Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/53

e-Konsel edisi 53 (16-12-2003)

Natal

><>                 Edisi (053) -- 15 Desember 2003                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Makna Natal
    - Renungan             : Alangkah Indahnya ...
    - Cakrawala            : Kegunaan Baru Pohon Natal
    - Bimbingan Alkitabiah : Teladan Tokoh-tokoh Natal
    - Tips                 : Membuat Rekaman Natal
    - Kesaksian            : Kado Ulang Tahun untuk Yesus
    - Info                 : Program Intensif 2004 STTRII
    - Surat                : Perlu Materi Konseling

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Bulan Desember adalah bulan yang istimewa bagi kita orang-orang
  Kristen, karena pada bulan ini kita merayakan Natal, hari peringatan
  akan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Untuk menyambut hari yang
  istimewa ini berbagai persiapan dilakukan. Namun sayang sekali,
  persiapan Natal sering diartikan sebagai pesta yang meriah, hadiah-
  hadiah untuk orang-orang yang dikasihi, baju-baju baru, pohon natal
  yang dihiasi dengan lampu-lampu yang berwarna-warni dan kaset-kaset
  yang berisi lagu-lagu Natal untuk memeriahkan perayaan Natal. Oleh
  karena itu tidak heran kalau para pemilik toko di berbagai pusat
  perbelanjaan adalah kelompok orang yang paling antusias dalam
  mempersiapkan Natal. Bagaimana dengan Anda semua, persiapan apakah
  yang Anda lakukan untuk menyambut Natal tahun ini?

  Dalam peringatan perayaan Natal tahun ini, redaksi e-Konsel telah
  menyiapkan renungan Natal yang kami harap dapat mengajak para
  pembaca untuk merenungkan sejenak arti dari damai yang dibawa oleh
  Natal. Selain itu ada juga artikel dan tips yang kami sajikan untuk
  dijadikan ide dalam merayakan Natal yang berkesan. Tidak
  ketinggalan kami juga menyajikan kesaksian dan pelajaran tentang
  tokoh-tokoh Natal dalam Alkitab agar kita dapat memaknai Natal
  dengan lebih dalam.

  Tanpa perlu basa-basi lagi, kepada para pelanggan e-Konsel kami
  segenap tim redaksi e-Konsel ingin juga mengucapkan:

           "SELAMAT NATAL 2003 dan SELAMAT TAHUN BARU 2004"

  Sampai bertemu di tahun 2004!
  Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                    -*- ALANGKAH INDAHNYA ... -*-

  Sudah beberapa hari bukit-bukit di pedalaman Perancis itu menjadi
  ajang pertempuran. Perang Dunia ke-2 sedang berkecamuk di tengah
  musim dingin yang menusuk. Pasukan Amerika sedang berhadapan
  langsung dengan pasukan Jerman. Pada malam itu pasukan kedua belah
  pihak tetap siaga di parit penjagaan mereka masing-masing. Jarak
  antara kedua pasukan musuh itu hanya beberapa puluh meter saja. Rasa
  tegang dan lelah mencekam mereka.

  Tiba-tiba kesunyian malam itu pecah. Ada suara seseorang sayup-sayup
  mengumandangkan irama "Malam Kudus". Para prajurit itu tertegun.
  Mereka saling memandang dengan rasa heran. Betul! Ini malam Natal!
  Hari ini tanggal 24 Desember! Lalu prajurit-prajurit itu pun mulai
  ikut menyanyi. Beberapa prajurit Amerika berdiri dan keluar dari
  parit. Disusul pula oleh beberapa prajurit Jerman. Mereka pun saling
  berangkulan. Tentara Amerika bernyanyi "Silent Night, Holy Night";
  tentara Jerman bernyanyi "Stille Nacht, Heilige Nacht". Rasa haru
  dan gembira langsung memenuhi hati mereka. Mereka mengeluarkan
  makanan dan saling bertukar cindera mata.

  Keesokan harinya tentara dari kedua pasukan yang bermusuhan itu
  bermain sepak bola. Sepanjang hari mereka bergembira.

  Tetapi setelah itu para prajurit itu terpaksa kembali lagi ke parit
  mereka masing-masing. Komandan masing-masing pasukan mendapat
  instruksi untuk meneruskan ofensif. Akibatnya pertempuran meletus
  lagi. Kedua pasukan itu terpaksa saling tembak lagi. Natal telah
  berakhir, damai pun ikut berakhir.

  Cerita ini hanya salah satu dari sekian banyak cerita yang ironis
  tentang Natal. Ironis karena seringkali dampak Natal hanya
  berlangsung dua atau tiga hari saja.

  Suasana Natal memang seolah-olah menyulap perasaan kita. Begitu kita
  mendengar lagu-lagu Natal yang khidmat dan agung, hati pun terasa
  teduh. Kita jadi lebih bermurah hati kepada orang lain. Kita jadi
  lebih ramah. Wajah orang pun tampak lebih cerah dan ceria.
  Ketegangan dan keberingasan hidup sehari-hari seolah-olah berhenti
  dan diganti dengan kedamaian dan keramahan. Hidup terasa menjadi
  lebih indah.

  Tetapi ketika suasana Natal itu sudah berakhir, berakhir pulalah
  segala kedamaian dan kemurahan hati itu. Hidup kembali menjadi kejam
  dan keras, serakah dan selingkuh, benci dan dengki. Sesingkat itukah
  nyala api kasih Kristus yang bernyala dalam hati kita?

  Dalam Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus mengumpamakan kita sebagai
  pelita yang ditempatkan di atas kaki dian supaya menerangi seisi
  rumah (baca Matius 5:14-16). Cahaya pelita memang tidak gemerlapan
  dan tidak mencolok secara istimewa, namun ia menyala secara langgeng
  tiap malam sepanjang tahun. Pelita berbeda dari lampu hiasan Natal
  yang berkedap-kedip secara mencolok namun hanya menyala beberapa
  hari saja setahun.

  Agaknya dalam mengikuti Tuhan Yesus kita perlu belajar menjadi
  pelita yang walaupun menyala secara bersahaja namun menyala langgeng
  sepanjang tahun, ketimbang lampu hiasan Natal yang gemerlapan namun
  menyala hanya selama beberapa hari saja.

  Dalam 'Surat dari Taize' Bruder Roger menulis, "Mengikuti Kristus
  bukanlah seperti menyalakan kembang api atau petasan yang menyala
  secara memukau dan silau dalam waktu sekejap namun sesudah itu
  langsung lenyap."

  Yang kita butuhkan bukanlah pengamalan iman yang berkilau-kilau dan
  meledak-ledak penuh emosi secara gegap gempita namun berlangsung
  hanya beberapa kali saja setahun. Yang kita butuhkan adalah
  kebalikannya, yaitu pengamalan iman yang tenang dan bersahaja namun
  setia dan langgeng sepanjang tahun.

  Lebih baik kita menjadi air tawar biasa di gelas yang penuh
  ketimbang menjadi cola atau minuman bersoda yang "bersemangat
  limun", yaitu meletup dan meluap secara berbuih-buih begitu dibuka,
  tetapi segera setelah itu buih-buihnya langsung lenyap sehingga yang
  tinggal ternyata adalah gelas yang tidak penuh.

  Roh Natal adalah Roh Yesus, yaitu kegembiraan keteduhan, kesahajaan
  dan kemurahan hati. Dunia langsung berubah menjadi indah ketika roh
  itu mulai menyala di dalam hati kita. Alangkah indahnya dunia ini
  kalau roh itu menyala bukan hanya pada hari-hari Natal saja,
  melainkan langgeng sepanjang tahun. Ya, alangkah indahnya ....

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: Selamat Natal
  Pengarang : Dr. Andar Ismail
  Penerbit  : PT BPK Gunung Mulia, 2002
  Halaman   : 81 - 83


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

                  -*- KEGUNAAN BARU POHON NATAL -*-

  Pohon yang berada di sebelah serambi nampak kosong pada hari Minggu
  pertama bulan Desember di Gereja Kristus Titusville, (Pensylvania).
  Tetapi menjelang Natal, cabang-cabang dari pohon itu sudah mulai
  bergelantungan dengan bermacam-macam kartu-kartu yang dipasang oleh
  para anggota gereja. Pada tiap kartu telah dituliskan suatu
  perbuatan baik yang ingin dilakukan oleh penulisnya untuk orang
  lain.

  "Seorang anggota yang ahli dalam dunia salon biasanya menawarkan
  perawatan rambut tanpa bayar," kata pendeta John W. Morris. Orang
  lain yang bekerja sebagai penghias kue tart profesional menawarkan
  menghias kue tart apa saja pada perayaan Natal ini. Sedangkan yang
  lain menawarkan makan bersama di restoran -- lalu kaum muda juga
  ingin berpartisipasi dengan menawarkan bantuan untuk memotong rumput
  taman atau mencuci kendaraan."

  Pada hari Minggu sesudah hari Natal, setiap anggota yang telah
  memasang kartunya pada pohon itu diminta untuk mengambil salah satu
  kartu lain dan mendapatkan pesan-pesan menarik. Semenjak saat itu,
  kebiasaan menggantungkan kartu Natal dengan pesan-pesan perbuatan
  baik ini menjadi tradisi dalam jemaat kami selama sepuluh tahun
  berikutnya," kata Morris.

  Gereja lain lagi, yaitu Gereja Peninsula Covenant di Redwood City,
  California, mengikhtiarkan cara lain. Hari Minggu sesudah Hari
  Pengucapan Syukur (Thanksgiving Day), sebuah pohon cemara yang
  tinggi di depan rumah ibadah dihiasi dengan untaian-untaian kertas
  yang berwarna-warni, yang masing-masing bertuliskan nama dari satu
  keluarga setempat yang berkekurangan, dengan beberapa catatan
  tentang kebutuhan mereka. Setelah beberapa minggu, anggota-anggota
  yang mengambil seuntai berarti telah memilih membantu keluarga yang
  bersangkutan untuk merayakan Hari Natal bersama. Patokannya ialah
  sebelum malam Natal pohon itu sudah kosong kembali. Nama-nama yang
  tertera pada untaian kertas itu berasal dari orang-orang Kristen
  yang melayani di tengah lingkungan yang berkekurangan. Banyak di
  antara keluarga-keluarga itu yang salah satu orangtuanya atau kedua-
  duanya sedang menganggur. Sedangkan yang lainnya merupakan keluarga
  dengan orangtua tunggal (janda atau duda), atau yang terdiri dari
  orang yang sudah tua atau dewasa yang cacat tubuhnya. Keluarga-
  keluarga itu sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa mereka akan
  menerima "pemberian". Metode untaian kertas ini membantu untuk
  menghilangkan perasaan yang tak enak antara yang memberi dan yang
  menerima, karena tidak enak menawarkan "kemurahan hati" atau
  "kedermaan" secara terbuka.

  "Sangat menakjubkan ketika menyaksikan hasil-hasil dari 'Proyek
  Pohon Natal' itu di dalam jemaat kita," kata seorang anggota jemaat
  Pat Sikora. "Pelaksanaan program itu memungkinkan kita menyatakan
  karunia Allah dengan cara-cara yang kreatif dan baru."

  Beberapa orang memberikan bungkusan pakaian untuk anak-anak, yang
  lainnya memberikan peralatan rumah tangga yang masih baru. Beberapa
  orang membuat paket hadiah yang dibuat sendiri, dan yang lain
  mengisi sebuah kantung besar berisi beberapa hadiah. Satu keluarga
  mengisi satu kantong untuk seorang anak dan yang lainnya membawa
  kendaraan yang dimuat dengan beberapa mainan, pakaian, dan makanan.

  Beberapa di antaranya ingin menyampaikan hadiahnya secara anonim
  hanya disertai catatan "Dari temanmu di Covenant", sehingga tak
  memberi kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Ada yang
  memusatkan perhatiannya pada satu keluarga, lalu mengadakan hubungan
  erat dengan keluarga itu dan membantu keluarga itu untuk tahun
  berikutnya.

  "Pada salah satu tahun, pengurus sekolah menengah menyantun satu
  keluarga dengan delapan anak-anak yang tak mempunyai bapak lagi",
  kata Sikora, "akhirnya pengurus sekolah menengah ini berkeinginan
  untuk merawat keluarga itu seterusnya."

  Banyak para orangtua merasa bahwa pengalaman itu telah membantu
  mereka mendidik anak-anak mereka dalam hal memberi dengan senang
  hati. Ada juga beberapa keluarga yang memilih satu keluarga yang
  cocok dengan tingkat usia di keluarga mereka.

  "Proyek Pohon Natal", kata Sikora, "bukanlah merupakan suatu
  pelayanan satu pihak, karena kebanyakan kita merasa bahwa kita pun
  menerima banyak berkat dari proyek ini."

-*- Bahan diedit dari sumber -*-:
  Judul Buletin: Kepemimpinan, Volume 10/Th. III
  Penulis      : Paul Borthwick
  Penerbit     : Yayasan ANDI, Yogyakarta
  Halaman      : 31 - 32


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

  Berikut ini kami sajikan teladan tokoh-tokoh Alkitab yang terlibat
  seputar peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Karakter yang mereka
  miliki ini bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita sehari-
  hari.

                  -*- TELADAN TOKOH-TOKOH NATAL -*-

  1. MARIA
     - Taat mengikuti panggilan Tuhan (Lukas 1:36).
     - Dipenuhi Roh Kudus, salam yang diucapkannya pun menyebabkan
       anak di rahim Elizabet dipenuhi Roh Kudus (Lukas 1:39-41).
     - Tunduk dan menghormati Yusuf, suaminya, (bandingkan dengan
       Efesus 5:22).
     - Tahan menderita, misalnya ketika harus mengungsi ke Mesir
       (Matius 2:13-15).
     - Seorang penyembah (Lukas 1:46-55).

  2. YUSUF
     - Hidup kudus (Matius 1:24-25).
     - Melindungi istrinya di masa tekanan, yaitu ketika Herodes
       mengancam (Matius 2: 13-23).

  3. ORANG-ORANG MAJUS
     - Rendah hati meskipun mereka adalah orang kaya dan terpelajar,
       dan mau datang menyembah Yesus yang masih kanak-kanak (Matius
       2:11a).
     - Hidup dalam pimpinan Tuhan (Matius 2:2, 9, 10, 12).
     - Memberi yang terbaik untuk Tuhan (Matius 2:11b).

  4. PARA GEMBALA
     - Pengalaman rohani, bertemu para malaikat -- pengalaman
       adikodrati (Lukas 2:9, 13-14).
     - Bertindak CEPAT: ("mereka 'cepat-cepat' berangkat menjumpai
       Maria" (Lukas 2:16)), tidak lamban, tidak menunda-nunda, iman
       yang responsif.
     - Tidak kuatir ketika harus meninggalkan harta mereka (ternak)
       karena mereka percaya bahwa Tuhan pasti memeliharanya.
     - Memuji--memuliakan Tuhan (Lukas 2:20).

-*- Sumber -*-:
  Kiriman dari: Haryadi Baskoro, M.A.
                Kawan Sekerja Kristus, Jogjakarta.
                e-mail: <kskbsk@yahoo.com>


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

                    -*- MEMBUAT REKAMAN NATAL -*-

  "Dahulu kala leluhur kami menyanyikan lagu seperti pada hari ini
  didendangkan."

  Natal adalah saat dimana keluarga besar biasanya berkumpul dan
  makan bersama. Manfaatkan saat-saat tersebut dengan merekamnya
  dengan video atau audio sebagai kenangan keluarga.

  * Mintalah anggota keluarga Anda untuk menceritakan kenangan Natal
    favorit mereka. Mintalah mereka menceritakan saat-saat mengejutkan
    favorit mereka.

  * Mintalah pada kakek nenek dan kerabat senior lainnya untuk
    menceritakan Natal ketika mereka masih anak-anak. Dorong anak-anak
    Anda untuk menanyakan pertanyaan tertentu. "Hadiah apa yang Kakek
    terima pada hari Natal? Bagaimana cara gereja Nenek merayakan
    Natal? Apakah pada masa Natal ada pertandingan sepak bola di
    televisi?"

  * Jelajahi aneka perbedaan. Mungkin sukar bagi anak-anak untuk
    membayangkan bahwa orangtua atau kakek nenek mereka mempunyai
    keadaan atau kebiasaan yang berbeda. Seringkali anak-anak tidak
    tahu cukup banyak untuk menanyakan sesuatu yang memancing jawaban
    yang menarik. Beri mereka petunjuk. "Sayang, tahukah kau bahwa
    tempat tinggal Kakek waktu kecil udaranya sangat dingin pada musim
    dingin? Coba tanyakan apa yang beliau lakukan pada hari-hari
    bersalju. Tanyakan pada Kakek bagaimana cara merawat ternak ketika
    ada badai."

  * Kalau kerabat yang datang mempunyai pengalaman merayakan Natal
    jauh dari rumah, pada masa perang, pada masa Depresi Panjang, atau
    di rumah sakit, tanyakan tentang Natal itu. Apa yang berbeda atau
    istimewa tentang tahun-tahun itu?

  * Kalau kakek nenek anak Anda atau kerabat lain berimigrasi dari
    negara lain, tanyakan tentang kebiasaan yang mereka lakukan di
    negara kelahiran mereka.

  * Apakah ada saudara ipar Anda yang berasal dari aliran gereja yang
    berbeda? Tanyakan tentang perayaan Natal mereka.

  Jaga Agar Tetap Wajar
  ---------------------

  Dalam beberapa kasus, kerabat senior Anda mungkin malu berhadapan
  dengan kamera atau tape recorder. Kalau begitu, Anda mungkin bisa
  meletakkan perekam agak tersembunyi (dengan ijin orang tersebut,
  tentu saja), supaya orang yang diwawancarai tidak merasa kaku. Jaga
  agar percakapan tetap wajar. Biarkan lelucon dan jawaban spontan
  dari anak-anak Anda.

  Kalau ada acara nyanyi bersama keluarga, memainkan musik Natal,
  acara lelucon, atau aneka pertunjukan, atau kalau Anda mengadakan
  program Natal khusus sebagai keluarga, rekamlah itu juga.

  Kenangan di atas pita ini akan menjadi semakin berharga sebagai
  harta keluarga seiring berlalunya waktu. Mungkin Anda ingin membuat
  duplikat kaset itu dan memberi satu copy pada tiap orang yang hadir.
  Seiring berlalunya tahun, keluarga Anda akan mempunyai rekaman acara
  dan kebiasaan keluarga yang indah.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Penulis   : Jan Dargatz
  Penerbit  : Interaksara, Batam, 1999
  Halaman   : 93 - 95


*KESAKSIAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* KESAKSIAN*

                 -*- KADO ULANG TAHUN UNTUK YESUS -*-

  Ketika aku bertumbuh menjadi dewasa, hari ulang tahun adalah hari
  yang terbaik dalam tahun itu. Aku menjadi Ratu Sehari. Aku bisa
  memilih sarapan dan makan malam favoritku. Aku selalu mendapatkan
  setumpuk hadiah. Namun, itu tidak penting. Pada momentum ulang
  tahun, kita diperlakukan sebagai orang terpenting di dunia.
  Bagaimana dengan Natal? Natal memang menyenangkan, tetapi hari ulang
  tahun lebih menyenangkan! Itulah hari yang menjadi milikku sendiri.

  Dalam perjalanan menuju dewasa, suatu saat aku gagal untuk memahami
  makna Natal yang sesungguhnya. Mungkin, aku sudah pernah mendapat
  pelajaran tentang makna Natal, tetapi, untukku, Natal hanyalah
  Santa, kaos kaki, dan hadiah-hadiah. Bila ada bayi dan palungan di
  mana-mana, maka dari tradisi kami, pikiranku yang muda akan
  mencampuradukkan rusa kutub dengan domba dan ternak di kandang.
  Cerita tentang Natal pertama tidak terlalu penting dalam hidupku.

  Tetapi ketika aku berusia 16 tahun, tiba-tiba aku menyadari bahwa
  Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus. Itu adalah hari ulang
  tahun-Nya! Aku tak tahu pasti mengapa aku bisa tertarik. Tetapi, aku
  kagum! Sebelumnya, aku tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari
  kelahiran-Nya. Kita pun merayakannya setiap tahun. Tetapi, setelah
  aku mengerti bahwa Natal adalah hari Kelahiran Kristus, ada satu hal
  yang menggangguku: Bila hari itu betul-betul hari ulang tahun Yesus
  Kristus, mengapa tidak ada seorang pun yang memberikan-Nya hadiah?
  Mengapa Ia tidak mendapat perlakuan seperti raja sebagaimana
  perlakuan yang kudapatkan pada hari ulang tahunku? Jadi, tanpa
  sepengetahuan siapa pun, termasuk orangtuaku, aku berkeputusan untuk
  mendapatkan sesuatu dan itu akan kuberikan kepada Yesus.
  Kelihatannya, itu satu-satunya hal yang pantas dilakukan pada hari
  itu. Aku terpengaruh untuk memastikan bahwa Ia akan mendapat hari
  ulang tahun yang indah. Itu seindah hari ulang tahun yang dirayakan
  oleh banyak orang setiap tahun. Pertanyaannya, apa yang sebaiknya
  kuberikan kepada-Nya?

  Aku tinggal di suatu kota yang hanya memiliki beberapa toko. Toko
  yang paling dekat dan paling besar adalah Woolworth. Dengan membawa
  uang yang kutabung selama berminggu-minggu, aku pergi menuruni jalan
  yang kotor dan menuju ke Woolworth. Aku mengamati setiap lorong, rak
  sikat, saputangan, pena, alat-alat, handuk, lampu Natal, dan permen
  berbentuk tongkat. Tetapi, tak ada satu pun yang cocok bagiku. Aku
  pulang dengan perasaan kecewa. Tetapi, aku tetap berkeputusan untuk
  menemukan hadiah yang sempurna bagi-Nya.

  Setelah melewati hari-hari penuh kecemasan yang menyiksa, malam
  Natal pun tiba dan aku masih belum mendapatkan hadiah untuk Yesus.
  Ketika aku mencari sesuatu di dalam kamar tidurku, tiba-tiba aku
  mendapatkan jawabannya. Sebuah gelang kecilku yang terbuat dari
  perak dan mempunyai sepuluh gantungan perhiasan bulat yang mungil.
  Pada setiap gantungan terukir satu dari Sepuluh Hukum Taurat. Aku
  tahu bahwa ada kaitan antara Yesus dengan Sepuluh Hukum Taurat. Aku
  yakin bahwa Dia akan menyukainya! Dengan hati-hati, aku
  meletakkannya ke dalam sebuah kotak kecil. Aku membungkusnya dan
  melekatkan sebuah kartu di atasnya yang tertulis, "Selamat Ulang
  Tahun Yesus, dari Hope. I Love You." Aku ingat bahwa ini adalah
  rahasia kecil pribadiku. Aku takut bila ada orang yang menertawakan
  gagasan ini. Oleh karena itu, aku berkeputusan untuk
  menyembunyikannya di laci paling atas pada meja riasku. Saat itu,
  aku belum bisa melihat ke dalam laci itu. Dengan berjinjit, aku
  menjangkau setinggi mungkin dan mendorong kotak itu sejauh mungkin
  ke ujung laci. Kotak itu tersembunyi aman di bawah baju-baju kaos
  milikku. Aku percaya bahwa Yesus akan menemukannya pada Natal
  keesokan harinya.

  Pagi berikutnya, aku bergegas ke sebatang pohon Natal di kamar
  keluarga bersama-sama saudara perempuan dan laki-lakiku. Pohon itu
  diselimuti dengan hadiah-hadiah dan beberapa kaos kaki sampai ke
  ujung rantingnya. Natal tetap saja mempesona. Kami membutuhkan
  waktu lebih dari satu jam untuk membuka hadiah-hadiah. Di tengah
  suasana gembira itu, aku tak dapat mengalihkan pikiranku dari kotak
  yang tersembunyi di dalam kamar tidurku. Aku tidak sabar untuk
  menunggu pembukaan hadiah yang terakhir. Aku menuju ke kamar tidurku
  secara diam-diam untuk meyakinkan bahwa Yesus telah menemukan hadiah
  ulang tahun-Nya.

  Sekali lagi, dengan berjinjit, aku mengulurkan tanganku. Aku segera
  menyusupkan jari-jariku ke bawah tumpukan baju-baju bersih. Dalam
  keheningan kamar tidurku, aku menyentuh kotak itu. Pada saat jari-
  jariku menyentuhnya, perasaan hangat dan kekaguman memenuhi tubuhku.
  Aku merasakan sesuatu yang indah. Tak salah lagi, Yesus tidak hanya
  menemukan kotak itu, tetapi Dia pun menyukainya. Pada saat yang
  sama, aku juga mengerti bahwa Dia membiarkan kotak itu di tempat itu
  dengan suatu tujuan. Dia ingin supaya aku tetap memilikinya. Aku pun
  bisa mengingat dan memikirkan-Nya setiap hari. Seluruh tubuhku
  terasa panas ketika pesan damai ini diberikan kepadaku. Tidak ada
  kekecewaan sedikit pun dalam hatiku meskipun Dia tidak mengambil
  kotak itu. Tetapi, pesan itu begitu jelas bagiku. Emosi yang
  kurasakan saat itu masih sulit untuk dijelaskan. Yang kutahu, aku
  telah membuat Yesus menjadi sangat bahagia.

