian" atau "Sepuluh Pilihan".
  Ketaatan mutlak berasal dari Allah dan Allah cukup berkuasa untuk
  mengumumkannya dan cukup kuat untuk memaksakannya. Ketaatan bukan
  hanya untuk orang dewasa saja, ketaatan juga berlaku untuk semua
  anak-anak Allah.

  Ketaatan merupakan perhatian utama Allah. Allah berkata kepada Saul
  melalui Samuel bahwa, "menaati adalah lebih baik daripada memberikan
  korban" (1Samuel 15:22). Dengan kata lain, tidak ada gunanya
  bersikap "rohani" jika kita menghindari kehendak Tuhan yang jelas.

  Ada yang mengatakan iman lebih penting daripada ketaatan, karena
  kita tidak akan mampu menaati semua perintah Tuhan. Namun tidaklah
  mungkin untuk memisahkan iman dari ketaatan. Yakobus berkata, "iman
  tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (2:26). Paulus menulis
  dengan "ketaatan iman". Seluruh hidup kita adalah satu iman. Dengan
  iman kita bertumbuh, dengan iman kita menyembah, dengan iman kita
  berdiri, dengan iman kita menaati Allah.

  Contoh Positif dari Alkitab
  ---------------------------
  Diantara raja-raja jahat yang melayani anak-anak Israel, Yosafat
  adalah salah satu sinar cemerlang. Ia juga melakukan beberapa
  kesalahan, tetapi lebih sering ia menaati Allah. Alkitab mengatakan
  bahwa "hatinya tertuju pada jalan-jalan Allah."

  Orang yang taat akan mau menanggapi Firman Allah, baik yang berasal
  dari ucapan, tulisan ataupun melalui Roh yang ada dalam diri kita.
  Keinginan kita untuk menyenangkan Allah akan mendorong kita
  mendengarkan-Nya.

  Filipus mendengarkan Roh Allah. Malaikat Tuhan berkata kepada
  Filipus: "Bangunlah dan pergilah ke selatan ...." Filipus
  melakukannya dan ia bertemu dengan sida-sida dari Ethiopia. "Dan Roh
  itu berkata kepada Filipus, `Naiklah dan ikutlah kereta itu.` Maka
  naiklah Filipus bergabung dengan sida-sida itu ...."

  Jika salah satu dari kita menjadi Filipus, kita mungkin akan berkata
  kepada diri kita sendiri, "Saya bahkan tidak mengenalnya," atau,
  "Apakah yang berbicara itu adalah Allah?" atau "Saya baru ingat
  bahwa saya punya suatu janji." Namun Filipus menaatinya dengan
  segera.

  Salah seorang teman saya dalam beberapa kesempatan berkata, "Kita
  perlu belajar bagaimana menaati dengan cepat dan tepat." Itulah
  sifat Yesus. "Makanan"-Nya adalah melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Ia
  senang membahagiakan Pribadi yang mengirim-Nya. Meskipun pemikiran
  mereka sama. Ia memiliki suatu visi yang jelas tentang apa yang
  diinginkan Bapa-Nya yang harus Ia kerjakan dengan sungguh-sungguh.
  Kita seharusnya juga memiliki keinginan supaya kesaksian Bapa-Nya
  juga menjadi kesaksian atas kita: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi yang
  kepada-Nyalah Aku berkenan."

  Paulus mengatakan kepada Yesus bahwa Ia "taat untuk mati, meskipun
  mati di atas kayu salib." Ketaatan bukanlah hal yang menyenangkan.
  Kenyataannya, ketaatan seringkali menyakitkan. Dapatkah Anda
  memikirkan dan mengingat kembali selama tiga bulan terakhir ini
  suatu keadaan ketika ketaatan harus Anda bayar dengan sesuatu? Jika
  Anda tidak dapat melakukannya, berarti Anda telah berkompromi dengan
  musuh. Ketaatan dibayar dengan reputasi-Nya atas penduduk di kota
  kediaman-Nya, rasa hormat dari pemimpin-pemimpin agama, kesatuan
  dalam keluarga-Nya, kesetiaan para murid-murid-Nya, dan akhirnya
  dengan hidup-Nya.

  Karena hati kita penuh dengan dusta, ketaatan pun bisa dilakukan
  sebagai suatu sikap yang dibuat-buat. Yakobus memperingatkan,
  "Jadilah pelaku firman, dan bukan hanya menjadi pendengar saja, jika
  tidak kita menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22). Kita tidak menolak
  apapun selain perubahan. Kita dapat membuat berbagai kedok yang
  membuat orang lain, dan bahkan hati kita sendiri, percaya bahwa kita
  taat. Kita bisa menangis, menyesal, mempersembahkan kembali, atau
  menyusun kembali prioritas kita bahkan tanpa menyentuh ketaatan.
  Namun hanya pelaku ketaatanlah yang diberkati, bukan pendengar.

