Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/94

e-BinaSiswa edisi 94 (2-4-2018)

Peran Remaja Kristen dalam Usaha Misi

Peran Remaja Kristen dalam Usaha Misi -- Edisi 94/I/April 2018
 
Peran Remaja Kristen dalam Usaha Misi
Edisi 94/I/April 2018
 
e-BinaSiswa

Salam damai sejahtera,

"Sejarah misi selalu berjalan paralel dengan sejarah dunia." Inilah kutipan yang sangat menarik dari Max W. Chismon. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia mampu membuka peluang baru untuk memajukan gerakan misi Kristen. Abad ke-21 adalah era baru untuk bermisi, dan melakukan misi pada era ini perlu dimulai dengan segera.

Inilah satu gerakan yang harus diajarkan dan dilakukan dengan segera oleh umat Kristen masa kini. Generasi muda dan remaja perlu mengambil bagian dalam misi Kristen. Misi bukanlah opsi. Misi adalah esensi. Kiranya sajian Publikasi e-BinaSiswa akan mendorong kita dan siswa-siswa yang kita layani untuk berperan aktif dalam usaha misi. Sampaikan Injil Yesus Kristus dengan segera!

Kami sampaikan kepada Pembaca setia Publikasi e-BinaSiswa bahwa terhitung mulai bulan ini, e-BinaSiswa akan terbit kembali pada Senin pertama dan Senin kedua setiap bulannya. Soli Deo gloria!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

ARTIKEL Abad ke-21 -- Era "Pengubah Permainan" untuk Misi Dunia

Di sepanjang masa, beberapa orang memiliki kemampuan luar biasa untuk melihat waktunya ada perubahan. Mereka menangkap momen dan peluang yang dihasilkan oleh era yang akan datang, lalu merintis sesuatu yang baru. Sering kali, mereka menjadi katalisator bagi generasi baru untuk mengalami peluang yang tidak akan mereka alami jika tidak demikian. Beberapa orang bahkan memiliki generasi yang diuntungkan yang mengikutinya. Mereka menjadi "pengubah permainan" dalam sejarah dunia!

Satu-satunya hal yang tetap di dunia ini adalah perubahan -- itu telah diamati! Tidak ada sesuatu yang tetap. Nostalgia, betapapun kuatnya, tidak akan menjaga segala sesuatu tetap sebagaimana adanya, atau mengembalikan kita ke masa lalu yang lebih disukai. Kerajaan, negara, masyarakat, industri, dan perusahaan pernah mengalami kemunduran atau kemajuan pesat sepanjang "perubahan yang terus-menerus" berdasarkan kemampuan atau ketidakmampuan mereka untuk melihat, memfokuskan ulang, berubah, dan beradaptasi terhadap realitas yang baru.

Sejarah Misi dan Sejarah Dunia Ada sebagai Gerakan Paralel

Gambar: Sejarah misi

Sejarah misi Kristen juga menyoroti kemampuan gereja, atau sebaliknya, untuk menangkap potensi dari momennya yang unik; berubah, memfokuskan ulang, beradaptasi terhadap realitas yang baru, dan menggerakkan pergerakan Kristen dunia ke depan.

Sejarah misi dan sejarah dunia selalu ada sebagai gerakan paralel. Perubahan tampilan sejarah dunia selalu menciptakan peluang-peluang yang baru dan berbeda untuk memajukan pergerakan Kristen dunia.

William Carey, Hudson Taylor, Townsend, dan McGavran, dan mereka yang berasal dari era gerakan misionaris modern, misalnya, memindahkan misi Kristen dunia dalam konteks era kolonial dalam sejarah dunia. Era ini memungkinkan misi dilaksanakan dari "barat ke semuanya". Benua Afrika, Asia, dan Amerika yang menjadi target ekspansi Eropa juga merupakan benua-benua tempat pesan Injili begitu dibutuhkan. Era kolonial memberi misionaris-misionaris barat akses, peluang, pengaruh, dan sumber daya untuk melakukan misi dengan efektif dalam konteks global itu.

