Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/96

e-Konsel edisi 96 (5-10-2005)

Diubahkan Melalui Masalah


><>               Edisi (096) -- 01 Oktober 2005                  <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Belajar dari Masalah
    - Renungan             : Kuasa Tanpa Batas
    - Cakrawala            : Diubahkan Lewat Persoalan
    - Tanya Jawab Konseling: Mengapa Tuhan itu Jahat?
    - Stop Press           : Happy Birthday e-Konsel!

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Selama kita hidup di dunia ini, tidak ada seorang pun yang tidak
  memiliki masalah. Masalah, diundang atau tidak, selalu datang dan
  pergi dalam kehidupan manusia. Sebagai orang Kristen, apa yang harus
  kita lakukan ketika masalah datang dalam kehidupan kita? Apakah kita
  menjadi kecut hati dan pesimis? Ataukah kita dengan tegar dapat
  menengadahkan kepala dan berkata, "Aku memiliki Allah yang lebih
  besar dari masalahku" ?

  Tentu tidak mudah untuk mempunyai sikap yang positif ketika kita
  menghadapi masalah. Perlu pemahaman dasar yang benar tentang apakah
  masalah kita. Tapi hal yang lebih penting adalah memahami siapakah
  Allah kita. Allah tentu berkuasa menghindarkan kita dari masalah,
  tapi Ia juga berkuasa untuk menjadikan masalah sebagai alat untuk
  mengubah dan membentuk kita menjadi ciptaan yang sesuai dengan
  maksud dan tujuan-Nya. Nah, edisi e-Konsel kali ini akan menyajikan
  satu topik yang sangat relevan dengan pembicaraan kita di atas,
  yaitu "Diubahkan Melalui Masalah".

  Jadi ketika Anda menghadapi masalah ingatlah,
     "Don`t ever say, `God, I have a big problem`
     instead say, `Hey problem, I have a big God`."
     (Jangan pernah mengatakan, "Tuhan, aku punya masalah yang besar."
      tapi katakan, "Hai masalah, aku punya Tuhan yang besar.")

  Selamat bertumbuh. (Rat)

  Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                      -*- KUASA TANPA BATAS -*-

  Bacaan : Yesaya 40:25-31

  "Mengapa bintang tidak jatuh dari langit?" Seorang anak kecil
  mungkin menanyakan hal itu, tapi seorang ahli astronomi juga
  menanyakan hal yang sama. Dan keduanya memperoleh jawaban yang pada
  dasarnya sama: Sebuah kuasa atau energi yang misterius telah menahan
  dan mencegah segala sesuatu di jagat raya ini jatuh berantakan.

  Ibrani 1:3 memberi tahu kita bahwa Yesuslah yang menopang segala
  yang ada dengan firman-Nya. Dia adalah sumber dari segala energi
  yang ada, baik potensi ledakan yang terdapat dalam sebuah atom atau
  air dalam ceret yang mendidih di atas kompor.

  Energi misterius itu bukanlah sebuah kekuatan yang tak berakal.
  Bukan. Allah adalah pribadi penuh kuasa yang menciptakan segala
  sesuatu dari ketiadaan, termasuk juga bintang-bintang (Kejadian 1;
  Yesaya 40:26). Dialah yang membelah Laut Merah dan membebaskan orang
  Israel dari perbudakan di Mesir (Keluaran 14:21,22). Dialah yang
  merancang kelahiran Yesus dari seorang perawan (Lukas 1:34,35), dan
  yang membangkitkan-Nya dari kematian serta mengalahkan maut
  (2Timotius 1:10). Allah kita, satu-satunya Allah yang sejati,
  memiliki kuasa untuk menjawab doa, memenuhi kebutuhan kita, dan
  mengubah hidup kita.

  Maka saat persoalan hidup terasa begitu menekan, saat Anda
  menghadapi persoalan besar seperti Laut Merah, berserulah kepada
  Allah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dan menahan
  semua benda di tempatnya. Dan ingatlah bahwa tiada sesuatu hal yang
  mustahil jika kita bersama dengan Allah yang Mahakuasa -— Vernon
  Grounds.