  Contoh Negatif dari Alkitab
  ---------------------------
  Akhan mengkhianati perintah Yosua, hamba Allah. Pengkhianatan ini
  membawa akibat bagi hidupnya dan keluarganya. Pengkhianatan ini juga
  mengakibatkan kekalahan bangsa Israel dari bangsa Ai. Tidak ada
  seorang pun yang berdiri sendiri; ketaatan kita akan membawa dampak
  bagi saudara kita, hal yang sama juga berlaku untuk ketidaktaatan.

  Seorang teman, yang pernah menjadi mayor angkatan laut, yang
  memimpin pasukan melewati belantara Vietnam, mengatakan kepada
  kami, "Saya lebih baik tidak memiliki pasukan sama sekali daripada
  memiliki seorang anggota pasukan yang tidak taat. Ketika seorang
  anggota mengambil jalan pintas melewati persawahan dan menginjak
  ranjau, dia tidak hanya kehilangan hidupnya, namun dia juga
  membahayakan keselamatan pasukan lainnya."

  Saul belajar tentang nilai ketidaktaatan lewat cara yang sulit.
  Pemberontakan terhadap Tuhan mendiskualifikasi posisi kita sebagai
  pemimpin.

  Hanya kemurahan Tuhanlah yang memberi Yunus kesempatan kedua.
  Pertama kali, Yunus pergi ke barat ketika Tuhan berkata, "Pergilah
  ke timur." Ketidaktaatannya mengakibatkan perjalanan yang tidak
  menyenangkan di dalam perut ikan besar.

  Yesus melihat melalui kerohanian semu orang-orang Farisi. Ia
  mendengar kebenaran dari mulut mereka tetapi melihat kesombongan di
  hati mereka. Agama membuat hal-hal yang menyedihkan bagi orang-
  orang. Mereka mengira bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah
  dengan memberikan persembahan kepada Allah -- dan bukan dengan
  ketaatan -- jika mereka memang cukup saleh. Lihatlah Saul -- itu
  adalah usaha yang sia-sia.

  Renungkan Ketaatan dalam kehidupan Anda sendiri
  -----------------------------------------------
  Beberapa hal lebih penting dari belajar untuk menaati Allah. Allah
  mencari mereka yang mampu bersukacita dalam kesesakan, yang
  mencintai perintah-Nya, yang mau menyerahkan dirinya untuk
  menjalankan kekuasaan yang Ia pasrahkan. Andakah orang itu? Biarkan
  Allah membawa Anda ke sana.

  Catatan Pribadi
  ---------------
  Allah dapat mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan kita, tetapi
  jika kita tidak belajar untuk taat, Ia harus memperingatkan kita.
  Tragedi yang terjadi pada putra-putri Israel adalah karena mereka
  tidak menaati Allah dengan memberontak kepada Musa: "Dan siapakah
  yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat
  pemberhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat?" (Ibrani 3:18).
  Allah dengan baik hati akan memberi penghargaan bagi ketaatan dan
  beberapa kali menghukum ketidaktaatan yang dilakukan terus menerus.

  Kurangnya ketaatan telah mengakibatkan kejatuhan banyak orang dan
  bangsa-bangsa. Sebaliknya, katakanlah, "Bicaralah Tuhan, hamba-Mu
  siap mendengarkan," seperti yang dilakukan Samuel, dan "Ini aku,
  utuslah aku," seperti yang dilakukan Yesaya, membuka jalan bagi
  berkat yang melimpah-limpah. Melalui ketaatan Yesus, kita pun dapat
  menjadi taat (Roma 5:19). Karena Yesus, ketaatan tidak lagi menjadi
  hal yang di luar kemampuan kita; ketaatan adalah bagian dari warisan
  kita dalam Kristus.

  Sekarang ini dimana telah dinubuatkan bahwa "Manusia akan mencintai
  dirinya sendiri ... berontak terhadap orang tua ... lebih menuruti
  hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka
  menjalankan ibadah mereka, tetapi memungkiri kekuatannya."
  (2Timotius 3:2-5), Allah ingin anak-anak yang taat dan yang senang
  mendengarkan dan menaati Firman-Nya. (t/Rat)

  Sumber diterjemahkan dari:
  Judul Buku   : Building Christian Character
  Judul Artikel: Obedience
  Penulis      : Paul Anderson
  Penerbit     : Bethany House Publisher, Minnesota, 1980
  Halaman      : 50 - 51


