Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/259

e-BinaAnak edisi 259 (14-12-2005)

Orang Majus


><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                    Edisi 259/Desember/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL NATAL (1)    : Untuk Menyembah Sujud
    o/ ARTIKEL NATAL (2)    : Emas, Keadaan, dan Lumpur Hadiah dari
                                  Anak-anak yang Bijaksana
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Raja yang Besar dan Raja yang Kecil
    o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Aneka Puisi Natal
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Minggu ini kita telah memasuki minggu kedua menjelang Natal.
  Bagaimana dengan persiapan perayaan Natal di SM Anda? Mungkin
  sekarang ini Anda sedang sibuk mempersiapkan segala pernak-pernik
  Natal SM. Namun, meskipun sedang sibuk, tak ada salahnya jika Anda
  menyempatkan diri barang sejenak untuk menyimak edisi kali ini.

  Kalau Anda bertanya kepada anak-anak SM Anda tentang siapakah tokoh
  yang identik dengan Natal selain Yesus, Maria, Yusuf dan para
  gembala, tentunya dengan serempak mereka akan menjawab orang-orang
  majus atau lebih tepatnya lagi tiga orang majus. Ya, mereka ini
  memang merupakan tokoh yang selalu ada dan ditampilkan dalam drama
  ataupun cerita-cerita Natal. Biasanya orang-orang majus ini identik
  dengan persembahan yang mereka bawa yaitu berupa emas, mur dan
  kemenyan.

  Siapakah sebenarnya mereka ini? Mengapa dan bagaimana mereka bisa
  terlibat dalam pristiwa kelahiran Yesus? Mungkin itu pertanyaan yang
  selama ini menjadi teka-teki bagi Anda. Nah, edisi kali ini kami
  harapkan bisa memberikan jawaban atas teka-teki tersebut dan mungkin
  bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi Anda dan murid-murid SM Anda.
  Ok, silakan menyimak!

  In Christ,
  Staf Redaksi e-BinaAnak
  (Ratri)

               "Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu
             dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya,
             lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka
   tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya,
             yaitu emas, kemenyan dan mur." (Matius 2:11)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+2:11 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL NATAL (1) ---------------------------------------------o/

                    -o- UNTUK MENYEMBAH SUJUD -o-
                        =====================

  Orang majus jarang ketinggalan dalam cerita atau kartu Natal. Anda
  tentunya pernah melihat gambar yang menunjukkan tiga orang majus
  sedang berlutut di depan palungan bersama Maria, Yusuf, dan para
  gembala. Gambar yang bagus namun sebenarnya juga kurang tepat.
  Sedikitnya ada empat hal di gambar itu yang sebenarnya kurang
  berdasar yaitu bahwa (1) orang majus datang bersamaan waktunya
  dengan gembala, (2) mereka datang ke palungan, (3) mereka berjumlah
  tiga orang, dan (4) mereka bertemu dengan Yusuf. [Red: perhatikan
  juga hal ini dalam pengajaran Anda di SM.]

  Kita sudah terbiasa mengira bahwa orang majus datang pada malam
  kelahiran Yesus. Alkitab tidak mengatakan demikian. Menurut Matius
  2:1, kedatangan orang majus adalah "sesudah Yesus dilahirkan".
  Berapa hari atau berapa bulan sesudahnya tidaklah kita ketahui
  dengan pasti. Tentang para gembala dikatakan bahwa mereka menjumpai
  "bayi" itu (Lukas 2:16), sedangkan tentang orang-orang majus
  dikatakan bahwa mereka menjumpai "Anak" itu. Tiga kali digunakan
  kata "Anak" di Matius 2:3-11.

  Mengenai lokasinya pun terdapat perbedaan. Para gembala menjumpai
  Yesus "terbaring di dalam palungan" (Lukas 2:16), jadi rupanya di
  semacam tempat hewan, sedangkan orang-orang majus menjumpai Yesus di
  sebuah rumah (Matius 2:11).

