Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/69

e-BinaSiswa edisi 69 (8-2-2017)

Remaja dan Media Sosial (1)

[Remaja dan Media Sosial (1) -- Edisi 69/I/Februari 2017]
 
Remaja dan Media Sosial (1)
Edisi 69/I/Februari 2017
 
e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Siapakah yang pada saat ini belum atau tidak menggunakan media sosial? Media sosial sekarang telah menjadi media yang umum digunakan oleh banyak orang di berbagai kalangan, mulai dari anak muda (remaja), orangtua, bahkan kaum lansia. Media sosial sendiri terdiri dari Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain-lain. Beberapa media sosial ini tentu kita miliki dan kita gunakan. Akan tetapi, apakah kita semua sudah mengetahui bagaimana cara menggunakan media sosial dengan bijak?

Keakraban pemuda dan remaja Kristen dengan sosial media hendaknya jangan sampai membuat hubungan mereka dengan Tuhan menjadi tidak akrab. Sebaliknya, sebagai pembina remaja kita harus memiliki strategi agar remaja yang kita bimbing bisa semakin dekat dengan Tuhan tanpa menjauhkannya dari gawai dan media sosial. Edisi kali ini akan membahas tentang bagaimana menggunakan media sosial terutama Facebook dengan bijak. Alkitab mengatakan "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (1 Korintus 10:23) Jadi, daripada melarang remaja dan pemuda memakai media sosial, lebih baik kita mengarahkan supaya mereka bisa menggunakan media sosial dengan benar dan hanya untuk kemuliaan Tuhan. Soli Deo Gloria!

Ariel

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Ariel

 

ARTIKEL: Media Sosial, Transparansi, dan Mengikut Yesus

Saya pernah mendengar seorang pendeta mengatakan bahwa kita sering membandingkan seluruh hidup kita dengan lingkar sorotan orang lain. Saya percaya itu benar. Dia berbicara tentang perbandingan, membuat kesimpulan bahwa kita tidak dapat secara akurat menilai kehidupan kita dengan melihat orang lain karena kebanyakan dari apa yang kita bagikan hanya sebagian dari hidup kita yang membuat kita terlihat baik.

Media sosial

Bacalah dengan teliti Facebook, Twitter, atau situs media sosial lainnya, maka Anda akan segera menemukan bahwa itu semua lelucon - suatu tampilan luar yang kita perlihatkan kepada dunia untuk membuktikan (harga) diri. Untuk menerima validasi bahwa kehidupan kita benar-benar layak dihidupi. Beberapa orang menghabiskan berjam-jam setiap hari di situs-situs tersebut, membuang-buang waktu yang telah diberikan kepada mereka dalam upaya untuk membuat waktu mereka di bumi ini tampak layak di mata orang lain. Sebagai upaya untuk merasa lebih baik tentang nasib mereka dalam kehidupan.

Saat ini, saya tidak mengatakan semua media sosial adalah buruk. Hal tersebut tentu, dapat, untuk digunakan demi kebaikan. Dalam zaman baru ini, media sosial memiliki potensi untuk digunakan dalam menyebarkan pesan harapan, cinta, dan kedamaian kepada masyarakat umum tidak seperti sebelumnya. Namun, godaan untuk menampilkan hanya lingkar bagian hidup kita yang menarik, harus dilawan, berdirilah teguh pada nilai diri kita di dalam Yesus, jika kita berharap untuk memiliki dampak yang nyata di dunia ini.

Hidup ini berantakan. Hidup itu rumit dan sulit untuk masing-masing dari kita - orang percaya dan orang tidak percaya, sama. Namun, ada harapan dalam Yesus - dan di dalam Yesus sendiri - dan saya yakin bahwa jika lebih banyak pengikut Kristus berbagi kesulitan mereka dengan transparansi yang lebih besar, menunjuk kepada harapan yang mereka miliki dalam Yesus, lebih banyak cahaya akan bersinar ke dalam keindahan dunia yang rusak dan rumit ini, dan banyak yang akan diselamatkan.

