Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/70

e-Konsel edisi 70 (1-9-2004)

Seks dalam Kehidupan Kristen

><>                Edisi (070) -- 1 September 2004                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Pandangan Masyarakat Kita tentang Seks
    - Cakrawala            : Hidup Damai dengan Seks
    - Telaga               : Seks di Tengah Kita
    - Tanya-Jawab          : Kompas Kehidupan Kristen: Seks
    - Surat                : Profil Tokoh Konseling Kristen

*REDAKSI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Bagi sebagian masyarakat Kristen, membicarakan tentang seks kadang
  masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu, karena seks dipandang
  sebagai sesuatu yang menjijikkan dan dosa. Pandangan mereka yang
  salah terhadap seks, tidak jarang justru menjerumuskan mereka pada
  konsep yang bertentangan dengan yang Allah berikan.

  Namun di sisi lain, ada juga orang-orang Kristen, khususnya yang
  hidup di kota-kota besar, yang menganggap seks sebagai sesuatu yang
  tak lebih dari sekedar kesenangan. Pandangan yang meremehkan tentang
  seks akan mengakibatkan kita tidak lagi dapat mensyukurinya sebagai
  anugerah Tuhan dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang Allah
  sudah tetapkan.

  Lalu bagaimana seharusnya orang Kristen berpandangan tentang seks?
  Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, silakan menyimak tema yang sudah
  kami siapkan untuk bulan September ini, yaitu tentang "SEKS". Pada
  bagian pertama, edisi 070/2004, topik yang dibahas adalah "Seks
  dalam Kehidupan Kristen" dan topik edisi 071/2004 adalah "Seks Pra
  Nikah".

  Selamat membaca dan temukan hal-hal baru yang bisa Anda pelajari
  dari edisi-edisi bulan September ini!

  Redaksi


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

  Redaksi: Berikut ini adalah artikel pendek hasil ringkasan dari
  sebuah buklet kecil yang diterbitkan oleh SAAT (Seminari Alkitab
  Asia Tenggara). Buklet yang ditulis oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.
  ini sangat pas untuk menjawab banyak pertanyaan yang muncul dari
  kalangan orang-orang Kristen tentang seks. Selain ringkas dan padat,
  uraian yang disampaikan dalam buklet itu sederhana dan apa adanya.
  Jika Anda tertarik, silakan membeli bukunya.


                   -*- HIDUP DAMAI DENGAN SEKS -*-

  Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang yang belum menikahlah yang
  memiliki pergumulan dalam mengendalikan dorongan seksual. Setelah
  menikah maka masalah itu akan bisa teratasi dengan sendirinya.
  Ternyata, pandangan ini tidak benar, karena setelah menikah pun
  pergumulan tersebut tidak selesai begitu saja. Dengan adanya
  pengalaman seksual, maka pergumulan itu justru akan lebih sulit
  sebab ia akan lebih menginginkannya.

  Ada tiga hal penting yang bisa digunakan untuk mengatasi pergumulan
  seksual, yaitu:

  1. Gejolak seksual pada masa remaja dan pemuda jauh melampaui
     masa-masa sesudahnya.
     ----------------------------------------------------------
     Tingginya gejolak seksual pada masa ini disebabkan oleh matangnya
     organ-organ seksual dan sempurnanya proses pertumbuhan. Selain
     itu, pada masa-masa ini rawan sekali godaan-godaan dari luar,
     khususnya godaan pornografi.

  2. Pemahaman yang benar dan realistis terhadap gejolak seksual akan
     membantu kita dalam menghadapinya.
     ----------------------------------------------------------------
     Kita harus memiliki pemahaman yang realistis terhadap segala
     sesuatu yang sedang terjadi pada tubuh dan lingkungan di sekitar
     kita apakah dapat memberikan ketenangan, sebagai ganti kepanikan,
     kekuatan sebagai ganti kelemahan, dan pengharapan sebagai ganti
     keputusasaan.

