Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/380

e-Konsel edisi 380 (12-1-2016)

Tantangan Konselor Kristen


______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________


e-Konsel -- Tantangan Konselor Kristen
Edisi 380/Januari 2016

Salam konseling,

Kini kita sudah memasuki tahun yang baru, 2016. Tantangan dan anugerah 
sudah siap menanti. Kita tidak perlu takut dan tawar hati karena 
Kristus Yesus akan selalu menyertai kita di setiap langkah.

Pada edisi perdana bulan ini, e-Konsel mengetengahkan topik Tantangan 
Konselor Kristen. Sebagai konselor Kristen, kita pasti menghadapi 
banyak tantangan. Salah satu tantangan yang banyak dihadapi oleh para 
konselor adalah merasakan kekeringan rohani. Melalui artikel dalam 
kolom Cakrawala, kita akan menemukan cara-cara untuk mengatasi 
kekeringan rohani bersama dengan Tuhan. Sebelumnya, kita akan membaca 
sebuah renungan tahun baru terlebih dahulu. Kiranya renungan ini dapat 
menyemangati kita menjalani tahun ini. Pada kesempatan ini, kami juga 
ingin memperkenalkan Pemimpin Redaksi baru e-Konsel, Ibu N. Risanti. 
Salam kenal untuk Anda semua, ya.

Akhir kata, selamat melanjutkan perjalanan hidup Anda. Tetap semangat 
melayani Tuhan dan tetaplah menjadi konselor Kristen yang dikenan 
Tuhan Yesus untuk menolong sesama. Tuhan Yesus senantiasa menopang 
kita semua.

Redaktur Tamu e-Konsel,
S. Setyawati
< http://c3i.sabda.org/ >


     RENUNGAN: MENGAPA AKU TIDAK DAPAT MENGIKUTI ENGKAU SEKARANG

Terus terang, renungan hari ini dengan judul "Mengapa Aku Tidak Dapat 
Mengikut Engkau Sekarang?" termasuk sukar. Tentang mengetahui kehendak 
Tuhan dalam melakukan sesuatu yang kita inginkan. Chambers mengatakan, 
jika Allah mendatangkan suatu masa penantian (akan kehendak-Nya), dan 
tampaknya tidak ada respons, janganlah mengisinya dengan kesibukan, 
tetapi nantikanlah. Dan, apa maksud Tuhan dengan masa penantian?

"Kata Petrus kepada-Nya: Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti 
Engkau sekarang?" (Yohanes 13:37)

Adakalanya Anda tidak mengerti mengapa Anda tidak dapat melakukan 
tindakan yang ingin Anda lakukan. Jika Allah mendatangkan suatu masa 
penantian, dan tidak memberikan tanggapan, janganlah mengisinya dengan 
kesibukan, tetapi nantikanlah.

Masa penantian mungkin datang untuk mengajarkan Anda tentang makna 
pengudusan -- dipisahkan dari dosa dan disucikan -- atau masa itu 
mungkin datang sesudah proses pengudusan dimulai untuk mengajarkan 
Anda makna pelayanan. Jangan bertindak sebelum Allah memberikan 
petunjuk-Nya. Jika Anda bimbang sedikit saja, Ia tidak membimbing. 
Bila Anda bimbang, nantikanlah.

Pada awalnya Anda mungkin melihat kehendak Allah dengan jelas, seperti 
putusnya suatu persahabatan, renggangnya suatu hubungan bisnis, atau 
hal lain yang Anda rasakan dengan jelas sebagai kehendak Allah yang 
harus Anda lakukan.

Namun, jangan sekali-kali bertindak berdasarkan dorongan perasaan itu. 
Jika Anda melakukannya, Anda akan menimbulkan situasi sulit yang 
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memahaminya.

Tunggulah waktu Allah, maka Ia akan melakukannya tanpa mengakibatkan 
sesuatu yang menyakitkan atau mengecewakan. Apabila itu merupakan 
pertanyaan yang menyangkut kehendak Allah, tunggulah sampai Ia 
bertindak.

