Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/556

e-BinaAnak edisi 556 (19-10-2011)

Menjadi Guru Sekolah Minggu Teladan (III)

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

DAFTAR ISI
TIP: 25 CARA MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU TELADAN
STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Shalom,

Bayi belajar berbicara dengan menirukan orang tuanya. Dia mempelajari
dan menirukan gerakan bibir dan suara orang tuanya, sampai dia tahu
cara berbicara. Demikian juga dengan sikap. Kita belajar bersikap dari
teladan orang-orang terdekat kita. Jika kita ingin mendidik anak-anak
layan kita dengan baik, kita tidak dapat mengabaikan pentingnya
memberi teladan kepada mereka. Artikel yang telah kami persiapkan
menyajikan 25 tip, agar kita bisa menjadi teladan di tengah–tengah
anak didik. Selamat melayani, Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Fitri Nurhana
< fitri(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >

           TIP: 25 CARA MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU TELADAN

Mungkin Anda pernah bertanya dalam hati, "Bagaimana caranya agar
anak–anak didik senang dengan saya?" Bukan dalam arti senang secara
penampilan fisik saja, tetapi juga mereka senang jika Anda yang
membimbing, membina, mendidik, dan yang paling penting bagaimana anak
tersebut senang dan betah, serta mengerti firman Tuhan yang Anda
sampaikan kepada mereka. Sadar atau tidak, Anda dapat melihat dari
roman wajah dan tingkah laku anak, saat Anda menyampaikan firman
Tuhan. Mungkin ada yang mengganggu temannya, berbicara dengan teman
sebangkunya, ada yang diam tapi pikirannya melayang entah ke mana,
atau mungkin juga dia tertidur saat Anda menyampaikan firman Tuhan.

Jadi, bagaimana sikap Anda? Apakah Anda akan membiarkannya begitu
saja? Tentunya tidak! Hal itu sama saja dengan Anda menjerumuskan anak
didik yang dititipkan Tuhan kepada Anda selaku guru sekolah minggu, ke
jurang kematian. Lalu, bagaimana? Berikut 25 tip, agar Anda bisa
menjadi teladan di tengah–tengah anak didik Anda.

1. Awali setiap kegiatan pelayanan Anda dengan doa.

Berikut ini butir-butir yang dapat menjadi pokok doa.
a. Setiap guru melayani dengan pertolongan Roh Kudus.
b. Guru dapat menjadi teladan melalui perkataan, sikap, dan perbuatan.
c. Acara yang telah dirancang untuk hari itu, dapat berjalan sesuai
   dengan harapan.
d. Tuhan menggerakkan hati anak–anak untuk datang beribadah.
e. Setiap anak menikmati berkat Allah seutuhnya.
f. Allah hadir dan bekerja di sepanjang kebaktian.
g. Kebaktian sekolah minggu hari itu tidak berlalu dengan percuma.

2. Akhiri kegiatan pelayanan Anda dengan doa.

Berikut ini butir-butir yang dapat menjadi pokok doa.

a. Setiap pelayanan yang telah kita lakukan, dapat dipakai Allah untuk
   menyentuh kehidupan anak sekolah minggu.
b. Setiap anak pulang membawa sukacita dari Allah.
c. Setiap anak menyimpan firman Allah di dalam hatinya.
d. Sepanjang minggu yang akan datang, perlindungan Allah selalu
   beserta Anda dan anak sekolah minggu.
e. Anak sekolah minggu menjadi saluran berkat Allah bagi keluarga dan
   lingkungannya.
f. Guru–guru sekolah minggu ditambahkan hikmat, kebijaksanaan,
   kesabaran, dan kesetiaan dalam melayani.

3. Ingatlah untuk saling mendoakan sesama rekan guru.

Di dalam kehidupan keseharian seorang guru, tentu ada banyak
pergumulan yang dialami, sementara tuntutan untuk terus mengajar dan
mendidik terus berjalan. Karena itu, sebagai rekan sesama guru,
ingatlah untuk saling mendoakan, agar setiap guru selalu diberi
kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan dari Allah; kesehatan dan kecukupan
dalam hidup sehari–hari; sukacita dan damai sejahtera agar rekan–rekan
kita dapat terus setia melayani.