           ALLAH LEBIH BESAR DARIPADA MASALAH TERBESAR KITA

-*- Sumber: -*-
  Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Edisi 22 April 2004
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2004/04/22/


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

                  -*- DIUBAHKAN LEWAT PERSOALAN -*-

  Allah memiliki suatu tujuan di balik segala masalah.

  Dia menggunakan keadaan-keadaan untuk mengembangkan karakter kita.
  Bahkan sebetulnya, Dia lebih bergantung pada keadaan untuk
  menjadikan kita serupa dengan Yesus ketimbang pada kegiatan kita
  membaca Alkitab. Alasannya jelas: Anda menghadapi berbagai keadaan
  24 jam sehari.

  Yesus memperingatkan kita bahwa kita akan menghadapi aneka masalah
  di dunia (Yohanes 16:33). Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap
  penderitaan atau terlindungi dari penderitaan, dan tidak seorang pun
  yang akan menjalani kehidupan ini tanpa masalah. Setiap kali Anda
  berhasil memecahkan satu masalah, masalah lain sudah menanti untuk
  muncul. Tidak semua masalah itu besar, tetapi semuanya berperan
  penting dalam proses pertumbuhan yang disiapkan Allah bagi Anda.
  Petrus meyakinkan kita bahwa masalah-masalah itu normal, dengan
  mengatakan,
     "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu
     sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi
     atas kamu." (1Petrus 4:12)

  Allah memakai masalah-masalah untuk menarik Anda lebih dekat kepada
  Diri-Nya. Alkitab mengatakan,
     "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia
     menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18)

  Pengalaman-pengalaman penyembahan Anda yang paling hebat dan
  mendalam mungkin terjadi ketika Anda tengah mengalami masa-masa
  tergelap dalam hidup Anda -- ketika Anda patah hati, merasa
  ditinggalkan, tidak dipilih, atau ketika mengalami penderitaan
  badani yang luar biasa -- dan Anda datang kepada Allah sendiri.
  Selama dalam penderitaan itulah kita belajar untuk menaikkan doa-doa
  kita yang paling murni, sepenuh hati, dan jujur kepada Allah. Ketika
  kita berada di dalam penderitaan, kita tidak lagi memiliki tenaga
  untuk menaikkan doa-doa yang dangkal.

  Joni Eareckson Tada menulis, "Ketika hidup terasa menyenangkan, kita
  mungkin menikmatinya dengan kerinduan untuk mengetahui tentang
  Yesus, dengan meniru Dia dan mengutip perkataan-Nya serta
  membicarakan-Nya. Tetapi hanya dalam penderitaanlah kita akan benar-
  benar mengenal Yesus." Kita mempelajari berbagai hal tentang Allah
  di dalam penderitaan karena hal itu tidak bisa kita pelajari dengan
  cara lain.

  Allah tentu bisa saja mencegah agar Yusuf tidak masuk penjara
  (Kejadian 39:20-22), agar Daniel tidak dimasukkan dalam gua singa
  (Daniel 6:16-23), agar Yeremia tidak dimasukkan ke dalam perigi
  (Yeremia 38:6), agar Paulus tidak mengalami karam kapal tiga kali
  (2Korintus 11:25) dan mencegah tiga pemuda Ibrani agar tidak dibuang
  dalam perapian yang menyala-nyala (Daniel 3:1-26) tetapi Allah tidak
  melakukannya. Allah mengizinkan masalah-masalah tersebut terjadi,
  dan sebagai hasilnya setiap orang tersebut ditarik lebih dekat
  kepada Allah.

  Masalah-masalah mendorong kita untuk memandang kepada Allah dan
  bergantung pada-Nya dan bukan pada diri kita sendiri. Paulus
  memberikan kesaksian tentang hal ini:
     "Kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.
     Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan
     pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang
     membangkitkan orang-orang mati." (2Korintus 1:9)

  Anda tidak akan pernah menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya
  yang Anda butuhkan sebelum Anda merasakan Allah sebagai satu-satunya
  yang Anda miliki.

