Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/371

e-BinaAnak edisi 371 (27-2-2008)

Mengajar Anak untuk Mengasihi Alam Ciptaan-Nya

 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          371/Februari/2008
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL 1   : Allah Menciptakan Segala Sesuatu
  - ARTIKEL 2   : Mengajar Anak untuk Mencintai Alam
  - AKTIVITAS   : Anak dan Masalah-Masalah Lingkungan Hidup
  - WARNET PENA : Alkitab Online untuk Anak-Anak: Bible for Children
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam sejahtera,

  Bahaya pemanasan global dan bencana alam yang terjadi hampir di
  seluruh tempat di Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, dan lain
  sebagainya menjadi keprihatinan kita bersama. Kita tidak bisa
  menutup mata dari kenyataan bahwa sumber dari bencana itu justru
  berasal dari manusia yang tidak mau menjaga lingkungan dengan baik.

  Tuhan telah memberikan alam beserta isinya untuk kita pergunakan dan
  manfaatkan sebaik mungkin. Tetapi seiring dengan itu, Dia juga
  memberikan tugas kepada kita untuk menjaga dan merawatnya dengan
  baik. Tugas ini adalah tugas kita bersama, tidak terkecuali anak
  layan kita. Untuk itu, guru bertanggung jawab pula untuk memberikan
  pemahaman kepada anak mengenai peran mereka terhadap alam ciptaan
  Allah ini.

  Untuk menolong para pelayan anak, dalam edisi terakhir bulan
  Februari ini, kami sajikan beberapa artikel dan tips menarik berisi
  ide-ide untuk mengajak anak layan kita menjaga alam ciptaan Tuhan.
  Aktivitas-aktivitas tersebut tentunya dapat membantu anak-anak layan
  kita untuk lebih memahami dampak-dampak yang timbul jika tidak
  menjaga lingkungan dengan baik.

  Selamat menyimak dan tetaplah berkreasi!

  Kristina Dwi Lestari
  Staf Redaksi e-BinaAnak,

        "Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya,
             Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi,
         tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia."
                      (Kisah Para Rasul 17:24)
              <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+17:24>


                           o/ ARTIKEL 1 o/

                   ALLAH MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU
                   ================================

  Para orang tua dan guru yang menginginkan anak-anak mengerti bahwa
  Allah "menjadikan bumi dan segala isinya" (Kisah Para Rasul 17:24)
  perlu memertimbangkan dengan hati-hati cara menyampaikan kebenaran
  ini. Masalahnya bukan terletak pada ketidakpercayaan mereka, karena
  anak kecil bersedia menerima penjelasan yang diberikan oleh orang
  dewasa. Kesulitannya adalah bagaimana penangkapan dan pengertian
  anak terhadap penjelasan itu.

  Anak yang berusia dua tahun akan menerima pernyataan bahwa Allah
  menjadikan apel dengan tingkat pemahaman yang sama jika diberitahu
  bahwa Yamaha membuat sepeda motor atau mama membuat roti. Dalam
  pikiran anak, produk-produk ini sama-sama merupakan ciptaan yang
  mengagumkan. Dan bahan-bahan yang dipakai tidak semenarik produk
  jadi itu sendiri.

  Namun, menjelang usia empat atau lima tahun, berbagai pertanyaan
  mengenai asal-usul menjadi minat mereka. Dan sering kali menggunakan
  kata tanya "bagaimana", "siapa", atau "apa." Pertanyaan-pertanyaan
  tentang proses penciptaan dapat muncul dengan cepat dan sangat
  gencar. Beberapa anak akan puas dengan jawaban: "Allah
  menjadikannya". Namun, jawaban ini bisa menimbulkan kesan bahwa
  Allah itu seperti tukang sihir yang hebat. Anak lain mungkin
  menuntut penjelasan bagaimana Dia membuatnya. Atau bahkan, ada yang
  menyangkal hal ini, karena berdasarkan pengalaman sendiri mereka
  tahu bahwa benda-benda yang ditanyakan itu diperoleh dari toko.