4. Evaluasi diperlukan demi perkembangan.

Fungsi diadakannya evaluasi adalah sebagai berikut.

a. Sarana menyampaikan teguran, masukan, dan dorongan bagi pelayanan
   Anda.
b. Sarana mengutarakan kesan–kesan baik maupun buruk yang didapat,
   dari kebaktian yang telah dijalankan.
c. Sarana mengungkapkan semua perasaan yang mengganjal di dalam hati.
   Guru sekolah minggu, tidak boleh memiliki perasaan sakit hati di
   dalam pelayanannya kepada Tuhan.

5. Berikan materi dengan jelas dan menarik.

Penyampaian materi yang bagus adalah mudah diterima, tidak
berbelit–belit, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, menarik, dan
dimengerti anak. Dengan suara yang jelas dan terdengar satu ruangan
(bukan artinya harus berteriak–teriak), cara mengajar tidak monoton
tapi menarik. Penggunaan gaya bicara, intonasi, dan penekanan yang
tepat, juga mempermudah anak dalam memahami isi firman Tuhan yang
disampaikan. Kalau bisa bumbui dengan lelucon, tapi tidak berbau SARA.

6. Hargai anak didik.

Guru harus menghargai anak didik sebagai seorang individu yang
memiliki harga diri, hak–hak pribadi, dan kehormatan. Kesalahan dalam
menjawab, perilaku yang jelek, ketidakmampuan memahami materi,
hendaknya tidak mendorong kita untuk memberikan predikat tertentu pada
anak, yang dapat mengecilkan arti dari keberadaan mereka. Sebaliknya,
prestasi yang bagus hendaknya tidak luput dari perhatian Anda dan Anda
biasakan menyampaikan penghargaan pada anak. Penghargaan Anda akan
membuat anak merasa dihargai, diperhatikan, menambah rasa percaya diri
mereka, dan menambah semangat belajar mereka.

7. Penguasaan materi yang bagus dan mengembangkan ilmu.

Anggapan bahwa "teacher knows everyting" masih sangat dipegang oleh
anak didik sampai saat ini. Guru sekolah minggu masih dianggap sebagai
sumber utama bidang kerohanian, di samping sumber tertulis yang ada.
Jadi, Anda haruslah memegang teguh prinsip "life long learning" --
belajar sepanjang hidup, karena ilmu kerohanian tidak pernah berhenti
pada satu titik, dan tidak pernah cukup dipelajari hingga batas
tertentu. Ilmu kerohanian berkembang sepanjang zaman dan guru harus
senantiasa mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

8. Adakan studi banding ke sekolah minggu yang lain.

Mengadakan studi banding bukanlah dalam arti harus pergi bersama–sama
dengan rekan yang lain ke tempat sekolah minggu yang ingin kita
tinjau. Melainkan, Anda dapat pergi dan melihat sendiri secara
langsung. Dengan demikian, Anda dapat lebih mudah untuk mengamati dan
mengambil langkah, serta solusi baru di dalam kelas sekolah minggu
Anda.

9. Disiplin tapi tidak mudah marah.

Dari hasil penelitian yang saya lakukan, guru yang disukai anak didik
bukan hanya guru yang santai, jarang memberi pertanyaan, jarang
memberikan tugas, tidak pernah menegur bila anak melakukan kesalahan.
Tapi secara umum, anak juga menghendaki penegakan aturan–aturan moral.
Anak didik tetap menghendaki "hukuman" dari guru, terhadap anak yang
tidak tertib, ribut, terlambat, tidak mengumpulkan tugas, dan yang
melakukan pelanggaran–pelanggaran lain. Tapi, anak juga tidak menyukai
guru yang marah melulu, mudah marah, dan marahnya sampai ke mana–mana.
Sebenarnya marah itu gampang. Semua orang bisa marah. Tapi marah yang
tepat, dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dan kepada
orang yang tepat, tidaklah mudah.

