Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/633

e-BinaAnak edisi 633 (24-4-2013)

Pembinaan Karakter Usia Dini (IV)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (IV)
633/April/IV/2013

Shalom,

Setiap guru sekolah minggu (SM) mempunyai tanggung jawab terhadap 
pertumbuhan karakter anak-anak yang dilayaninya. Hal ini bukanlah 
pekerjaan yang mudah karena guru SM harus bisa memberi teladan yang 
benar, sesuai ajaran Kristus. Melalui Alkitab, kita bisa memberikan 
pelajaran karakter yang tercermin dari kehidupan Tuhan Yesus dan 
beberapa tokoh Alkitab yang lainnya. Mari kita jadikan anak-anak SM 
menjadi pahlawan-pahlawan untuk kemuliaan Tuhan! Selamat menyimak 
sajian e-BinaAnak kali ini. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Keberhasilan hidup bagi Kristus tercapai ketika mata kita terus 
tertuju kepada-Nya. 
(Anonim)


                 BAHAN MENGAJAR: AKU SIAP JADI PAHLAWAN

Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:3-6; Matius 27:39-56

Ayat hafalan
1. "Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa." 
   Mazmur 60:14a
2. "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus 
   Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan 
   dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia 
   berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:3-4 TB)

Tujuan pelajaran: Supaya anak siap menjadi pahlawan.

Indikator:
1. Anak dapat menceritakan sifat-sifat seorang pahlawan.
2. Anak dapat menyebutkan siapa saja pahlawan dalam Alkitab.
3. Anak dapat mendaftarkan perbuatan yang membuktikan sifat 
   kepahlawanan.
4. Anak dapat membuat pilihan tindakan yang akan dilakukan sebagai 
   bukti bahwa dirinya adalah seorang pahlawan.

Kunci jawaban:
Nama pahlawan: Ester; Daud, Yusuf; Yesus; Rahab.
Nama yang ditemukan: Maria.
Mengapa disebut pahlawan? Karena telah membuat anak-anak tersenyum di   
tempat pengungsian, di mana tidak semua orang mau melakukannya.

Persiapan mengajar:
1. Berdoalah supaya melalui pelajaran ini, anak-anak dibentuk Tuhan 
   menjadi pahlawan dalam kehidupan mereka setiap hari.
2. Berdoalah supaya melalui pelajaran hari ini, anak-anak dapat 
   meneladani sifat-sifat para pahlawan.
3. Berdoalah supaya pengajaran Saudara berkuasa dan menjadi berkat 
   bagi semua murid, sehingga mereka tertantang untuk menjadi 
   pahlawan.

Penjelasan ayat:
Alkitab dipenuhi dengan banyak kisah tentang para pahlawan. Ayat-ayat 
yang diselidiki pada kegiatan hari kelima ini hanyalah sebagian kecil 
saja. Ada banyak kisah kepahlawanan dalam Alkitab, yang dapat menjadi 
teladan bagi anak madya supaya mereka siap menjadi pahlawan.

Dalam 2 Timotius 2:3-6, Paulus membekali Timotius dengan nasihat 
bagaimana seharusnya seorang pekerja Kristus bersikap. Ada tiga 
gambaran yang Paulus berikan:
1. Gambaran tentara. Seorang tentara tidak memusatkan perhatiannya 
   pada dirinya sendiri. Ia disiplin dan patuh kepada atasan.
2. Gambaran atlet. Seorang atlet bertanding sesuai peraturan yang 
   sudah ditetapkan. Ia tak bisa mengubah peraturan seenak hatinya 
   sendiri. Untuk itu, ia harus menyangkal diri demi mengikuti 
   disiplin yang diterapkan.
3. Gambaran seorang petani. Petani adalah seorang pekerja keras. Ia 
   harus memelihara benih yang sudah ditanam dengan tekun. 
   Pekerjaannya membosankan karena ia harus melakukan hal yang sama 
   setiap hari, yakni menyiram dan merawat tanaman jika ingin menuai 
   hasil yang baik kelak.

Itulah tiga gambaran karakter yang harus dimiliki seorang Kristen. 
Setiap karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan jika ingin 
berhasil. Tentara yang mundur sebelum perang berakhir tak akan melihat 
kemenangan. Atlet yang berhenti bertanding sebelum pertandingan 
berakhir, tak akan pernah meraih medali. Dan, petani yang berhenti 
bekerja sebelum musim panen dimulai, tak akan pernah menuai hasil. 
Demikianlah mereka sangat berjasa di bidangnya masing-masing, dan 
menjadi pahlawan bagi kepentingan banyak orang.

Matius 27:39-56 menjelaskan tentang kepahlawanan Yesus. Yesus menjadi 
contoh nyata bagi setiap orang yang siap menjadi pahlawan. 
Kepahlawanan-Nya sudah terbukti ketika Yesus mati di kayu salib untuk 
semua manusia.

