Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-buku/72

e-Buku edisi 72 (14-4-2011)

Seputar Paskah (I)

==================e-BUKU (Berbagi Berkat Melalui Buku)================

Edisi 72/April 2011 -- Seputar Paskah (I)

DAFTAR ISI
RENUNGAN PASKAH: PENYERAHAN DIRI YESUS SENDIRI
RESENSI 1: KUASA SALIB
RESENSI 2: JALAN GOLGOTA
STOP PRESS: PUBLIKASI E-HUMOR
EDISI BULAN DEPAN

Shalom,

Pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan salah satu anugerah
terbesar yang kita terima dari Allah. Peristiwa ini membuktikan
kasih-Nya yang begitu besar bagi manusia sehingga Dia rela
mengorbankan Putra-Nya yang tunggal. Dengan demikian, sudah
sepantasnya kita tidak hidup untuk diri kita sendiri, namun
mengabdikan diri pada Sang Penebus kita, Tuhan Yesus Kristus. Dalam
rangka memperingati pengorbanan Kristus, edisi pertama e-Buku di bulan
April menyajikan resensi buku seputar Paskah karya Bob Gordon dan Roy
Hession. e-Buku juga menghadirkan sebuah renungan Paskah. Melalui
renungan tersebut, kami berharap Pelanggan lebih mensyukuri
pengorbanan Yesus. Jangan berhenti sampai di sini! Masih ada informasi
mengenai publikasi e- Humor di kolom Stop Press. Selamat membaca dan
selamat menikmati sajian kami!

Pimpinan Redaksi e-Buku,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://gubuk.sabda.org/ >

"Bacalah buku yang paling baik terlebih dulu, atau Anda tidak akan
mendapatkan kesempatan untuk membacanya sama sekali." (H. G. Wells)

           RENUNGAN PASKAH: PENYERAHAN DIRI YESUS SENDIRI
                          Efesus 5:25-27

Sedemikian besar dan ajaib pekerjaan yang harus dilakukan Yesus bagi
orang-orang berdosa, sehingga untuk itu Ia harus memberikan diri-Nya
sendiri. Sedemikian besar dan ajaib kasih Yesus kepada kita, sehingga
Ia benar-benar memberikan diri-Nya sendiri bagi dan kepada kita.
Sedemikian besar dan ajaib penyerahan Yesus itu, sehingga apa yang
diusahakan-Nya itu benar-benar dapat dan sepenuhnya terjadi pada kita.
Karena Yesus, yang suci dan Mahakuasa itulah yang telah menanggung
sendiri semuanya. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri bagi kita. Sekarang
yang perlu ialah kita harus mengerti dengan benar dan percaya dengan
sungguh-sungguh akan penyerahan-Nya bagi kita.

Jadi, sampai di manakah Ia menyerahkan diri-Nya sendiri bagi gereja?
Dengarlah apa yang dikatakan Allah. Ia menyerahkan diri supaya dapat
menguduskan gereja itu; supaya gereja itu tidak bercela. Inilah tujuan
Yesus. Sesuai dengan tujuan ini, Ia juga melakukan hal yang sama dalam
jiwa manusia menurut kerelaan orang itu, sehingga hal ini juga dapat
dilaksanakan semaksimal mungkin dan pelaksanaannya disandarkan kepada
penyerahan Yesus sendiri.

Dengarkanlah pula firman Allah: "yang telah menyerahkan diri-Nya bagi
kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk
menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang
rajin berbuat baik." Ya, memang untuk mempersiapkan bagi diri-Nya
sendiri suatu umat yang suci, suatu umat kepunyaan-Nya sendiri, suatu
umat yang rajin berbuat baik, Ia telah memberikan diri-Nya sendiri.
Apabila saya menerima Dia, apabila saya percaya bahwa Ia memberikan
diri-Nya sendiri untuk melakukan hal itu bagi saya, saya pasti akan
mengalaminya. Saya akan disucikan melalui Dia, akan dipegang erat-erat
sebagai milik-Nya, dan akan dipenuhi dengan semangat dan sukacita
untuk bekerja bagi-Nya.

Selanjutnya, perhatikanlah bahwa Ia menyerahkan diri-Nya sendiri
terutama agar Ia memiliki kita sepenuhnya bagi diri-Nya sendiri:
supaya dapat mempersiapkan dan menyucikan kita, suatu umat milik-Nya
sendiri. Semakin saya mengerti dan merenungkan penyerahan diri Yesus
bagi saya, semakin saya menyerahkan diri saya kepada-Nya. Penyerahan
itu merupakan sesuatu yang timbal balik; kasih datang dari kedua belah
pihak. Penyerahan diri-Nya sendiri membuat suatu kesan sedemikian rupa
di dalam hati saya, sehingga dengan kasih dan sukacita yang sama, hati
saya seluruhnya menjadi milik-Nya. Saya tahu bahwa saya memiliki Yesus
seluruhnya, dan Yesus memiliki saya seluruhnya.