10. Berikan perhatian yang sama kepada seluruh anak sekolah minggu.

Memberikan perhatian haruslah sama rata kepada seluruh anak sekolah
minggu.

11. Mengajar tidak ubahnya seperti bernyanyi.

Jika kita melihat seorang penyanyi membawakan lagu yang didendangkan
itu menarik dan enak didengar, pasti diminati oleh masyarakat, serta
kasetnya pun laris terjual. Begitu pula mengajar dan mendidik, jika
pelajaran yang Anda ajarkan menarik, tentu anak akan senang
menerimanya dan mudah memahaminya.

12. Perkaya persiapan Anda untuk bercerita.

Persiapan bercerita memerlukan waktu paling tidak satu minggu. Berikut
ini jadwalnya.

Senin: Menemukan dan membuat kerangka serta garis besar cerita.
Selasa: Mencari dan menemukan sudut cerita yang sekiranya lebih baik
dan menarik untuk dibawakan. Rabu: Memikirkan dan membuat alat peraga.
Kamis: Memikirkan contoh aplikasi firman Tuhan yang dapat diterapkan
secara konkret oleh anak–anak. Jumat: Coba mempraktikkan bercerita di
depan cermin. Sabtu: Menutup persiapan kita dengan mempersiapkan
mental dan hati, serta menyerahkan pelayanan kita kepada Tuhan.

13. Miliki inovasi untuk membuat alat peraga.

Jika sekolah minggu Anda memunyai alat peraga yang terbatas, jangan
langsung putus asa atau kecil hati. Tapi, pikirkanlah bagaimana dulu
Tuhan Yesus mencari dan membuat alat peraga. Dengan adanya alat
peraga, anak akan semakin konsentrasi dan suka mendengar isi dari
firman Tuhan yang akan disampaikan.

14. Siap sedia untuk menggantikan rekan yang berhalangan.

Jika teman tidak datang atau sakit, Anda harus siap untuk menggantikan
posisinya sebagai pemimpin kebaktian, pembawa lagu, ataupun mengajar
di kelasnya.

15. Jalin kedekatan dengan orang tua murid.

Orang tua murid adalah rekan kita yang memiliki lebih banyak
kesempatan untuk memberi pendidikan rohani bagi anak–anak. Sayang
banyak orang tua memasrahkan tanggung jawab ini kepada guru–guru
sekolah minggu. Karena itu, usahakan untuk:

a. Sebanyak mungkin membagikan kepada orang tua beban, untuk
   membimbing anak–anak mereka lebih mengenal dan mencintai Tuhan
   Yesus Kristus.
b. Meminta bantuan agar mereka membantu anak untuk menanyai, mengulang
   ayat emas, dan cerita firman Allah yang telah disampaikan.
c. Meminta agar mereka lebih banyak membantu mengajarkan cara berdoa
   yang baik.

16. Menerima saran dan kritik dari orang lain.

Ingat! Setiap saran dan kritik dari siapa pun terhadap cara pelayanan
Anda, merupakan wujud jika mereka memerhatikan dan menyayangi Anda
selama ini.

17. Usahakan hadir sebelum anak–anak hadir.

Dengan hadir lebih awal, ada lebih banyak kesempatan bagi Anda untuk
melakukan persiapan, memeriksa alat–alat perlengkapan yang akan Anda
gunakan, dan Anda dapat menyambut ramah anak–anak yang datang satu per
satu.

18. Tampillah secara sederhana, tetapi menarik.

Perhatikan busana yang Anda kenakan saat mengajar akan mendukung
pelayanan. Busana yang sederhana, sopan, dan rapi -- tidak banyak
corak atau perhiasan berlebihan atau kekurangan bahan pakaian (banyak
bagian yang terbuka daripada tertutup). Menggunakan busana yang rapi
dan sopan, akan membantu anak–anak dan orang tua menaruh respek dan
kepercayaan kepada Anda, dan memberi contoh pada anak–anak tentang
menghargai ibadah di rumah Tuhan.