  3. Tuhan memberikan kuasa-Nya kepada orang yang taat dan takut
     kepada-Nya, sehingga gejolak seksual tersebut bisa dikendalikan.
     ----------------------------------------------------------------
     Tuhan hanya akan menyatakan kuasa-Nya kepada kita jika kita
     memiliki rasa takut dan taat kepada-Nya. Oleh karena itu, kedua
     hal ini sangat penting bagi orang yang sedang mengalami
     pergumulan seksual.

  Pengenalan kita terhadap Alkitab sangatlah berkaitan dengan
  pemahaman kita terhadap seks. Kata SEKS sendiri bisa dijadikan
  akronim dalam memahami arti sebenarnya dari kata ini.

  "S": SUCI
  ---------
  Nilai moral yang jelas sangat penting dalam pembahasan seks. Tanpa
  nilai moral yang jelas, seks bisa menjadi suatu hal yang bebas,
  tidak bertanggung jawab, dan hanya digunakan sebagai pemuasan nafsu
  dan kesenangan jasmani saja. Seks memang sama dengan kebutuhan tubuh
  jasmani kita akan makanan, tetapi meskipun demikian, ada aturan-
  aturan yang harus dipatuhi. Tuhan memberikan prinsip yang benar
  mengenai seks dalam 1Korintus 6:13b,15b,16,18 sbb.:

     "Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan,
     dan Tuhan untuk tubuh .... Akan kuambilkah anggota Kristus untuk
     menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak
     tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan
     cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? ... Jauhkanlah dirimu dari
     percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di
     luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa
     terhadap dirinya sendiri."

  Dari ayat tersebut di atas, bisa disimpulkan, Tuhan tidak
  menghendaki kita terlibat dalam percabulan. Istilah percabulan
  dibedakan dengan perzinahan. Percabulan atau ´porneia´, berasal dari
  kata ´porne´ yang berarti pelacur, kemudian dari kata tersebut
  dihasilkan istilah ´porno´ yang sering diasumsikan dengan hal-hal
  yang bersifat seksual dan terlarang. Sedangkan perzinahan atau
  ´moicheuo´ adalah percabulan yang menunjuk pada hubungan seksual
  yang dilakukan oleh pasangan yang belum berstatus menikah atau
  dengan seseorang yang berstatus menikah (Imammat 20:10; Yeremia
  29:23; Hosea 4:13; Matius 5:32, 19:9).

  Tuhan menciptakan hubungan seks sebagai hubungan yang suci, sehingga
  Tuhan melarang kita untuk melanggarnya. Hubungan seks hanya boleh
  dilakukan oleh pasangan yang sudah terikat dalam hubungan pernikahan
  dan pelanggaran terhadap perintah Tuhan ini adalah dosa.

  Jadi kesimpulannya, tubuh kita adalah anggota tubuh Kristus, jika
  kita berbuat cabul atau zinah, maka kita juga berbuat demikian
  terhadap tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah suci, sama dengan
  hubungan seks yang juga suci dan kita tidak diperkenankan untuk
  mencemarkan keduanya.

  "E": ENERGI
  -----------
  Dr. Sigmund Freud, seorang neorolog Austria mengemukakan bahwa
  manusia memang memiliki naluri seks. Menurutnya, naluri seks adalah
  suatu kekuatan yang selalu menuntut kepuasan, jika tidak, maka akan
  menimbulkan ketegangan. Sedangkan seks itu sendiri, menurutnya
  merupakan suatu usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

  Naluri seks sudah ada dalam diri manusia sejak lahir dan memiliki
  kekuatan yang besar untuk segera dipenuhi. Naluri seks tidak mudah
  untuk dikendalikan dan selalu mencari kenikmatan. Masa remaja adalah
  masa dimana naluri seks ini mulai mencari kepuasan dan kenikmatan
  melalui atau yang berkaitan dengan hubungan kelamin atau hubungan
  seks. Saat inilah, biasanya remaja mulai mengalami gejolak-gejolak
  seksual dan mulailah pergumulan mereka untuk mengendalikannya.