Dengan demikian, dikatakan, bukan gereja "yang mengikuti dunia". Para teolog selalu percaya bahwa sejarah dunia adalah His-Story (Kisah-Nya). Allah tidak memprogram sejarah, tetapi Dia memimpin sejarah. Sebagai hasilnya, Allah memberikan kepada umat-Nya, pada setiap dan semua generasi, peluang untuk berada dalam misi bersama dengan Allah, memajukan agenda misi Allah begitu lebih dekat pada kesudahan dunia dan akhir zaman (Kisah Para Rasul 1:8; Matius 28:20).

Era baru sering kali memberikan realitas yang baru, yang sebagian besar berkembang secara perlahan melalui era sebelumnya. Misalnya, realitas teknologis yang dinikmati oleh dunia hari ini tidaklah diciptakan dalam kekosongan. Itu berkembang dari keberanian inovatif dari generasi-generasi sebelumnya.

Zaman digital saat ini dinikmati karena zaman analog sebelumnya (ingat VHS video player) dan zaman mekanis sebelum itu (ingat dengung mekanis di proyektor film di bioskop lokal Anda -- bagi mereka yang usianya cukup senior untuk pernah mengalami suara yang menyenangkan itu).

Dalam gaya yang sama, realitas misi hari ini ada hanya karena perkembangan misi yang terjadi melalui ketaatan, komitmen, dan pengorbanan umat Allah yang melakukan misi pada era-era sebelumnya. Sebagai hasilnya, sekarang kita ada di perbatasan akhir. Kita seperti para penuai yang melihat ke atas pohon mangga dan bertanya-tanya bagaimana kita bisa memetik mangga-mangga yang tersisa, yang sulit dijangkau itu. Kabar baiknya, tidak seperti generasi-generasi sebelumnya, sekarang ada pemetik mangga berteknologi digital canggih!

Saya tidak mengacu ke cara-cara digital untuk menjangkau orang-orang. Ini hanyalah sebuah kiasan. Metode Allah untuk menjangkau orang-orang selalu melalui orang-orang -- umat-Nya! Akan tetapi, perkembangan misi berarti bahwa umat Allah sekarang ada di semua benua yang dihuni di bumi, dan di semua negara di dunia. Misi tidak lagi dari barat ke semuanya! Misi kepada tetangga dekat adalah realitas baru pada abad ke-21.

Misi kepada Tetangga Dekat -- Realitas Baru pada Abad ke-21

Sesungguhnya, tidak pernah ada generasi gereja yang sama seperti generasi ini. Gereja hari ini ada di semua benua yang dihuni di bumi dan di setiap negara di dunia -- dan sering kali dalam jumlah yang besar. Gereja tidak hanya dekat secara geografis dengan dunia yang belum terjangkau, dan jelas bahkan lebih penting, dekat secara budaya dan bahasa! Bahkan, kita berbicara dengan lebih banyak bahasa hari ini daripada sebelumnya, dan kita lebih beragam secara budaya dan lebih tersebar secara geografis daripada seluruh sejarah kita.

Gambar: Misi dunia

Lagi pula, melalui keterlibatan Allah dalam globalisasi (Kisah Para Rasul 17:26, 27), orang-orang yang mewakili orang-orang yang belum terjangkau saat ini tinggal di negara-negara yang biasanya kita sebut sebagai negara-negara yang mengutus misionaris. Negara-negara seperti AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Eropa barat lainnya, semuanya sekarang memiliki sejumlah besar orang yang mewakili orang-orang yang belum terjangkau yang bertempat tinggal di kota-kota dan masyarakat mereka.

Mengatakan bahwa Allah ikut serta dalam misi dunia berarti mengecilkan hal yang sangat besar. Dia adalah pemain yang dominan dan berkuasa di sepanjang sejarah. Pada waktu-waktu belakangan ini, Dia memastikan secara strategis supaya orang-orang yang belum terjangkau di dunia saat ini berada dalam jarak yang dekat dengan umat-Nya. Bahkan, Dia menempatkan mereka di ambang pintu gereja!