  Apapun penyebabnya, tidak ada satu pun masalah yang bisa terjadi
  tanpa izin Allah. Segala sesuatu yang terjadi atas seorang anak
  Allah sudah disaring oleh Bapa, dan Dia bermaksud menggunakannya
  untuk kebaikan meskipun Iblis dan yang lain memaksudkannya untuk
  keburukan.

  Karena Allah adalah pemegang kendali tertinggi, kecelakaan-
  kecelakaan hanyalah insiden-insiden dalam rencana kebaikan dari
  Allah bagi Anda. Karena setiap hari dari kehidupan Anda sudah
  tertulis pada penanggalan Allah sebelum Anda dilahirkan (Mazmur
  139:16) maka "segala sesuatu" yang terjadi pada Anda memiliki
  manfaat rohani. Segala sesuatu! Roma 8:28-29 menjelaskan alasannya:
      "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
      sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
      Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
      Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka
      juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
      gambaran Anak-Nya."

  MENANGGAPI MASALAH-MASALAH SEPERTI YESUS MENANGGAPINYA

  Masalah-masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Allah
  maksudkan. Banyak orang menjadi kecewa, dan bukannya menjadi lebih
  baik, serta menjadi tidak pernah bertumbuh. Anda harus menanggapi
  seperti cara Yesus menanggapi.

  1. Ingatlah bahwa rencana Allah itu baik
     -------------------------------------
     Allah mengetahui apa yang terbaik bagi Anda dan Ia memperhatikan
     kepentingan Anda. Allah memberitahu Yeremia,
        "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
        pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
        rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
        untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
        (Yeremia 29:11)

     Yusuf memahami kebenaran ini pada saat dia memberitahu saudara-
     saudaranya yang telah menjualnya dalam perbudakan,
        "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
        tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,"
        (Kejadian 50:20)

     Hizkia menyuarakan perasaan yang sama tentang penyakit yang
     mengancam nyawanya:
        "Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan
        bagiku;" (Yesaya 38:17)

     Kapanpun Allah mengatakan "tidak" terhadap permohonan Anda akan
     keringanan, ingatlah,
        "... Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
        beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." (Ibrani 12:10b)

     Penting bahwa Anda tetap berfokus pada rencana Allah, bukan pada
     penderitaan atau masalah Anda. Inilah cara Yesus menanggung
     penderitaan salib, dan kita didorong untuk mengikuti teladan-Nya:
        "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
        Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman
        kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan
        tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia,"
        (Ibrani 12:2a)

     Corrie ten Boom, yang menderita di dalam sebuah kamp maut Nazi,
     menjelaskan tentang kuasa dari fokus yang dimiliki seseorang:
     "Jika Anda memandang kepada dunia, Anda akan menderita. Jika Anda
     memandang diri sendiri, Anda akan tertekan. Namun jika Anda
     memandang Kristus, Anda akan tenang!" Fokus Anda akan menentukan
     perasaan-perasaan Anda. Rahasia ketekunan ialah mengingat bahwa
     penderitaan Anda bersifat sementara, tetapi upah Anda kekal. Musa
     tekun menjalani kehidupan yang penuh masalah "sebab pandangannya
     ia arahkan kepada upah" (Ibrani 11:26). Paulus tekun menanggung
     kesulitan dengan cara yang sama. Dia berkata,
        "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
        kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
        besar daripada penderitaan kami." (2Korintus 4:17)

     Jangan menyerah pada pemikiran jangka pendek. Tetaplah fokus pada
     hasil akhirnya:
        "... jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita
        juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. ... penderitaan
        zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
        yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:17-18)

  2. Bersukacitalah dan mengucap syukur
     ----------------------------------
     Alkitab menyuruh kita untuk
        "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
        dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
        (1Tesalonika 5:18)

     Bagaimana mungkin? Perhatikan bahwa Allah menyuruh kita untuk
     mengucap syukur "dalam segala hal" bukan "atas segala hal." Allah
     tidak meminta Anda bersyukur atas kejahatan, atas dosa, atas
     penderitaan, atau atas akibat-akibat menyakitkan dari hal-hal
     tersebut di dalam dunia. Sebaliknya, Allah ingin Anda mengucap
     syukur pada-Nya karena Dia akan memakai masalah-masalah Anda
     untuk menggenapi tujuan-Nya.

