Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/132

e-Doa edisi 132 (9-2-2017)

Doa, Hal Meminta atau Memberi?

Doa, Hal Meminta atau Memberi? -- Edisi Februari 2017, Vol. 09 No. 132
 
Situs Doa

Publikasi Elektronik Doa
Doa, Hal Meminta atau Memberi?

Edisi Februari 2017, Vol. 09 No. 132
 

Salam kasih,

Ada berbagai misteri dari doa yang belum banyak kita ketahui sebagai orang percaya. Apakah itu sekadar perihal meminta, menerima kuasa, atau malah praktik memberi dalam kerohanian? Ketika Musa berjuang untuk mengeluarkan bangsanya dari perbudakan di Mesir, doa-doanya untuk meminta tulah sebagai hukuman atas Firaun dikabulkan oleh Allah. Musa memang menjadi alat Allah untuk menegakkan kedaulatan-Nya atas Israel pada saat itu. Allah berdiri di samping Musa agar kuasa-Nya yang besar sebagai pencipta alam semesta nyata atas Firaun yang bersikukuh untuk terus menahan umat-Nya di tanah Mesir. Dalam konteks ini, doa-doa Musa berada dalam otoritas yang didelegasikan dari Allah sendiri sehingga apa yang menjadi permintaannya terjadi.

Sebagai orang percaya, kita masing-masing juga memiliki otoritas dari Allah atas berbagai delegasi tugas-Nya kepada kita, seperti bersaksi, menginjili, memberitakan kebenaran dan janji-janji Tuhan, menjalani mandat budaya, dan menjadi garam dan terang. Semua itu adalah tugas yang sudah didelegasikan Allah kepada kita. Namun, sudahkah kita berdoa seperti Musa ketika kita tengah mengerjakan tugas yang didelegasikan dari Allah tersebut? Melalui artikel e-Doa kali ini, kiranya kita akan semakin memahami makna doa sebagai kuasa yang telah didelegasikan-Nya untuk mendukung kita dalam menjalani tugas dan panggilan kita sebagai orang percaya. Amin.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti


ARTIKEL Doa dan Tulah

Keluaran 8:12-14 (AYT), "Lalu Musa dan Harun meninggalkan Firaun. Musa berdoa kepada TUHAN mengenai katak-katak yang dikirimkan-Nya untuk menghukum Firaun. (13) Dan, TUHAN melakukan yang diminta Musa. Katak-katak itu mati di dalam rumah, di halaman, dan di ladang. (14) Mereka mengumpulkan katak-katak dan seluruh negeri menjadi berbau busuk."

Tulah katak

Keluaran 8:30-31 (AYT), "Lalu, Musa meninggalkan Firaun dan berdoa kepada TUHAN. (31) Dan, TUHAN melakukan yang diminta Musa. Ia mengusir lalat-lalat dari Firaun, dari para pejabatnya, dan dari rakyatnya. Tidak ada lalat yang tinggal."

Keluaran 9:22-33 (AYT), "TUHAN berkata kepada Musa, 'Tengadahkan tanganmu ke langit dan hujan es akan mulai turun ke seluruh Mesir. Hujan batu akan jatuh ke atas semua orang, binatang, dan tumbuh-tumbuhan di seluruh ladang Mesir.' (23) Maka, Musa mengangkat tongkatnya ke langit dan TUHAN menurunkan hujan es yang disertai guntur dan kilat ke bumi. (27) Firaun memanggil Musa dan Harun dan berkata kepada mereka, 'Kali ini, aku telah berdosa. Tuhanlah yang benar, dan aku serta rakyatku salah. (28) Hujan es dan guntur dari Allah ini sudah cukup! Berdoalah kepada TUHAN untuk menghentikan hujan ini. Aku akan membiarkan kamu pergi; kalian tidak perlu tinggal di sini lagi.' (29) Musa berkata kepada Firaun, 'Segera setelah aku meninggalkan kota, aku akan mengangkat tanganku dan berdoa kepada TUHAN. Guntur akan berhenti dan tidak akan ada lagi hujan es sehingga kamu akan mengetahui bahwa bumi ini adalah milik TUHAN ....' (33) Musa meninggalkan Firaun dan pergi ke luar kota. Ia mengangkat tangannya dan berdoa kepada TUHAN. Maka, guntur dan hujan es itu berhenti, bahkan hujan itu tidak lagi turun ke bumi."

