Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/758

e-BinaAnak edisi 758 (19-7-2017)

Hari Anak Nasional (I)

e-BinaAnak -- Edisi 758/Juli/I/2017
 
Hari Anak Nasional (I)
e-BinaAnak -- Edisi 758/Juli/I/2017
 

e-BinaAnak

Salam kasih,

Bulan ini, kita memperingati hari Anak Nasional. Hari tersebut mengingatkan kita, baik sebagai orangtua maupun pelayan anak, tentang tanggung jawab dan peran serta kita untuk menjadi teladan serta petunjuk jalan bagi generasi penerus bangsa. Sudahkah para generasi penerus tersebut memiliki pengenalan Allah yang benar?

Sajian artikel kami kali ini diharapkan dapat mengajak kita untuk ikut serta dalam melestarikan iman yang benar kepada anak layan kita. Kami juga menyajikan bahan mengajar tentang Yesus Sang Anak Domba Allah, yang bertujuan membantu anak layan kita mengerti apa arti Anak Domba Allah dan percaya kepada Yesus Sang Anak Domba Allah. Selamat melayani!

Tika

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Rostika

 

MUTIARA GURU

<a target='_blank' href='http://alkitab.mobi/?Amsal+23:24-25, '>Amsal 23:24-25</a>, AYT

 

ARTIKEL Akankah Generasi Berikutnya Tahu?

Ayat Alkitab: Hakim-Hakim 2:6-14

"Yosua pun melepaskan bangsa itu pergi. Lalu pergilah orang Israel, masing-masing ke milik pusakanya, untuk mewarisi negeri itu. Beribadahlah bangsa itu kepada TUHAN di sepanjang zaman Yosua dan di sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama sesudah masa sesudah Yosua, yang melihat seluruh perbuatan TUHAN yang besar, yang dilakukan-Nya bagi bangsa Israel. Matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, pada usia 110 tahun. Mereka menguburkannya di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di Pegunungan Efraim, di sebelah utara Gunung Gaas. Namun, setelah seluruh keturunan itu dikumpulkan dengan nenek moyangnya, muncullah keturunan yang lain sesudah mereka, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan-Nya bagi orang Israel. Keturunan Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan beribadah kepada Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah dari nenek moyang mereka yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Lalu, mereka mengikuti allah lain yaitu allah dari bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka dan sujud menyembahnya sehingga membangkitkan amarah TUHAN. Mereka meninggalkan TUHAN dan berbakti kepada Baal dan Asytoret. Lalu, bangkitlah amarah TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke tangan para perampok dan menjual mereka ke tangan musuh-musuh di sekelilingnya, sehingga mereka tidak sanggup lagi bertahan di hadapan musuh-musuhnya."

Sebuah Firman untuk Kita Semua

Saya ingin berbicara pagi ini atas nama anak-anak: anak-anak dalam keluarga gereja kita dan anak-anak yang belum lahir. Mereka tidak bisa berbicara sendiri, dan Allah telah berbicara bagi mereka.

Gambar: Anak-anak

Dan, saya ingin menerapkan apa yang Tuhan telah katakan bagi anak-anak kepada keluarga gereja kita. Saya tahu bahwa beberapa dari Anda tidak memiliki anak dan tidak akan pernah. Orang lain memiliki anak-anak yang bertumbuh. Namun demikian, saya berbicara kepada Anda semua karena sangat penting bahwa apa yang Tuhan katakan tentang anak-anak menjadi bagian dari pandangan Kristen kita bersama mengenai hidup. Adalah penting bahwa orangtua tahu apa yang Tuhan katakan tentang anak-anak, dan bahwa anak-anak tahu apa yang Tuhan katakan tentang zaman; bahwa laki-laki akan tahu firman untuk wanita, dan wanita tahu firman untuk laki-laki; bahwa orang kaya tahu firman untuk orang miskin, dan orang miskin tahu firman untuk orang kaya; dan seterusnya. Karena segala sesuatu yang Tuhan katakan untuk kebaikan satu kelompok akan membentuk cara kelompok lain hidup dalam kaitannya dengan kelompok itu. Dan, setiap kelompok harus membantu dalam pelestarian dan transmisi semua wahyu Allah kepada generasi berikutnya. Jadi, meskipun saya berbicara bagi anak-anak dan berbicara terutama kepada orangtua dan para calon orangtua, firman itu diperlukan bagi kita semua.