Teknologi baru

Mari kita menjadi orang-orang yang menebus zaman baru ini, bersama dengan semua godaan yang dibawa oleh berbagai teknologi baru, dan menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Sama seperti Allah yang menggunakan semua yang dirancang untuk mencelakai menjadikannya bagi kebaikan, mari kita menggunakan apa yang memiliki potensi untuk mencelakai dan menggoda kita, untuk menjadi kebaikan juga.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi berbeda. Untuk menarik perhatian. Mari melakukannya. Mari kita berhenti menggunakan teknologi dengan cara yang sama dengan yang digunakan oleh dunia dan mulai mengubahnya secara revolusioner bagi Kristus, berdirilah teguh dalam iman kita dan menolak untuk menyamakan diri dengan tekanan masyarakat untuk meninggikan diri kita sendiri melalui gambaran palsu. Mari kita menunjukkan kepada dunia kelemahan kita, dalam kebenaran dan transparansi, mengarahkan mereka kepada sumber kekuatan kita. Bersama-sama, kita dapat membawa terang. Kita dapat menjadi bagian dari tangan-tangan yang menebus bagian dari dunia yang rusak ini. (t/N.Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Crosswalk.com
Alamat situs : http://www.crosswalk.com/blogs/laurie-coombs/on-social-media-transparency-and-following-jesus.html
Judul asli artikel : On Social Media, Transparency, and Following Jesus
Penulis artikel : Laurie Coombs
Tanggal akses : 2 Maret 2016
 

KIAT PEMBINA: Empat Prinsip Menggunakan Facebook dengan Bijak

Bagaimana Anda menanggapi ketika seseorang mem-posting komentar negatif secara daring?

Saya baru-baru ini mendengar tentang peristiwa yang terjadi di Facebook. Seorang gadis mem-posting tentang tahun baru, ia menulis, "Orang-orang selalu membuat resolusi tahun baru, tapi tidak ada satu pun orang yang melakukan resolusinya."

Bagaimana kamu akan menanggapi pernyataan seperti itu?

Beberapa orang mem-posting ulang dalam bentuk persetujuan, dan banyak orang yang menyukainya. Akan tetapi, salah satu dari antara 375 "teman" si pembuat postingan telah membuat resolusi tahun baru untuk kembali ke tempat olahraga. Ia benar-benar ingin melakukan resolusinya, ia adalah seorang yang bersemangat dan ceria, sehingga komentar tadi benar-benar membuatnya tersinggung. Gadis ini (akan kita panggil Jena) dengan sederhana membalas Ew (semacam nada jijik, ketidaksetujuan, atau menentang - Red.).

Jena telah membaca komentar negatif tersebut, ia merasa bahwa komentar mereka salah dan mereka ingin menyerangnya. Kemudian, Jena mengekspos perasaannya. Ew.

Hal tersebut membuat Jena dan teman-teman wanitanya bersitegang. Jena dan teman-temannya berada dalam satu kelas Matematika yang sama . . . tetapi tidak ada kata-kata yang diucapkan, mereka tak saling sapa. Hanya ada pandangan tidak suka yang mungkin diawali karena rasa cemburu. Teman wanita Jena yang pertama kali mem-postingkan bertanya kepada Jena, "Saya dengar kamu berpindah sekolah. Apakah itu karena kamu tidak memiliki teman sama sekali di sekolah tersebut?"

Apa yang tidak disadari oleh teman Jena ini adalah bahwa ayah Jena baru saja dioperasi di tahun sebelumnya. Mereka pindah, supaya ayahnya bisa tinggal di rumah yang tidak memiliki banyak tangga. Pindah sekolah menyebabkan seluruh keluarga Jena stress berat.

Intinya, perang Facebook ini berkembang menjadi sesuatu yang melibatkan tiga hari postingan, lebih dari 160 orang dari lima komunitas berbeda, dan tiga sekolah yang berbeda.

Perdebatan dimulai hanya dengan dua huruf: E-W. Ew.

Dengan cerita tersebut di atas, berikut terdapat empat prinsip yang akan membantu kita untuk menggunakan Facebook dengan bijak:

1. Perilaku daring kita mencerminkan perilaku luring kita.

Filipi 4:8 (AYT) berkata, "Akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang indah, semua yang terpuji, semua yang sempurna, semua yang patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.."

Kamu tidak bisa berkata dan tidak bisa mem-posting apa yang tidak kamu pikirkan.

Jadi sebelum kamu menulis sesuatu di Facebook, bayangkan bagaimana orang lain akan merespons apa yang kamu katakan. Apa yang mereka rasakan, baik atau buruk. Jika kamu berpikir bahwa postingan tersebut memiliki peluang untuk dilihat secara negatif oleh banyak orang, seharusnya kamu tidak mem-postingnya.

Mem-posting dan mengirim pesan juga seperti wilayah hidup yang lain. Dalam Matius 7:12 (AYT) Yesus menyatakan dengan jelas, "Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga kamu lakukan kepada mereka karena inilah isi Hukum Taurat dan kitab para nabi." Perintah ini adalah perintah emas yang setiap kali muncul dalam Alkitab.

