Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/740

e-BinaAnak edisi 740 (12-10-2016)

Teknologi Mobile dan Pelayanan Sekolah Minggu (I)

e-BinaAnak -- Edisi 740/Oktober/I/2016
 
Teknologi Mobile dan Pelayanan Sekolah Minggu (I)
e-BinaAnak -- Edisi 740/Oktober/I/2016
 

e-BinaAnak

Salam sejahtera,

Memasuki era teknologi mobile, apa saja yang menjadi tantangan bagi para pelayan anak? Mungkin jawaban kita akan bervariasi, tetapi akan ada satu tantangan yang sama, yaitu bagaimana memanfaatkan teknologi mobile untuk membawa anak-anak mengenal Tuhan dan kebenaran-Nya? Hal inilah yang akan menjadi fokus edisi e-BinaAnak sepanjang bulan Oktober ini.

Dalam edisi minggu ini, kita akan membahas tentang respons dasar seorang pelayan anak terhadap perkembangan teknologi mobile. Bagaimana para generasi digital native yang kita layani dapat menggunakan gawai mereka untuk memuliakan Tuhan, tergantung dari cara kita menggunakannya pula. Simak pula bahan mengajar yang dapat memberikan referensi untuk persiapan Natal disertai dengan contoh penggunaan smartphone yang sangat sederhana untuk memperdalam cerita. Kiranya menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.

Davida

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida

 

ARTIKEL Pentingnya Respons Pelayan Anak pada Era Teknologi Mobile Ditulis oleh: Rostika

Jika Anda ingin melihat dunia pada masa depan, lihatlah setiap anak yang ada di sekitar Anda. Segala hal yang mereka terima dan alami saat ini merupakan cikal bakal dunia masa mendatang. Bagaimana mereka merespons orang lain, memakai teknologi dalam kehidupannya, bahkan bagaimana mereka memandang Tuhan, tergantung dari cara kita membentuk mereka. Dunia masa depan sedang dibentuk di dalam pikiran mereka. Namun, yang ikut mengambil bagian terbesar dalam pembentukan tersebut justru bukanlah mereka, melainkan kita.

Gadget

Bagaimana respons Anda ketika melihat seorang anak mengemis di pinggir jalan? Atau, apa yang akan Anda perbuat jika melihat seorang anak yang dengan sengaja diberi sebuah gadget supaya ia bisa diam dan tidak memedulikan keadaan sekitarnya? Bagaimana dengan seseorang yang tidak sengaja membuat Anda terjatuh saat Anda sedang berada di jalan? Apakah reaksi yang biasanya Anda berikan saat hal-hal tersebut terjadi? Ingatlah, ketika anak melihat setiap reaksi Anda, mereka akan meresponsnya dengan melakukan reaksi yang sama ketika mereka sedang dalam posisi Anda. Beberapa waktu yang lalu, saya melihat sebuah ilustrasi menarik dari YouTube dengan judul "Children see, children do". Video berdurasi 1 menit 48 detik ini memperlihatkan reaksi anak-anak yang akan menyalin segala yang dilihatnya dari orang-orang terdekat sebagai pengalaman wajar untuk mereka terapkan. Oleh sebab itu, setiap respons yang diberikan dunia saat ini (atau lebih tepatnya, respons kita) kepada mereka adalah benih-benih yang akan tumbuh dan saling terkait satu dengan yang lain dan menjadi bagian dasar dari dunia mereka pada masa depan.

Salah satu hal terdekat saat kita membicarakan tentang kehidupan anak-anak pada zaman sekarang adalah keberadaan teknologi mobile. Setiap anak yang lahir pada tahun 2000 ke atas, tentu tidak akan canggung saat mereka disodori sebuah gawai, baik itu dalam bentuk smartphone, tab, smartwatch, dsb. Bagi mereka, teknologi digital bukanlah hal baru yang membuat mereka harus membaca buku panduan untuk mempelajarinya. Dalam dunia mereka, itu sudah merupakan bagian kehidupannya. Android, iOS, dan platform-platform yang lainnya sudah bukan hal asing yang harus dipertanyakan. Bahkan, YouTube dan Google pun sudah menjadi teman mainnya semasa kecil yang akan memberikan segala informasi yang mereka inginkan. Karenanya, jangan heran saat mereka lebih memprioritaskan gawainya untuk terus on atau kuota internet yang terus ada (sampai-sampai mencari Wi-Fi gratis), daripada kebutuhan lain yang bagi orang-orang di atasnya (orang-orang tua) adalah kebutuhan dasar.