  Para guru dan orang tua biasanya lebih senang berkata bahwa "Allah
  merencanakan pohon apel untuk bertumbuh" daripada membiarkan anak
  bergumul dengan pertanyaan bagaimana Allah membuat tiap-tiap buah
  apel. (Dan sekali anak mulai bertanya dari mana bayi berasal, bicara
  tentang rencana Allah bagi keluarga jauh lebih disukai daripada
  mengatakan bahwa bayi itu dibawa oleh burung bangau, atau bahkan
  menegaskan bahwa "Allah yang menciptakan bayi".) Meskipun demikian,
  penjelasan lisan mengenai keajaiban-keajaiban alam biasanya hanya
  dapat memberikan pemahaman dangkal. Kata-kata tetap merupakan cara
  yang paling tidak efektif untuk dimengerti anak.

  Cara yang paling efektif bagi anak untuk belajar adalah melalui
  pengalamannya sendiri. Anak perlu berhubungan dengan makhluk-makhluk
  yang hidup dan tumbuh untuk mulai memahami asal-usulnya. Melalui
  sukacita menanam bijian-bijian, menyirami tanah, dan memerhatikan
  pertumbuhan-pertumbuhan baru, anak mulai memahami keajaiban hidup.
  Melalui pengalaman langsung dan berulang-ulang akan siklus hidup
  tanaman dan binatang, anak mulai memahami Allah sebagai Pencipta,
  yang mengatur dan memelihara apa saja yang Dia ciptakan.

  Kesadaran-kesadaran semacam ini dapat terjadi bila orang dewasa
  mengaitkan pengamatan-pengamatan dan aktivitas-aktivitas anak dengan
  kebenaran Alkitab. "Apakah kamu melihat daun-daun baru pada delapan
  tanamanmu hari ini? Kamu menemukannya! Mari kita hitung bersama.
  Hanya Allah yang dapat membuat tanaman bertumbuh. Alkitab berkata
  `Allah itu baik` (Mazmur 73:1). Saya senang Allah membuat
  tanaman-tanaman yang begitu indah untuk kita nikmati." Rasa kagum
  dari pengalaman-pengalaman dengan berbagai makhluk hidup ini
  membangun dasar-dasar pendahuluan bagi suatu konsep tentang Allah
  yang realistis.

  AKTIVITAS UNTUK BELAJAR TENTANG BENDA

  Apa yang anak pelajari tentang dunia sekitarnya terjadi secara
  spontan melalui interaksi dengan benda-benda di sekitarnya. Dengan
  demikian, orang dewasa memainkan peranan penting dalam pengambilan
  keputusan sehubungan dengan benda-benda yang akan diberikan kepada
  anak. Sejak bayi, anak harus diberi berbagai mainan yang aman,
  menarik, dan mudah dimainkan.

  Mainan
  ------
  Kesukaan yang dialami pada usia dini karena dapat menyentuh,
  meremas, dan mengunyah, mendorong rasa ingin tahu dan rasa percaya
  diri. Kedua unsur ini sangat penting bagi penjelajahan selanjutnya.
  Mainan terbaik adalah mainan yang dapat dimainkan, bukan hanya untuk
  diamati. Karena tidak bisa membaca petunjuk pemakaiannya, jelas anak
  cenderung mencoba berbagai macam cara kreatif untuk memakai mainan
  apa saja. Karena itu, orang dewasa harus betul-betul
  memertimbangkan faktor keselamatan anak.

  Puzzle merupakan sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna,
  dan hubungan benda-benda. Yang termasuk puzzle adalah berbagai benda
  tiga dimensi yang bisa dibongkar-pasang oleh anak. Meskipun anak
  yang masih kecil memerlukan puzzle sederhana yang terdiri dari tiga
  atau empat keping besar, anak-anak usia empat atau lima tahun
  sering kali sudah mampu menyelesaikan puzzle yang terdiri dari lebih
  dari dua puluh lima keping. Rasa puas yang dialami anak karena mampu
  memecahkan masalah merupakan salah satu manfaat puzzle. Selain itu,
  bermain dengan puzzle juga memertajam persepsi anak tentang gambar,
  warna, dan benda-benda.

  Keanekaragaman pengalaman melalui pancaindra menolong anak
  menghargai keanekaragaman dunia mereka dan membangun rasa percaya
  diri dalam menjelajahinya. Permainan pengenalan yang membatasi
  pemakaian pancaindra merupakan hal yang menyenangkan. Misalnya,
  mencoba menebak suatu benda hanya dengan mendengarkan suaranya,
  meningkatkan kesadarannya akan lingkungan. "Saya bahagia Allah telah
  menciptakan telinga sehingga kamu bisa mendengar bunyi lonceng."
  Bantulah anak menghubungkan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
  dengan kebaikan Allah. Permainan-permainan serupa dapat dimainkan
  hanya dengan memakai satu sentuhan atau penciuman sebagai sarana
  identifikasi.