  Gejolak seksual adalah hal yang normal dan setiap remaja pasti akan
  mengalaminya. Tuhan menciptakan seks untuk memberikan kenikmatan
  pada manusia, tetapi Tuhan juga menuntut manusia untuk mampu
  mengendalikannya, sehingga kenikmatan itu bisa dicapai.

  "K": KETURUNAN
  --------------
  Tujuan Tuhan menciptakan seks adalah sebagai sarana penyambung
  keturunan dan sebagai puncak kesatuan antara dua individu (Kejadian
  2:24). Namun, Tuhan juga memberikan aturan yang sangat jelas dalam
  proses tersebut, yaitu hanya mereka yang sudah terikat dalam
  pernikahan saja yang boleh melakukannya. Bagi Tuhan, anak sebagai
  buah dari penyatuan dua individu tersebut merupakan suatu tanggung
  jawab yang besar dan serius, sehingga hanya pasangan yang telah
  bersepakat untuk benar-benar bersatu, melebur menjadi satu saja yang
  Tuhan percayai untuk menanggungnya. Pasangan yang menikah karena
  telah hamil terlebih dahulu dan tidak memiliki persiapan yang matang
  akan memberikan akibat yang buruk kepada anak mereka.

  Tuhan menyatukan suami istri dalam hubungan seks sebagai lambang
  dari puncak cinta dan keintiman berdasarkan cinta yang berakar.
  Keintiman selalu bertujuan untuk mencapai kesatuan, sehingga anak
  yang dilahirkan sebagai hasil dari hubungan seks ini merasakan bahwa
  ia dilahirkan sebagai hasil dari cinta kasih kedua orangtuanya.

  "S": SEIMBANG
  -------------
  Menurut pandangan para filsuf Yunani, kesehatan tercipta karena
  adanya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Demikian pula dengan
  seks, Tuhan menciptakan naluri seks untuk menjaga keseimbangan dalam
  kehidupan. Dunia yang penuh dengan ketegangan ini membuat manusia
  membutuhkan kelegaan dan seks merupakan salah satu jalan yang
  diciptakan Tuhan untuk melepaskan ketegangan itu. Meskipun hanya
  terbatas bagi mereka yang sudah menikah saja yang bisa
  mendapatkannya, namun Tuhan juga tetap memperhatikan dan memberikan
  kelegaan bagi mereka yang belum menikah melalui kekuatan-Nya yang
  diberikan kepada kita.

-*- Sumber diringkas dari: -*-
  Judul Buku: Seri Psikologi Praktis -- Hidup Damai dengan Seks
  Penerbit  : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 2001
  Penulis   : Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.
  Halaman   : 1 - 6


*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*

                     -*- SEKS DI TENGAH KITA -*-

  Tuhan menciptakan manusia dilengkapi dengan berbagai kebutuhan dan
  keinginannya, tetapi Tuhan juga menghendaki manusia agar mampu
  mengendalikan kebutuhan dan keinginannya tersebut sesuai dengan
  pedoman yang telah Ia berikan. Tanya-jawab dengan nara sumber Pdt.
  Dr. Paul Gunadi Ph.D. berikut ini, kami harapkan bisa melengkapi
  pengetahuan Anda mengenai keberadaan seks dalam kehidupan kita.
  Selamat menyimak!

  T : Seks itu merupakan pemberian Tuhan, bagaimana kita menggunakan
      seks itu sesuai dengan pedoman yang Tuhan berikan?

  J : Kita ini adalah makhluk seksual, sehingga kita mempunyai nafsu
      seksual, keinginan untuk berhubungan seksual. Namun demikian,
      bukan berarti kita boleh mengumbarnya sembarangan. Alkitab
      memberikan panduan atau aturannya. Di sini kita bisa melihat
      meskipun merupakan kebutuhan hakiki manusia, namun tidak berarti
      manusia diberikan izin untuk mengumbar atau memuaskan seenaknya.
      Begitu juga dengan seks, seks adalah bagian dari kebutuhan
      jasmani manusia, tapi orang yang terlalu memikirkan seks dan
      hanya mau melakukan seks, akan menyalahi aturan yang Tuhan
      berikan. Kebutuhan seksual adalah bagian yang normal, yang
      alamiah dari semua manusia, tetapi bagaimana kita memuaskan
      hasrat seksual kita itu diatur oleh etika, diatur oleh Firman
      Tuhan. 1Korintus 6:13b berkata,
         "Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk
         Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh."