<=> BIMBINGAN ALKITABIAH ----------------------------------------- <=>

                <=> KETAATAN: KEINGINAN UNTUK TAAT <=>

  Ayat Alkitab
  ============
  Yohanes 14:15,21
  1Yohanes 2:5
  1Samuel 15:22
  Ulangan 11:26-28
  Lukas 6:46
  1Petrus 2:13-16

  Latar Belakang
  ==============
  Setiap orang Kristen bertanggung jawab untuk menemukan kehendak
  Allah atas hidupnya dan melakukannya. Seringkali lebih mudah kita
  melakukan sesuatu yang bukan kehendak Allah, yang menyebabkan
  kegiatan kita menyimpang dari yang hakiki dan diganti dengan hingar-
  bingar tanpa nilai. Tetapi adalah lebih baik menaati Tuhan daripada
  memberikan persembahan (lihat 1Samuel 15:22). "Makanan-Ku," kata
  Yesus, "ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
  menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34)

  LANGKAH PERTAMA menuju ketaatan ialah memutuskan untuk taat kepada
  Allah. Yosua berkata:
     "Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-Nya
     dengan tulus ikhlas dan setia .... Aku dan seisi rumahku, kami
     akan beribadah kepada Tuhan!" (Yohanes 24:14,15)

  Keputusan sadar untuk taat membawa kita kepada penaklukan diri pada
  prinsip ketaatan. "... persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
  hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah
  ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1)

  LANGKAH KEDUA ialah disiplin, sebab ketaatan selalu berkembang.
  Ketaatan menyebabkan pertumbuhan, sambil kita bertindak sesuai
  dengan pengertian yang kita terima. Ketaatan adalah suatu proses
  belajar. Yesus "telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
  diderita-Nya." (Ibrani 5:8)

  Dengan semakin kita dewasa dalam Kristus dan dalam pengetahuan akan
  Firman-Nya, Allah menuntut dari kita ketaatan yang makin mendalam.
  Begitu kita mendapat suatu tuntutan baru dari Allah, kita harus
  segera menanggapinya dan berkeras demikian, hingga Dia membeberkan
  kehendak-Nya lebih dalam untuk kehidupan kita. Dia ingin agar kita
  "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus."
  (2Korintus 10:5)

  Strategi Bimbingan
  ==================
  Seseorang yang selalu bertanya-tanya tentang kehendak Allah atas
  hidupnya dan tentang ketaatan pada kehendak Allah itu, adalah
  seorang Kristen yang sedang bertumbuh dewasa, seorang yang
  menginginkan hubungan lebih erat dengan Allah. Nyatakan penghargaan
  Anda padanya dan yakinkan dia bahwa Allah ingin memimpin dia sesuai
  keinginannya untuk menaati Dia. Ambil waktu untuk mendengarkan
  urusan dan kerinduannya. Ada gunanya menyinggung beberapa hal yang
  dibicarakan dalam Latar Belakang dan mendorong dia untuk maju lebih
  lanjut. Dorong dia untuk bertobat dari ketidaktaatan dan
  kebimbangannya. Hanya jika kita mengakui dosa yang kita sadari, kita
  dapat masuk ke dalam penyerahan diri lebih dalam. Desak dia untuk
  mempelajari Firman Tuhan. Tidak ada jalan pintas bagi ketaatan.
  Pikiran kita harus terus aktif mencari kehendak Allah. Kebiasaan
  berdisiplin mengikuti terus apa yang dinyatakan dalam Firman,
  mengakibatkan suatu perjalanan hidup taat pada Allah. Kita harus
  "lapar dan haus akan kebenaran." (Matius 5:6). Berdoalah dengannya
  agar keinginannya untuk menaati kehendak Allah akan terwujud. Dorong
  dia untuk mengembangkan persekutuan dengan orang-orang Kristen
  berpikiran rohani, di suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Dengan
  itu dia dapat belajar kehendak dan jalan-jalan Allah lebih banyak.

  ------------------------------Kutipan-------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Hanya dengan menjalani hidup penuh ketaatan terhadap suara Roh,
  dengan tiap-tiap hari menyangkal diri, menyerahkan diri sepenuhnya
  kepada Kristus dan memelihara persekutuan tetap dengan-Nya, kita
  dimungkinkan untuk hidup kudus dan berpengaruh dalam dunia yang
  tak kenal Allah ini."
  --------------------------Kutipan_Selesai---------------------------

  Bahan diambil dari sumber:
  Judul Buku   : Buku Pegangan Pelayanan
  Judul Artikel: Ketaatan -- Keinginan untuk Taat
  Penulis      : Billy Graham
  Penerbit     : PPA
  Halaman      : 128 - 129


<=> TANYA JAWAB KONSELING ---------------------------------------- <=>

           <=> SAYA TELAH TIDAK JUJUR DI TEMPAT KERJA, <=>
                     APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?