  Menurut dugaan yang lazim, kedatangan orang-orang majus terjadi
  ketika Yesus sudah berusia beberapa bulan.

  Tentang jumlah orang majus itu, jika di sandiwara atau di gambar
  biasanya diperlihatkan adanya tiga orang majus, nyatanya Alkitab
  tidak mengatakan bahwa mereka bertiga. Bisa jadi kebiasaan menyebut
  jumlah tiga orang itu disebabkan oleh adanya tiga macam persembahan
  yang mereka bawa. Mungkin mereka hanya berdua, namun mungkin juga
  jumlah mereka lebih dari tiga orang karena demi keamanan dalam
  menempuh perjalanan yang jauh, biasanya pada zaman itu orang
  berjalan dalam rombongan yang besar.

  Siapa sebenarnya orang-orang majus itu? Orang majus berarti orang
  pandai yang berilmu, dalam hal ini ilmu falak.

  Alkitab mengatakan bahwa mereka datang dari Timur. Mungkin dari
  Babil. Banyak bangsa pada zaman itu beranggapan bahwa segala
  kejadian di dunia adalah pantulan dari apa yang terjadi di langit
  dengan bintang-bintang. Pada zaman itu, astronomi (ilmu falak)
  adalah juga astrologi (ilmu nujum).

  Dari mana orang-orang majus mengetahui tentang "raja orang Yahudi"?
  Agaknya, para ahli ilmu falak Babil sudah mengetahui tentang
  pengharapan datangnya Mesias itu dari orang-orang Yahudi yang dulu
  ditawan di Babil.

  Baiklah, yang penting bagi kita adalah bahwa orang-orang majus itu
  akhirnya tiba di tempat Yesus. Di Matius 2:11 tertulis: "Mereka
  melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya." Mengapa Yusuf tidak
  disebut? Rupanya hanya Maria yang ada di rumah.

  Apa yang terjadi pada perjumpaan ini? Berbeda halnya dengan gembala
  yang berkata-kata kepada Maria dan Yusuf, maka tentang orang-orang
  majus ini tidak disebutkan bahwa mereka mengucapkan sesuatu. Mungkin
  perbedaan bahasa menjadi rintangan.

  Memang, dalam hal ini bukan perkataan yang diperlukan, melainkan
  perbuatan. Dan itulah yang dilakukan orang-orang majus. "Mereka
  sujud menyembah Dia, ... membuka tempat harta bendanya dan
  mempersembahkan persembahan kepada-Nya ..." (Matius 2:11).

  Bukan mustahil bahwa orang-orang majus itu merasakan suatu misteri
  ketika berhadapan dengan bayi Yesus, sehingga mereka tidak bisa dan
  tidak mau berkata apa-apa. Mereka hanya menyembah sujud dengan teduh
  dan takjub. Tetapi dalam keadaan teduh yang bersih dari bunyi dan
  kata, justru terjadi perjumpaan antara manusia dengan Allah. Bibir
  orang-orang majus itu tertutup rapat, tetapi di depan Allah hati
  mereka terbuka dekat. Di saat seperti itu, kita yang insani menyatu
  dengan Dia yang Ilahi. Di saat itu kita tidak perlu berkata apa-apa
  kecuali menyembah sujud.

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku   : Selamat Natal
  Judul Artikel: Untuk Menyembah Sujud
  Penulis      : Andar Ismail
  Penerbit     : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2002
  Halaman      : 90 - 92

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL NATAL -------------------------------------------------o/

                   -o- EMAS, KEADAAN, DAN LUMPUR  -o-
                 HADIAH DARI ANAK-ANAK YANG BIJAKSANA
                 ====================================

  Waktu itu satu minggu menjelang hari Natal. Saya sedang menjaga
  empat orang anak kami sementara istri saya memeriksakan kesehatan
  bayi kami. (Menjaga anak bagi saya berarti membaca koran sementara
  anak-anak membuat rumah berantakan.)

