Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/114

e-Doa edisi 114 (13-8-2015)

Doa Abraham

_________________________________e-Doa________________________________
                       (Sekolah Doa Elektronik)

BULETIN DOA -- Doa Abraham
Edisi Agustus 2015, Vol. 07 No. 114


Salam kasih,

Sudahkah Anda berdoa bagi bangsa Indonesia? Sudahkah Anda berdiri di 
`antara` bangsa Indonesia dengan Tuhan, seperti yang dilakukan 
Abraham? Sodom dan Gomora bukanlah negeri yang Abraham tinggali. 
Namun, Abraham peduli dan ia bersedia memohon dengan sungguh-sungguh 
bagi keselamatan penduduk yang benar di kedua negeri tersebut. Sebagai 
bagian dari bangsa dan negara Indonesia, sudah seharusnya kita 
memiliki kepedulian kepada aneka persoalan bangsa. Menjadi pendoa 
syafaat dan memohon sungguh-sungguh bagi perbaikan nasib bangsa dan 
negara adalah salah satu panggilan kita sebagai orang percaya.

Untuk memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70, publikasi e-Doa akan 
mengetengahkan artikel mengenai doa Abraham, sebuah permohonan yang 
luar biasa dari Abraham untuk keselamatan penduduk di negeri yang akan 
dimusnahkan oleh Tuhan. Kiranya dengan membaca artikel kami, Anda akan 
tergugah untuk mengikuti langkah Abraham, untuk menjadi pendoa syafaat 
bagi bangsa dan sesama.

Dirgahayu Indonesia. Merdeka!

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >


   ARTIKEL: DOA SYAFAAT: SEBUAH PELAJARAN DARI KEHIDUPAN ABRAHAM

Abraham sangat spesial bagi Allah, bukan karena ia sempurna. 
Perilakunya kurang baik. Ia tidak tampil baik secara konsisten dalam 
situasi krisis, bukan? Ia menjadikan Sarah sebagai tameng untuk 
keamanan dirinya sendiri beberapa kali, yang merupakan perbuatan yang 
tidak saleh sama sekali! Tidak, ia tidak sempurna. Akan tetapi, ia 
taat kepada bisikan Allah. Menurut 1 Samuel 15:22, ketaatan merupakan 
salah satu persyaratan utama Allah: "Menaati lebih baik daripada 
memberi persembahan."

Ingatkah ketika dua malaikat datang dan mengunjungi Abraham, makan 
malam dengannya, dan berbicara dengannya tentang "peristiwa diberkati" 
yang akan mereka terima dalam tahun itu? Kemudian, mereka berbalik 
untuk pergi menuju ke Sodom, sesuai dengan yang diperintahkan kepada 
mereka, "Kami harus pergi dan memeriksa Sodom untuk melihat apakah 
semua yang kami dengar adalah benar."

Allah berdebat dengan diri-Nya pada saat itu: "Apakah Aku akan 
mengatakan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Ya, Aku yakin 
demikian. Lagi pula, ia adalah hamba pilihan ... alat yang Kupilih 
sendiri." Jadi, Ia memberitahukan rencana-Nya kepada Abraham: "Dosa-
dosa Sodom telah sampai ke hadapan-Ku. Baiklah Aku turun untuk 
melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh 
kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak 
mengetahuinya!" (Kejadian 18:16-33)

Siapa yang tinggal di kota Sodom? Lot, keponakan Abraham. Mengapa 
Allah tidak memberitahukan tentang rencana-Nya kepada Lot? Lot jauh 
dari Tuhan. Ia mungkin tidak akan mendengarkan. Ia tidak tertarik pada 
hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Akan tetapi, Abraham mengasihi 
Lot. Ia menjadi perantara bagi Lot. "... sekiranya ada lima puluh 
orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu 
dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang 
ada di dalamnya itu?" Allah setuju. Abraham terus menawar sampai 
akhirnya angkanya menjadi sepuluh orang saleh. Dan lagi-lagi, Allah 
memenuhi permohonan Abraham. Lot dan keluarganya selamat karena doa 
syafaat Abraham.