Generasi yang Tidak Mengenal Tuhan

Yosua meninggal ketika ia berusia 110 tahun, menurut Hakim-Hakim 2:8, ia telah membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian Kanaan, telah memimpin mereka melalui banyak kemenangan, dan telah menetapkan mereka contoh yang baik tentang iman kepada Allah. Setelah kematiannya, orang lain dari generasinya hidup untuk sementara waktu, tetapi kemudian mereka juga mati. Sementara mereka hidup, orang-orang Israel melayani Allah dengan setia karena kenangan mengenai kebesaran-Nya dipertahankan. Ayat 7 mengatakan, "Beribadahlah bangsa itu kepada TUHAN di sepanjang zaman Yosua dan di sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama sesudah masa sesudah Yosua, yang melihat seluruh perbuatan TUHAN yang besar, yang dilakukan-Nya bagi bangsa Israel". Sementara kenangan akan kebesaran Allah dan pekerjaan yang Dia lakukan untuk Israel masih hidup, orang-orang tetap beribadah kepada Allah.

Akan tetapi, ayat 10 mengatakan bahwa setelah kematian Yosua dan orang-orang yang telah melihat perbuatan Tuhan yang hebat, "muncullah keturunan yang lain sesudah mereka, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan-Nya bagi orang Israel". Dan, hasil dari ketidaktahuan ini diberikan dalam ayat 11, "Keturunan Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan beribadah kepada Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah dari nenek moyang mereka yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir". Dan kemudian, ayat 14 menjelaskan respons ilahi terhadap penyembahan berhala ini. "Lalu, bangkitlah amarah TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke tangan para perampok."

Singkatnya, ada urutan seperti ini: pertama, orang-orang menghormati dan melayani Allah yang benar karena Yosua dan generasinya tetap menghidupkan kenangan tentang perbuatan Allah yang perkasa di antara orang-orang itu. Kedua, generasi baru muncul yang karena beberapa alasan tidak mengenal Allah atau perbuatan-Nya bagi Israel. Ketiga, generasi baru ini meninggalkan ibadah yang benar dan berbalik kepada allah lain. Dan akhirnya, Tuhan membawa penghakiman murka-Nya atas mereka. Tiga pelajaran bagi kita yang saya ingin tarik keluar dari teks ini adalah sederhana, tetapi sangat diperlukan. Pertama, ketika pengenalan akan Tuhan dilestarikan dalam sebuah komunitas, terutama oleh mereka yang secara pribadi telah mengalami kuasa Tuhan, iman pun dipelihara dan ketaatan menjadi berkembang.

Gambar: Orangtua mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah melalui Alkitab.

Kedua, jika kita orangtua membiarkan anak-anak kita bertumbuh tanpa pengenalan akan Allah, kita tidak hanya menyebabkan ketidaktahuan mereka dan ketidakpercayaan, tetapi juga kehancuran mereka. Ketiga, oleh karena itu, adalah tugas mulia dari semua orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah dan karya keselamatan-Nya sehingga generasi berikutnya akan mengetahuinya dan diselamatkan.

Karena dua pelajaran pertama ini mengarah ke pelajaran yang terakhir, inilah yang terutama saya ingin bicarakan. Adalah kehendak Allah bahwa orangtua bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mereka mengenai apa yang telah diungkapkan Allah tentang diri-Nya sendiri. Kitalah para orangtua yang memiliki tanggung jawab pertama dan terutama untuk melihat bahwa anak-anak kita berpikir dengan benar tentang Tuhan. Sekolah terpenting yang seorang anak harus hadiri adalah rumah. Dan, guru teologis yang paling berpengaruh yang harus dimiliki adalah ayah dan ibu.

