Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/65

e-BinaSiswa edisi 65 (7-11-2016)

Remaja dan Kepemimpinan (1)

e-BinaSiswa -- Edisi 65/November 2016
 
Remaja dan Kepemimpinan (1)
e-BinaSiswa -- Edisi 65/November 2016
 
e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Mengubah dunia merupakan misi Allah bagi manusia dan dunia ini. Begitu banyak perubahan telah terjadi di bumi ini mulai dari perubahan sistem pemerintahan, hukum dan norma, teknologi, dan cara berpikir manusia. Akan tetapi, sudahkah semua perubahan yang terjadi telah memuliakan nama Tuhan? Belakangan ini, sering kita mendengar para remaja mulai kehilangan jati diri, dampaknya mereka sukar untuk dibina dan diarahkan.

Menjadi seorang pemimpin maupun pembina siswa dan remaja, kita didorong untuk menjadi panutan bagi remaja maupun siswa yang kita layani. Salomo menuliskan dalam Amsal 22:6, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Seorang pemimpin harus memberikan teladan bagi orang-orang yang dipimpin sehingga hidup dan perilaku kita yang seturut dengan kebenaran firman Tuhan dapat menjadi fondasi bagi orang-orang yang kita pimpin. Jangan takut untuk berubah. Akan tetapi, berubahlah sesuai dengan pembaruan budimu untuk membina siswa dan remaja di dalam terang kebenaran Kristus. Soli Deo Gloria!

Ariel

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Ariel

 

ARTIKEL Fondasi bagi Kepemimpinan Kristiani

Carilah Tuhan dan dapatkan Dia. Jadikan Ia kuasa hidupmu. Tanpa diri-Nya, seluruh upaya kita akan menjadi debu dan matahari akan menjadi malam yang gelap. Tanpa Dia, hidup ini hanya merupakan drama tidak bermakna yang adegan-adegan pentingnya dilenyapkan. Tapi dengan Dia, kita akan mampu bangkit dari tengah malam keputusasaan menuju sukacita hari yang baru.

St. Agustinus berkata benar ketika mengatakan bahwa kita dicipta untuk Tuhan dan kita akan terus-menerus resah sampai kita menemukan perhentian di dalam-Nya. Kasihilah dirimu, bila itu berarti secara nalar, kesehatan, dan kepentingan moral kita. Kalian diperintahkan untuk melakukannya. Itulah sisi panjang kehidupan. Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Itulah sisi lebar kehidupan. Namun, jangan lupa ada perintah yang lebih utama, yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, seluruh jiwa, dan sepenuh akal budimu. Itulah sisi tinggi kehidupan. Bila melakukan hal itu, kamu akan menjalani hidup yang utuh.

Dalam kepemimpinan kristiani, dampak yang kuat biasanya berlandaskan pada siapa diri sang pemimpin, pengetahuan yang ia miliki, dan apa yang ia lakukan. Siapa diri seseorang ditentukan oleh hubungannya dengan Tuhan, pandangannya tentang dunia, nilai-nilai rujukannya, pengenalan atas potensinya, visinya tentang peran yang harus dimainkan pemimpin di dunia. Selain itu, dampak akan terkait pengetahuan dan keterampilannya, khususnya bagaimana ia terus-menerus memperbarui atau mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Di bawah ini akan diuraikan beberapa hal yang menjadi faktor dasar untuk menghasilkan dampak yang kuat.

a. Hubungan dengan Tuhan: Tahu Tempat

Day by day
Oh, Dear Lord
Three Things I Pray
To see Thee more clearly
To love Thee more dearly
To follow Thee more nearly
Day by day

Henry dan Richard Blackaby menyatakan bahwa keinginan dan rencana Tuhan pada dasarnya terfokus pada keakraban hubungan-Nya dengan kita. Tidak ada yang melebihi kerinduan-Nya kecuali kita mengalami hubungan yang indah dengan-Nya.

Leadership

Dengan demikian, maka pemimpin kristiani adalah orang yang menghasilkan dampak dalam hubungan antara orang di sekitarnya dengan Tuhan. Semakin orang-orang akrab dengan Tuhan, berarti ia merupakan seorang pemimpin yang berhasil.

Hal itu tidak akan terjadi bila sang pemimpin diikuti orang karena berbagai kelebihannya seperti kepandaiannya, tampilannya, relasinya, atau kekayaannya. Dampak tadi terjadi bila orang terinspirasi oleh keakraban sang pemimpin sendiri dengan Tuhan. Dampak itu terjadi karena Tuhan berkenan menggunakan sang pemimpin yang sudah akrab dengan-Nya sebagai saluran berkat.