Petrus dalam nas kita tidak menantikan Allah. Ia mengkaji-kaji dalam 
hatinya di mana ujian akan datang, dan ujian datang dari tempat yang 
sama sekali tidak diduganya. Pernyataan Petrus, "Aku akan memberikan 
nyawaku bagi-Mu! ..., pernyataan yang jujur, tetapi bodoh. Yesus 
menjawab, "... sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga 
kali." (Yohanes 13:38) Hal ini diucapkan Yesus dengan pengetahuan yang 
lebih mendalam tentang diri Petrus ketimbang yang diketahui Petrus 
tentang dirinya sendiri. Ia tidak dapat mengikuti Yesus karena ia 
tidak cukup mengenal dirinya atau kemampuan pribadinya.

Pengabdian atau devosi dari diri kita mungkin cukup membuat kita 
tertarik kepada Yesus, untuk membuat kita tertarik pada pesona-Nya 
yang istimewa. Akan tetapi, hal itu takkan pernah membuat kita menjadi 
murid-Nya. Pengabdian dari diri kita hanya akan gagal mengabdi pada 
Yesus, bahkan dapat menyangkalinya, tanpa mencapai makna sesungguhnya 
tentang mengikut Dia. 

Diambil dari:
Nama sumber: My Utmost for His Highest
Penulis: Oswald Chambers
Judul renungan: Mengapa Aku Tidak Dapat Mengikuti Engkau Sekarang
Tanggal renungan: 4 Januari
Alamat URL: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.renunganchambers (untuk unduh)


  CAKRAWALA: MENEMUKAN ALLAH DI PADANG BELANTARA: SEORANG KONSELOR 
            KRISTEN YANG MENGALAMI KEKERINGAN SPIRITUAL

Relasi dengan Tuhan Merupakan Suatu Relasi yang Tidak Ada Duanya

Suatu hubungan yang sehat membutuhkan waktu dan komunikasi agar dapat 
berkembang, demikian juga hubungan kita dengan Allah. Tidakkah cukup 
dengan membaca atau belajar tentang Tuhan? Hubungan adalah tentang 
pengalaman. Namun, luka yang kita miliki dari hubungan kita dengan 
orang-orang yang patah hati telah menggeser konsep kita tentang 
bagaimana hubungan yang sehat itu sebenarnya. Orang-orang mungkin 
merasa ditolak, dilecehkan, disalahpahami, tidak penting, dilupakan, 
tidak disukai, atau merasa tidak berharga dalam hubungan mereka. 
Ketika kita terluka, kita dapat secara sadar memproyeksikan hubungan 
pengalaman disfungsional kita kepada Tuhan, percaya bahwa Ia akan 
memperlakukan kita dengan cara yang sama. Pengalaman awal luka kita, 
terutama dengan orangtua atau saudara kita, membuat cetak biru dalam 
otak kita tentang bagaimana seharusnya hubungan-hubungan itu 
berfungsi. "Aturan" dari hubungan ini mungkin meliputi: "Orang-orang 
meninggalkan saya ketika saya mengacau". "Para pria tidak menghormati 
saya". "Orang-orang berbohong". "Saya tidak layak untuk dikenal atau 
dilihat". "Tidak aman untuk berbagi perasaan saya". "Saya tidak 
dicintai". Terobosan di situasi padang gurun tersebut datang ketika 
kita menyadari bahwa hubungan kita dengan Tuhan benar-benar berbeda 
dari apa yang telah kita alami. Tuhan ingin mengajar kita untuk 
mengetahui bagaimana hubungan yang nyata serta sehat itu sebenarnya. 
Dan, hubungan itu lebih baik daripada yang bisa kita bayangkan.