Kesaksian Alkitab untuk Orangtua

Pertama, saya ingin memberikan beberapa bukti yang lebih alkitabiah tentang nasihat ini kepada orangtua, dan kemudian mencoba untuk menjawab beberapa keberatan umum. Teks yang paling penting dari Perjanjian Lama Ulangan 6:4-9. Perintah yang paling penting dalam seluruh Alkitab Yahudi: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN adalah Allah kita. TUHAN adalah satu. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu". Yesus mengatakan bahwa itu adalah hukum yang utama dan yang pertama. Dan, setiap orang Yahudi tahu, sama seperti saya ingin kalian semua tahu, apa yang datang berikutnya dalam teks besar ini. "Ingatlah selalu perintah-perintah yang kusampaikan kepadamu hari ini. Kamu harus mengajarkan semuanya itu terus-menerus kepada anak-anakmu." Tugas utama orangtua setelah mengasihi Allah adalah menyimpan firman Allah dalam hatinya dan mengajarkannya kepada anak-anaknya.

Selengkapnya baca di:
http://pepak.sabda.org/akankah_​generasi_​berikutnya_​tahu

Semoga Allah memenuhi keluarga kita dengan sukacita ini pada tahun-tahun mendatang. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : http://www.desiringgod.org/messages/will-the-next-generation-know
Judul asli artikel : Will the Next Generation Know?
Penulis artikel : John Piper
Tanggal akses : 4 Januari 2017
 

BAHAN MENGAJAR Yesus Sang Anak Domba Allah

Gambar: Yesus

Yohanes 1:29-34

Tujuan: Anak mengerti apa arti Anak Domba Allah dan percaya kepada Yesus, Sang Anak Domba Allah.

Alur:

Aktivitas pertama: warnai gambar Yohanes pembaptis yang sedang menunjuk pada Yesus.

Lagu pembuka: "Tanganmu ke Depan"

"Coba siapa yang bisa menunjukkan tangannya? Kalau kakinya? Kalau badannya? Iya, kita punya badan yang lengkap, kita mau mengucap syukur, Yuk kita nyanyi 'Tanganmu ke Depan'!"

Doa Pembuka

Lagu: "Pujilah Nama Tuhan, Mainkan dengan Musik"

"Iya, selain menggunakan tubuh kita, kita juga bisa memuji nama Tuhan lewat musik lho! Yuk, kita memuji dia dengan alat musik!"

Lagu: "God is So Good/Allah Baik"

"Kenapa kita memuji nama Tuhan? Karena, Tuhan kita sangat baik sama kita!" Sebutkan kebaikan-kebaikan Tuhan di hidup kita! "Mari kita nyanyi God is So Good/Allah Baik."

Cerita

"Adik-adik, ada seorang bapak-bapak, pekerjaannya adalah membaptis. Dia ini luar biasa lho! Kenapa? Adik-adik tahu makanannya apa? Ia makan belalang dan minum madu! Wah, coba tebak siapa dia? Benar, dia adalah Yohanes Pembaptis. Ia mengajar banyak orang, ia mengatakan bahwa akan ada seorang Anak Domba Allah yang datang untuk kita semua. Ha? Anak Domba Allah? Iya, pada zaman dahulu, bila kita nakal, kita harus memberikan persembahan untuk Tuhan dalam bentuk anak domba. Wah, repot juga ya!

Kata Pak Yohanes, Anak Domba Allah ini adalah orang yang sangat baik, ia mengasihi semua orang dan ia juga bisa bermukjizat. Wah ... kira-kira siapa ya? Murid-murid Pak Yohanes mengatakan bahwa pasti Pak Yohanes adalah Anak Domba Allah itu! Akan tetapi, Pak Yohanes berkata, "Bukan, bukan aku! Tapi Dia!" Lihat, siapa Dia? Oh ... itu Tuhan Yesus. 'Dia adalah Anak Domba Allah, Dia sangat baik dan sangat luar biasa! Jadi bila kita berdoa, kita berdoa kepada-Nya! Bila kita kesusahan, kita datang kepada-Nya. Dia sangat sayang sama kita lho! Dia mau menebus dosa kita!' kata Pak Yohanes.