2. Hindari kenegatifan secara daring.

Prinsip ini seperti sub kategori dari prinsip yang pertama. Jika kamu mengatakan sesuatu yang negatif mengenai seseorang, seringnya hal tersebut kembali pada sumbernya. Jika kamu mem-posting hal yang negatif tentang seseorang di muka umum, itu akan menjadi lebih buruk. Jika kamu mencoba menyamarkan hal tersebut sehingga hanya sedikit orang yang tahu tentang apa yang kamu bicarakan, maka hal itu pun akan tercium oleh sumbernya - dan mungkin 20 orang lain yang sangat sensitif akan berpikir bahwa setiap orang sedang menunjuk mereka.

Jika kamu memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan seseorang, pergi dan katakanlah secara tatap muka dengan orang tersebut. Lakukanlah dalam anugerah dan kasih.

3. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.

Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan

Bagaimana jika ada seseorang yang berkata hal yang negatif tentang dirimu? Sikap untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan benar-benar sulit, tetapi itu adalah kondisi yang membutuhkan penerapan langsung dan kesabaran dirimu.

Di bawah ini adalah contoh-contoh yang pernah saya lihat pada bagaimana orang-orang merespons komentar-komentar negatif:

Orang negatif berkata: "Di mana kamu mendapatkan celana-celana jeans yang jelek itu?"
Jawaban (sambil memutar mata): "Aku tahu celana-celana itu mungkin tidak bagus, tapi aku benar-benar menyukai semua yang engkau kenakan."

Orang negatif berkata: "Aku tidak tahan! Dia sangat menyebalkan."
Jawaban: "Sebenarnya, dia duduk di sampingku waktu kelas Matematika. Kamu perlu mengenalnya sekali saja, dia orang yang baik."

Orang yang negatif berkata: "Si A dan si B menulis hal-hal yang buruk tentangmu di dinding kamar mandi."
Jawaban: "Kamu bercanda! Wah, aku benar-benar menyukainya. Aku akan mencari waktu untuk berbicara hal itu padanya."

Untuk membalas komentar negatif dengan perkataan yang positif merupakan hal yang sulit. Sebab kita merasa bahwa kita memberi kekuatan lebih kepada orang yang jahat. Namun, yang benar adalah jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.

4. Membalas orang-orang yang jahat dengan kebaikan.

Amsal 25:21-22 (AYT) berkata, "Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu."

"Menimbun bara api" artinya tanpa memerhatikan apa yang orang-orang tunjukkan dari sikapnya, kamu akan membuat mereka terbakar dengan penyesalan atas apa yang telah mereka katakan. Ini adalah sebuah taktik yang dikenal dengan nama, "membunuh orang dengan kebaikan."

Bukan berarti rasa bersalah akan muncul seketika dalam hati orang tersebut. Secara umum, mereka akan menjadi bingung atau tidak sadar.

Namun, seringnya mereka akan berlalu dan memikirkan hal itu. Sebaliknya, jika kamu membalas mereka dengan perkataan yang buruk, sama saja kamu melemparkan api ke dalam api. Apa yang terjadi pada api saat kita melemparkan api? Api itu akan semakin bertambah besar dan besar. Bisakah api memadamkan api?

Pada akhirnya, sebagai orang Kristen kita harus mengikuti jejak Yesus yang tertulis dalam Matius 5:44 (AYT), "Namun, Aku berkata kepadamu, kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi orang-orang yang menganiaya kamu." Apakah kita siap untuk melakukannya setiap hari di Facebook? (t/Illene)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Fervr
Alamat situs : http://fervr.net/teen-life/four-principles-for-godly-facebooking"> http://fervr.net/teen-life/four-principles-for-godly-facebooking
Judul asli artikel : Four Principles for Godly Facebooking
Penulis artikel : Mary Kate Warner
Tanggal akses : 1 Maret 2016
 
 
Stop Press! Facebook ICW

Facebook ICW

Bagi Anda yang ingin mengetahui perkembangan teknologi untuk pelayanan atau mendapatkan bahan-bahan digital Kristen yang mendukung pertumbuhan rohani Anda, bergabunglah di Fan Page ICW (Indonesia Christian Webwatch) atau Direktori Situs Kristen. Dalam halaman ini, Anda akan mendapatkan berbagai ulasan tentang situs, aplikasi, dan bahan-bahan multimedia yang bermuatan Kristen yang bisa Anda pakai sebagai alat bantu, baik dalam pelayanan maupun pembelajaran pribadi Anda akan firman Tuhan.

Mari bergabung dan dapatkan informasi serta bahan-bahan tersebut di Facebook ICW!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org