Lalu bagaimanakah saya dapat menikmati kesukaan yang sempurna dari
hidup yang penuh berkat itu? Aku "hidup oleh iman dalam Anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku". Dengan
iman, saya membayangkan dan merenungkan penyerahan-Nya kepada saya
sebagai sesuatu yang pasti dan mulia. Dengan iman saya memanfaatkan
hal itu. Dengan iman saya memercayai Yesus untuk meyakinkan saya akan
penyerahan-Nya ini, agar Ia bersekutu dengan saya dan menyatakan
diri-Nya sendiri di dalam saya. Dengan iman dan keyakinan saya
menantikan pengalaman keselamatan yang sempurna, yang dapat terjadi
karena saya memiliki Kristus yang dapat melakukan segala sesuatu bagi
saya. Dengan iman, saya hidup di dalam Yesus yang mengasihi saya dan
yang menyerahkan diri-Nya untuk saya. Dengan demikian saya bisa
mengatakan, "bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku." Hai orang Kristen, percayalah dengan segenap
hati: Yesus memberikan diri-Nya sendiri bagi Saudara. Ia seluruhnya
menjadi milik Saudara, Ia akan melakukan segala sesuatu untuk Saudara.

Bahan renungan:

1. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa menyerahkan Anak-Nya.
Karena kasih Yesus rela menyerahkan diri-Nya sendiri (Yohanes 3:16;
Efesus 5:25). Hal menerima dan memiliki Yesus merupakan pintu memasuki
kehidupan dalam kasih Allah yaitu kehidupan yang tertinggi (Yohanes
14:21, 23; Yohanes 17:23, 26; Efesus 3:17-18). Dengan iman kita harus
berusaha memasuki kasih itu dan tinggal di dalamnya
(1 Yohanes 4:16-18).

2.Sudahkah Saudara sekarang mempelajari segala sesuatu yang diperlukan
untuk memulai setiap hari dengan kepercayaan seorang anak kecil? Hari
ini, saya menerima Yesus menjadi hidup saya; yang melakukan segala
sesuatu bagi saya.

3. Ketahuilah bahwa hal menerima dan memiliki Yesus harus diawali oleh
hubungan pribadi dengan Dia -- kesukaan untuk tinggal di dalam Dia,
bercakap-cakap dengan Dia sebagai seorang teman, bersukacita di dalam
Dia dan kasih-Nya -- hal-hal ini akan membawa kita kepada iman yang
sungguh-sungguh menerima Dia.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: The New Life
Judul buku terjemahan: Membina Iman
Penulis: Andrew Murray
Penerjemah: Eviyanti Agus
Penerbit: Penerbit Kalam Hidup, Bandung 1980
Halaman: 32 -- 34

                        RESENSI 1: KUASA SALIB

Judul asli buku: Explaining the Cross
Penulis: Bob Gordon
Penerjemah: Lily Christianto
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2004
Ukuran buku: 11,8 x 19,1 cm
Tebal: 110 halaman

Manakah yang lebih penting, kelahiran Yesus atau kematian-Nya?
Keduanya sama-sama penting. Untuk melakukan kehendak Bapa, Yesus harus
lahir dan mati untuk menebus dosa manusia. Dosa-dosa manusia telah
ditanggung oleh Yesus di Kalvari. Seseorang tidak akan mungkin
menerima anugerah keselamatan apabila ia tidak percaya kepada
peristiwa tersebut. Kekristenan juga mengakui ketidakberdayaan manusia
dalam menghadapi persoalan dengan kekuatannya sendiri. Untuk
memperoleh kemenangan atas segala pergumulan, manusia memerlukan kuasa
dari Sang Sumber Kemenangan, Tuhan Yesus. Kemenangan Yesus di atas
kayu salib memberikan kuasa yang luar biasa bagi orang-orang percaya.
Apakah ini yang dimaksud dengan kuasa salib?

Pertanyaan-pertanyaan yang mengusik Anda tentang kuasa salib bisa Anda
jawab dengan membaca buku "Kuasa Salib" yang ditulis oleh Bob
Gordon -- seorang pengajar Alkitab, penginjil, dan mantan dosen Studi
Perjanjian Lama di London Bible College. Penulis mengupas peristiwa
salib yang dialami oleh Tuhan Yesus beserta segala misterinya dan
salib yang harus dipikul oleh orang percaya. Buku ini membahas hal-hal
yang terkait dengan kuasa salib, antara lain Kuasa Salib, Kebaikan
Salib Sepenuhnya, Penderitaan dan Penguasa, Penderitaan Kristus, dan
Pikullah Salib Anda. Melalui buku ini, Anda dapat belajar bagaimana
memiliki kehidupan yang senantiasa mengalami kuasa Tuhan, yang membuat
kita selalu hidup berkemenangan melalui kuasa salib-Nya.