      Kemudian ayat yang ke-20,
         "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
         Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"

      Pemahaman seks yang benar mempunyai beberapa aspek, yaitu dari
      Firman Tuhan tadi, seks adalah dari Tuhan. Oleh karena itu
      pemakaian atau penerapannya juga harus sesuai dengan yang telah
      digariskan Tuhan. Singkatnya, dari Tuhan untuk Tuhan, jadi harus
      sesuai dengan yang telah Tuhan tentukan. Tuhan berkata bahwa
      tubuh bukan untuk percabulan melainkan untuk Tuhan, maksud dalam
      konteks ini memang adalah hubungan seksual. Jadi tubuh kita itu,
      dengan kebutuhan-kebutuhan seksualnya, bukanlah untuk
      percabulan. Percabulan adalah hubungan seksual antara dua orang
      yang tidak diikat dalam pernikahan. Tuhan berkata bahwa tubuh
      dan kebutuhan-kebutuhan biologis bukan untuk dipuaskan dengan
      bebas dan dengan cara seenaknya, tapi untuk Tuhan, maka muliakan
      Tuhan dengan tubuhmu. Jadi, kebutuhan seks itu memang diciptakan
      Tuhan, keinginan kita untuk berhubungan seksual dengan lawan
      jenis adalah dari Tuhan, namun penggunaan atau penerapannya
      harus diberikan kembali kepada Tuhan, karena semuanya itu
      menjadi wewenang Tuhan untuk mengaturnya.
------
  T : Selain prinsip seks dari Tuhan untuk Tuhan, apakah ada hal lain
      yang disampaikan oleh Alkitab?

  J : Seks sudah tentu diciptakan Tuhan untuk kenikmatan, jika tidak,
      maka seks tidak akan membawa kenikmatan. Jadi, kita mengetahui
      dari organ-organ seksual yang kita miliki dan juga dari sensasi
      yang dialami ketika berhubungan seks, itu semua membawa
      kenikmatan. Oleh karena itulah, kita bisa yakin bahwa Tuhan
      memang mendesain seks untuk menambahkan kenikmatan dalam
      kehidupan manusia. Selain itu, Tuhan menciptakan seks untuk
      menyatukan dua individu yang berbeda jenis. Dalam Kitab Kejadian
      pasal 2 dikatakan bahwa keduanya akan menjadi satu daging,
      meskipun ini merupakan lambang penyatuan dua individu secara
      penuh, bukan sepenuhnya secara fisik, tapi memang mengandung
      unsur fisik pula. Jadi, kedua individu yang menjadi satu itu
      mencapai keintiman puncak, keintiman yang tidak bisa lagi
      ditingkatkan, itu sudah paling puncak. Maksudnya, seks itu
      memang merupakan puncak keintiman. Masalahnya adalah kalau orang
      tidak memiliki pemahaman yang benar, maka orang itu akan
      menggunakan seks untuk menambah keintiman dan kalau seks
      digunakan untuk menambah keintiman, itu tidak akan bisa berhasil
      karena hanya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat saja.
      Setelah itu akan hilang aspek keintimannya. Namun kebalikannya,
      apabila suami-istri memiliki hubungan yang intim sekali,
      kemudian mereka mengadakan hubungan seksual, maka hubungan
      seksual itu menjadi puncak, menjadi bunga yang paling lengkap
      dari keintiman mereka.
------
  T : Bagaimana pemahaman seks itu dapat dikatakan keliru?