Gadget dan Pertumbuhan Rohani

Lalu, bagaimana dengan pandangan mereka terhadap keberadaan Tuhan? Apakah kita juga harus ikut bertanggung jawab tentang hal itu? Ya. Setiap perilaku kita merupakan cerminan bagi mereka tentang bagaimana sikap dunia melihat keberadaan Tuhan. Contoh kecil yang paling sering kita jumpai adalah pemakaian teknologi (khususnya smartphone) di dalam pelayanan. Kelekatan mereka dengan smartphone seakan-akan harus terpisahkan saat mereka berada di gereja. Hal ini membuat mereka terlatih untuk tidak melihat teknologi sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang seharusnya juga dipakai untuk memuliakan nama-Nya. Di sinilah, kita dapat memberikan cerminan bahwa teknologi seharusnya dikembalikan kepada Tuhan.

Bagi Anda yang adalah pelayan anak, memanfaatkan smartphone mereka dalam pelayanan sekolah minggu bukanlah hal yang tidak mungkin, bahkan sangatlah masuk akal dan memungkinkan pada era mobile ini. Anda dapat membiasakan mereka untuk membuka Alkitab melalui gawainya. Membuat kuis daring (online) di media sosial (medsos) dan meminta mereka menjawabnya dalam durasi waktu yang sudah ditentukan. Mengajak mereka belajar memberikan kesaksian dengan membuat video pendek tentang kebaikan Tuhan dalam kehidupan mereka, kemudian diunggah ke YouTube dengan channel tersendiri. Atau, dengan membuat grup pada platform chat tertentu untuk membaca Alkitab bersama-sama. Wah, begitu banyak ide yang bisa kita terapkan untuk melibatkan gawai anak-anak dalam sekolah minggu. Dengan memberikan kebiasaan seperti pada contoh-contoh tersebut, kita secara tidak langsung sedang memperkenalkan teknologi sebagai salah satu cara untuk mengenal Tuhan dan memuliakan nama-Nya.

Memang, akan ada pendapat bahwa toh di negara Indonesia tidak semua anak memiliki HP, toh masih banyak anak di pedesaan, bahkan di pedalaman, yang tidak punya akses untuk HP, bahkan internet. Jadi, belum terlalu perlu bagi para pelayan anak untuk terlalu memikirkan tentang penggunaan teknologi mobile dalam sekolah minggu. Besok akan ada waktunya. Saat ini, saya tidak hanya bicara tentang hari ini, saya berbicara tentang 3, 5, hingga 10 tahun mendatang. Apakah kita tidak perlu mempersiapkannya ketika tiba saatnya anak-anak kita di pedalaman pun akan hidup sesuai natur mereka, yaitu generasi digital native? Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi?

Namun, tanggung jawab ini tidak hanya berlaku pada pelayan anak saja. Orangtua, hamba Tuhan, anggota tubuh Kristus, saat kita melihat seorang anak di sekitar Anda, baik dikenal maupun tidak, Anda sudah terlibat untuk memikul tanggung jawab yang sama, yaitu melayani digital native, generasi masa depan gereja pada era digital ini. Children see, children do. Sudahkah kita memberikan respons atau benih yang benar kepada mereka untuk menjadi generasi mobile yang memuliakan Tuhan? Salam IT 4 God!

Sumber bacaan:

 

BAHAN MENGAJAR Bercerita tentang Yesus Lewat Nyanyian

Ayat Alkitab: Lukas 2:8-20

1. Cerita

(Cerita ini menggunakan alur mundur, usahakan bercerita dengan berganti-ganti resonansi suara).

"Bu ... apa Ibu mendengar suara orang bernyanyi-nyanyi di luar sana?"

"Nggak ... emmmmmmmmmmm eh iya iya!! Aku mendengar suara itu, tetapi sepertinya dari jauh, Pak ...!"

"Iya ..., tetapi semakin mendekati rumah kita, Bu. Coba dengar lagi .... Psssssssssssst!!"

"Suaranya berapa orang ya, Pak?" (masih dengan suara berbisik)

"Sepertinya suara orang banyak, Bu ... bukan satu orang."

"Mungkin orang gila! Malam-malam begini, kok nyanyi-nyanyi. Aneh ...!"

"Gila gimana sih, Bu? Masa gila kok memuliakan nama Tuhan. Coba dengar apa yang mereka nyanyikan."

Kelahiran Yesus

Terdengar suara itu semakin mendekat ke rumah mereka. "Puji Tuhan! Hari ini, telah lahir Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud ini, di Betlehem ini! Sungguh luar biasa indah ... indah ... Juru Selamat telah lahir, dibungkus kain lampin ... terbaring di palungan. Malam yang sangat indah!"

"Aku belum pernah mendengar nyanyian yang kata-katanya seperti itu. Sungguh aneh, siapa sih mereka itu?"

"Kalau ingin tahu, ya kita tengok saja di jendela, Bu."

"Eh, dari cara berpakaian mereka sepertinya mereka itu gembala-gembala. Mereka akan berjalan ke mana itu, Pak?"