Berikut ini adalah beberapa pemikiran yang perlu disadari ketika Anda 
menyesuaikan visi Anda:

Pertama, Tuhan tidak meninggalkan kita dalam kegagalan kita. 
Sebaliknya, Ia setia dan mencintai dengan tanpa syarat serta tidak 
memiliki batas untuk cinta-Nya. Tuhan selalu memanggil kita untuk 
datang kepada-Nya, tidak peduli di mana kita berada. Yesus akan 
menjumpai Anda di titik terendah Anda, tetapi Ia tidak akan 
memperlakukan Anda seolah-olah Anda kurang berharga. Banyak orang 
Kristen merasa malu atau takut untuk mendekati Tuhan saat sedang 
mengalami kekeringan rohani karena mereka merasa gagal dan mencoba 
untuk mengantisipasi penolakan atau kemarahan Allah. Namun, Tuhan 
menghargai hati yang bertobat lebih dari kinerja yang sempurna. Ia 
adalah Bapa yang penuh kasih yang siap untuk merangkul Anda dalam 
kelemahan Anda. Ia tidak akan menolak Anda karena Ia telah mengadopsi 
Anda selamanya sebagai anak-Nya.

Kedua, hubungan melibatkan komunikasi dua arah. Tuhan ingin 
berkomunikasi dengan Anda secara jujur dan Ia ingin supaya Anda 
menanggapinya. Ia menciptakan Anda untuk memiliki hubungan, dan itu 
termasuk kemampuan untuk mendengar Dia. Yohanes 10 menyatakan bahwa 
Yesus adalah Gembala yang Baik, dan bahwa kita adalah domba yang 
mengetahui dan mengenali suara-Nya. Tuhan ingin berbagi hati dan 
pikiran-Nya dengan Anda, dan Ia ingin Anda melakukan hal yang sama 
terhadap-Nya.

Ketiga, Allah ingin menghabiskan waktu dengan Anda. Ia menikmati 
hubungan dengan Anda. Anda benar-benar dikenal oleh Allah dan tidak 
pernah secara salah dipahami oleh-Nya.

Keempat, Anda begitu dihargai oleh Allah sehingga Ia memperlakukan 
Anda dengan hati-hati.

Terakhir, Anda bukanlah beban bagi Allah. Seperti Bapa yang baik, 
adalah suatu sukacita bagi-Nya untuk memenuhi permintaan dari anak-
anak-Nya. Jika Anda merasakan kekeringan rohani, beritahukanlah kepada 
Allah dan mintalah Ia untuk mengisi jiwa Anda. Allah senang membangun, 
menghibur, dan memulihkan. Untuk menangkis kebohongan, bertanyalah 
kepada Allah, "Bapa, bagaimanakah Engkau memperlakukan saya? Seperti 
apakah rasanya menjalani hubungan dengan-Mu?"

Menghabiskan Waktu dengan Allah

Seperti halnya dalam hubungan apa pun, waktu yang terpisah menjauhkan 
keintiman. Kita perlu bergerak mendekat kepada Allah, bukan menjauh 
dari-Nya, terutama selama mengalami periode kekeringan rohani dalam 
hidup. Dalam 1 Samuel 30:6 dikatakan bahwa Daud "memperkuat" dirinya 
di dalam Tuhan di tengah-tengah kesulitan. Ketika Daud mengalami 
pengkhianatan besar dan penolakan, ia memilih untuk mendekatkan 
dirinya dalam hubungan dengan Tuhan, bukannya menjadi putus asa. Kata 
Ibrani untuk "memperkuat" berarti "untuk membangun diri sendiri dengan 
tegas, untuk memperbaiki, untuk memulihkan, untuk menang". Pada saat 
kesusahan, kita perlu mendorong jiwa kita sendiri di dalam kebaikan 
Allah. Daud mencari Tuhan, bahkan ketika keadaannya tampak suram, dan 
Tuhan memberinya arah dan menjanjikan pemulihan yang penuh atas 
kehilangannya.