  Kegiatan Seni
  -------------
  Sentuhan merupakan bagian penting dari pengalaman yang berkaitan
  dengan seni. Biasanya seni dianggap hanya berkaitan dengan indra
  penglihatan.

  - Bermain dengan tanah liat atau malam memberikan pengalaman indra
    yang menarik.

  - Melukis dengan jari merupakan salah satu pengalaman yang paling
    menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak! Saat anak menikmati
    pengalaman itu, katakan, "Terima kasih Tuhan, untuk jari-jari
    [nama anak] sehingga dapat dipakai untuk membuat gambar-gambar
    yang menarik!"

  - Kolase (mengelem atau menempel bahan-bahan dengan tekstur, warna,
    dan bentuk yang bermacam-macam) merupakan daya tarik indra yang
    mengasyikkan bagi anak-anak. Perca, kayu, daun, sereal, kulit
    kerang, kulit kacang, dan kelopak bunga merupakan sebagian kecil
    dari benda-benda yang dapat dinikmati anak-anak dengan menyentuh
    dan menyusun, kemudian menempelkannya di atas suatu permukaan.

  - Banyak benda yang dipakai untuk kolase dapat dipakai untuk
    membentuk gambar dengan cara menggosok. Letakkan benda itu di
    tempat yang datar dan tutup dengan selembar kertas. (Anda bisa
    menempelkan kertas itu ke lantai dengan isolasi sehingga kertas
    itu tidak bergeser ketika anak-anak menggosokkan pensil
    berwarnanya.) Kemudian minta anak untuk menggosokkan krayon di
    atas kertas itu sampai pola benda di bawah kertas itu muncul.

  Anak mulai menghargai dunia ciptaan Allah saat Anda berkomentar,
  "Saya suka dengan berbagai benda yang Allah ciptakan bagi kita. Ada
  benda yang terasa lembut, seperti bulu ini. Ada benda keras, seperti
  biji-bijian ini. Allah menciptakan semua ini untuk kita nikmati.
  Allah mengasihi kita."

  Makhluk Hidup
  -------------
  Pengalaman dengan makhluk hidup juga penting bagi proses belajar
  anak tentang benda, dan akhirya tentang manusia. Serangga, ikan,
  burung, atau binatang peliharaan lainnya memberikan pelajaran
  sehari-hari secara alami, dan menolong anak untuk belajar menghargai
  makhluk-makhluk hidup. Menanam tanaman juga merupakan daya tarik
  khusus bagi anak kecil karena perubahan-perubahan terjadi lebih
  cepat dibandingkan dengan yang terjadi pada binatang.

  - Sebutir kacang hijau yang diletakkan di atas kapas basah membuat
    anak dapat mengamati pertumbuhan daun dan akar.

  - Sebutir kentang yang sebagian dibenamkan di dalam air dapat
    memberikan pelajaran yang sama dengan skala yang lebih besar.

  - Biji-bijian yang ditanam di kebun atau di pot di dalam rumah
    sering kali menunjukkan perubahan-perubahan yang menakjubkan
    hanya dalam waktu beberapa minggu.

  - Sediakan sebuah kaca pembesar yang baik mutunya untuk memerkaya
    pengalaman observasi itu.

  Penjelasan-penjelasan sederhana atas apa yang diamati anak menambah
  penghargaan dan pemahamannya, terutama bila informasi itu menjawab
  pertanyaan-pertanyaan anak tersebut. "Allah merencanakan agar biji
  yang kecil itu mampu memanfaatkan air sehingga dapat bertumbuh dan
  menjadi sebatang tanaman yang besar. Allah begitu agung!"

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku   : Mengenalkan Allah kepada Anak
  Judul bab    : Anak, Benda, dan Orang Lain
  Judul artikel: Aktivitas untuk Belajar Tentang Benda
  Penulis      : Wes Haystead
  Penerbit     : Divisi Literatur Yayasan Gloria, Yogyakarta 1998
  Halaman      : 60 -- 64


                         o/ ARTIKEL 2 o/

                MENGAJAR ANAK UNTUK MENCINTAI ALAM
                ==================================

  Apakah Anda ingat bagaimana berdebarnya hati Anda saat pertama kali
  melihat rusa? Bisakah Anda mengingat kicauan burung bangau yang
  menggema dalam emosi Anda? Apakah seekor angsa liar yang anggun
  masih tergambar jelas dalam pikiran Anda? Kebanyakan dari kita
  menikmati saat kita berada di alam, berada di suatu tempat yang liar
  dan indah.