Banyak buku dan petuah mengajarkan bagaimana pemimpin menghasilkan dampak yang diinginkan dan memeliharanya dalam hidup sehari-hari. Alkitab mencatat bahwa Rasul Paulus pada abad pertama menuliskan ajaran yang ia yakini dan mengirimkannya kepada jemaat purba di kota Roma. Antara lain dalam tulisannya ia menyatakan, "... siapa yang memberikan pimpinan hendaklah ia melakukannya dengan rajin ...."

Mengapa Paulus menulis demikian? Mengapa ia tidak menulis bahwa kepemimpinan sepatutnya dilakukan dengan penuh wibawa atau dengan cerdas agar berdampak kuat? Bukankah kita anggap semestinya kepemimpinan dilaksanakan dengan penuh iman?

Untuk memahaminya, kita perlu mengerti bahwa kepemimpinan adalah sebuah pelayanan yang khas. Dibandingkan dengan pelayanan konseling atau pendidikan dan penatalayanan, pelayanan kepemimpinan membutuhkan energi dan daya juang yang sangat tinggi. Sang pemimpin harus terus-menerus waspada, siap membuat terobosan, memelihara komitmen, keyakinan, karakter, keberanian, dan kreativitas di samping kebergantungan kepada Tuhan. Pemimpin juga harus menyatukan dan mengarahkan berbagai-bagai pelayanan yang ada di organisasi atau komunitasnya.

Hal ini tidak akan terjadi bila ia tidak melakukan segalanya dengan rajin. Rajin berarti bahwa ia bekerja lebih keras dari orang lain, lebih bersedia mengorbankan diri, dan lebih fokus dalam segala tindakannya. Rajin berarti ia terus-menerus belajar mengarahkan umat atau pengikutnya dengan benar. Rajin berarti juga ia terus-menerus berupaya mengenali kehendak Tuhan.

Seorang pemimpin yang bekerja keras menjadi teladan dalam penggunaan waktu, tenaga, dan sumber-sumbernya, tetapi dampak utamanya harus nyata dalam hidup spiritual orang lain.

Rajin dan bekerja keras berarti pemimpin tahu apa yang Tuhan percayakan kepadanya. Berarti juga tahu bagian yang harus ia pikul dan bagian yang menjadi kehendak Tuhan. Bila mampu mengenali kedua hal itu, seorang pemimpin dapat menjadi inspirasi.

Paulus menekankan kerajinan karena Paulus memahami bahwa dalam proses pelayanan ada urusan yang merupakan bagian Tuhan. Tuhan akan menangani berbagai hal. Namun, ada beban yang diberikan kepada manusia yang mengabdi kepada-Nya, terutama sebagai pemimpin. Jadi, ada hal-hal yang merupakan bagian Tuhan dan ada pula yang merupakan bagian manusia.

b. Pandangan tentang Dunia

Seorang pemimpin menyadari bagian tugasnya di dunia. Dengan atau tanpa karyanya, dunia akan terus berputar. Dengan atau tanpa karyanya, Tuhan akan mewujudkan rencana-Nya. Namun, Ia memberi tempat bagi manusia untuk ikut mengambil bagian di dalam rencana-Nya. Jadi, seorang pemimpin harus tahu batas. Ada batas untuk kuasa dan wewenangnya.

Satu hal penting yang perlu dipahami seorang pemimpin tentang dunia dan tugasnya dalam hidup adalah batas waktu. Tidak selamanya seorang pemimpin menjalankan tugas. Ia berada di antara pemimpin-pemimpin masa lalu dan masa mendatang. Ia memainkan peran dalam satu bagian kecil dari Kerajaan Allah dan sejarahnya.

Hal baik dan jitu ia lakukan pada masa lalu tidak berarti akan baik dan jitu untuk masa kini, apalagi masa depan. Karena itu, tugas dan ukuran sukses seorang pemimpin kristiani adalah lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang ia kembangkan. Bahkan, bila sang pemimpin baru bekerja dengan cara dan gaya yang beda, ia tidak perlu merasa kecil hati atau dipinggirkan. Ia sudah melakukan bagian yang merupakan tugasnya. Metodenya mungkin tidak lagi relevan untuk masa saat pemimpin yang baru.