Bagaimana sebenarnya memperkuat diri Anda sendiri kepada Tuhan itu? 
Hanya dengan mulai berbicara kepada Tuhan. Mungkin dengan merenungkan 
Alkitab yang sesuai dengan situasi Anda, atau membacakannya untuk diri 
sendiri. Nyanyikanlah lagu pujian, atau sekadar mendengarkan dan 
tenggelam dalam kata-katanya. Mungkin dengan mulai bersyukur kepada-
Nya atau menulis kepada-Nya dalam catatan harian Anda. Dengarkan 
khotbah yang inspiratif atau refleksikan kesetiaan serta berkat-Nya 
kepada Anda. Ketika Anda mendekat kepada Tuhan, ingatlah janji-janji-
Nya kepada Anda dan ingatlah bahwa Ia mengetahui apa yang Anda 
butuhkan. Mungkin Anda memerlukan suatu pelepasan. Berserulah kepada 
Tuhan seperti Daud dalam Mazmur dan bukalah jiwa Anda kepada-Nya. 
Beritahukan kepada-Nya tentang rasa sakit Anda. Serahkan beban dan 
kekosongan Anda kepada-Nya. Tuhan meminta kita untuk menyerahkan 
kekhawatiran kita kepada-Nya karena Ia peduli kepada kita. Ia 
menjanjikan perhentian bagi mereka yang lelah dan pengisian jiwa bagi 
mereka yang merasakan kekosongan.

Saat Anda menangis, hati dan semangat Anda terbuka untuk menerima 
pewahyuan yang baru. Mungkin Anda memerlukan penghiburan-Nya. Allah 
berjanji bahwa Ia dekat dengan mereka yang patah hati dan akan 
menenangkan Anda dalam semua masalah. Undanglah Tuhan ke dalam rasa 
sakit dan kekeringan rohani Anda. Ia ingin melayani Anda dan berhasrat 
untuk menyembuhkan dan memperbarui Anda. Mungkin Anda memerlukan 
kejelasan. Terkadang, agenda dan harapan kita sendiri menghalangi apa 
yang menjadi kehendak Tuhan. Cobalah untuk mendekati Tuhan tanpa 
memiliki agenda dan hanya duduk pada kaki-Nya untuk mendengarkan. 
Dalam versi MSG, Yakobus 1:5-8 menyatakan: "Tetapi apabila di antara 
kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada 
Allah, - yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan 
dengan tanpa membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan 
kepadanya." Allah dengan murah hati memberikan hikmat dan ingin 
membantu Anda. Anda tidak sendirian dalam mengambil keputusan karena 
Allah ada untuk membantu Anda mengatasi tantangan Anda. Setiap hari, 
Tuhan memiliki hal untuk diberitahukan kepada Anda dan firman harian 
tersebut merupakan jangkar yang akan memperkuat Anda. Satu firman dari 
Tuhan dapat membuka kebingungan.

Mendekatkan diri Anda kepada Tuhan juga dapat melibatkan komunitas. 
Selama periode kekeringan spiritual adalah penting untuk tidak menjadi 
terisolasi. Kita tidak dapat berkembang dalam isolasi diri. 
Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang menginspirasi kita 
sangatlah penting untuk membantu kita agar dapat terus mengejar 
Kristus. Tuhan menginginkan kita untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya 
untuk saling mendorong dan membangun. Penguatan diri di dalam Tuhan 
dapat berupa melibatkan diri untuk mengunjungi ruang penyembuhan untuk 
dukungan doa, menghadiri konferensi gereja, pergi ke acara kebaktian, 
bergabung dengan kelompok kecil, atau sekadar menikmati persekutuan 
dengan sesama orang percaya.

Tidak Ada Musim yang Terbuang

Kita dapat merasakan kehidupan terbuang dan tak berarti dalam masa 
kekeringan rohani. Anda mungkin merasakan bahwa seolah-olah Anda 
hilang dan sendirian. Saya ingin mendorong Anda bahwa Tuhan dapat 
memulihkan, mengembalikan, menggunakan, dan menebus kerugian Anda. Apa 
pun yang menjadi tujuan musuh untuk membahayakan hidup Anda dapat 
Tuhan balikkan bagi kebaikan Anda dan digunakan-Nya untuk memberkati 
Anda. Bagi Musa dan orang-orang Israel, Laut Merah menjadi janji akan 
keajaiban dibandingkan masalah. Allah selalu menciptakan sesuatu yang 
baru di dalam diri kita, bahkan di tengah-tengah kesulitan. Ia selalu 
bekerja untuk kebaikan Anda. Tuhan tidak pernah tidur dalam 
memerhatikan anak-anak-Nya, dan pemulihan merupakan inti dari 
karakter-Nya. Yesaya 43:19 menyatakan: "Lihat, Aku hendak membuat 
sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu 
mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan 
sungai-sungai di padang belantara." Selama masa yang penuh dengan 
tekanan dan kesulitan, Allah membentuk mutiara dalam kegelapan Anda.