  Hanya hari itu saya tidak membaca. Saya menggerutu. Pada setiap
  halaman koran yang saya buka terpampang hadiah-hadiah yang
  gemerlapan, gambar rusa kutub sedang melompat-lompat, dan saya
  diberitahu bahwa waktunya tinggal enam hari lagi untuk memburu dan
  membeli barang-barang yang tidak bisa saya beli dan tidak dibutuhkan
  siapa pun. Apa sih sebenarnya hubungan semua itu dengan kelahiran
  Kristus? Tanya saya dengan jengkel dalam hati.

  Terdengar suara ketukan di pintu ruang baca, tempat saya menyendiri.
  Lalu Nancy berkata, "Yah, kami akan mementaskan suatu sandiwara.
  Maukah Ayah melihatnya?"

  Sebenarnya saya tidak mau. Tetapi saya mempunyai tanggung jawab
  sebagai seorang ayah, karena itu saya mengikutinya ke ruang tamu.
  Segera saya tahu, pertunjukan itu sandiwara Natal, karena di dekat
  kaki kursi piano terlihat lampu senter yang menyala, yang dibungkus
  dengan kain lampin dan diletakkan di dalam kotak sepatu.

  Rex, enam tahun, datang memakai jubah mandi saya dan membawa batang
  pengepel. Ia duduk di kursi piano, menatap lampu senter itu. Nancy,
  sepuluh tahun, memakai kerudung dari seprai di kepalanya, berdiri di
  belakang Rex dan memulai sandiwara itu, katanya, "Saya Maria dan dia
  Yusuf. Biasanya Yusuf berdiri dan Maria duduk. Tetapi kalau Maria
  duduk akan kelihatan lebih tinggi daripada Yusuf yang berdiri,
  karena itu kami pikir lebih baik begini saja."

  Lalu Trudy, empat tahun, berlari masuk. Ia tidak pernah bisa
  berjalan pelan. Ia memegang sarung bantal. Ia mengembangkan kedua
  tangannya lebar-lebar dan hanya berkata, "Saya seorang malaikat. "

  Kemudian muncul Anne, delapan tahun. Saya langsung tahu ia berperan
  sebagai orang majus. Ia berjalan pelan-pelan seolah-olah sedang
  menunggang seekor unta (ia memakai sepatu hak tinggi kepunyaan
  ibunya). Dan ia dihiasi dengan segala perhiasan yang ada. Di atas
  sebuah bantal ia membawa tiga macam barang, pastilah emas, kemenyan,
  dan mur.

  Berkali-kali ia berlutut ke arah lampu senter itu, kepada Maria,
  Yusuf, malaikat, dan saya, lalu berkata, "Saya adalah ketiga orang
  majus. Saya membawa hadiah-hadiah yang berharga: emas, keadaan, dan
  lumpur."

  Dan pertunjukan itu sudah usai. Saya tidak tertawa. Saya berdoa.
  Benar juga apa yang dikatakan Anne! Kita menyambut hari Natal dengan
  beban kemewahan emas -- dengan hadiah-hadiah yang berlebihan dan
  pohon yang gemerlapan. Dalam keadaan seperti itu, yang dibentuk oleh
  waktu, tempat, dan kebiasaan, kita tidak dapat melakukan apa-apa.
  Dan keadaan itu, apabila kita merenungkannya, seperti lumpur.

  Saya menatap wajah cerah anak-anak saya, sebagai seorang penonton
  yang menghargai mereka dan ingat bahwa Yesus Kristus sudah
  memperlihatkan kepada kita bagaimana hal-hal ini dapat diubah. Yesus
  Kristus datang ke dunia ini supaya dengan kedatangan-Nya Ia dapat
  memberi berkat yang kekal. Ia menerima keadaan yang tidak sempurna
  dan mengecewakan, dan lahir dalam keadaan itu supaya dapat
  menanamkan hal-hal yang ilahi. Bagi Anda dan saya, mungkin lumpur
  itu merupakan sesuatu yang tersembunyi yang harus disapu dan
  dibersihkan, tetapi bagi anak-anak, mereka dapat belajar dari situ
  untuk membentuk kehidupan mereka.