Diambil dari:
Judul buku : Kamu Bisa Kenali! -- Cara Memimpin di Wilayah Diri
Judul bab : Prasyarat untuk Berdampak Positif
Judul asli artikel : Pondasi bagi Kepemimpinan Kristen
Penulis : Robby I. Chandra
Penerbit : Young Leaders Institute, 2009
Halaman : 81 -- 87
 

RENUNGAN Ubahlah Dunia

Steve Jobs adalah seorang jenius yang sangat kreatif dari perusahaan Apple Computer. Dia menantang John Sculley, pemimpin perusahaan Pepsi-Cola dengan sebuah pertanyaan, "John, apakah Anda ingin menghabiskan sisa hidup Anda dengan menjual air manis, atau Anda ingin sebuah kesempatan untuk mengubah dunia?" Jobs tahu bahwa seorang pemimpin sekelas Sculley akan sanggup mengangkat perusahaannya ke level yang sangat tinggi. Tantangan itu diajukan pada tahun 1983. Sculley pun menerima tantangan tersebut. Kemudian, mereka bekerja sama dengan membuat iklan yang sangat menarik. Dan, tidak beberapa lama, perusahaan Apple Computer pun bisa berkompetisi dalam percaturan dunia elektronik. Itu tidak akan terjadi kalau Sculley tidak menerima tantangan yang diajukan oleh Jobs.

Change the world

Yesus mengeluarkan tantangan kepada para nelayan yang sedang menebarkan jala dan yang sedang membereskan jala mereka. Tantangan untuk mengubah dunia! Dia menantang mereka dengan berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Sebagaimana Sculley, para nelayan itu pun tidak mau berlama-lama untuk menerima tantangan tersebut. Singkat cerita, segelintir orang biasa itu pun akhirnya mulai mengubah dunia. Awal pengubahan dunia itu terjadi pada hari Pentakosta. Tiga ribu orang lebih diubahkan oleh pemberitaan Injil mereka. Hari-hari berikutnya, sudah tidak dihitung lagi jumlah orang-orang yang rela untuk berubah. Hanya dikatakan, "Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan." Dunia sudah mulai berubah. Seiring berjalannya waktu, maka perubahan itu terjadi "sampai ke ujung bumi". Menarik untuk memperhatikan pendapat para kritikus tentang perubahan ini. "Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: 'Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari.'" Ini artinya, bagi orang-orang dunia, perubahan dunia yang positif itu merupakan perubahan yang negatif. Dengan kata lain, perubahan dunia yang dimaksudkan orang dunia tidak sama dengan perubahan dunia yang dimaksudkan Tuhan. Murid-murid Yesus mengikuti "jalurnya" Tuhan.

Hari ini, tantangan Yesus tetap berlaku. Yesus berkata, "Apakah selama hidupmu, kamu akan menjadi orang biasa saja? Maukah kamu mengubah dunia?" Mari kita menerima tantangan itu. Mungkin langkah kita terbatas, kita hanya bisa mengubah dunia di sekitar kita. Tidak masalah! Sebab, suatu hari kelak, ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, Dia akan mengubah seluruh dunia. Yang penting di sini adalah kesediaan kita untuk menjadi agen-agen perubahan itu. Sekalipun tantangan banyak, ada yang berupa filosofi, teologi, atau secara fisik, tetapi Tuhan akan menolong kita menyelesaikan misi perubahan dunia itu.

Diambil dari:
Judul buku : Manna Sorgawi, 30 Januari 2012
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta Utara
Halaman : 25
 
Stop Press! Publikasi e-Jemmi

e-JEMMi

Keselamatan dari Tuhan Yesus bukan hanya untuk seseorang atau suatu bangsa, tetapi untuk semua orang. Oleh karena itu, sebagai murid Kristus, kita pun harus memberitakan Injil keselamatan kepada semua bangsa. Apakah Anda juga rindu menjadi duta Kristus untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus? Kami mengajak Anda berlangganan publikasi e-JEMMi yang hadir untuk memperlengkapi Anda dengan berbagai bahan penginjilan yang berupa artikel, kesaksian, profil suku-suku terasing serta sumber misi dalam dan luar negeri. Kami juga mengundang Anda untuk bergabung dalam komunitas penginjilan kami untuk berbagi informasi dan doa terkait dengan misi. Anda ingin berlangganan silakan subscribe ke alamat "i-kan-misi".

Informasi:

Facebook    Twitter    Situs Misi

Tunggu apa lagi? Segeralah bergabung sekarang juga!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org