  Tidak sulit untuk memikirkan apa yang ingin kita lakukan dan
  tempat-tempat apa saja yang kita ingin kunjungi. Namun, seberapa
  sering kita berpikir untuk mengajak anak-anak menjelajahi alam?

  Penelitian telah membuktikan bahwa anak di bawah usia enam tahun
  dapat belajar paling efektif dengan menggunakan pancaindra mereka.
  Alam yang indah memberikan anak-anak kesempatan tak terbatas untuk
  itu. Ada banyak tempat di mana kita bisa membawa anak menikmati
  alam.

  Bagimanapun juga, sering kali lebih mudah untuk mengajak anak yang
  lebih tua daripada mengajak balita yang biasanya hanya bermain-main
  di sekitar kaki kita. Meski demikian, tidak ada saat yang lebih baik
  untuk mengenalkan mereka pada alam sebelum mereka nantinya lebih
  tertarik pada televisi, video game, dan komputer yang terus berlomba
  menarik minat dan perhatian mereka. Mengenalkan mereka pada alam
  saat masih kecil, saat pikiran mereka masih penasaran dengan
  keindahan dunia di sekitar mereka, adalah saat yang paling baik.

  Menurut American Hiking Society, berjalan-jalan menurunkan tekanan
  darah, menguatkan jantung, dan membantu menurunkan berat badan.
  Berjalan-jalan bisa menjernihkan pikiran dan mengusir stres.
  Berjalan-jalan juga baik untuk lingkungan, dan bahkan mungkin
  penting bagi kesehatan lingkungan, berjalan-jalan semakin
  menyadarkan kita akan kesehatan lingkungan.

  Anak-anak suka berjalan-jalan -- apalagi jika kita mengajaknya saat
  mereka masih sangat muda! Mereka sepertinya tidak peduli dengan
  jarak dan tujuannya. Bersenang-senanglah. "Lihatlah dunia melalui
  mata mereka, dan dunia menjadi baru lagi," kata seorang ayah.

  Anak-anak tertarik dengan hal-hal yang nyata dan bisa dirasakan --
  yang dekat dan bersifat pribadi, yang dapat disentuh, dan yang dapat
  dirasakan. Jalan-jalan adalah cara yang bagus untuk anak bisa
  menyentuhkan tangan mereka kepada sesuatu. Jangan hanya berdiam di
  taman! Bawa mereka ke padang rumput, berjalan menyusuri sungai kecil
  yang arusnya tenang, mendaki bukit kecil, berjalan berliku-liku
  melewati pepohonan -- atau aktivitas lainnya sesuai kreativitas
  Anda!

  Saat Anda berjalan-jalan dengan anak-anak, terutama yang masih
  kecil, Anda adalah seorang petualang. Yang penting bukan jaraknya,
  tapi perjalanannya. Biarkan mereka mengerti bahwa Anda menikmati
  alam, maka mereka pun juga akan menikmatinya. Jangan tergesa-gesa.
  Jangan rencanakan tujuannya. Pokoknya jalan saja. Dan, perhatikan
  mereka.

  Berpikirlah seperti mereka: jaring laba-laba, tetes embun, serangga,
  melempar kerikil. Sering kali, anak-anak menangkap dan meneladani
  apa yang orang dewasa lakukan tanpa pikir-pikir lagi. Mereka merasa
  senang bisa berada di atas rumput, mencium bau bunga, melihat
  tekstur batang pohon, merasakan sensasi meluncur dari bukit
  berumput, dan merangkak masuk ke sebuah lubang.

  Seorang ibu yang berpengalaman suka tengkurap dengan anak-anaknya
  dan mengamati sebongkah tanah. Mereka menghitung serangga. Mereka
  melihat warna tanahnya. Mereka mengamati semut-semut yang sedang
  sibuk. Mereka mempelajari tanaman dan rerumputan. Mereka mengamati
  bungkus permen yang dibuang oleh orang tak bertanggung jawab yang
  merusak tanah mereka. Kemudian mereka berguling dan mengagumi
  luasnya langit sambil mencari awan yang membentuk sebuah gambar.