  Di tengah-tengah acara yang gemerlapan, kebiasaan, dan hal-hal yang
  duniawi, anak-anak melihat dengan jelas kasih yang ada di dalam diri
  mereka yang berusaha keras untuk mereka ungkapkan.

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku     : Kisah Nyata Seputar Natal
  Judul Artikel  : Emas, Keadaan, dan Lumpur -- Hadiah dari
                   Anak-anak yang Bijaksana
  Penulis Artikel: Rex Knowles
  Penerbit       : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Halaman        : 82 - 84

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

              -o- RAJA YANG BESAR DAN RAJA YANG KECIL -o-
                  ===================================

  CERITA

  Pada suatu hari, di negeri Palestina yang kecil, dua orang raja
  hidup pada waktu yang bersamaan dan di tempat yang bersamaan. Salah
  seorang dari kedua raja itu umurnya kurang lebih tujuh puluh tahun;
  sementara raja yang lain masih bayi. Raja yang besar adalah raja
  yang jahat; raja yang kecil masih murni. Raja yang besar kaya dan
  berkuasa; raja yang kecil hidup dalam kemiskinan. Raja yang besar
  tinggal di dalam sebuah istana yang mewah, raja yang kecil tinggal
  di dalam kandang binatang. Ibu raja yang kecil adalah seorang
  perempuan desa, ayah angkatnya adalah seorang tukang kayu.

  Nama raja yang besar adalah Herodes. Ia disebut "agung". Ia adalah
  "raja boneka". Artinya, pada masa itu dalam sejarah bangsa Yahudi,
  Palestina berada di bawah kekuasaan kaisar Romawi. Roma telah
  mengalahkan Palestina di dalam peperangan dan Roma telah menempatkan
  seorang raja setempat di Galilea untuk dijadikan wakilnya di tempat
  itu. Herodes menjadi gubernur Galilea pada tahun 40 s.M. dan pada
  tahun yang sama Senat Romawi menyatakan dia sebagai "Raja Yudea".

  Ia adalah seorang ahli bangunan. Ia menjadi terkenal karena ia
  membangun Bait Allah yang besar di Yerusalem. Salah satu dindingnya,
  yaitu yang disebut Dinding Ratapan, masih tetap ada, dan terkenal
  karena batu-batunya yang besar, yang sekaligus menjadi monumen atau
  ciri Raja Herodes.

  Tetapi Herodes mempunyai masalah. Meskipun ia disebut "Raja Yudea",
  ia tidak dapat menjadi raja bangsa Yahudi yang sesungguhnya. Ia
  bukan berasal dari suku Yehuda. Ia bukan dari keturunan Daud. Bahkan
  ia bukan orang Yahudi.

  Pada suatu hari Herodes menerima kunjungan tamu-tamu luar biasa.
  Mereka adalah orang-orang dari negeri timur. Tradisi menyebut mereka
  sebagai tiga orang raja, tetapi mereka sebenarnya adalah orang-orang
  majus atau para astrolog, mungkin mereka dari Persia. Para orang
  majus ini datang kepada Herodes, karena mereka sedang mengikuti
  sebuah bintang, yang menuntun mereka ke Palestina. Mereka bertanya
  kepada Herodes, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru
  dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami
  datang untuk menyembah Dia."