     Alkitab mengatakan,
        "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!" (Filipi 4:4)

     Alkitab tidak mengatakan, "Bersukacitalah atas penderitaanmu."
     Itu merupakan masokisme (kepuasan yang diperoleh dari
     penderitaan). Anda bisa bersukacita "dalam Tuhan". Tanpa peduli
     apapun yang terjadi, Anda bisa bersukacita di dalam kasih,
     perhatian, hikmat, kuasa, dan kesetiaan Allah. Yesus berkata,
        "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab
        sesungguhnya, upahmu besar di sorga;" (Lukas 6:23)

     Kita juga bisa bersukacita karena mengetahui bahwa Allah melewati
     penderitaan itu bersama kita. Kita bukan melayani Allah yang jauh
     dan acuh tak acuh, yang mengucapkan kata-kata klise yang
     membesarkan hati hanya dari pinggir lapangan yang aman.
     Sebaliknya, Allah masuk ke dalam penderitaan kita. Yesus
     melakukannya di dalam perwujudan-Nya, dan Roh-Nya melakukannya di
     dalam kita sekarang. Allah tidak akan pernah meninggalkan kita
     sendiri.

  3. Menolak untuk menyerah
     ----------------------
     Bersabar dan bertekunlah. Alkitab mengatakan,
        "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
        ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
        matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak
        kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:3-4)

     Pembentukan karakter merupakan proses yang lambat. Kapan pun kita
     berupaya menghindari atau melarikan diri dari kesulitan di dalam
     kehidupan, kita memotong proses tersebut, menunda pertumbuhan
     kita, dan akan berakhir dengan jenis penderitaan yang lebih parah
     -- jenis penderitaan yang menyertai tindakan menolak dan
     menghindar. Bila Anda memahami konsekuensi-konsekuensi kekal dari
     pengembangan karakter Anda, maka Anda akan lebih jarang menaikkan
     doa-doa "Memuaskan diri" ("Tolong Tuhan supaya aku merasa
     nyaman"). Anda akan lebih banyak menaikkan doa-doa "Bentuklah
     aku" ("Pakailah peristiwa ini untuk menjadikanku lebih serupa
     dengan Engkau").

     Anda mengetahui bahwa Anda sedang menjadi dewasa bila Anda mulai
     melihat tangan Allah di dalam lingkungan kehidupan yang acak,
     membingungkan, dan sepertinya tanpa arti.

     Jika Anda sedang menghadapi penderitaan sekarang, jangan
     bertanya, "Mengapa aku mengalami penderitaan ini?" Tetapi
     bertanyalah, "Apa yang Engkau ingin agar aku pelajari?" kemudian
     percayalah kepada Allah dan tetap melakukan apa yang benar.

         "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
         melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan
         itu." (Ibrani 10:36)

     Jangan menyerah, bertumbuhlah!

-*- Bahan diedit dari sumber:-*-
  Judul Buku: The Purpose Driven Life (Kehidupan yang Digerakkan oleh
              Tujuan)
  Penulis   : Rick Warren
  Penerjemah: Paulus Adiwijaya
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 2004
  Halaman   : 213 - 215 dan 218 - 220


*TANYA JAWAB*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*KONSELING*

  Tanya jawab berikut ini kami ambilkan dari salah satu surat
  konseling yang diterima oleh Redaksi C3I, silakan menyimak!