  J : Ada dua macam pemahaman seks yang keliru, yaitu:
      PERTAMA, pemahaman yang represif, yaitu pemahaman yang
      mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang menjijikkan, yang
      buruk dan negatif. Seks itu bukannya sesuatu yang harus dan
      boleh dinikmati, tapi seks adalah suatu kewajiban dan biasanya
      ini dilihat sebagai kewajiban seorang wanita terhadap seorang
      pria. Seks bukanlah sesuatu yang seyogyanya dinikmati oleh
      wanita, sebab ini adalah kepuasan kaum pria, tugas wanita
      hanyalah memberikan atau menyediakan kepuasan itu kepada
      suaminya.

      KEDUA, pemahaman yang obsesif, yaitu pemahaman yang menjadikan
      seks sebagai sesuatu yang harus dikejar, dilakukan, dan seolah-
      olah menjadi suatu obsesi bagi diri seseorang. Kalau tidak
      dilakukan, rasanya ada yang kurang, misalnya, untuk mengurangi
      ketegangan, seks adalah obatnya atau untuk mencapai kepuasan
      hidup, seks menjadi targetnya. Jadi, segalanya itu sangat
      dikendalikan oleh seks.
------
  T : Bagaimana mengendalikan diri supaya tidak hanya mementingkan
      seks dalam kehidupan sehari-hari atau agar tidak menjadi hamba
      seks?

  J : Argumentasi yang dipaparkan oleh C.S. Lewis pada intinya, yaitu
      hidup kita harus kita isi terlebih dahulu. Orang yang diperhamba
      oleh seks adalah orang yang tidak diperhamba oleh Tuhan. Dengan
      kata lain, hidup kita kosong, hidup kita tidak lagi diisi oleh
      kehendak Tuhan. Dalam kekosongan, kita merasa sangat gelisah,
      sangat tidak tenang, sangat tidak puas, dan menginginkan adanya
      kelegaan dan seks memang membawa kenikmatan serta kelegaan.

      Jadi, langkah yang PERTAMA adalah isilah hidup kita dengan
      kehendak Tuhan, dengan hal-hal yang memang baik, yang membuat
      kita dapat merasakan bahwa hidup ini bermakna. Semakin hidup
      kita tidak ada maknanya, maka semakin kita mudah tersedot masuk
      ke dalam seks.

      Langkah KEDUA adalah kita juga harus mempunyai kehidupan yang
      berimbang. Maksudnya adalah kalau hidup kita selalu penuh
      tekanan, kesibukan kita benar-benar membuat tubuh kita letih dan
      pikiran kita lelah sekali, untuk itu kita perlu istirahat.
      Berhati-hatilah, sebab kalau tidak hati-hati, kita akan masuk ke
      dalam pelanggaran seksual, misalnya ke panti pijat, membayar
      orang untuk memuaskan hasrat seksual kita. Sebetulnya yang kita
      butuhkan bukanlah pemuasan hasrat seksual, tetapi kelegaan dan
      kesegaran karena tubuh dan pikiran kita terlalu letih, kita
      terlalu banyak tugas. Hidup yang tidak berimbang akan lebih
      mendorong kita untuk terobsesi oleh dorongan seksual.

      Langkah yang KETIGA, tidak bisa tidak, kita harus takut kepada
      Tuhan. Firman Tuhan sudah berkata agar kita tidak mencabulkan
      tubuh kita, kita jangan berhubungan seksual dengan orang yang
      bukan suami atau istri kita, itulah makna dari percabulan. Apa
      artinya takut akan Tuhan? Meskipun kita merasa tidak ada yang
      melihat, tapi kita harus selalu ingat bahwa Tuhan melihat dan
      mata Tuhan ada di mana-mana serta bisa memberikan hukuman atas
      dosa kita. Alkitab mengatakan bahwa dosa lain diperbuat di luar
      tubuh manusia, tapi seks adalah dosa yang langsung dilakukan
      oleh tubuh manusia.