  Herodes sangat risau oleh karena pertanyaan itu. Ia tidak ingin
  melihat ada seorang raja lain di daerah atau wilayahnya, apalagi
  seorang raja sejati yang diurapi oleh Allah. Ia mencoba untuk
  memperdayakan orang-orang majus itu. Ia kemudian mengadakan
  pertemuan dengan mereka secara diam-diam dan meminta agar mereka
  mencari raja yang baru lahir itu. Ia berdusta kepada orang-orang
  majus itu. Ia pura-pura ingin mengetahui di mana bayi yang baru
  lahir itu agar ia dapat sujud menyembah-Nya. Apa yang sebenarnya
  diinginkannya ialah membunuh raja yang masih kecil itu.

  Orang-orang majus itu meninggalkan Raja Herodes dan mengikuti
  bintang itu ke Betlehem, sampai akhirnya merekapun menemukan bayi
  raja itu. Mereka sujud dan menyembah Dia. Mereka memberikan
  persembahan kepada-Nya. Persembahan ini tidak sebagaimana lazimnya.
  Persembahan-persembahan ini adalah jenis-jenis yang dalam Perjanjian
  Lama diperuntukkan bagi bayi raja-raja. Persembahan itu terdiri dari
  emas, kemenyan, dan mur.

  Ketika Herodes menyadari bahwa orang-orang majus itu telah
  menipunya, ia menjadi marah. Ia menyuruh agar semua bayi laki-laki
  yang berumur dua tahun ke bawah di daerah Betlehem dan sekitarnya
  dibunuh.

  Tetapi Allah memperingatkan ayah angkat bayi raja itu, dan bersama
  dengan istri dan bayinya mereka melarikan diri ke Mesir. Tidak lama
  kemudian Raja Herodes meninggal, maka bayi raja itu bersama kedua
  orang tua-Nya kembali ke Palestina.

  Raja yang besar itu telah meninggal dan sekarang ia hanya dikenang
  sebagai seorang raja kecil. Raja kecil itu tumbuh menjadi besar dan
  disebut Yesus yang Maha Besar. Ia sekarang menjadi Raja di atas
  segala raja dan Tuhan di atas segala tuan.

  Cerita yang sederhana ini merupakan catatan yang menyedihkan dari
  hari Natal yang pertama. Peristiwa ini merupakan catatan mengenai
  seorang raja yang tidak mengenali Rajanya. Di dunia ini dan di dalam
  sejarah, ada banyak raja, ratu, pangeran dan putri raja. Masing-
  masing mereka memerintah dengan kekuasaan yang sangat terbatas.
  Namun setiap orang yang pernah memakai mahkota itu berada di bawah
  kekuasaan dan otoritas Raja yang Maha Agung ini. Hari Natal menandai
  hari kelahiran dari seorang Maha Raja, yaitu kelahiran dari Raja
  yang Mahabesar, Raja di atas segala Raja, yang memerintah untuk
  selama-lamanya.

  PERTANYAAN DAN RENUNGAN

  1. Mengapa Raja Herodes begitu takut terhadap bayi Yesus?

  2. Apa yang menyebabkan cerita bagaimana Herodes "tidak mengenali
     Rajanya" itu menjadi begitu tragis? Bagaimana cerita itu pun
     masih tetap tragis pada zaman sekarang ini?

  3. Bagaimana caranya kita dapat disebut sedang berusaha untuk
     menghilangkan kuasa Kristus dari dalam kehidupan kita sekarang
     ini?

  AKTIVITAS YANG DIPERLUKAN

  1. Kantong-kantong kertas untuk dijadikan boneka (paling sedikit
     tiga buah: Raja Herodes, satu orang majus dan Imam Besar).
     Krayon, kayu atau pensil untuk menegakkan boneka-boneka.
     Surat kabar bekas untuk mengisi boneka-boneka. Pita
     berperekat untuk menempelkan boneka-boneka itu pada gagangnya.

     atau ....

  2. Gunakan hanya krayon dan kantong kertasnya saja -- gerakkan
     bonekanya dengan jari-jari tangan Anda, dan pakailah lipatan-
     lipatan pada kantong kertas itu sebagai mulut boneka.

