Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/131

e-Doa edisi 131 (12-1-2017)

Perspektif Doa dalam Perjanjian Lama

Perspektif Doa dalam Perjanjian Lama -- Edisi Januari 2017, Vol. 09 No. 131
 
Gambar: Situs Doa

Publikasi Elektronik Doa
Perspektif Doa dalam Perjanjian Lama

Edisi Januari 2017, Vol. 09 No. 131
 

Shalom,

Selamat Tahun Baru 2017 kepada Pembaca Doa di mana pun Anda berada. Kasih dan pemeliharaan Tuhan Yesus Kristus kiranya menyertai hari-hari kita di sepanjang tahun 2017 ini.

Membuka awal tahun ini, publikasi e-Doa akan menyajikan "Perspektif Doa dalam Perjanjian Lama" melalui dua kolom yang kami hadirkan untuk Anda. Kiranya apa yang kami sajikan akan sungguh berguna untuk memperteguh kehidupan doa kita dalam berelasi kian dekat dengan Tuhan. Melalui kesempatan ini, kami ingin juga menyampaikan bahwa mulai Januari 2017 ini, saya, N. Risanti, akan menggantikan Saudara Ayub sebagai Pemimpin Redaksi e-Doa. Salam kenal dari saya. :-)

Nah, mari kita segera simak edisi pembuka e-Doa pada tahun 2017 ini. Selamat membaca, kiranya Anda diberkati!

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti


RENUNGAN Harapan yang Pasti

Bacaan: Mazmur 71:1-24

Berharap pada Allah

Mengawali musim tanam, para petani disibukkan dengan pekerjaan mempersiapkan lahan agar siap ditanami benih padi. Perlu tenaga dan biaya yang besar. Namun, kesulitan ini tidak merintangi para petani untuk melakukan pekerjaan mereka dengan tekun. Mereka memiliki impian dan harapan yang besar: ketika musim panen tiba, mereka akan menerima imbalan yang setimpal dari kerja keras yang telah dilakukan.

Pemazmur mengawali doa dengan pengakuan akan segala keterbatasan yang dimilikinya. Sebagai makhluk yang serba terbatas, ia membutuhkan Tuhan yang tidak terbatas agar mampu menjalani setiap proses kehidupan dengan baik. Pemazmur dengan sepenuh hati meyakini keberadaan Tuhan yang maha pengasih dan penuh keadilan.

Pemazmur kembali menekankan perlunya memiliki harapan tentang masa yang akan datang. Harapan yang bisa dijadikan tumpuan agar bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. Tuhan merupakan harapan yang pasti. Dia akan memberikan perlindungan kepada semua umat yang dikasihi-Nya. Dia juga akan menuntun umat-Nya berjalan dalam kemenangan.

Menjalani kehidupan ini akan lebih indah ketika kita meletakkan pengharapan hanya kepada Tuhan. Bersama dengan Tuhan, kita dimampukan menjalani setiap proses kehidupan dengan baik, sesuai dengan rencana-Nya dalam kehidupan kita. Untuk itu, jangan pernah berhenti berharap. Tuhan adalah sumber dan tempat pengharapan kita. Dia akan memberikan yang terbaik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang.

BERHARAPLAH HANYA KEPADA TUHAN YANG SENANTIASA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN PERTOLONGAN TEPAT PADA WAKTUNYA.