Hal yang menarik dari buku ini adalah setiap pembahasannya selalu
dilandaskan pada Alkitab. Jika dilihat dari judulnya, buku ini
terkesan "berat". Mungkin Anda menduga bahwa penjelasan-penjelasan
penulis akan disampaikan dengan bahasa-bahasa teologis. Tidak!
Sekalipun isinya membahas hal pokok kekristenan, penulis mampu
memaparkannya dengan bahasa yang enak dibaca dan tidak membebani
pembaca.

Peresensi: Fitri Nurhana

                      RESENSI 2: JALAN GOLGOTA

Judul asli buku: Calvary Road
Penulis: Roy Hession
Penerjemah: Team O.M. Indonesia
Penerbit: Yakin, Surabaya
Ukuran buku: 12 x 19 cm
Tebal: 83 halaman

Jalan Golgota. Apa yang Anda pikirkan saat Anda mendengar kata itu?
Apakah Anda akan segera teringat dengan peristiwa penyaliban Yesus?
Atau Anda teringat akan penderitaan Yesus saat harus berjalan dari
tempat penyiksaan hingga Bukit Golgota?

Apa yang ada di dalam buku ini mungkin tidak sama dengan apa yang Anda
pikirkan. Buku ini tidak banyak membahas tentang peristiwa penyaliban
Yesus. Buku "Jalan Golgota" menampilkan kebenaran-kebenaran yang bisa
menjadi inti kebangunan rohani pribadi maupun gereja Tuhan. Buku ini
menekankan bahwa kekristenan sejati senantiasa membawa perubahan dalam
kehidupan setiap orang Kristen. Namun, bukan perubahan yang berpusat
pada diri sendiri tetapi pada Kristus, sehingga setiap orang Kristen
bisa mencapai persekutuan yang benar dengan Tuhan. Penulis mengajak
pembaca untuk tetap bertahan dalam melewati "jalan Golgota" dalam
kehidupan. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah memunyai
persekutuan yang benar dengan Tuhan? Apakah Anda ingin mengalami
kebangunan rohani secara pribadi? Adalah baik untuk menjadikan buku
ini sebagai pilihan Anda.

Buku ini terdiri dari 10 bab yang saling berhubungan namun tidak harus
dibaca secara berurutan. Pada bab pertama penulis mengajak pembaca
untuk mengerti makna kebangunan rohani. Setelah itu pembaca akan
dibawa lebih dalam untuk menyelami inti kehidupan Kristen, termasuk
bagaimana masuk dalam persekutuan, kekudusan, bagaimana menjadi hamba,
dan kuasa darah Anak Domba. Sayangnya, penulis tidak menyajikan
ilustrasi di seluruh bab, tapi hanya beberapa saja. Meskipun begitu,
isi yang disajikan dalam buku ini sangat padat dan berbobot. Penulis
buku ini pun tidak bertele-tele dalam menggunakan kata-kata, sehingga
setiap pembaca bisa dengan mudah menangkap pesan buku ini.

Buku ini sangat cocok digunakan sebagai bahan perenungan, terutama
bagi mereka yang ingin menjalin persekutuan yang benar dengan Tuhan.
Dengan mengingat kembali peristiwa di Golgota, Anda pasti dimampukan
untuk berjalan dalam jalan Golgota Anda.

Peresensi: Santi Titik L.

                      STOP PRESS: PUBLIKASI E-HUMOR

e-Humor adalah publikasi elektronik yang secara khusus menyajikan
humor untuk menghibur masyarakat Kristen Indonesia pengguna internet.
Milis ini diterbitkan secara berkala setiap hari Senin, Rabu, dan
Jumat. Dengan berlangganan e-Humor, Anda dapat berpartisipasi menjawab
pertanyaan kuis -- yang bisa Anda dapatkan setiap Rabu pertama dan
ketiga. Perluas juga wawasan Anda dengan menyimak kolom Trivia humor.

Ayo, berlangganan e-Humor sekarang juga dengan cara mengirimkan email
kosong ke < subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >. Atau Anda
menghubungi kami di < humor(at)sabda.org >.

Dapatkan juga humor-humor lainnya melalui situs i-Humor
==> < http://humor.sabda.org >

Selain itu, bergabunglah bersama komunitas e-Humor di Facebook
< http://fb.sabda.org/humor > dan twitter
< http://twitter.com/sabdahumor > Tuhan memberkati.

                             EDISI BULAN DEPAN

Dalam edisi bulan Mei, e-Buku akan menghadirkan resensi-resensi buku
tentang pendidikan seks. Kami juga mengajak para pelanggan e-Buku
untuk berpartisipasi dengan mengirimkan resensi buku Kristen ke
redaksi e-Buku. Resensi Pelanggan pasti bermanfaat bagi
pembaca-pembaca yang lain. Mari berbagi berkat melalui Buku.

Kontak: < buku(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Ami Grace Y., dan Yonathan Sigit P.
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/buku >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org