"Ya, kalau dilihat arahnya, sepertinya mereka akan kembali ke padang penggembalaan mereka, Bu."

"Iya benar, eh lihat, Pak, tetangga sebelah kanan dan kiri juga pada membuka jendelanya semua. Mungkin mereka juga penasaran sama nyanyian-nyanyian itu."

"Ya sudah, Bu ... besok saja cari tahu apa ada bayi yang lahir yang dibaringkan di palungan itu. Kalau betul, berarti gembala itu mengira bayi itu Juru Selamat, tetapi kalau tidak ada bayi yang lahir, ya berarti gembala-gembala itu mengawur."

Keesokan harinya, ibu-ibu berkumpul. "Kemarin mendengar suara nyanyian para gembala, ya?" "Iya, lewat kok di depan rumahku. Suara mereka cukup keras, sampai-sampai aku terbangun!"

Memangnya ada bayi lahir di palungan gitu seperti yang mereka nyanyikan dalam lagunya?"

"Iya, Pak Yusuf dan Bu Maria adalah sepasang suami istri yang jadi tamu di penginapan milikku, tetapi karena sudah penuh semua kamar, terpaksa aku beri tempat di kandang belakang. Bu Maria saat datang memang sedang hamil besar dan sepertinya sudah waktunya melahirkan. Dan, benar juga, akhirnya bayinya pun lahir dan dibaringkan dalam palungan itu."

"Ohhhhhh ...."

"Aku juga melihat gembala-gembala itu datang kemarin malam di penginapan itu, menengok bayi yang masih merah itu. Mereka memang menceritakan bahwa mereka baru saja menonton konser malaikat yang memberitakan kelahiran Juru Selamat dengan tanda kain lampin dan palungan itu."

"Oh, ya? Mengherankan sekali ya?"

"Iya, kami semua kemarin malam juga terheran-heran dengan kedatangan para gembala itu. Mereka sangat bersukacita sekali, dan kudengar mereka menyanyi-nyanyi di sepanjang jalan kembali ke padang."

"Mungkinkah bayi kecil itu Juru Selamat?"

Penduduk Betlehem terheran-heran akan nyanyian para gembala itu. Namun, Maria yang juga mendengar cerita para gembala itu, merenungkan semua itu di dalam hatinya. Yesus adalah Juru Selamat dunia yang telah diberitakan oleh para gembala lewat nyanyian mereka. Maukah kalian selalu senang memuji Tuhan lewat nyanyian? Jika ya, yakinlah, nyanyian kalian yang memuliakan nama Tuhan akan terdengar oleh orang-orang di sekitar kalian, termasuk bagi mereka yang belum mengenal TUHAN. Lewat nyanyian itu, mereka bisa mendengar tentang kasih TUHAN.

2. Aktivitas

Merekam suara nyanyian dengan HP dan memutarnya kembali.

3. Alat Peraga

HP, kostum gembala, tongkat, ikat kepala, dll.

4. Ayat Hafalan

Mazmur 40:3, "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita!"

Diambil dari:
Nama situs : Roy Hobb Damanik (Anak Siakkangan)
Alamat URL : http://adekkutamsyur.blogspot.co.id/2013/10/tugas-bahancerita-sekolah-minggu.html?m=1
Judul asli artikel : Bercerita tentang Yesus Lewat Nyanyian
Penulis artikel : Roy Damanik
Tanggal akses : 3 Oktober 2016
 
Stop Press! Bergabunglah dalam Kelas PESTA Online - Kelas Natal

Promosi Kelas Natal

Natal bukan sekadar perayaan dan sukacita merayakan kelahiran sang Penebus. Natal adalah perayaan momen saat Allah Mahatinggi dan Mahasuci turun ke bumi untuk melayani dan menebus manusia yang berdosa. Bagaimana kita dapat memaknai Natal sesuai dengan kebenaran firman Tuhan? Bergabunglah dalam kelas Natal untuk tahun 2016 ini. Pendaftaran peserta kelas Natal 2016 sudah dibuka dan kelas diskusi akan berlangsung pada bulan November/Desember 2016. Peserta kelas Natal dari periode sebelumnya sudah merasakan berkat dari kelas ini. Mereka mendapatkan peningkatan pemahaman dan pengertian yang benar tentang hakikat Natal sehingga makin bersyukur akan kasih Allah yang begitu berharga melalui peristiwa Natal. Bagaimana dengan Anda?

Silakan hubungi Kusuma untuk mendaftarkan diri. Jangan lupa untuk mencantumkan subjek email [DAFTAR -- KELAS NATAL].

Informasi:
Situs PESTA
kusuma@in-christ.net
PESTA
@sabdapesta
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst( 'Recip.EmailAddr ').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Davida, Rostika, dan Elly
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org