-*- Sumber: -*-
  [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #61A
    yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
    -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
       email: silakan kirim surat ke: < TELAGA@sabda.org >
       atau mengunjungi Situs TELAGA di alamat:
    ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?seks_di_tengah_kita.htm ]]


*TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB*

                             -*- SEKS -*-

  Apa yang dikatakan Tuhan tentang seks?
  --------------------------------------

  1. Seks itu baik.
     Allah menciptakan manusia dengan mempunyai jenis kelamin
     (Kejadian 1:27). Ia merancang kita dengan mempunyai daya tarik
     dan kenikmatan jasmaniah. Hubungan menjadi sedaging antara suami
     dan istri sudah senantiasa dimaksudkan untuk menjadi satu secara
     fisik maupun secara rohani. Seks melepaskan tegangan biologis dan
     menyatakan bahwa seseorang secara total menerima pasangannya dan
     menyatakan kesediaannya untuk saling bergantung dengan orang itu.
     Seks dalam pernikahan harus menyenangkan.

           Diberkatilah kiranya sendangmu,
                bersukacitalah dengan istri masa mudamu:
           Rusa yang manis, kijang yang jelita;
                biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau,
                dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
                                                     (Amsal 5:18-19)

  2. Jatuhnya manusia ke dalam dosa sudah menodai seks.
     Beberapa aspek dosa telah sangat merusak seksualitas manusia.
     Keangkuhan dan ketakutan yang satu terhadap yang lain telah
     memasang pasak di antara pria dan wanita. Dengan tidak lagi
     mempercayakan Allah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, orang
     mulai memakai seks untuk saling memanipulasi yang lain agar yang
     lainnya itu memberi kasih dan rasa hormat. Keinginan-keinginan
     fisik yang normal diperbesar dan dihubungkan dengan nafsu keakuan
     (ego). Dengan demikian, seks menjadi alat, suatu senjata, suatu
     obsesi.

  3. Seks itu hanya untuk pasangan yang sudah menikah.
     -------------------------------------------------
     1Korintus 6:9-20 dan nas-nas lain menguraikan dengan jelas bahwa
     seks sebelum nikah itu sama tidak benarnya dengan berbuat curang
     pada pasangan yang sudah menikah. Seks merupakan komitmen seumur
     hidup.

  4. Hawa nafsu itu sama tidak benarnya dengan tindakan langsungnya.
     ---------------------------------------------------------------
     Bagi Anda, berdosa di dalam hati sama-sama berbahaya dengan dosa
     yang dilakukan secara langsung. Keduanya sama-sama melawan Allah.
     Tetapi ingatlah bahwa ada perbedaan antara hawa nafsu dan rasa
     tertarik. Memang wajar jika kita melihat tubuh dan kepribadian
     orang lain, dan bahkan mengalami reaksi fisik atas kehadiran
     seseorang. Memang wajar jika Anda merasa tergoda dan nafsu Anda
     terangsang. Godaan berubah menjadi dosa apabila Anda berkanjang
     dalam keinginan itu atau berkhayal dengan hal itu.

  5. Mempunyai gairah terhadap teman hidup Anda bukanlah hawa nafsu.
     ---------------------------------------------------------------
     Hawa nafsu adalah keinginan yang haram. Tapi Allah membuat Anda
     memiliki gairah terhadap teman hidup Anda, keinginan itu sama
     baiknya dengan ingin tidur setiap malam dan ingin makan setiap
     hari. Sesungguhnya, Allah memerintahkan agar pasangan yang
     menikah itu saling memenuhi kebutuhan seksual masing-masing
     (1Korintus 7:3-5).

     Tetapi, orang dapat memiliki gairah atau keinginan yang salah
     terhadap teman hidupnya. Allah mengatakan bahwa kesucian dan
     kehormatan harus menguasai seks dalam pernikahan (1Tesalonika
     4:3-5). Anda tidak menghormati pasangan hidup Anda jika Anda
     menuntut kegiatan seks yang olehnya dirasakan sebagai sesuatu
     yang menurunkan martabat atau menuntut melakukan hubungan seks
     ketika ia merasa tidak sanggup. Menuntut dan marah karena
     penolakan, keduanya adalah dosa. Jika teman hidup Anda terus saja
     menolak, maka ini merupakan tanda bahwa Anda perlu (mungkin
     dengan seorang penasihat) memperbincangkan akar permasalahannya
     sampai tuntas.