  Jangan lupa untuk bicara. Untuk anak-anak yang sedang belajar
  berkata-kata, saat itu merupakan saat yang paling bagus -- tambang
  emas kata-kata baru. Untuk anak-anak yang sudah bisa berbicara,
  penjelasan singkat dan dialog akan menambah pemahamannya akan dunia
  yang ada di sekitarnya. Bicaralah tentang keamanan. Bicaralah
  tentang bahaya dan nilai yang dimiliki dunia di mana mereka ada --
  tanaman beracun dan yang tidak, seranggga yang menyengat dan yang
  berguna, arus air yang deras dan yang tenang tapi dalam -- dan
  bagaimana jika tersesat?

  Tangkap rasa hati dan imajinasi mereka. Tunjukkan pada mereka
  bagaimana menikmati alam. Bagaimana menikmati binatang dan burung.
  Bagaimana menginterpretasi suara, bau, dan tekstur -- dan bagaimana
  mencintai semuanya itu!

  Terakhir, saat Anda berada di alam, bawalah kotak P3K berisi
  obat-obatan untuk benjol dan memar, tabir surya, dan pembasmi
  serangga. Alat lain yang mungkin dapat dibawa adalah kaca pembesar,
  kantong plastik (untuk membawa pulang apa yang menarik yang
  ditemukan di alam) -- pastikan untuk mengetahui peraturan setempat
  jika Anda tidak yakin apakah hal-hal seperti itu boleh dibawa --
  makanan kecil, air minum, dan popok jika perlu.

  Setiap anak yang terpikat dengan alam sebagai seorang balita akan
  menjadi orang yang mencintai alam dan mengurangi risiko peningkatan
  kerusakan lingkungan.

  Setiap anak yang belajar untuk bersukacita menghabiskan waktu di
  dunia yang indah ciptaan Allah, akan menjadi anak-anak yang
  berpeluang tumbuh penuh dengan penghargaan atas seluk-beluk
  mahakarya yang kita sebut bumi dan kesadaran akan perannya
  melindungi dan meningkatkan segala sumber yang kita nikmati.
  (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Henry`s Fork Country
  Judul artikel asli: Teaching Kids to Love the Outdoors
  Penulis           : Lerinna Collins
  Alamat URL        : http://www.henrysforkcountry.com/full.php?sid=41


                          o/ AKTIVITAS o/

             ANAK DAN MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
             =========================================

  Pendahuluan:
  ------------
  Baca, dengar, dan lihatlah apa yang terjadi dengan lingkungan kita.
  Kita tidak bisa mengatakan "semua baik-baik saja, jika ada
  masalah-masalah, itu hal yang biasa. Kehidupan akan tetap berjalan,
  apa pun yang terjadi di dalamnya". Tuhan memberikan pada kita mandat
  penuh untuk mengelola, memelihara, dan melestarikan lingkungan. Alam
  yang indah dan begitu lengkap serta teratur telah dianugerahkan pada
  kita untuk dipertanggungjawabkan kepada sesama, makhluk hidup lain,
  dan terutama pada Tuhan.

  Tak terhitung seberapa banyak masalah lingkungan yang terjadi. Semua
  itu tiada lain karena kesalahan manusia. Penyalahgunaan mandat
  menghasilkan sikap "diktator" terhadap alam. Eksploitasi secara
  kejam semakin membawa bumi dan semua isinya ke ambang kehancuran,
  penipisan ozon, pemanasan global, dan sebagainya. Tak perlu lagi
  menunggu untuk segera peduli dan bertindak.

  Waktu:
  ------
  2 jam

  Tujuan:
  -------
  Peserta memahami bahwa anak-anak dapat berpikir dan mengamati
  lingkungan sekitar secara kritis jika difasilitasi dengan tepat.

  Kegiatan 1:
  -----------
  Tuhan menciptakan segala sesuatu baik adanya

  Masih dalam kelompok yang sama, peserta membaca Kitab Kejadian
  1:1-31 dan menjawab pertanyaan berikut:

  a. Bagaimana alam diciptakan?
  b. Mengapa terjadi penciptaan?
  c. Apa yang dikatakan Allah atas semua ciptaan-Nya (ayat 10, 21, 25,
     31)?
  d. Pada ayat 28, Allah memberi "mandat" pada manusia terhadap
     ciptaan lainnya, apa mandat tersebut?
  e. Bagaimana Anda memahami mandat ini?
  f. Dari kegiatan pengamatan Anda, apakah yang Anda temukan terjadi
     dengan beberapa makhluk hidup di lingkungan yang Anda amati?
  g. Menurut kalian, mengapa itu bisa terjadi pada tumbuhan/hewan yang
     diamati? Apa kemungkinan penyebabnya?
  h. Melihat terjadinya berbagai kerusakan lingkungan, bagaimana
     dengan yang dikatakan Tuhan atas ciptaan-Nya?
  i. Menurut kalian, apa yang manusia lakukan terhadap mandat tadi
     sehingga terjadi bencana-bencana lingkungan?
  j. Bagaimana cara kita memulai menjaga lingkungan di rumah, sekolah,
     dan gereja kita?