Amanat Agung, istilah yang sangat kita kenal dengan baik, yang menggambarkan tugas yang diberikan oleh Allah kita, sesungguhnya adalah "tugas yang bisa diselesaikan". Tugas itu dapat mencapai "akhir" pada era sejarah dunia ini, bahkan dalam generasi ini, tetapi hanya jika kita bisa berubah, memfokuskan ulang, dan beradaptasi dengan konteks sejarah dunia yang baru dan menyenangkan ini tempat kita sekarang harus melakukan misi.

Sayangnya, orang-orang yang seharusnya ada di baris depan perubahan (umat Allah) begitu sering ketinggalan jauh di belakang. Agen-agen perubahan dibutuhkan. Orang-orang yang mengerahkan dipanggil untuk menjadi katalis perubahan, pada masa perubahan ini.

Perspektif yang Baru

Gambar: Perspektif baru

Menariknya, saat kita berjalan lebih dekat ke “akhir” misi Kristen dunia, agenda Allah menjadi semakin jelas dan tujuan lengkap-Nya menjadi fokus yang semakin tajam.

Beberapa bidang penting yang memerlukan perubahan dan/atau mendapatkan perspektif yang baru adalah sebagai berikut:

1. Seluruh Umat Allah Terlibat dalam Misi Bersama dengan Allah

Perjanjian Baru bukan hanya zaman Roh Kudus. Itu juga zaman "pelayanan semua orang percaya". Roh Kudus telah diutus untuk memberikan kuasa kepada semua umat Allah untuk berada dalam misi bersama dengan Allah (Kisah Para Rasul 1:8). Sederhana! Tanpa pengecualian -- tanpa alasan!

Perlu diperhatikan di sini, misi lebih daripada menjangkau orang-orang yang belum terjangkau, tetapi juga meliputi menyelamatkan orang-orang yang belum selamat dalam suku-suku yang terjangkau, dan memberitakan tentang kedatangan dunia Kristus yang baru (Matius 24:14). Bagaimanapun, misi bukanlah sekadar menjangkau orang-orang yang belum terjangkau. Aspek dalam misi dunia ini masih menjadi prioritas karena banyak alasan, salah satu di antaranya dan yang juga penting, karena aspek itu masih merupakan satu-satunya tugas misi dunia “yang bisa diselesaikan" dan menjadi katalis untuk menyelesaikan agenda Allah yang lengkap untuk zaman ini.

2. Gereja-Gereja Lokal Harus Memfasilitasi Umat Allah dalam Misi Bersama dengan Allah

Gereja-gereja lokal tidaklah kekal, tetapi umat Allah kekal! Gereja-gereja lokal akan lenyap (1 Petrus 5:2-4), tetapi umat Allah dirancang untuk hidup dan memerintah bersama dengan Kristus selama-lamanya, di dunia Allah yang baru (2 Petrus 3:13). Zaman ini adalah tentang Allah yang sedang mengeluarkan dari dunia suatu umat untuk nama-Nya (Kisah Para Rasul 15). Bukan hanya menyelamatkan kita dari dosa, melainkan mempersiapkan kita untuk dunia Allah yang baru (1 Korintus 3:9; 2 Korintus 11:2). Gereja lokal adalah tempat proses ini mulai diatur.