Kisah ini menjelaskan penderitaan yang Yesus alami. Tak ada manusia 
biasa mampu seperti Yesus menanggung penderitaan fisik yang begitu 
kejam, penderitaan karena penolakan orang-orang yang dikasihi-Nya, dan 
penderitaan rohani ketika Allah memperlakukan Dia sebagai orang 
berdosa. Yesus rela menanggung semua itu demi menaati kehendak Allah 
dan kasih-Nya kepada manusia.

Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman mati yang paling sadis 
yang pernah diciptakan manusia. Tujuan penyaliban adalah membuat 
terhukum mati perlahan-lahan dalam penderitaan yang tak tertahankan. 
Berbagai penyiksaan, baik sebelum maupun selama penyaliban, harus Ia 
tanggung (ayat 27-37). Penderitaan penolakan yang Yesus tanggung 
berasal dari para lawan-Nya maupun orang banyak yang dulu pernah 
menikmati pelayanan kasih-Nya (ayat 39-44). Jurang terdalam 
penderitaan rohani Yesus adalah ketika Ia berteriak, "Allah-Ku, Allah-
Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (ayat 45-46). Tak seorang pun 
mampu menyelami penderitaan yang Yesus alami itu.

Kedahsyatan penderitaan Yesus terungkap dalam berbagai gejala alam dan 
kejadian mengerikan, yakni langit menjadi gelap, kubur terbuka, gempa 
bumi, dan tercabiknya tabir Bait Suci yang memisahkan ruang kudus dan 
ruang mahakudus. Gejala-gejala ini menyatakan bahwa segenap realitas 
ciptaan Allah terguncang oleh dahsyatnya kematian Yesus. Namun, 
penderitaan Yesus ini membuahkan hasil yang tak mungkin dapat manusia 
impikan sebelumnya. Kekuatan dosa dan maut telah dihancurkan oleh 
kematian Yesus. Sejak saat itu, manusia tidak perlu lagi hidup jauh 
dari Allah. Manusia dapat berhubungan dengan Allah oleh karena 
kematian Yesus di kayu salib. Yesus telah menjadi pahlawan sejati 
untuk semua manusia di dunia ini.

Melalui pelajaran ini, kita dapat mengajarkan kebenaran kepada murid-
murid bahwa:
1. Setiap orang dapat menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing.
2. Untuk dapat menjadi pahlawan, setiap orang harus memiliki karakter 
   yang rela berkorban dan penuh kasih seperti Yesus; terus berjuang 
   dan tak pernah putus asa seperti seorang petani dan atlet; harus 
   senantiasa menaati Tuhan dalam setiap hal dan tidak pernah 
   memikirkan penghidupannya sendiri seperti seorang prajurit.
3. Murid-murid dapat menjadi pahlawan dengan memiliki karakter-
   karakter seorang pahlawan.

Media Pelajaran:
1. Gambar salib/Yesus yang disalib.
2. Jika ada, siapkan gambar seorang petani, atlet, dan tentara.
3. Buatlah tulisan kata "Pahlawan" di papan tulis.
4. Siapkan daftar tulisan sifat-sifat kepahlawanan Yesus.
   a. Yesus memberi makan 5000 orang.
   b. Yesus membela perempuan yang kedapatan berbuat dosa yang hendak 
      dirajam oleh orang-orang Farisi.
   c. Yesus memberi penghiburan kepada ibu yang anaknya meninggal, 
      lalu dibangkitkan-Nya anak itu.
   d. Yesus mau berkawan dengan Zakheus yang diasingkan oleh banyak 
      orang karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai.
   e. Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
   f. Yesus menyembuhkan orang lumpuh, buta, timpang, dan segala macam 
      penyakit.
   g. Yesus mau berbicara dengan perempuan Samaria di pinggir sumur.
   h. Yesus mau menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat.
   i. Dll..
5. Siapkan Alkitab dan juga pensil/pena bagi murid baru yang belum 
   mempunyai Alkitab.
6. Siapkan judul lagu dan ayat-ayat hafalan yang sudah dihafalkan, 
   untuk dipakai dalam kegiatan lomba tebak lagu/tebak ayat.

Kebaktian Gabungan: Berbakti bersama dalam kebaktian gabungan bersama 
kelas-kelas yang lain.

PELAJARAN ALKITAB: Masuk ke kelas masing-masing.