  Jelaskan kepada anak-anak bahwa mereka akan membuat boneka-boneka
  berdasarkan bacaan Kitab Suci hari ini (Matius 2:1-12). Jika perlu,
  baca kembali ayat-ayatnya dan tolonglah anak-anak untuk memilih
  tokoh mana yang akan mereka buat bonekanya.

  Pementasannya dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara:

  1. Mintalah beberapa dari anak-anak untuk menulis naskah dan
     membacakannya sementara pembuat bonekanya menggerak-gerakkan
     boneka yang dibuatnya dengan gerakan yang sesuai.

     Atau ....

  2. Mintalah agar setiap orang berperan seperti tokoh boneka yang
     dibuatnya, biarlah mereka bercakap-cakap sesuai dengan jalan
     ceritanya itu.

  Diskusikan perbedaan antara hati yang berpengharapan dan hati yang
  iri.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Kristus di Dalam Natal
  Judul Artikel: Raja yang Besar dan Raja yang Kecil
  Penulis      : James C. Dobson, Charles R. Swindoll, James
                 Montgomery Boice, R.C. Sproul
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Halaman      : 54 - 57

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR (2) --------------------------------------------o/

                       -o- ANEKA PUISI NATAL -o-
                           =================

  KASIH YANG TETAP HIDUP
  ----------------------
  Setiap anak di bumi itu kudus,
  Setiap tempat tidur bayi adalah palungan sederhana,
  Setiap rumah adalah kandang ternak yang kusam,
  Setiap kata yang ramah menjadi suatu pujian,
  Setiap bintang adalah permata milik Allah,
  Dan setiap kota adalah Betlehem,
  Karena Kristus lahir, dan lahir kembali,
  Ketika kasih-Nya hidup dalam hati manusia. (W.D. Dorrity)

  MEMBUAT PALUNGAN KECIL
  ----------------------
  Tidak ada kamar di penginapan
     Bagi saya,
  Relakah Anda menyediakan palungan kecil
     di dalam hati Anda?
  Ke dalam tempat berlindung yang hangat dan terang itu
     Maukah Anda membawa masuk Seseorang yang
     kedinginan,
  Sendirian, tanpa teman?
     Supaya kasih kembali dilahirkan
  di bawah bintang! (Barbara Gooden)

  EVALUASI
  --------
  Lahir di kandang ternak yang dipinjamkan,
     Dan dikuburkan di makam orang lain;
  Tak ada harganya dibandingkan kepuasan diri kita sendiri
     Tidak ada tempat bagi orang seperti Dia

  Tetapi istana sama miskinnya dengan kandang
     sampai Sang Pangeran lahir ke dalam dunia,
  Dan kubur merupakan ejekan untuk harapan
     Sebelum Ia mengubah kematian menjadi kelahiran! (Elinor Lennen)

  Sumber:
  Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Halaman   : 27, 32, dan 131

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: IDN-Banggai <IDN-Banggai(at)>
  >Salam sejahtera,
  >Kami selalu menerima kiriman dari redaksi BinaAnak. tulisan-
  >tulisannya sangat memberi inspirasi baru dalam menghadapi anak-
  >anak. Terima kasih ya, sudah menjadi berkat yang HEBAT buat kami.
  >Semoga Tuhan memberkati Ibu-ibu dan Bapak-bapak dalam pelayanan
  >ini.

  Redaksi:
  Puji Tuhan! Segala kemuliaan hanya bagi Dia jika e-BinaAnak dapat
  dipakai-Nya menjadi berkat bagi rekan-rekan semua. Ini merupakan
  sukacita yang amat besar bagi kami. Jangan lupa juga untuk
  membagikan semua berkat yang sudah Anda dapatkan kepada rekan-rekan
  lain yang belum mengenal e-BinaAnak. Kiranya pelayanan anak
  Indonesia semakin maju dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

             Tuhan Yesus, kami berterima kasih kepada-Mu,
       karena Engkau menjadi Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,
                 Bapa yang Kekal, dan Raja Damai kami

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org