  PERTANYAAN:
  ===========
  Saya ingin menanyakan tentang kesetiaan kita dalam perkara kecil
  seperti yang tertulis di dalam Firman Tuhan. Memang untuk
  mendapatkan perkara-perkara besar, terlebih dahulu, kita harus setia
  dalam perkara kecil. Nah, sekarang ini saya tengah mengalami masalah
  kecil. Saya seorang staf yang sedang menjalani masa training di
  kantor. Saat ini di kantor, saya sedang mengerjakan suatu program
  komputer dan program itu saya bawa pulang tanpa minta izin kepada
  atasan. Hal ini saya lakukan untuk belajar dan melanjutkan tugas
  kantor saya di rumah. Tetapi ketika saya baca surat kontrak kerja,
  di situ tertulis jika mengambil program harus seizin atasan saya.
  Akan tetapi, surat kontrak itu memang belum ditandatangani oleh
  atasan saya, berhubung saya masih dalam masa percobaan. Jadi,
  sebenarnya tidak ada ikatan hukum antara kedua belah pihak. Saya
  berpikir tidak apa-apa jika saya mengambil program dari kantor untuk
  saya pelajari. Toh, bukan untuk saya jual. Apakah tindakan saya itu
  benar? Dan karena memang tidak ada ikatan hukum antara kedua belah
  pihak, ya ... program itu saya copy.

  JAWABAN:
  ========
  Tuhan menghendaki kita untuk setia dalam setiap perkara, baik itu
  perkara-perkara kecil maupun perkara-perkara besar. Tentang masalah
  Anda tidak boleh membawa pulang program komputer, menurut kami hal
  itu merupakan aturan kerja perusahaan yang harus ditaati oleh semua
  orang yang bekerja di kantor itu (baik bagi staf yang sudah
  menandatangani kontrak maupun yang belum). Sama seperti aturan kerja
  lainnya misalnya: masuk jam 08.00 pulang jam 17.00 yang diberlakukan
  kepada semua karyawan (baik bagi staf yang masih dalam masa
  percobaan maupun yang sudah terikat kontrak).

  Jika sekarang Anda telah terlanjur membawa pulang program kantor dan
  meng-copy-nya di rumah karena semula Anda tidak mengerti tentang
  aturan ini, kami sarankan Anda cepat-cepat memberitahukan dan
  meminta izin kepada atasan sebagaimana yang diminta dalam peraturan
  kantor. Jika ternyata tidak diizinkan maka Anda harus cepat-cepat
  menghapus copy program yang Anda buat tersebut. Mungkin kelihatannya
  seperti tindakan yang bodoh di mata manusia, karena toh tidak ada
  yang tahu, tapi sebenarnya tindakan ketaatan Anda (yang tak terlihat
  manusia dalam perkara kecil itu) justru dihargai oleh Allah. Kami
  yakin Anda akan mendapatkan upah-Nya sebagaimana janji-Nya di dalam
  Ibrani 11:6.

  ... dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
  mencari Dia. (Sil)

  Tim Konselor YLSA


<=> SURAT ANDA --------------------------------------------------- <=>

  Dari: Grace <grace(at)>
  >Syalom e-Konsel...
  >Aku mau mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru buat e-Konsel,
  >semoga di tahun yang baru e-Konsel semakin bersemangat dalam
  >melayani. Kalau bisa tahun depan lebih banyak artikelnya dan
  >topiknya lebih menarik lagi. Ok...thanks untuk kirimannya selama
  >ini, saya sudah berlangganan kira-kira satu tahun yang lalu.

  Redaksi:
  Selamat Natal dan Tahun Baru juga untuk Grace, terima kasih untuk
  dukungan semangatnya. Usulan Anda menarik sekali, kami akan
  mengusahakannya supaya tahun ini e-Konsel bisa semakin memberkati
  banyak orang melalui artikel-artikel yang disajikan. Kalau Anda
  memiliki artikel atau bahan-bahan lain yang cocok untuk e-Konsel,
  silakan Anda kirim kepada kami ke: < staf-konsel(at)sabda.org >

  Terima kasih juga sudah menjadi pelanggan setia e-Konsel sepanjang
  tahun 2005 lalu, kami berharap Anda tetap menjadi pelanggan setia
  kami tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. Tuhan memberkati.

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=> e-KONSEL <=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                          Ratri, Evie, Silvi
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                       http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>
Anda punya masalah/perlu konseling?   < masalah-konsel(at)sabda.org >
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:          < owner-i-kan-konsel(at)xc.org >
=====================================================================
  Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Berhenti    : < unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org >
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP       : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  Situs C3I   : http://www.sabda.org/c3i/
<=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=><=>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org