1. Ajaklah setiap murid untuk lomba tebak lagu/tebak ayat hafalan 
   bersama-sama. Bagilah murid ke dalam 2 kelompok. Setelah itu, 
   mintalah mereka menebak pertanyaan yang akan Saudara ajukan, 
   contoh: nyanyikan beberapa kalimat syair lagu, lalu minta mereka 
   menebak judulnya. Bagian selanjutnya permainan "tebak ayat". 
   Ucapkan sebagian ayat, lalu mintalah kelompok yang dapat menebak, 
   melanjutkan, dan mengucapkan ayat hafalan. Atau bentuk yang lain, 
   guru menyebutkan alamat ayatnya dan minta mereka menyebutkan isi 
   ayatnya. Pakailah semua lagu dan ayat dari hari pertama sampai hari 
   keempat untuk permainan ini.

2. Ajaklah murid membuka Alkitab dari Mazmur 60:14a. Bacalah bersama-
   sama. Mintalah seorang murid untuk menuliskan ayat itu di papan 
   tulis. Tanyakan: Apakah sebutan bagi orang yang sering melakukan 
   perbuatan yang gagah perkasa? (Pahlawan). Mintalah murid melihat 
   judul pelajaran hari ini "Aku siap jadi pahlawan". Apakah kalian 
   siap jadi pahlawan? Bagaimana caranya supaya kita siap jadi 
   pahlawan? Karakter apa saja yang dapat membuat kita menjadi seorang 
   pahlawan?

3. Bagilah murid-murid ke dalam 5 kelompok. Bagikan alamat ayat-ayat   
   ini kepada masing-masing kelompok. Satu kelompok menyelidiki satu 
   alamat ayat saja. Mintalah mereka berlomba menemukan siapa nama 
   tokoh yang dimaksud; apa saja yang telah diperbuatnya sehingga 
   tokoh itu layak disebut pahlawan; sifat-sifat apa yang mereka 
   miliki. Untuk lebih mudah, buatlah kolom seperti di bawah ini di 
   papan tulis, tetapi kosongkan bagian yang bertulis miring karena 
   bagian itu akan diisi oleh murid Anda.

   Ayat: Ester 4:16
   Tokoh: Ester
   Perbuatan yang telah dilakukan: Menghadap raja, walau tidak diundang 
   untuk menghadap.
   Sifat yang dimiliki: Pemberani.

   Ayat: 1 Samuel 17:34-51
   Tokoh: Daud
   Perbuatan yang telah dilakukan: Mengalahkan Goliat yang besar, yang 
   menjadi pemimpin pasukan tentara Filistin.
   Sifat yang dimiliki: Berani, percaya kepada Tuhan, menggunakan 
   pengalamannya untuk menolong orang lain.

   Ayat: Kejadian 45:1-8
   Tokoh: Yusuf
   Perbuatan yang telah dilakukan: Menolong keluarganya dan Bangsa Mesir 
   dalam mengatasi kelaparan.
   Sifat yang dimiliki: Rela berkorban, sabar menderita, rela mengampuni, 
   baik hati.

   Ayat: Matius 27:39-44
   Tokoh: Yesus
   Perbuatan yang telah dilakukan: Mau mati untuk mengampuni dosa 
   manusia.
   Sifat yang dimiliki: Baik hati, penuh kasih, rela berkorban, 
   mengampuni, sabar menderita, dll..

   Ayat: Yosua 2:1-15, 6:25
   Tokoh: Rahab
   Perbuatan yang telah dilakukan: Menyembunyikan pengintai Israel di 
   rumahnya, menolong mereka sehingga keluar dengan selamat.
   Sifat yang dimiliki: Berani, rela menolong, berani menanggung risiko, 
   peduli/memikirkan keselamatan orang lain.

4. Setelah murid mengisinya bersama, bahaslah sifat-sifat yang perlu 
   dimiliki oleh seorang pahlawan. Apakah anak-anak dapat memiliki 
   sifat-sifat seperti itu dalam hidup mereka setiap hari? Diskusikan 
   bagaimana cara memiliki sifat itu? Berilah contoh 
   perbuatan/kesaksian singkat yang pernah Saudara lakukan ketika 
   Saudara telah bertindak sebagai seorang pahlawan. Setelah itu, 
   mintalah murid-murid menyebutkan adakah mereka telah melakukan 
   suatu perbuatan yang dapat menunjukkan/membuktikan bahwa mereka 
   dapat menjadi pahlawan. Berilah waktu kepada mereka untuk berbagi 
   cerita. Anak-anak dapat digolongkan sebagai pahlawan bila memiliki 
   sifat-sifat seorang pahlawan, misalnya rela berkorban. Perbuatan-
   perbuatan rela berkorban misalnya: menolong membuangkan sampah, 
   menyeberangkan nenek di jalan, membantu ibu belanja, berani membela 
   yang benar, membela teman yang diperlakukan tidak baik oleh teman 
   yang lain, dll..