  Apa yang dapat saya lakukan terhadap godaan seksual?
  ----------------------------------------------------
  Menghantami diri Anda sendiri dengan perasaan bersalah tidak akan
  menolong. Yang dapat menolong adalah pengakuan dosa, doa, dan
  dukungan dari orang-orang Kristen lainnya. Yang paling penting,
  perolehlah kebutuhan Anda dari Allah dan jika Anda sudah
  berpasangan, selesaikanlah segala sesuatu dengan pasangan hidup
  Anda. Jika Anda makan roti yang benar, Anda tidak akan menginginkan
  roti yang sudah berjamur.

  Apakah yang dapat saya lakukan jika saya sudah jatuh?
  -----------------------------------------------------
  Tidak ada dosa yang terlalu besar, sehingga Allah tidak dapat
  mengampuni dan menyucikan Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda tidak
  mendapatkan pengampunan, cobalah langkah-langkah berikut ini:

  1. Pertobatan yang sepenuhnya
     --------------------------
     Memohon kepada Allah untuk mengingatkan Anda akan segala sesuatu
     di masa lampau di mana Anda telah melanggar perintah-perintah-Nya
     di bidang ini. Tulislah dalam daftar, atau ceritakanlah kepada
     seseorang yang Anda percayai yang tidak akan tergoda untuk
     berbuat dosa dengan mendengarkan cerita Anda. (Carilah seseorang
     yang imannya sudah dewasa. Anda tidak perlu menguraikan
     rinciannya.) Lalu doakanlah dengan bersuara semua dosa dalam
     daftar Anda, dengan meminta Allah untuk mengampuni Anda dan
     mengatakan kepada-Nya bahwa Anda tidak akan mau lagi jatuh
     menjadi mangsa dalam bidang ini. Mohonlah agar Ia menyucikan
     pikiran dan hati Anda dari kekacauan, kekhawatiran akan
     keakraban, perasaan-perasaan yang kotor, atau efek-efek jelek
     lainnya. Ucapkan syukur kepada-Nya karena telah mengampuni,
     membersihkan, dan membebaskan Anda. Jika hal ini menolong,
     mintalah teman Anda untuk mengatakan dengan nyaring bahwa Anda
     telah diampuni. Sobeklah daftar Anda.

  2. Penyelaman yang sepenuhnya
     --------------------------
     Selama minggu yang mendatang, silakan Anda menyelami ayat-ayat
     Alkitab yang berbicara tentang kemurahan, pengampunan, dan kasih
     Allah (seperti Mazmur 103:12; Yesaya 43:12; Ibrani 9:13-14). Ini
     akan menolong agar hati dan pikiran Anda menjadi sesuai dengan
     pengampunan yang diberikan Allah.

-*- Sumber: -*-
  Judul Buku: Kompas Kehidupan Kristen
  Penulis   : K.C. Hinckley
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Halaman   : 178 - 183


*SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT*

  Dari:
  Bimo <Bimbim@>
  >Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

  >Saya ingin usul, bagaimana kalau e-konsel sekali-kali menampilkan
  >profil tokoh-tokoh Kristen yang juga berkecimpung dalam bidang
  >konseling. Terima kasih dan Tuhan berkati pelayanan e-Konsel.

  Redaksi
  Terima kasih atas usulannya. Kami akan mempertimbangkan usulan
  tersebut untuk edisi-edisi e-Konsel yang akan datang, terutama kalau
  kami bisa mendapatkan bahan tentang tokoh-tokoh Kristen seperti yang
  Anda maksudkan. Apakah ada dari pembaca e-Konsel yang memiliki bahan
  tentang tokoh-tokoh Kristen dalam bidang konseling? Silakan kirim
  ke Redaksi.

e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                Ratri, Natalia, Tessa, Kristian, Yulia
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2004 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org