Download Audio

Diambil dari:
Nama situs : SABDA.org
Alamat URL : http://sabda.org/publikasi/e-rh/2016/04/20/
Judul renungan : Harapan yang Pasti
Penulis renungan : Wahyu Barmanto
Tanggal akses : 20 Desember 2016


ARTIKEL Doa Syafaat Abraham - Kita Memerlukan Suatu "Keselamatan karena Kebangunan Doa"

Dalam Kejadian 18:23-33, Allah mengizinkan Abraham untuk memengaruhi keputusan-Nya dalam menghancurkan Sodom melalui permohonan Abraham. Itu adalah apa yang kita sebut sebagai doa syafaat. Banyak yang berpikir bahwa doa syafaat itu sia-sia karena Abraham tidak dapat menemukan sepuluh orang yang benar yang dinyatakannya kepada Tuhan. Namun, dalam Kejadian 19, lihatlah apa yang Alkitab katakan dalam ayat 27, "Dan Abraham bangun pagi-pagi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN: 28) Dan, dia memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah di dataran itu, dan melihat, dan, hei, asap dari negeri itu naik seperti asap dari tungku. 29) Dan terjadilah, ketika Allah menghancurkan kota dalam dataran itu, bahwa Allah mengingat kepada Abraham, dan mengeluarkan Lot dari tengah-tengah peleburan, ketika ia meleburkan kota di mana Lot berdiam."

Doa Abraham untuk Sodom dan Gomora

Allah benar-benar mengingat Abraham saat Ia memusnahkan Sodom, dan itulah sebabnya Tuhan menyelamatkan Lot. Lot diselamatkan karena doa syafaat Abraham.

Rasanya menyakitkan ketika orang yang Anda cintai membuat pilihan yang kemudian mengarahkan Anda untuk merasa perlu berdoa. Mari kita tidak melupakan Amsal 13:15b, "... jalan pengkhianat-pengkhianat mencelakakan mereka."

Saya akan meminta Anda untuk mempertimbangkan beberapa pemikiran tentang cara Allah berurusan dengan mereka yang kita pedulikan dan doakan.

1. Abraham merasa terbeban untuk salah satu orang yang dikasihinya.

2. Abraham memiliki sebuah tempat di mana ia secara teratur bertemu dengan Tuhan.

3. Allah mengizinkan kehendak-Nya untuk dipengaruhi oleh doa Abraham.

4. Ada orang-orang yang membutuhkan kita untuk berdoa bagi mereka.

"Manusia mungkin menghina permohonan kita, menolak pesan kita, menentang argumen kita, dan membenci orang-orang kita, tetapi mereka tak berdaya melawan doa-doa kita."

5. Tidak ada yang diluputkan karena mereka layak mendapatkannya. Itu selalu merupakan persoalan rahmat dan karunia.

6. Tidak semua orang yang kita doakan akan diluputkan.

Mereka yang menghadiri gereja di Kentucky menyaksikan seorang anak yang cerewet dan suka membuat kegaduhan sedang bergegas keluar, tersandang di bawah lengan ayahnya yang marah. Tidak ada satu pun dari begitu banyak jemaat yang mengangkat alisnya -- sampai anak itu menangkap perhatian semua orang karena tangisannya dalam aksen Selatan yang menawan, "Semuanya, berdoalah untuk saya sekarang!"

7. Di atas segalanya, kita harus berdoa agar kehendak Allah yang terjadi.

Seorang Kristen dengan nama Ivan berada di sebuah kamp penjara Soviet. Suatu hari, saat ia berdoa dengan mata tertutup, sesama tahanan melihat dia dan berkata dengan mengejek, "Doa tidak akan membantu Anda keluar dari sini lebih cepat." Sambil membuka matanya, Ivan menjawab, "Saya tidak berdoa untuk keluar dari penjara, tetapi untuk melakukan kehendak Allah."

8. Allah tidak sedang mengadili ketika kita berdoa.

9. Allah menghargai doa yang konsisten, yang didukung oleh kehidupan yang konsisten.

Dalam bukunya Why Prayers are Unanswered (Mengapa Doa Tidak Dijawab - Red.), John Lavender menceritakan kembali kisah tentang Norman Vincent Peale. Ketika Peale masih kecil, ia menemukan cerutu hitam besar, lalu ia menyelinap ke sebuah gang dan menghisapnya. Rasanya tidak enak, tetapi itu membuatnya merasa sangat dewasa ... sampai ia melihat ayahnya datang. Dengan cepat, ia meletakkan cerutu di belakang punggungnya dan mencoba untuk bersikap santai. Sambil berputus asa untuk mengalihkan perhatian ayahnya, Norman menunjuk sebuah papan iklan sirkus. "Bisakah aku pergi, Ayah? Aku mohon, mari kita pergi ketika mereka datang ke kota." Jawaban ayahnya mengajarkan Norman pelajaran yang tidak akan pernah dilupakannya. "Nak," ayahnya menjawab dengan tenang tetapi tegas, "jangan pernah membuat permohonan pada saat engkau sedang menyembunyikan kemaksiatan yang membara."

9. Allah tidak menunggu untuk menjawab sampai kita layak mendapatkannya.

10. Allah tidak menunggu sampai kita menemukan doa yang sempurna.

11. Ketika Allah menjawab, Dia melakukannya dengan cara dan waktu-Nya sendiri.

Berdoalah, tetapi dengan rasa syukur untuk jawaban Allah yang jauh lebih bijaksana daripada doa-doa Anda!

12. Kita membutuhkan seorang perantara untuk mewakili kita.

13. Jika Tuhan mendengarkan Abraham, terlebih lagi Dia akan mendengarkan Anak-Nya, yang selamanya menjadi perantara bagi kita.

Doa Syafaat

Biarkan saya mengakhiri tulisan ini dengan cerita tentang Hudson Taylor saat ia berusia 18 tahun. Ia berjalan ke perpustakaan ayahnya dan membaca sebuah traktat Injil. Dia tidak bisa melupakan pesan di dalamnya. Akhirnya, dengan berlutut, ia menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya. Kemudian, ibunya, yang tadinya pergi, kembali ke rumah. Ketika Hudson mengatakan kabar baik itu, ibunya berkata, "Aku sudah tahu. Sepuluh hari yang lalu, pada tanggal di mana engkau mengatakan bahwa kau membaca traktat itu, aku menghabiskan seluruh sore itu di dalam doa untukmu sampai Tuhan meyakinkanku bahwa anak yang murtad telah bertobat."

Mari kita tidak pernah meremehkan kekuatan doa syafaat. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Pastor Hobbins' Blog
Alamat URL : http://pastorhobbins.wordpress.com/2010/11/13/abrahams-intercession-we-need-a-spare-because-of-prayer-revival/
Judul asli artikel : Abraham’s Intercession – We Need A "Spare Because of Prayer Revival"
Penulis artikel : Steve Hobbins
Tanggal akses : 6 Mei 2014
 
Stop Press! Aplikasi Tafsiran Alkitab

Tafsiran Alkitab

Dapatkan aplikasi Tafsiran Alkitab dari Yayasan Lembaga SABDA yang akan menolong Anda untuk melakukan studi Alkitab dengan beberapa bahan tafsiran yang alkitabiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Aplikasi ini menawarkan berbagai pilihan tafsiran kepada para pengguna supaya bisa membandingkan pemahaman ayat-ayat Alkitab dari sudut pandang para ahli tafsir Alkitab. Adapun tafsiran-tafsiran tersebut adalah MHC (Matthew Henry Commentary), TSK (Treasury of Scripture Knowledge), Full Life (Penuntun Hidup Berkelimpahan), Jerusalem (Catatan Jerusalem), Hagelberg (Tafsiran Alkitab dari Hagelberg), MHCC (Matthew Henry Concise Commentary), Wycliffe (Tafsiran Alkitab Wycliffe), dan e⁠-⁠SH (Renungan Santapan Harian). Dapatkan aplikasi Tafsiran Alkitab melalui playstore, dan Anda akan dapat melakukan studi Alkitab di mana pun dan kapan pun secara offline dan gratis!

Dapatkan di Google Play Store: Tafsiran Alkitab
 
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.
doa@sabda.org
e-Doa
@sabdadoa
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., dan Rostika
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org