19. Sambutlah anak baru dengan kasih persaudaraan.

Menyambut anak baru dengan kasih, hangat, serta ramah, menunjukkan
bahwa dia diterima dengan baik di sekolah minggu, dan menunjukkan
kepada anak–anak bahwa Tuhan Yesus mau menerima siapa saja yang mau
bertobat dan datang kepada–Nya.

20. Hafalkan nama–nama anak sekolah minggu.

Ini merupakan peringatan bagi Anda, untuk dapat bisa menghafalkan
nama–nama anak yang Anda bina. Karena bagaimana Anda bisa mendidik dan
membina lebih fokus, jika Anda sendiri tidak mengenal mereka.

21. Adakan acara–acara istimewa.

Sekali dalam beberapa bulan, adakan selingan acara yang merupakan
"Gebrakan Rohani" di tengah berjalannya rutinitas mingguan. Adakan
kebaktian padang sambil berwisata, pemutaran film, kunjungan ke panti
asuhan, panti wreda, panti grahita, dsb.. Bila memungkinkan, adakan
retret sekali dalam setahun atau adakan KKR anak–anak. Setiap
terobosan baru akan menjadi penyegar rohani, baik bagi anak–anak
maupun guru–guru yang melayani.

22. Beri perhatian khusus pada anak yang sakit atau tertimpa kemalangan.

Jangan lupa jika kita mengetahui ada anak sekolah minggu yang sakit
atau tertimpa kemalangan, Anda harus datang untuk menghiburnya. Karena
dengan perhatian yang Anda beri, dia mengetahui jika gurunya
memerhatikan, menyayangi, dan merindukan kehadirannya untuk bisa
datang lagi ke sekolah minggu.

23. Anak yang sangat aktif membutuhkan perhatian Anda.

Anak yang sangat aktif dapat menjadi anggota kelas yang istimewa.
Bukan sebagai sumber kekacauan, tetapi sebaliknya, dapat menjadi
bantuan yang berarti di kelas. Namun, ia jelas membutuhkan perhatian
khusus dari guru sekolah minggu. Dampingi dan bina si anak aktif,
serta libatkan dia dalam pelayanan dengan memberikan tugas–tugas
sebagai salah satu cara positif untuk menyalurkan energinya. Tugas
tersebut dapat berupa mengedarkan kantong persembahan, mengumpulkan
tugas teman–temannya, dan membereskan sarana pelayanan yang telah
dipakai.

24. Ajarkan selalu lagu–lagu baru dengan gaya baru.

Dengan mengajarkan lagu–lagu dan gaya bernyanyi baru kepada anak,
dapat meningkatkan wawasan mereka terhadap dunia seni dan budaya.

25. Jagalah kebersihan di dalam ruangan.

Ruangan yang tidak berkesan jorok atau tidak kotor, pasti akan nyaman
dipakai dan kondusif untuk beribadah. Untuk itu, ajaklah mereka untuk
ikut menjaga kebersihan. Dengan cara memberi anjuran untuk tidak makan
di dalam kelas selama kebaktian. Sediakan sebuah tempat sampah di
kelas, dan sosialisasikan kepada mereka untuk membuang sampah pada
tempatnya yaitu tempat sampah yang telah disediakan. Pastikan juga
Anda meninggalkan ruangan dalam keadaan bersih.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Revolusi Cinta
Alamat URL: http://revolusicinta.wordpress.com/2008/02/15/
                   25-cara-jadi-guru-sekolah-minggu-teladan/
Judul artikel: 25 Cara Menjadi Guru Sekolah Minggu Teladan
Penulis: Revolusi Cinta in All About Christian
Tanggal Akses: 15 Juni 2011

                    STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF
                  PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2011.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Dapatkan pula IDOP KIT untuk membantu
Anda berdoa dan menyusun acara IDOP di gereja, sekolah, atau
persekutuan doa Anda. Informasi lebih lanjut tentang acara IDOP, bisa
dilihat di < www.persecutedchurch.org >

Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Fitri Nurhana, Melina Martha, dan Truly Almendo Pasaribu
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org