Adik-adik, siapa yang mau percaya pada Tuhan Yesus? Ya ... kita semua mau percaya pada Tuhan Yesus! Karena Tuhan Yesus kita sangat baik!"

Ajak anak menyanyikan lagu "God is So Good/Allah Baik" lagi.

Doa

Aktivitas: Minta anak menempel gambar di tembok di antara gambar Yohanes dan Yesus. Di gambar tersebut, ada enam kotak seperti batu bata yang ada di antara Yohanes dan Yesus. Minta anak mengurutkan keenam gambar dan tempel. Urutannya adalah mata, domba, lingkaran, penghapus, hati yang berbintik, dan bumi. Gambar-gambar tersebut artinya adalah "Lihatlah (mata) Anak Domba (domba) Allah (lingkaran), yang menghapus (penghapus) dosa (hati yang berbintik) dunia (bumi)!" (Yohanes 1:29b). Minta anak agar mengelem ujung atas gambar saja agar di balik gambar bisa ditulisi arti gambar. Bentuknya akan seperti jendela yang dibuka ke atas.

Persembahan

Doa Penutup

Aktivitas

Buat gambar Yohanes sedang menunjuk pada Yesus, di antara kedua gambar tersebut, ada dinding yang terbuat dari batu bata berukuran 3 x 3 cm sebanyak enam kotak tersusun ke bawah (jumlah per baris bisa dikreasikan).

Buat enam gambar berukuran 3 x 3 cm, fotokopi di kertas warna. Gambar-gambar terdiri dari gambar mata, domba, lingkaran, penghapus, hati yang berbintik, dan bumi.

Aktivitas pertama adalah mewarnai gambar Yohanes menunjuk Yesus, aktivitas kedua adalah menempel keenam gambar sesuai urutan.

Aktivitas untuk kelas 3 SD &mdash, 6 SD adalah menempel puzzle gambar Yohanes menunjuk Yesus dan menuliskan ayat Yohanes 1:29b di bawah gambar.

Diambil dari:
Nama situs : Siap Mengajar Sekolah Minggu
Alamat situs : http://siapajarsekolahminggu.blogspot.co.id/2009/01/yesus-sang-anak-domba-allah.html
Judul asli artikel : Yesus Sang Anak Domba Allah
Penulis artikel : Guru Sekolah Minggu GKI Ngupasan Yogyakarta
Tanggal akses : 10 Juli 2017
 
Stop Press! BERGABUNGLAH DALAM DISKUSI "MENGAJAR SEPERTI YESUS" DI FACEBOOK GRUP E-BINAANAK!

Facebook Bina Anak

Yesus adalah seorang yang ahli menanamkan kebenaran rohani kepada para pengikut-Nya. Yesus menggunakan tiga komponen penting dalam mengajar, ketiga komponen ini bisa kita terapkan pula ketika kita melakukan pemuridan. Apa saja komponen itu, dan bagaimana kita menerapkannya dalam konsep pemuridan? Menyambut Hari Anak Nasional, redaksi e-BinaAnak akan mengadakan diskusi dengan tema "Mengajar Seperti Yesus: Tiga Cara Efektif dalam Memuridkan" di Facebook Grup e-BinaAnak. Diskusi akan dimulai pada 24 Juli s/d 4 Agustus 2017. Peserta dibatasi 20 orang. Jadi, tunggu apa lagi? Mari bergabung bersama kami.

Segera daftarkan diri Anda di:

Fan page e-BinaAnak
Grup e-BinaAnak
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Rostika, Davida, Amidya, dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org