  Kegiatan 2:
  -----------
  Aku cinta lingkungan hidup dan pohon ("Selamatkan Bumi Kita!")

  Peserta mencari atau membawa ranting pohon kering ukuran kecil yang
  ditaruh di dalam botol dan pot. Minta peserta untuk membuat daftar
  semua tindakan atau kegiatan dalam mewujudkan cinta lingkungan dalam
  hidup sehari-hari, serta peraturan-peraturan yang bisa diterapkan
  untuk menjaga keindahan, kelestarian, dan keindahan lingkungan
  (diawali di lingkungan gereja).

  Contoh:
  Membuang sampah pada tempatnya, memungut sampah yang ditemukan (di
  mana saja) untuk dibuang di tempatnya, dll.. Setelah daftar selesai
  dibuat, potonglah kertas warna-warni dalam bentuk daun. Tuliskan
  semua catatan dalam daftar itu pada daun, kemudian tempelkan di
  ranting kering tadi. Setiap kali terjadi pelanggaran dan pengabaian
  terhadap peraturan yang ada, maka daun yang bertuliskan aturan yang
  dilanggar itu akan digugurkan dan ditaruh di sekitar pot.

  Kegiatan ini untuk memonitor pelaksanaan kegiatan/peraturan
  lingkungan yang disusun bersama. Lakukan hal ini dengan anak, mulai
  dari sekolah minggu terlebih dahulu, kemudian bisa didiskusikan
  dengan orang tua anak untuk dilakukan bersama keluarga di rumah.

  Bahan:
  - lem kertas,
  - gunting,
  - lakban/double tape,
  - kertas warna-warni yang agak tebal dan tidak mudah robek,
  - spidol warna-warni,
  - ranting pohon kering setinggi kira-kira 50 cm -- l m,
  - lembar observasi, dan
  - kertas flipchart.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Guruku Sahabatku
  Penulis   : Novelina Laheba
  Penerbit  : ANDI, Yogyakarta 2007
  Halaman   : 71 -- 74


                        o/ WARNET PENA o/

         ALKITAB ONLINE UNTUK ANAK-ANAK: BIBLE FOR CHILDREN
         ==================================================
    http://bibleforchildren.org/languages/indonesian/stories.php

  Bible For Children hadir untuk membawa anak-anak mengenal Yesus
  Kristus dengan mendistribusikan cerita-cerita Alkitab bergambar dan
  bahan-bahan sejenis dalam bentuk dan media yang berbeda.
  Cerita-cerita Alkitab tersebut dapat dilihat melalui situs, telepon
  genggam/PDA, traktat cetak berwarna, dan buku mewarnai. Agar seluruh
  anak di dunia mengenal Yesus, maka cerita-cerita Alkitab itu
  diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang dituturkan anak-anak.
  Untuk melihat dalam bahasa apa saja Bible For Children ini tersedia,
  silakan kunjungi alamat http://www.genesis.mb.ca/.

  Untuk cerita Alkitab berbahasa Indonesia, kita dapat masuk ke alamat
  URL di bawah judul di atas. Akseslah menu Stories untuk mendapatkan
  cerita-cerita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk anak. Saat
  ini, tersedia halaman cerita berwarna dan hitam putih dalam format
  PDF, yang dapat Anda unduh maupun cetak dengan gratis. Situs ini
  akan sangat membantu para guru sekolah minggu untuk membawa
  anak-anak mengenal Yesus dan mencintai firman Tuhan.

  Oleh: Redaksi (Davida)


                        o/ MUTIARA GURU o/

  Alam dan segala isinya telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Mari
     sedini mungkin membantu anak layan kita agar mau memelihara
            dan melestarikan lingkungan di sekitar mereka.


----------------------------------------------------------------------
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                 Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
   Staf redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA
          http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org