Tuhan tidak pernah membuang-buang waktu kita, malahan menggunakan 
pencobaan untuk kepentingan kita. Namun, kita harus bersekutu dengan-
Nya dan harus menyelaraskan diri kita dengan perspektif Allah. Kita 
tidak dapat mengandalkan perspektif kita sendiri agar berhasil melalui 
masa-masa sulit. Sebaliknya, kita perlu bertanya kepada Tuhan: "Apa 
yang Engkau inginkan untuk kupetik hari ini? Apa yang Engkau inginkan 
untuk kulihat? Apa yang ingin Engkau katakan kepada saya?" Bill 
Johnson mengatakan bahwa kita tidak dapat memiliki pemikiran di dalam 
kepala kita yang bukan menjadi pemikiran-Nya. Kita perlu menyesuaikan 
pemikiran kita dengan pemikiran Allah sebagaimana yang Tuhan inginkan 
agar kita bekerja sama dengan-Nya. Tanyakan kepada-Nya apa arti dari 
masa-masa tersebut agar Anda dapat menyetujui apa yang Ia siapkan. 
Allah mengubah masalah kita menjadi potensi. Dengan potensi, saya 
mengartikan bahwa kita harus memilih untuk bekerja dengan Allah, 
memercayai Allah, dan mengubah sikap kita. Situasi kita tidak akan 
berubah untuk kebaikan kita tanpa kerja sama kita. Tuhan memimpin 
banyak karakter utama di dalam Alkitab ke padang gurun untuk 
mempersiapkan mereka pada tujuan yang besar, seperti Musa, Daud, dan 
Yesus. Bersemangatlah, jika Tuhan telah memimpin Anda ke sana, Ia 
telah memperlengkapi Anda untuk menjadi berhasil. Jika Ia tidak 
mendorong Anda ke padang gurun, bersemangatlah karena Ia masih 
menyelamatkan Anda dari masa-masa tersebut. Jadi, masa-masa di padang 
gurun ini mungkin menjadi waktu pelatihan dan penguatan, serta waktu 
untuk pemurnian iman, atau waktu untuk penyembuhan. Barangkali ada 
dosa yang perlu diselesaikan, dan waktu ini mungkin menjadi waktu 
pertobatan sehingga Anda dapat berjalan kembali ke arah yang benar. 
Sadarilah untuk hal baru yang diciptakan Allah dalam luka Anda.

Konseling Kristen Mengatasi Kekeringan Spiritual

Ada kekuatan pada pilihan Anda untuk berfokus atau apa yang menjadi 
pilihan dalam pandangan Anda untuk bertumbuh. Jika Anda sedang 
dibanjiri dengan pesan-pesan negatif, Anda perlu bekerja lebih keras 
untuk memilih mengelilingi diri Anda dengan pengaruh-pengaruh positif 
yang akan meningkatkan iman Anda. Perangilah rasa sakit, putus asa, 
kelelahan, dan kekosongan dengan pesan-pesan akan harapan. Habiskan 
waktu dengan Pribadi yang menjadi Harapan itu sendiri. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Seattle Christian Counseling
Alamat URL: http://seattlechristiancounseling.com/blog/2015/02/24/finding-god-in-the-wilderness-a-christian-counselor-on-spiritual-dryness/?__hstc=97192576.c857a5de65f0f473a74337e00d4233a0.1446172465803.1446172465803.1446172465803.1&__hssc=97192576.1.1446172465803&__hsfp=36661763
Judul asli artikel: Finding God in the Wilderness: A Christian Counselor on Spiritual Dryness
Penulis artikel: Amanda Rowett, MA, LMHC
Tanggal akses: 30 Oktober 2015


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., Odysius, Santi T., dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org