Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/228

e-BinaAnak edisi 228 (11-5-2005)

Disiplin Berdoa

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                       Edisi 228/April/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL           : Disiplin Doa
    o/ TIPS              : Bagaimana Berdoa
    o/ BAHAN MENGAJAR    : Doa: Bagai Menarik dan Menghembuskan Nafas
    o/ DARI MEJA REDAKSI : Tentang Publikasi e-JEMMi
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Kehidupan doa seorang pelayan Tuhan sangat penting, karena melalui
  persekutuan dengan Tuhan yang intim ini, seorang pelayan Tuhan dapat
  bertumbuh untuk semakin mengenal hati Tuhan. Doa juga menjadi satu
  kunci keberhasilan dalam pelayanan mereka, karena melalui doa Tuhan
  mengajarkan mereka untuk terus bergantung kepada Tuhan. Itu sebabnya
  Alkitab mendorong kita untuk "berdoa senantiasa", itu berarti dalam
  setiap saat, dalam setiap waktu, dan dalam kondisi apa pun, jangan
  pernah Anda melalaikan kehidupan doa Anda.

  Topik DISIPLIN BERDOA minggu ini, akan diisi dengan Artikel mengenai
  Disiplin Doa dan juga Tips yang membahas tentang Bagaimana Berdoa.
  Tak lupa Anda juga akan diperlengkapi dengan Bahan Mengajar tentang
  doa supaya murid-murid Anda pun mengikuti teladan Anda dalam berdoa.
  Nah, harapan kami Anda dan anak-anak SM Anda akan mendapat berkat
  besar melalui sajian kami minggu ini.

  Selamat berdoa! (Dav)

  Tim Redaksi

                          "Tetaplah berdoa."
                          (1Tesalonika 5:17)
        < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Tesalonika+5:17 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/

                         -o- DISIPLIN DOA -o-
                             ============

  Doa meluncurkan kita ke garis depan kehidupan rohani. Doa merupakan
  penyelidikan pertama di daerah yang belum diselidiki. Meditasi
  memperkenalkan kita pada kehidupan batiniah, berpuasa merupakan
  sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang
  membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan
  terdalam. Doa yang sesungguhnya menciptakan dan mengubah hidup.
  "Doa -- yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya --
  adalah sumber semua kesalehan pribadi," tulis William Carey.

  Berdoa berarti mengubah. Doa adalah cara utama yang Allah pakai
  untuk mengubah kita. Jika kita tidak bersedia diubah, kita akan
  meninggalkan doa sebagai ciri yang nyata dalam kehidupan kita.
  Semakin dekat kita dengan hati Allah, semakin kita melihat kebutuhan
  kita dan semakin kita menginginkan untuk dijadikan seperti Kristus.
  William Blake mengatakan bahwa tugas kita dalam hidup ini adalah
  belajar menerima "sinar kasih" Allah. Betapa seringnya kita mengelak
  -- membuat tempat perlindungan yang kedap `sinar` untuk menghindari
  Sang Kekasih Abadi. Tetapi ketika kita berdoa, maka Allah dengan
  perlahan-lahan dan penuh rahmat akan menyatakan tempat-tempat
  persembunyian kita dan melepaskan kita dari tempat-tempat itu.

  "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena
  kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan
  untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3) Berdoa dengan "betul"
  melibatkan keinginan yang berubah, yang sama sekali diperbaharui.

  Di dalam doa, yang sungguh-sungguh, kita mulai berpikir seperti
  Allah berpikir menginginkan apa yang diinginkan Allah, mengasihi apa
  yang dikasihi-Nya. Secara bertahap kita diajar untuk melihat segala
  hal menurut segi pandangan-Nya.

  Semua orang yang telah hidup bergaul dengan Allah telah menganggap
  doa sebagai urusan yang utama dalam kehidupan mereka. Kata-kata
  Markus, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan
  pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana,"
  merupakan penjelasan tentang gaya hidup Tuhan Yesus (Markus 1:35).
  Kerinduan Daud kepada Allah memutuskan ikatan tidur yang memanjakan
  diri, "pada dinihari aku mencari Engkau" (Mazmur 63:2, TL). Pada
  waktu para rasul tergoda untuk mencurahkan energi mereka untuk tugas
  lain yang perlu dan penting, mereka memutuskan untuk mengabdikan
  diri mereka terus-menerus kepada doa dan pelayanan Firman (Kisah
  6:4). Martin Luther berkata, "Urusan saya begitu banyak sehingga
  setiap hari saya harus berdoa selama tiga jam." Ia menganut aksioma
  rohani, yang berpendapat, "Orang yang telah berdoa dengan baik telah
  belajar dengan baik pula." John Wesley berkata, "Allah tidak
  melakukan apa-apa kecuali sebagai jawaban atas doa," dan
  pernyataannya ini didukung dengan berdoa selama dua jam setiap hari.
  Keistimewaan yang paling menarik perhatian dalam kehidupan David
  Brainerd adalah doa-doanya. Buku hariannya penuh dengan catatan
  tentang doa, puasa, dan meditasi. Saya senang untuk sendirian di
  pondok saya, di sana saya dapat menggunakan waktu banyak untuk
  berdoa ...." "Saya mengkhususkan hari ini untuk berdoa dan berpuasa
  secara rahasia kepada Allah." "Pada waktu saya pulang, dan melakukan
  meditasi, doa, dan puasa ...."

  Bagi para penjelajah yang berada di garis depan iman, doa bukan
  merupakan kebiasaan kecil yang dilampirkan pada batas luar kehidupan
  mereka -- doa itulah hidup mereka. Itulah pekerjaan yang paling
  serius dalam tahun-tahun yang paling produktif dalam kehidupan
  mereka. William Penn memberi kesaksian tentang George Fox, "Terutama
  sekali, ia mengutamakan doa .... Sosok tubuh yang paling hebat,
  paling hidup, dan paling terhormat yang pernah saya rasakan dan
  lihat adalah tubuhnya ketika di dalam doa." Adoniram Judson
  memutuskan untuk menarik diri dari perusahaan dan urusannya tujuh
  kali sehari agar ia bisa berdoa. Ia mulai pada tengah malam dan
  sekali lagi pada waktu fajar, lalu pukul sembilan pagi, jam dua
  belas, jam tiga, jam enam, dan jam sembilan malam ia meluangkan
  waktu untuk berdoa sendirian. John Hyde dari India membuat doa
  sebagai ciri yang paling menonjol, sehingga ia dijuluki "Hyde yang
  berdoa". Bagi orang-orang ini dan semua orang lain yang memberanikan
  diri menghadapi kedalaman hidup batin, maka bernapas adalah sama
  dengan berdoa.

  Akan tetapi, banyak di antara kita menjadi kecil hati, bukannya
  merasa ditantang oleh teladan seperti di atas. "Pahlawan-pahlawan
  iman" itu jauh melebihi segala sesuatu yang telah kita alami,
  sehingga kita cenderung untuk berputus asa. Daripada mendera diri
  kita karena kekurangan yang begitu jelas, maka sebaiknya kita
  mengingat bahwa Allah selalu mau menemui kita di mana pun kita
  berada dan dengan perlahan membawa kita kepada perkara-perkara yang
  lebih dalam. Orang-orang yang kadang-kadang melakukan joging tidak
  dengan tiba-tiba ikut serta dalam maraton Olimpiade. Mereka
  menyiapkan dan melatih diri mereka untuk beberapa waktu lamanya,
  kita pun haruslah demikian. Bila mengikuti proses pengembangan
  seperti itu, kita bisa mengharapkan bahwa setahun kemudian akan
  dapat berdoa dengan kekuasaan dan keberhasilan rohani yang lebih
  besar daripada saat ini.

  Amat mudah bagi kita dikalahkan pada mulanya sebab kita telah diajar
  bahwa segala sesuatu di alam semesta telah ditetapkan sehingga
  segala sesuatu tidak dapat berubah. Mungkin dengan murung kita
  merasa demikian, tetapi Alkitab tidak mengajarkan hal itu. Tokoh-
  tokoh Alkitab berdoa seolah-olah doa mereka dapat dan akan
  mengadakan perubahan. Dengan senang hati Rasul Paulus memberi tahu
  bahwa kita adalah "kawan sekerja Allah" (1Korintus 3:9); yang
  berarti bahwa kita sedang bekerja bersama dengan Allah untuk
  menentukan akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Aliran
  falsafah Stoik itulah yang menyatakan bahwa alam semesta ini
  tertutup, bukan Alkitab. Banyak orang yang menekankan persetujuan
  tanpa protes dan sikap pasrah dalam menghadapi keadaan serta
  mengatakan bahwa hal itu adalah "Kehendak Tuhan", sesungguhnya lebih
  dekat dengan Epictetus daripada dengan Kristus. Musa berani berdoa
  sebab ia percaya bahwa ia bisa mengubah keadaan yang ada, bahkan
  pikiran Allah. Sebenarnya, Alkitab menekankan dengan tegas
  keterbukaan alam semesta sehingga berbicara tentang Allah yang
  terus-menerus mengubah pikiran-Nya sesuai dengan kasih-Nya yang
  tidak berubah itu (Keluaran 32:14; Yunus 3:10). Pernyataan ini sulit
  diterima oleh manusia modern.

  Hal itu membebaskan banyak orang di antara kita, namun juga memberi
  tanggung jawab yang sangat besar kepada kita. Kita bekerja bersama-
  sama dengan Allah untuk menentukan masa depan! Hal-hal tertentu akan
  terjadi dalam sejarah jika kita berdoa dengan benar. Kita harus,
  mengubah dunia dengan doa. Motivasi apa lagi yang kita perlukan
  untuk belajar melakukan tugas manusiawi yang tertinggi ini?

  Doa merupakan suatu subjek yang begitu luas dan terdiri atas
  beraneka tahap sehingga dengan segera kita mengetahui bahwa tidak
  mungkin kita membicarakan semua aspeknya dalam satu pasal meskipun
  hanya sedikit. Beribu-ribu buku yang sangat baik telah ditulis
  mengenai doa, salah satu yang terbaik adalah karangan Andrew Murray,
  With Christ in the School of Prayer. Sebaiknya kita membaca banyak
  dan mencari pengalaman yang lebih dalam jika kita ingin mengetahui
  cara-cara berdoa. Oleh karena pembatasan sering meningkatkan
  kejelasan, maka pasal ini akan dibatasi pada pelajaran bagaimana
  berdoa bagi orang lain dengan keberhasilan rohani. Pria dan wanita
  modern sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan yang bisa kita
  berikan sehingga segala kekuatan kita hendaknya dipakai untuk tugas
  ini.

  Bahan diambil dari sumber:
  Judul Buku   : Tertib Rohani
  Penulis      : Richard J. Foster
  Penerbit     : Penerbit Gandum Mas, Malang, 1990
  Halaman      : 54 - 58

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

                       -o- BAGAIMANA BERDOA -o-
                           ================

  Ketika kita memikirkan cara berdoa, kita perlu berhati-hati agar
  tidak menganalisa secara berlebihan apa yang merupakan kegiatan yang
  wajar dan spontan. Dengan mudah kita dapat menjadi seperti kelabang
  (binatang yang memiliki kaki sangat banyak) yang tidak mengalami
  kesulitan apa-apa sampai ada orang yang bertanya kepadanya bagaimana
  ia tahu kaki yang mana yang harus melangkah lebih dulu. Ketika
  kelabang itu berhenti untuk memikirkan pertanyaan itu, ia menjadi
  begitu bingung sehingga tak dapat melangkah lagi. Demikian juga
  halnya, kita tidak usah terlalu memikirkan cara berdoa sehingga
  akhirnya kita tidak mampu membuat percakapan sederhana dengan Bapa
  surgawi kita. Namun, kita dapat memperbaiki kehidupan doa kita
  dengan melihat pedoman Alkitab mengenai doa:

  1. Kita harus berdoa secara teratur.
     ---------------------------------
     Terutama ini penting bagi orang yang baru mulai berdoa. Perlu
     sekali ada suatu struktur, suatu disiplin. Bahkan, orang yang
     sudah lama mempraktikkan doa harus ingat akan pentingnya
     kebiasaan dan bahayanya membiarkan kebiasaan itu merosot menjadi
     hal yang diwajibkan.

     Beberapa tahun yang lalu saya menemukan peribahasa yang sangat
     menolong saya, "Perbuatan-perbuatan yang rutin dapat menjadi
     jalan menuju anugerah." Disiplin berdoa memang dapat merosot
     menjadi perbuatan rutin. