Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/16

e-Konsel edisi 16 (15-5-2002)

Peranan Roh Kudus dalam Konseling

><>                   Edisi (016) -- 15 Mei 2002                  <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Peranan Roh Kudus dalam Konseling
    - Cakrawala            : Tergantung pada Kuasa Roh Kudus
    - Bimbingan Alkitabiah : Membimbing Secara Rohani
    - Tips                 : Roh Kudus dan Konseling
    - Surat                : Bahan-bahan e-Konsel Sangat Berguna

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus menjanjikan bahwa Ia akan
  mengirimkan seorang Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan menyertai
  murid-murid-Nya selama-lamanya (Yohanes 14:16). Janji itu dipenuhi-
  Nya pada hari Pentakosta dimana para murid menerima kepenuhan Roh
  Kudus sehingga mereka menjadi berani memberitakan Injil dan diberi
  kemampuan untuk berkata-kata dalam bahasa lain (Kisal Rasul 1:8).

  Hal ini menjadi peringatan kepada kita bahwa semua pelayanan yang
  kita lakukan, termasuk pelayanan konseling, sangat tergantung pada
  kuasa Roh Kudus. Tanpa bimbingan dan kuasa-Nya maka pelayanan kita
  hanyalah bersifat manusiawi. Kiranya sajian kami pada edisi ini
  mendorong kita dan juga hamba-hamba Tuhan yang berkecimpung dalam
  pelayanan konseling untuk selalu bersikap rendah hati dan menyadari
  betapa kita tergantung pada kuasa Roh Kudus. Biarlah Roh Kudus
  bekerja dengan bebas melalui kita sehingga banyak jiwa boleh
  mengalami jamahan-Nya.

  Dalam kasih-Nya
  Staf e-Konsel


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

                -*- TERGANTUNG PADA KUASA ROH KUDUS -*-

  Pastoral konseling adalah pelayanan yang mutlak tergantung pada
  kuasa Roh Kudus.

  Keunikan pastoral konseling juga terletak pada sikap hamba Tuhan
  yang percaya akan kehadiran, pengaruh dan campur tangan langsung
  dari Allah dalam pelayanan konselingnya. Ia tidak pernah sendiri.
  Ia tidak pernah menjadi seperti yang Erich Fromm katakan,
     "Man is alone in the universe, indifferent to his fate."
     ("Man For Himself", Reinhart, N.Y., 1947, p. 445).
  Oleh karena Roh Kudus selalu beserta dengan dia.

  Realita ini seharusnya melahirkan keyakinan dalam diri hamba Tuhan,
  bahwa:
  -- Pola triangle dari interaksi selalu menjadi pola dalam setiap
     bagian dalam pelayanan konselingnya. Tuhan Yesus berkata dalam
     Matius 18:20 bahwa,
        "... di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,
        di situ Aku ada di tengah-tengah mereka".
     Tanpa pola triangle ini, pastoral konseling sebenarnya
     kehilangan keunikannya karena sama seperti yang Martin Buber
     katakan,
        "memang hanya dalam interpersonal relationship yang utuh
        antara konselor dan konsele kehadiran Allah betul-betul
        menjadi kenyataan yang positif."
        ("I and Thou", Clark Edition, Edinburg, 1937, p. 75).

  -- Sukses setiap pelayanan konseling tergantung mutlak pada
     kehadiran Roh Kudus sendiri. Seperti yang Paulus katakan dalam
     2 Korintus 3:5-6 bahwa,
        "dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
        memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;
        tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.`Ialah yang
        membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu
        perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis,
        tetapi dari hukum Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
        tetapi Roh menghidupkan."

     Sayang sekali, kehadiran Roh Kudus ini dalam banyak hal masih
     meragu-ragukan bahkan belum betul-betul dimengerti apalagi
     dialami oleh hamba-hamba Tuhan dalam pelayanan konselingnya.
     Sering kali kehadiran Roh Kudus bahkan dimengerti sebagai
     pengalaman mistik yang tentu saja tidak riil. Webster menyebutnya
     sebagai,
        "It is neither apparent to the sense nor obvious to the
        intellegence." ("Webster's Third New International Dictionary")


  Di samping itu, banyak pula hamba Tuhan yang mengerti kehadiran Roh
  Kudus hanya sebagai simbol, sehingga pada akhirnya makna kehadiran
  itu sendiri semata-mata tergantung hanya dari interpretasi si
  pemakai simbol itu. Karena itu perlu bagi hamba-hamba Tuhan
  menyadari bahwa:
  -- Kehadiran Roh Kudus itu adalah sesuatu yang riil, meskipun ia
     sendiri mungkin tidak merasakannya (1 Korintus 6:19).
     Paul Tillich pernah mengatakan,
        "Spiritual experience is reality in everyone, as solid as the
        experience of being loved or the experience of the air one
        breathes. Therefore ... we should become fully aware of the
        spiritual presence around us and in us, even if we realize how
        limited maybe our experience of 'God present to our spirit'.
        For this is what divine spirit means; God present to our
        spirit. Spirit is not a mysterious substance, it is not a part
        of God; it is God himself .... God is present in communities
        and personalities, grasping them, inspiring them, transforming
        them." ("Spiritual Presence", Pastoral Psychology, Oct. 1962,
        p. 26)

     Hanya jikalau hamba Tuhan percaya akan realita ini, akan mengerti
     (dan menantikan) bahwa Roh Kuduslah sumber "new insight" (sumber
     dari munculnya pemikiran dan pengertian-pengertian baru) atas
     kedalaman misteri kehidupan manusia di balik persoalan-persoalan
     konselenya; sumber dari munculnya "right words" (kata-kata yang
     tepat, yang diucapkan pada saat yang tepat); sumber dari
     keberanian untuk melakukan "self-sacrifice" (pengorbanan diri
     demi untuk keselamatan konsele); sumber "new hope" (pengharapan
     baru) dalam diri konsele di tengah suasana dan kondisi hidup yang
     kelihatannya masih sama saja; sumber munculnya "sukacita,
     semangat dan keberanian" dalam diri konsele untuk menghadapi
     realita hidupnya.

  -- Kehadiran Roh Kudus itu adalah kehadiran Allah sendiri yang
     secara aktif campur tangan dalam sejarah manusia
     (Yohanes 14:18,26; Matius 28:20).

     David F. Roderick menyatakan bahwa,
        "He is the actualizer of the whole work of God the Power which
        transforms the potential into the actual." ("In Evaluation and
        Christian Education", Nat. Couns of Churches Pub. pp. 11f)

     Kesadaran inilah yang membuat hamba-hamba Tuhan sebagai konselor
     selalu rendah hati, sadar akan keterbatasannya, sadar akan
     peranannya yang hanya alat di tangan Allah dan memberi kebebasan
     sepenuh-penuhnya pada Roh Kudus untuk bekerja dalam diri konsele.
     Seperti yang De Forrest Wiksten katakan,
        "Counseling is the process of potently waiting upon the Spirit
        of God ("The Power of Pastoral Counseling as the Work of the
        Holy Spirit", Pastoral Psychology, Oct. 1969, p. 31).

     Di samping itu, kesadaran ini juga membuat konselor selalu
     diingatkan akan posisinya (yang dihadapan Allah) sederajat dan
     tidak lebih tinggi dari si konsele.

     Wayne Oates dengan tepat sekali mengatakan bahwa,
        "The counselee and the counselor are much more alike than they
        are different; the both are incurably human. Suffering the
        basic human anxieties of economic survival, the shortness of
        life and the continual need for the decisive action of the
        spirit called faith working through love. This realization is
        their common ground of acceptance and communication."
        ("Anxieties in Christian Experience", Westminster Press, Phil.,
        1955, p. 86-87)

     Sikap yang positif menyebabkan ia sebagai konselor tidak berani
     "play God", karena ia betul-betul sadar bahwa keberhasilan dari
     konselingnya tidak tergantung pada keahlian dan kekuatannya
     sendiri. Heije Faber mengatakan bahwa sukses seorang hamba Tuhan
     adalah sukses dan keberhasilan yang sangat unik,
        "The minister is just a clown in the circus, the victory is a
        strange victory of the man who recognizes his weakness, his
        powerlessness and failure, and accept it as part of the scheme
        of things; he is the little man who continues to have faith in
        something indestructible." ("Pastoral Care in the Modern
        Hospital", Westminster Press, Phil., 1971, p. 82).

     Hamba Tuhan harus dapat mempertahankan keunikan ini, karena
     kehadiran Roh Kudus bukan hanya ide atau doktrin, tetapi seperti
     yang John Bailie katakan, kehadiran Roh Kudus adalah
        "... a direct relationship to God who is in presence"
        ("Our Knowledge of God", Charles Schribner's Sons, N.Y., 1939,
         p. 216).

     Ia adalah Allah yang bersedia hadir dalam diri konselor maupun
     konsele (1 Korintus 6:19). Tugas konselor adalah membuka
     kesempatan dan tidak menghalangi Ia bekerja secara lebih bebas
     dalam diri konsele.

     Edith Agnew mengingatkan bahwa,
        "We as pastors and counselors have done our best, after
        that ... a miracle must still take place." ("Holy spirit in
        Counseling Process", Pastoral Psychology, quoted by Don
        Falkeberg, Nov. 1964, p. 37).

     Bagaimanapun sempurnanya pelayanan konseling kita, tetap kita
     harus menantikan miracle yaitu sesuatu yang Ilahi yang terjadi,
     yang akan menyempurnakan pelayanan ini. Disinilah letak keunikan
     pastoral konseling.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: Pastoral Konseling, Jilid 1
  Penulis   : Yakub B. Susabda
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2000
  Halaman   : 57 - 59


*BIMBINGAN*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                   -*- MEMBIMBING SECARA ROHANI -*-

  Mengikuti Firman
  ----------------
  Penyelidikan Firman Allah yang dilakukan pembimbing alkitabiah
  secara pribadi penting sekali. Semakin banyak Firman yang diketahui
  dan diterapkan dalam kehidupan pribadinya, semakin siap ia untuk
  membantu orang lain didalam jalan Tuhan. Dari bekal Firman Allah
  yang hidup melalui kemampuan yang diberikan Roh Kudus, pembimbing
  akan memiliki belas kasihan maupun kebenaran Allah untuk melayani
  orang yang berkeperluan. Lagipula, ia akan mampu untuk memimpin yang
  dibimbing agar mengikuti Firman Allah bagi dirinya.

  Bimbingan alkitabiah dimulai dengan Firman Allah. Hal ini bukan
  berarti suatu jawaban yang cepat dan mudah dari Alkitab, melainkan
  penerapan Kitab Suci yang harus dicari dan dihayati. Pembimbing
  alkitabiah harus terus-menerus mempelajari dan menghayati Firman
  Allah dan mendorong yang dibimbing untuk melakukan hal yang sama.
  Pendalaman dan penghayatan Firman Allah sangat penting dalam
  melayani masalah-masalah kehidupan. Mereka yang ingin menolong orang
  lain kami anjurkan agar berpegang pada sumber ini dengan penuh
  kepercayaan. Tidak ada cara lain lagi yang mempunyai kuasa untuk
  mendatangkan perubahan seperti itu.

  Karena pentingnya Alkitab melalui semua sumber pertolongan lain,
  kita tidak berusaha memberikan jawaban khusus untuk masalah khusus.
  Suatu sistem yang khusus mungkin merupakan penerang dan memberikan
  suatu arah yang tertentu. Namun rencana yang khusus mungkin juga
  menghalangi kita untuk langsung menuju kepada Tuhan dan Firman-Nya.
  Jika suatu metode pengarahan diuraikan secara rinci, pembimbing
  mungkin mempergunakan metode itu daripada dengan rajin mengikuti
  ajaran Firman Allah dan mencari kehendak Tuhan demi kepentingan
  orang yang dibimbing dan kebutuhannya.

  Buku-buku yang mempergunakan pendekatan alkitabiah untuk bimbingan
  mungkin berguna selama buku-buku tersebut tidak menggantikan
  penggunaan Alkitab secara langsung. Tetapi mereka seharusnya
  meningkatkan penggunaan Alkitab dan mendorong pembimbing untuk
  mempergunakan Firman Allah daripada sistem-sistem manusia. Buku-buku
  yang memberikan contoh-contoh tentang bagaimana Alkitab dipergunakan
  selama bimbingan menunjukkan efektivitas penggunaan Firman Allah.
  Namun seorang pembimbing tidak boleh mencoba untuk meniru contoh-
  contoh itu secara khusus karena setiap orang yang dibimbing dan
  setiap hubungan bimbingan bersifat unik. Sebaliknya, harus ada
  aliran yang terus-menerus dari rahmat, dan kebenaran Allah.
  Pembimbing harus langsung menuju pada Firman Allah dan Tuhan yang
  akan menerangkan Firman Allah dan memberikan penerapan.

  Berdoa Minta Pimpinan Roh Kudus
  -------------------------------
  Tuhan telah memberikan Firman-Nya dan Roh Kudus-Nya untuk memampukan
  pembimbing dan yang dibimbing untuk mengenal dan menaati-Nya. Di
  seluruh Kitab Suci, Tuhan mendorong umat-Nya untuk mencari hikmat
  dan kehendak-Nya melalui doa. Sesungguhnya, mengikuti Firman Allah
  dan berdoa berjalan seiring sementara seseorang mencari kehendak
  Allah.

     "Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
     menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu
     memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada
     kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan
     menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya
     seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta
     terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut
     akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah
     yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
     kepandaian." (Amsal 2:1-6)

  Tuhan melaksanakan banyak kehendak-Nya yang penuh kasih karunia bagi
  anak-anak-Nya melalui doa. Melalui doa, pembimbing maupun yang
  dibimbing dapat benar-benar masuk kehadirat Allah untuk "menerima
  rahmat dan ... menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
  ... pada waktunya" (Ibrani 4:16). Pembimbing akan mendorong yang
  dibimbing untuk mencari Tuhan melalui doa baik selama bimbingan
  maupun sepanjang minggu.

  Pembimbing akan mulai berdoa bagi yang dibimbing beberapa waktu
  sebelum bimbingan yang sebenarnya mulai, untuk menaikkan doa syafaat
  bagi yang dibimbing dan menyerahkan dirinya dihadapan Allah untuk
  penyucian sehingga ia akan menjadi saluran berkat, hikmat,
  kebenaran, rahmat, dan kasih karunia Allah. Banyak hal yang terjadi
  dalam bimbingan alkitabiah bergantung pada apa yang terjadi dalam
  doa. Meminta, mencari, dan mengetuk secara terus-menerus dan telinga
  yang siap adalah cara-cara yang diberikan Yesus untuk menemukan
  pertolongan bagi orang lain dan juga bagi diri sendiri. Kesetiaan
  dalam doa adalah ciri seorang pembimbing yang memandang kepada Allah
  untuk perubahan dan pertumbuhan dan yang tetap peka terhadap
  pekerjaan Roh dalam kehidupan orang yang dibimbing.

  Dalam bimbingan alkitabiah, percakapan dengan orang yang dibimbing
  harus didasarkan pada komunikasi dengan Allah. Beberapa masalah
  tampaknya tetap ada walaupun sudah diberi pengajaran yang saksama.
  Hanya Tuhanlah yang dapat mengungkapkan akar suatu masalah atau
  jalan ke luar bagi seorang tertentu yang sedang dibimbing. Saat-saat
  berdoa seperti itu merupakan pertemuan dengan Pembimbing Agung.
  Pembimbing bukan hanya mengemukakan masalahnya dan memohon kepada
  Allah untuk melakukan sesuatu; ia sedang berusaha mengetahui
  bagaimana ia dapat bekerja sama dengan Allah untuk mendatangkan
  kesembuhan, pemulihan, pendamaian, dan pembaruan.

  Seorang pembimbing alkitabiah dapat mengikuti sebagian besar
  kehidupan doa Paulus pada waktu ia berdoa bagi orang-orang Kristen
  yang mula-mula. Doa-doa seperti itu telah dituliskan dan mempunyai
  kekuatan yang besar sekali karena doa-doa itu diilhamkan oleh Allah.
  Beberapa dari doa-doa itu dituliskan dalam Efesus 1:17-19 & 3:16-19;
  Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-12; dan 2 Tesalonika 1:11-12. Juga ada
  banyak buku tentang doa, namun Alkitab tetap harus menjadi sumber
  utama bagi segala yang dilakukan dan dikatakan pembimbing.

  Bimbingan rohani merupakan peperangan rohani. Seorang pembimbing
  alkitabiah tidak dapat menang dengan senjata-senjata jasmani atau
  manusiawi karena ia sedang melayani ditengah-tengah peperangan
  rohani antara Allah yang mulia dan kekuatan-kekuatan kejahatan.

     "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
     tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
     melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh
     jahat di udara." (Efesus 6:12)

  Pembimbing harus memelihara dan memakai baju zirah, berlatih
  mempergunakan perisai, dan menjadi seorang ahli dalam mempergunakan
  pedangnya, yang adalah Firman Allah. Aktivitasnya yang paling besar
  dan paling penting terjadi dalam komunikasinya dengan Allah melalui
  pembacaan Firman dan doa.

  Tunjukkan Jalan Tuhan Sebagaimana Diungkapkan oleh Firman dan Roh
  -----------------------------------------------------------------
  Menunjukkan jalan Tuhan sebagaimana diungkapkan oleh Firman Allah
  dan Roh Kudus meliputi cara penyajian maupun isi percakapan.
  Percakapan dalam bimbingan alkitabiah menuntut adanya kombinasi dari
  rahmat dan kebenaran serta keseimbangan dalam mendengar dan
  berbicara.

  Karena Allah ingin menarik orang-orang lebih dekat kepada diri-Nya
  melalui kasih, maka bimbingan alkitabiah harus diberikan dalam
  kasih. Namun karena kasih Allah juga mencakup kebenaran, bimbingan
  alkitabiah harus mencerminkan ciri itu juga.

     "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
     kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
     maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan
     Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4)

  Alkitabiah tidak mengajarkan metodologi yang semata-mata
  mencerminkan perasaan seseorang, bukan sentimentalitas yang dangkal,
  dan bukan pula kekerasan yang autokratik. Alkitabiah mengajarkan,
  melalui ilustrasi dan prinsip yang tidak terhitung jumlahnya, bahwa
  harus ada kombinasi dari rahmat dan kebenaran. Bimbingan tanpa
  kombinasi ini tidak memenuhi standar Alkitab.

  Kitab Suci teguh dan prinsip-prinsipnya tidak pernah berubah. Namun
  proses bimbingan tidak kaku. Yesus tidak melayani semua orang dengan
  cara yang sama. Ia melayani setiap orang di tempat orang itu berada
  tanpa menurunkan standar. Dengan berbuat demikian, Yesus menunjukkan
  keseimbangan antara rahmat dan kebenaran. Dalam hikmat Yesus
  menyatakan kebenaran dan keadilan dengan cara yang paling efektif
  bagi masing-masing orang. Ketika seorang pemuda kaya datang kepada
  Yesus, Ia menyampaikan kebenaran dalam rahmat ketika Ia berkata
  bahwa untuk mengikuti Allah ia harus menjual semua miliknya. Namun
  tanpa mengubah standar, Yesus mempunyai berita yang berbeda untuk
  Nikodemus: keperluan untuk dilahirkan kembali. Jika berita-berita
  ini dipertukarkan, tidak akan ada keseimbangan antara rahmat dan
  kebenaran karena kepekaan rohani terhadap keperluan seseorang akan
  hilang.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: Bimbingan Berdasarkan Firman Allah
  Penulis   : Martin dan Deidre Bobgan
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1996
  Halaman   : 136 - 141


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

                   -*- ROH KUDUS DAN KONSELING -*-

  Pembimbingan adalah Pekerjaan Roh Kudus
  ---------------------------------------
  Pembimbingan yang efektif tidak dapat dilakukan tanpa pimpinan-Nya.
  Ia disebut "paraclete" (pendamping) yang menggantikan Kristus bagi
  murid-murid-Nya. Pembimbing-pembimbing yang belum selamat tidak
  mengenal Roh Kudus. Mereka abaikan kegiatan bimbingan-Nya sehingga
  gagal memperoleh pimpinan dan kuasa yang mereka butuhkan.

  Pembimbingan kalau bersifat Kristen, dilaksanakan secara serasi
  dengan pekerjaan pembaharuan dan penyucian dari Roh Kudus. Tidak
  kebetulan Roh Kudus disebut "Kudus". Roh Kudus adalah sumber dari
  segala perubahan pribadi menuju kesucian. Semua sifat pribadi yang
  baik; kasih, sukacita, damai, kesabaran, dan sebagainya dinyatakan
  Allah sebagai "buah" Roh.

  Bertindak hidup terpisah dari pada-Nya bukan saja sia-sia, tetapi
  perbuatan demikian merupakan pemberontakan menentang Allah,
  berdasarkan anggapan humanistis mengenai kedaulatan manusia.
  Mengabaikan Roh Kudus merupakan penolakan yang sangat buruk dan
  kepercayaan bahwa pada hakekatnya manusia adalah baik. Dengan
  demikian diabaikan kebutuhan orang bimbingan akan anugerah dan
  penebusan Kristus, dan orang tetap berpegang pada kebenaran dirinya
  sendiri yang akhirnya membawa kepada keputusasaan.

  Roh Kudus Bekerja dengan Berbagai Cara
  --------------------------------------
  Roh Kudus biasanya melakukan tugas pembaharuan budi-pekerti melalui
  beberapa saluran anugerah. Ia memakai Firman Allah, sakramen-
  sakramen dan doa. Juga melalui persekutuan orang-orang percaya Ia
  membawa perubahan. Betapa mustahil bimbingan para "ahli" yang tidak
  mengenal anugerah dapat mengerjakan perubahan-perubahan yang
  bertahan lama. Perubahan hanya terjadi dalam anugerah.

  Ketidaktentuan dan ketegangan masalah ini dirasakan oleh hampir
  setiap pendeta. Tetapi ketakutan dan ketidakpastian (timbul karena
  propaganda psikiatri), frustasi (karena tidak tahu bagaimana
  mengatasi masalah yang kompleks) atau sikap mengalah saja, sering
  melanda para rohaniawan. Sudah waktunya untuk memeriksa kembali
  sikap kita sebagai orang Kristen, dan faktor yang terpenting dalam
  pemeriksaan kembali itu adalah memberi tempat yang layak kepada Roh
  Kudus.
     "Siapakah yang mempesona kamu .... Kamu telah mulai dengan Roh,
     apakah kamu sekarang mau mengakhiri didalam daging?"
     (Galatia 3:1,3).