  Cerita ini telah tersimpan dalam-dalam di hatiku selama 40 tahun.
  Setiap kali kuingat manakala aku menyentuh kotak Natal itu, perasaan
  yang kuat itu masih ada pada diriku. Acara Natalku sangat sibuk dan
  penuh. Selalu ada beragam hadiah yang banyak di bawah pohon Natal
  kami untuk keenam anak kami. Secara sederhana, aku telah mencoba
  untuk memberikan pengalaman khusus kepada keluargaku. Pengalaman itu
  mungkin dapat memberikan kemesraan yang sama bagi mereka.

  Selama 25 tahun, aku selalu mengumpulkan anak-anakku pada hari
  Minggu pertama di bulan Desember setiap tahun. Kami mencoba untuk
  memikirkan hadiah ulang tahun apa yang dapat kami berikan kepada
  Yesus Kristus. Kami menuliskannya di atas kertas. Kemudian, kami
  membungkus dan menaruhnya di cabang-cabang pohon Natal. Kami tidak
  menghadiahkan gelang-gelang atau barang-barang kepada Yesus karena
  kami tahu semua itu adalah milik-Nya. Sebaliknya, kami memberikan
  haidah-hadiah dari dalam hati kami. Hadiah itu berupa itikad baik
  untuk mencoba menjadi lebih sabar terhadap saudara laki-laki atau
  perempuan. Selain itu, kami menghadiahi Yesus dengan membantu
  tetangga yang baru saja menjanda. Setiap kali kami saling memberikan
  hadiah-hadiah itu pada hari Natal, aku memiliki kesan yang jelas
  bahwa Yesus menerima hadiah-hadiah kami, dan Dia pun tersenyum. Aku
  tahu bahwa Dia merayakan ulang tahun yang indah karena satu
  pemahaman yang indah. Siapa pun di dunia ini yang mencintai-Nya,
  mereka mengingat-Nya dengan caranya masing-masing.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: The Magic of Christmas Miracles
  Pengarang : Jamie C. Miller, Laura Lewis dan Jennifer Basye Sander
  Penerbit  : PT Bhuana Ilmu Populer, 1998
  Halaman   : 58 - 62


*INFO*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*INFO*

     -*- KULIAH INTENSIF 2004 STT REFORMED INJILI INDONESIA -*-

  Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) akan
  mengadakan Kuliah Program Intensif 2004 dengan mata kuliah
  "KONSELING PRANIKAH" (2SKS) pada:
  Tanggal     : 5 - 9 dan 12 - 13 Januari 2003
  Pukul       : 08.30 - 12.00 WIB
  Pembicara   : Pdt. Yakub Susabda Ph.D. dan Esther Susabda Ph.D.
  Biaya Kuliah: Rp. 300.000; (Belum termasuk biaya akomodasi dan
                konsumsi)

  Kuliah ini dapat diikuti oleh mahasiswa/i S.Th., M.A., M.Div. dan
  M.K. serta dapat diikuti sebagai pendengar oleh pemimpin gereja/
  yayasan Kristen, dan hamba Tuhan.

  Pendaftaran dan Informasi silakan menghubungi :
  Iyun/Christy pada hari kerja (Senin - Sabtu)
  Telp. (021) 7982819, 7990357   Fax. 7987437
  Email: reformed@idola.net.id


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: <Roso@>
  >Shalom,
  >Saya sangat tertarik dengan materi "Pelayanan Konseling yang
  >Alkitabiah". Saat ini saya melayani di GKPB Fajar Pengharapan
  >Bandung. Untuk menambah pengetahuan, saya ingin memperoleh materi-
  >materi yang dibahas dalam program tersebut. Bagaimana caranya saya
  >dapat memperoleh materi-materi tersebut? Mohon informasi. Terima
  >kasih. GBU,
  >Roso

  Redaksi:
  Untuk mendapatkan materi seminar tersebut, Anda bisa langsung
  menghubungi kantor Sekretariat Duta Pembaharuan yang menjadi
  penyelenggara ke alamat:
  ==> Kantor OC Yogyakarta, Kompleks STII/UKRIM
      Jl. Solo Km 11, Yogyakarta
      PO BOX 5 YKAP
      Telp./Fax. (0274) 496418
  atau melalui e-mail: <jogjaoc@indo.net.id>

  Kami sungguh berharap agar materi-materi yang Anda dapatkan bisa
  menjadi sarana untuk mendukung pelayanan Anda dan nama Tuhan
  dimuliakan.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
              Yulia, Ratri, Natalia, Irfan, Lani, Ka Fung
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2003 oleh YLSA

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org