                   -*- MENGAPA TUHAN ITU JAHAT? -*-

  T: Tuhan itu jahat. Ketika saya mengalami bencana, mengapa Ia tidak
     menolong? Ketika saya stress mengenai masa depan, mengapa Ia tak
     mau menolong? Bahkan ketika saya tak bisa melanjutkan sekolah,
     mengapa Dia tak menolong? Ketika ortu saya ribut masalah uang,
     mengapa Tuhan diam saja tak mau menolong? Tuhan tidak adil! Saya
     ingin mati saja. Saya takut menghadapi masa depan yang suram!

  J: Saudara yang terkasih,
     Tuhan tentu tidak jahat. Kita seringkali salah menilai Dia karena
     keadaan yang sedang kita alami. Saat semuanya baik-baik saja,
     kita mudah untuk mempercayai bahwa Tuhan itu baik. Tapi ketika
     dalam keadaan sebaliknya, kita bisa dengan mudah meragukan
     kebaikan Tuhan. Kenyataan sebenarnya adalah Tuhan tidak berubah.
     Tapi Tuhan memang tidak berjanji bahwa menjadi anak-anak-Nya
     berarti kita akan terhindar dari himpitan masalah.

     Mazmur 84:7-8 mengatakan :
          "Apabila MELINTASI lembah Baka, mereka membuatnya menjadi
          tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim
          menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama
          makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion."

     Lembah Baka adalah gambaran sebuah tempat yang menakutkan, tidak
     enak untuk dilewati, dan penuh rintangan serta masalah. Walaupun
     demikian, Tuhan tidak mengatakan bahwa kita akan terhindar
     darinya melainkan Ia berkata bahwa kita akan MELINTASINYA! Kita
     akan dimampukan untuk melewatinya dan berjalan makin lama makin
     kuat.

     Ada sebuah tulisan yang sangat memberkati:
        When GOD leads you to the edge of the cliff
        only one of these two things will happen:
        He will catch you when you fall, or
        He will teach you how to FLY!

        Ketika Tuhan membawamu ke tepian jurang
        hanya satu dari dua hal ini yang akan terjadi;
        Dia akan menangkapmu ketika engkau jatuh, atau
        Dia akan mengajarmu bagaimana caranya terbang.

     Jadi bila kita tengah putus asa dengan masalah yang sedang kita
     hadapi, ingatlah bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan semuanya
     itu terjadi di luar kehendak-Nya yang baik. Dia PASTI memampukan
     kita melewatinya bila kita mau berharap pada pertolongan-Nya.
     Hanya masalahnya, yang seringkali membuat kita putus asa ialah
     ketika Tuhan tidak menuruti permintaan kita, maka kita
     menganggap-Nya tidak peduli. Kita berdoa dan kita meminta "maunya
     begini" tapi Tuhan menjawab lain. Lalu kita menganggap Dia tuli,
     tidak mendengar doa kita atau Dia jahat karena sengaja tidak mau
     menuruti kemauan kita. Kita bersikap seperti anak kecil yang
     manja padahal sebenarnya kita tidak tahu apa yang terbaik untuk
     diri kita sendiri. Sementara bisa jadi Tuhan berpendapat bahwa
     masalah yang kita hadapi sekarang ini justru akan membuat kita
     makin kuat untuk kebaikan kita kelak.

     Berikut adalah satu lagi cerita menarik untuk dibagikan kepada
     Anda (semoga kisah nyata ini bisa menjadi berkat untuk Anda).
        "Ada seorang pendeta yang melayani Tuhan dengan sungguh-
        sungguh. Tapi suatu hari dia mengalami kecelakaan dan kakinya
        terpaksa diamputasi. Dia menjadi terguncang karena Tuhan
        `tega-teganya` mengizinkan semuanya ini terjadi padanya yang
        telah bertahun-tahun melayani dengan sungguh-sungguh. Dia
        kecewa pada Tuhan dan tidak mau lagi berdoa. Dia tidak sudi
        lagi menyembah Tuhan karena menurutnya Tuhan sangat jahat.
        Semua rekan pendeta yang ingin menghibur dan mendoakannya ia
        usir dari rumah. Tapi beberapa bulan kemudian ia menyadari
        kekeliruannya. Dia telah menganggap Tuhan jahat padahal
        Alkitab mencatat bahwa Tuhan itu baik. Sekalipun ia belum tahu
        apa kehendak Tuhan bagi dirinya lewat kecelakaan itu, tapi ia
        memutuskan untuk melayani Tuhan kembali. Dia pergi ke
        pedalaman Afrika untuk memberitakan Injil di sana. Dia memakai
        kaki penyangga palsu dari kayu agar bisa berjalan seperti
        orang normal."