  Roh Kudus Bekerja Melalui Firman-Nya
  ------------------------------------
  Roh Kudus mengharapkan para pembimbing menggunakan Firman-Nya, yaitu
  Alkitab. Alkitab diberikan untuk tujuan tersebut dan sangat berkuasa
  bila dipergunakan (2 Timotius 3:16,17). Dalam pasal ini tidak perlu
  diperiksa kembali semua bagian Alkitab yang menyatakan hubungan
  antara Roh dengan Firman, yang perlu kita pelajari dari Alkitab
  hanyalah yang dilakukan oleh Roh dalam bimbingan.

  Dipimpin oleh Roh (Galatia 5:18), misalnya, haruslah dimengerti
  bukan sebagai dipimpin terpisah dari Firman itu. Istilah "dipimpin"
  tidak menunjuk kepada perasaan batin atau desakan, ataupun
  pengilhaman secara istimewa. Pokok yang harus diperhatikan ialah
  bahwa karena Roh Kudus menggunakan Firman-Nya dalam menumbuhkan
  kesucian, maka pembimbingan tidak akan berhasil lepas dari
  penggunaan Alkitab. Pembimbingan tanpa Firman Allah adalah
  pembimbingan yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus.

  Roh Kudus dan Keahlian
  ----------------------
  Karena metode-metode pembimbingan akan banyak dipakai ketika kita
  melayani konseling, ada kemungkinan seseorang mendapat kesan bahwa
  pertolongan Roh Kudus sudah digantikan oleh teknik-teknik manusiawi.
  Sesungguhnya kesan ini salah. Metodologi dan teknik, keahlian dan
  menggunakan bakat tidak diharamkan oleh Roh Kudus. Yang menyebabkan
  adanya perbedaan adalah sikap dan motivasi seseorang. Apakah ia
  bersandar pada usahanya sendiri, berdasarkan suatu metode dan
  teknik, ataukah ia mengakui ketidak-mampuannya dan meminta
  pertolongan Roh Kudus. Semua keahlian itu dapat juga digunakan dalam
  penyerahan total kepada Roh, demi kemuliaan Allah dan untuk kebaikan
  anak-anak-Nya. Misalnya, Roh Kudus menggerakkan hati orang-orang
  percaya di Yerusalem untuk mengumpulkan harta milik mereka untuk
  membantu orang-orang yang miskin; Roh Kudus yang sama mendorong
  Paulus untuk mengumpulkan dana di sekitar Laut Tengah dengan tujuan
  yang sama.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: Anda pun Boleh Membimbing
  Penulis   : Dr. Jay E. Adams
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1986
  Halaman   : 23 - 25


*SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- DARI ANDA -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT*

  Dari: "Joice Juniarta Siagian" <joicesiagian@>
  >Dear e-Konsel,
  >Saya tidak tahu dari mana anda mendapatkan e-mail saya tapi saya
  >bersyukur karena kiriman e-konsel sangat berguna baik bagi diri
  >saya pribadi dan juga sekeliling saya. Terutama saya sangat senang
  >karena bahan-bahan e-konsel juga berguna untuk kepentingan pendeta
  >saya di GMAHK Sidang Cengkareng. Beliau sangat senang karena
  >dengan bahan-bahan e-konsel, stok khotbahnya juga bertambah dan
  >juga sebagai bahan referensi kalau dia harus bertindak sebagai
  >konselor. Tetap berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
  >GBU, Joice Siagian

  Redaksi:
  Senang sekali kami mendengar kesaksian tersebut. Dukung terus dalam
  doa supaya bahan-bahan e-Konsel bisa semakin tersebar dan banyak
  orang bisa menggunakannya dalam pelayanan konseling.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
                         STAF REDAKSI e-Konsel
                      Yulia O., Lani M., Ka Fung
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2002 oleh YLSA

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem Lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org