Dalam tiga ayat ini, kita melihat jawaban atas doa Musa yang spektakuler dan seketika. Dalam dua ayat di antaranya, kita melihat kalimat "dan TUHAN melakukan apa yang diminta Musa ...", ini adalah contoh yang jelas tentang doa sebagai otoritas yang didelegasikan dari Allah.

Allah memberikan sejumlah otoritas spiritual kepada Musa. Dalam hal ini adalah apa yang dikatakan Musa -- Allah akan mendukungnya. Sama halnya dalam suatu perusahaan besar, jika seorang manajer tepercaya memecat seseorang karena berperilaku buruk, "bos besar" akan sepenuhnya mendukung keputusan sang manajer. Tuhan berdiri di belakang keputusan-keputusan Musa dan mendukungnya.

Kita melihat keberanian yang meningkat dalam diri Musa, ketika ia menyadari bahwa ia memiliki dukungan dari Allah. Pada awalnya, ia memohon dan berseru (Keluaran 8:12-14), selanjutnya ia berdoa (Keluaran 8:30-31), akhirnya ia hanya mengambil tongkatnya dan merentangkan tangannya dan hal-hal berhenti (Keluaran 9:33). Musa bukan lagi pemohon belaka, justru ia sebenarnya menjadi penegak kehendak Allah.

Orang Kristen kadang-kadang terlalu suka meminta izin dari Allah. Kadang-kadang, Tuhan hanya ingin kita bertindak tegas dalam kuasa yang telah didelegasikan-Nya. Tuhan telah memberi kita otoritas untuk menyembuhkan, mengusir setan, dan mempraktikkan kuasa dalam nama-Nya. Kita tidak harus "meminta izin" sebelum kita mengusir setan. Kita hanya perlu menegurnya dalam nama Yesus! Kita memiliki kuasa dan Tuhan akan selalu mendukung kita ketika kita menggunakannya. Faktanya, banyak dari doa-doa di Perjanjian Baru diajukan dalam bentuk perintah, misal: "Dalam nama Yesus Kristus dari Nazaret, bangkit dan berjalanlah ..." (Kisah Para Rasul 3:6, AYT), dan bentuk ini menunjukkan bahwa para rasul menggunakan otoritas spiritual yang didelegasikan atas nama Allah.

Hal itu segera menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak kuasa yang diberikan Allah kepada kita dan kapan kita bisa menggunakannya? Yesus tampaknya ingin sekali menunjukkan bahwa otoritas kita adalah sesuai dengan iman kita:

Matius 17:20 (AYT), "Kata-Nya kepada mereka, 'Karena imanmu yang kecil. Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, kalau kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, maka kamu dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari tempat ini ke sana!' dan gunung ini akan pindah. Tidak ada yang mustahil bagimu.'"

Matius 21:21-22 (AYT), "Dan, Yesus menjawab mereka, 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu memiliki iman dan tidak bimbang, kamu bukan hanya akan melakukan apa yang dilakukan terhadap pohon ara ini, bahkan jika kamu berkata kepada gunung ini, 'Terangkatlah dan tercampaklah ke dalam laut,' hal itu akan terjadi. (22) Dan, segala sesuatu yang kamu minta dalam doa, percayalah, kamu akan menerimanya.'"

(Perhatikan bahwa kita tidak meminta Tuhan untuk memindahkan gunung, kita menggunakan otoritas yang didelegasikan untuk menyuruh gunung berpindah "berkata kepada gunung ini".)

Musa memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, yang menyebabkan ia dengan rendah hati memercayai Tuhan dan memiliki iman yang besar. Hal itu memberikannya otoritas spiritual yang besar. Kita cenderung berpikir bahwa kita harus entah sangat saleh dan suci atau sangat terpelajar dan menguasai teologi sebelum kita dapat memiliki iman seperti itu. Namun, baik Kitab Suci dan juga sejarah gereja menunjukkan bahwa kadang kala orang percaya biasa yang tidak terpelajar juga dapat memiliki iman yang besar.