Penerapan yang dapat murid-murid lakukan setelah belajar pelajaran 
ini, yaitu:
a. Murid dapat meniru teladan para pahlawan di Alkitab, dengan 
   melakukan perbuatan yang menjadi berkat bagi orang lain.
b. Murid dapat memilih dan memutuskan perbuatan yang membuktikan bahwa 
   mereka dapat menjadi pahlawan.

5. Nyanyikan lagu bertema "Aku Pahlawan". Juga nyanyikan lagu-lagu 
   lain yang sesuai pelajaran hari ini/lagu-lagu yang dapat mendorong 
   anak-anak melakukan sesuatu bagi orang lain. Latihlah juga lagu-
   lagu yang sudah ditentukan untuk acara lomba/lagu-lagu yang akan 
   dinyanyikan untuk acara penutupan SIL.

6. Sampaikan cerita teladan untuk hari kelima yang berjudul "Pahlawan 
   Wanita yang Tinggal di Kupang". Setelah selesai bercerita, 
   berbincang-bincanglah dengan anak-anak. Perbuatan apa saja yang 
   telah dilakukan Maria bagi anak-anak di pengungsian? (Membagikan 
   kasih Yesus sehingga membuat anak-anak tersenyum kembali. Sebab, 
   mereka tinggal di daerah pengungsian yang penuh dengan trauma). 
   Tanyakan: Bagaimana perasaan murid-murid seandainya mereka tinggal 
   di daerah pengungsian yang rawan dengan kerusuhan? Dengan keadaan 
   murid-murid sekarang ini, ajaklah anak-anak mensyukuri kasih Tuhan 
   Yesus bagi mereka sehingga keadaan mereka masih lebih baik.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Aku Siap 3: Petunjuk Guru Madya
Penulis: Niniek Jacob
Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung
Halaman: 26 -- 31


               MUTIARA GURU: MENJADI ANAK BAIK

Nats: Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? (1 Samuel 15:19)
      Bacaan: 1 Samuel 15:10-23

Ketika Ratu Victoria masih kecil, ia tidak menyadari bahwa di kemudian 
hari ia akan mewarisi takhta kerajaan Inggris. Para guru yang bertugas 
menyiapkan dirinya (menghadapi masa depan) merasa frustrasi karena 
mereka tidak dapat menumbuhkan motivasi kepadanya. Ia tidak mau 
belajar dengan sungguh-sungguh. Akhirnya, para gurunya memutuskan 
untuk memberi tahu bahwa suatu hari ia akan menjadi Ratu Inggris. 
Setelah mendengar tentang hal ini, Victoria kemudian dengan tenang 
berkata, "Kalau begitu, saya akan jadi anak yang baik." Kesadaran 
bahwa ia akan mewarisi panggilan mulia ini memberinya rasa tanggung 
jawab yang mempengaruhi tingkah lakunya secara mendalam semenjak hari 
itu dan seterusnya.

Bacaan 1 Samuel 15:10-23 ini, menceritakan bagaimana Saul telah 
dipilih dari antara Bangsa Israel untuk menjadi raja yang diurapi (1 
Samuel 15:17). Allah yang Mahakuasa telah memberikan kehormatan besar 
kepadanya dengan menempatkannya sebagai pemimpin umat-Nya yang 
terpilih. Akan tetapi, Saul tidak mempedulikan perilaku yang 
seharusnya menyertai panggilannya yang mulia tersebut. Jika ia peduli, 
tentu ia tidak akan mengambil jarahan perang, seakan-akan ia seorang 
pemimpin gerombolan terlarang (ayat 19).

Sebagai orang percaya, kita adalah anak-anak Allah dan ahli waris 
bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:16-17). Kita memiliki panggilan 
yang mulia. Ingatlah selalu akan siapa diri kita yang sebenarnya. Hal 
ini akan membantu kita berkata seperti Victoria, "Saya akan menjadi 
anak baik."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Alkitab.sabda.org
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1727
Penulis: HVL
Tanggal akses: 14 Februari 2013


              STOP PRESS: FACEBOOK e-WANITA

Anda rindu untuk mendapatkan berbagai bahan Kekristenan seputar wanita 
yang berkualitas seperti artikel, renungan, kesaksian, dan biografi 
tokoh wanita? Segera bergabung dalam fanspage Facebook kami dan 
temukan berkatnya!
Alamat Facebook e-Wanita < http://fb.sabda.org/wanita >

Melalui Facebook e-Wanita, Anda akan mendapatkan berbagai bahan 
seperti artikel, tip, renungan, kesaksian dan biografi tokoh wanita 
Kristen, yang dapat membantu Anda dalam bertumbuh atau di dalam 
pelayanan. Mari bergabung dengan komunitas e-Wanita Kristen sekarang 
juga! Tuhan Yesus Memberkati.


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org