        "Saat memasuki pedalaman yang penduduknya adalah suku kanibal,
        ia ditangkap dan diikat. Rupanya orang-orang di sana hendak
        memakannya karena ia orang asing. Ketika sebuah pedang
        disabetkan dan mengenai kaki palsunya, penduduk mulai heran.
        Bahkan ketika mereka mencoba memakan potongan kakinya itu,
        mereka terkejut dan mengira penginjil itu sebagai utusan dewa.
        Akhirnya penginjil itu dilepaskan dan justru diperlakukan
        dengan istimewa. Dari sanalah ia bisa memberitakan Injil
        dengan mudahnya dan banyak orang pun diselamatkan. Seandainya
        dulu kakinya masih utuh, pasti nyawanya telah melayang menjadi
        santapan penduduk kanibal itu. Bahkan mungkin juga penduduk di
        sana tak akan pernah mengenal apa itu Injil."

     Seringkali kita tidak bisa memahami maksud Tuhan dibalik hal-hal
     buruk yang sedang menimpa kita. Namun percayalah, suatu saat ia
     akan membuat kita mengerti bahwa ternyata semua itu Ia lakukan
     untuk kebaikan kita agar tergenapi rencana-Nya. Bila hari-hari
     ini Anda merasa begitu tertekan dengan banyaknya masalah dalam
     hidup, jangan pernah berhenti dan menyerah. Sayang sekali bila
     kita mengakhiri pertandingan hidup ini dengan menyerah di tengah
     jalan. Padahal sebetulnya ada hal indah yang telah Tuhan siapkan
     menanti di depan kita.

     Bacalah Yeremia 29:11 dan Roma 8:28, itulah janji Tuhan untuk
     Anda.

  Tim Konselor C3I


STOP PRESS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*STOP PRESS*

                   -*- HAPPY BIRTHDAY e-KONSEL -*-

  Pelanggan e-Konsel yang terkasih,

  Pada tanggal 1 Oktober 2005 ini e-Konsel merayakan ulang tahun yang
  keempat. Puji syukur kami naikkan kepada Tuhan atas penyertaan-Nya
  hingga saat ini. Tak lupa Redaksi juga mengucapkan terima kasih
  kepada para pelanggan yang selalu setia menunggu kiriman edisi-edisi
  e-Konsel, dan juga atas doa, dukungan dan partisipasinya kepada
  e-Konsel.

  Sebagai tanda terima kasih kami atas kesetiaan dan kepercayaan
  pembaca, maka di saat yang berbahagia ini Redaksi akan menerbitkan
  satu edisi khusus bagi para pelanggan (dikirimkan secara terpisah).
  Selain itu Redaksi juga membuka kesempatan bagi para pelanggan untuk
  mengirim kesan dan pesan tentang e-Konsel selama empat tahun ini ke
  alamat: <staf-konsel(at)sabda.org>
  Kiriman dari pelanggan ini akan ditampilkan pula dalam edisi khusus
  tersebut.

  Teruslah memberi dukungan untuk e-Konsel dan kiranya Tuhan terus
  menggunakan e-Konsel sebagai saluran berkat-Nya.

                         To God be The Glory!

e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                          Ratri, Evie, Silvi
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                    INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                         Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2005 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
                    http://www.sabda.org/katalog/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel(at)sabda.org>
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel(at)xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Berlangganan  : <subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org>
Berhenti      : <unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org>
Sistem lyris  : http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
ARSIP e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org