Musa Berdoa

Iman datang dari menanggapi Allah dengan serius dan mengindahkan firman-Nya yang ditanamkan dalam jiwa kita. Iman timbul dari pendengaran dan mendengar dari firman Kristus. Iman bukanlah emosi (meskipun mungkin menghasilkan emosi atau berhubungan dengan emosi). Iman adalah sebuah ketetapan untuk benar-benar yakin dan percaya kepada Tuhan.

Musa melaksanakan amanat Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan menggunakan tongkat khusus yang telah Allah berikan kepadanya untuk tujuan ini. Musa tahu bahwa ini adalah semata-mata inisiatif Allah sehingga apa yang perlu dilakukan untuk keberhasilannya adalah persetujuan Allah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Hudson Taylor, "Pekerjaan Allah yang dilakukan dengan cara Allah tidak akan pernah kekurangan dukungan Allah." Panggilan Allah adalah persetujuan dan pemberian kuasa oleh Allah.

Jika Allah telah memanggil Anda untuk pelayanan tertentu, Anda dapat bertindak dalam kuasa yang telah didelegasikan-Nya untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diamanatkan. Jika tugas Anda adalah mengadakan penginjilan untuk satu kota, Tuhan akan menyertai Anda dan menguatkan Anda dalam melakukan semua yang diperlukan untuk membuatnya berhasil.

Tentu saja ada "garis tipis antara iman dan kebodohan" yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Iman adalah percaya apa yang dikatakan Allah.
  2. Ketidakpercayaan adalah menolak untuk percaya apa yang dikatakan Allah.
  3. Kebodohan dan praduga adalah percaya bahwa Allah telah mengatakan sesuatu, ketika Ia tidak mengatakan hal semacam itu.

Sebagai contoh, saya tidak percaya bahwa siapa pun bisa "memiliki iman" untuk memenangkan lotre Powerball -- itu akan menjadi contoh yang jelas dari kebodohan dan praduga..

Bagaimanapun, pelajaran dari ayat-ayat hari ini adalah bahwa Allah menyertai kita dan memberi kita otoritas spiritual yang didelegasikan untuk melaksanakan kehendak-Nya, dan bahwa Dia akan mendukung keputusan kita, menjawab doa-doa kita, dan memindahkan gunung sesuai perintah kita. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Global Christians
Alamat URL : https://www.aibi.ph/htm/prayer_ot.htm#prayersandplagues
Judul renungan : Prayers and Plagues
Penulis renungan : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 16 Januari 2017


 
Stop Press! Ikuti Diskusi FB Grup e-Doa di Bulan Februari 2017!

Apa kata Alkitab tentang jawaban Tuhan untuk doa-doa kita? Bagaimana Allah menjawab doa-doa kita? Temukan jawabannya dalam diskusi doa dengan topik "Allah dan Jawaban Doa". Jika Anda ingin semakin diperlengkapi dalam pelayanan doa, mari bergabung dalam diskusi FB Grup e-Doa dari Yayasan Lembaga SABDA yang akan berlangsung pada bulan Februari 2017!

Grup Diskusi e-Doa

Melalui diskusi ini, Anda dapat belajar dan membuka wawasan mengenai hal-hal seputar jawaban doa dengan para peserta lainnya sehingga Anda akan semakin bertumbuh di dalam kehidupan doa dan pelayanan Anda. Selain itu, Anda juga dapat berbagi pengalaman serta memperluas jaringan pelayanan doa melalui komunitas ini sehingga tujuan Allah bagi Indonesia akan semakin terwujud melalui mereka yang terpanggil untuk menjadi pendoa-pendoa-Nya di negeri ini.

Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda ke: Facebook Group e-Doa

Pendaftaran paling lambat ditunggu hingga 13 Februari 2017.

Mari kita belajar dan bertumbuh bersama melalui FB Grup e-Doa!

 
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.
doa@sabda.org
e-Doa
@sabdadoa
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., dan Rostika
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org