Lot benar-benar tidak menyadari adanya bahaya. Dia cukup puas berada 
di Sodom, seorang warga terkemuka yang duduk di pintu gerbang dan 
menyambut para pendatang. Ia mungkin berkeliling ke seluruh kota dan 
berada di komite penyambutan! Sepertinya, ia benar-benar tidak 
menyadari kondisi rohaninya. Ia tidak datang ke pamannya, Abraham, dan 
berkata, "Tolong doakan saya. Saya jauh, jauh dari Allah, begitu juga 
keluarga saya. Saya tidak bahagia, Abraham. Kami hidup di kota yang 
penuh dosa." Bahkan, setelah ia memperingatkan tentang bencana yang 
akan datang dengan memberitahukan kepada kedua tunangan putrinya dan 
menyuruh mereka pergi dengan cepat, mereka berpikir ia hanya menggoda 
saja. Ia tidak membangun hubungan spiritual dengan keluarganya. 
Kasihan Lot. Seperti yang dikatakan oleh seseorang, "Ia memimpin 
keluarganya ke Sodom, tetapi ia tidak bisa memimpin mereka keluar."

Mungkin Anda memiliki seseorang dalam daftar doa Anda seperti Lot, 
yang benar-benar tidak menyadari kondisi rohani mereka. Nah, artikel 
singkat ini memberi kita harapan, bukan? Berharap kepada Tuhan. Bukan 
berarti itu akan berubah menjadi seperti yang kita inginkan. Namun, 
itu berarti bahwa Allah terlibat dan bekerja dalam kehidupan orang 
itu. Ia mengetahui setiap aspek dari apa yang sedang terjadi di Sodom, 
dan Ia menyadari setiap segi kehidupan orang yang Anda kasihi. Akan 
tetapi, orang itu yang membuat hati kita bersedih, memiliki kehendak 
bebas, dan mungkin berkata, "Saya tidak tertarik." Itu kemudian bukan 
berarti menuduh kepada Tuhan dan berkata, "Mengapa Engkau tidak 
melakukan sesuatu?" Tidak. Itu berarti mengetahui bahwa kasih-Nya 
ditujukan kepada setiap orang, tetapi setiap orang memiliki pilihan 
untuk menerima atau menolak kasih-Nya.

Jadi, apa yang harus saya lakukan? Tetaplah sangat mendekat kepada 
Allah. Berbicaralah dengan-Nya. Habiskanlah waktu bersama-Nya. Katakan 
kepada-Nya kerinduan dari keputusasaan yang kita miliki. Ia mengasihi. 
Ia mendengarkan. Ia menangkap setiap air mata. Ia mendengar setiap 
napas (Mazmur 56:8). Harapan kita ketika berdoa adalah di dalam Dia, 
dengan mengingat bahwa Dia mengizinkan mereka yang kita doakan dalam 
syafaat untuk bebas memilih. Kita tidak mungkin mengharapkannya dengan 
cara lain. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Lifetime
Alamat URL: http://www.lifetime.org/2004/07/intercessory-prayer-a-lesson-from-abrahams-life-2/
Judul asli artikel: Intercessory Prayer: A Lesson From Abraham?s Life
Penulis artikel: Anabel Gillham
Tanggal akses: 6 Mei 2014


STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN!

Apakah Anda rindu mempelajari pokok-pokok penting seputar iman Kristen 
bersama rekan-rekan seiman dari berbagai penjuru melalui dunia maya?

Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://ylsa.org > mengundang Anda untuk 
bergabung di kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen Sept/Okt 2015 yang 
diselenggarakan oleh Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) 
< http://pesta.org >. Dalam kelas ini setiap peserta akan belajar 
bersama secara khusus tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia 
dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup 
baru dalam Kristus. Pelajaran-pelajaran ini sangat berguna, baik orang 
Kristen lama maupun baru, untuk memiliki dasar-dasar iman kepercayaan 
yang teguh sesuai dengan kebenaran Alkitab.

Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan juga 
facebook.  Pendaftaran dibuka mulai hari ini dan segera hubungi Admin 
PESTA di <kusuma(at)in-christ.net>. Secepatnya, kami akan mengirimkan 
bahan DIK untuk dikerjakan setiap peserta sebagai tugas tertulis.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga!


Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org