3. Para Agen Harus Menyediakan Kepemimpinan dalam Menolong Memfasilitasi Misi Lintas Budaya di Dunia Masa Kini

Kita bisa dan seharusnya berharap supaya Allah melanjutkan "modus operandi"-Nya untuk meningkatkan struktur-struktur yang membantu umat Allah dalam misi, terutama di kalangan gereja-gereja baru dalam dunia mayoritas. Struktur misi yang lebih kuno lahir dalam realitas "tahun-tahun yang telah lampau" harus berubah untuk merefleksikan realitas baru pada abad ke-21. Mengamati beberapa agen misi yang ketinggalan dalam hal ini dan masih terus melakukan misi dengan pemikiran era kolonial itu mengkhawatirkan. Hal ini bisa terlihat, misalnya, pada: ide mengenai negara-negara yang mengirim dan menerima misionaris (beberapa agen misi masih tidak melihat keuntungan dari pelayanan misionaris lintas budaya di negara asal mereka tempat mereka, sangat mungkin, bisa lebih banyak menghasilkan), mendorong misi E3 lintas budaya sebagai lawan dari mempromosikan E2 (tetangga-dekat), dan dengan beberapa orang yang masih percaya bahwa misi lintas budaya hanyalah tanggung jawab misionaris profesional yang terlatih sangat baik yang melayani ke luar negeri. Agen-agen misi bisa dan seharusnya juga melanjutkan banyak pendekatan tradisional untuk misi, mengemas ulang keahlian misi mereka untuk digunakan di gereja-gereja lokal, yang anggota-anggotanya sering berinteraksi dengan orang-orang yang belum terjangkau sehari-harinya di tempat kerja dan masyarakat mereka.

Kesimpulan

Dengan lebih banyak pengikut Yesus yang tinggal di planet bumi hari ini daripada sebelumnya, terdapat potensi untuk tuaian yang paling besar di sepanjang masa. Namun, ini hanya akan terjadi jika kita bisa berubah, memfokuskan ulang, dan beradaptasi terhadap realitas baru pada era baru dalam sejarah dunia ini.

Generasi ini bisa saja menjadi generasi terakhir sebelum Kristus datang kembali. Dalam bekerja bersama dengan Allah (1 Korintus 3:9), kita memiliki hak istimewa untuk mempercepat kedatangan Kristus (2 Petrus 3:12). Kita tidak dapat membesar-besarkan kebutuhan untuk mendapat respons sepenuh hati oleh semua umat Allah dan dari semua ekspresi Tubuh Kristus dalam ketaatan pada perintah terakhir Kristus -- itu harusnya menjadi prioritas tertinggi kita! (t/Jing-Jing)

Unduh Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Simply Mobilizing
Alamat situs : http://simplymobilizing.com/the-21st-century-a-game-changer-era-for-world-mission/
Judul asli artikel : The 21st Century a Game Changer Era for World Mission
Penulis artikel : Max W. Chismon
Tanggal akses : 21 Februari 2018
 

RENUNGAN Bekerja di Ladang Tuaian

"Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Matius 9:38, TB)

Saat D.L. Moody menghadiri suatu konvensi di Indianapolis tentang penginjilan massa, ia lebih daripada sekadar berbicara tentang hal itu. Ia meminta seorang teman, yang adalah pemusik berbakat, untuk menemuinya di sebuah persimpangan jalan pada pukul 6 sore. Temannya itu berdiri di atas sebuah kotak, dan menyanyikan sebuah lagu. Saat orang banyak berkumpul, Moody berbicara singkat, lalu mengundang mereka untuk mengikutinya ke sebuah gedung pertemuan di dekat situ.

Tidak lama kemudian, gedung pertemuan itu dipenuhi orang-orang yang lapar secara rohani, dan ia berkhotbah kepada mereka. Saat peserta konvensi mulai berdatangan, Moody berhenti berkhotbah dan berkata, "Sekarang, kita harus bubar karena saudara-saudara peserta konvensi hendak mendiskusikan topik, 'Bagaimana menjangkau massa.'"

Gambar: Ladang Tuhan

Ketika melihat orang banyak, "tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka" (Matius 9:36). Dia berkata kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak ... Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja" (ayat 37, 38). Dan, Dia mengutus mereka untuk memberitakan kabar baik tentang kerajaan-Nya (10:1).

Pada saat ini, diperkirakan hanya 10 persen dari populasi dunia sebanyak 6;3 miliar merupakan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dan, lebih dari 25 persen tidak pernah sekali pun mendengar tentang kasih Yesus.

Sebagai murid-murid-Nya zaman ini, marilah kita tidak hanya membicarakan tentang kebutuhan itu, melainkan berdoa dan pergilah.

ORANG YANG NANTI ANDA TEMUI MUNGKIN MERUPAKAN LADANG PELAYANAN ANDA
Diambil dari:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat situs : http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1521
Penulis renungan : Anne Cetas
Tanggal akses : 6 Februari 2018
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org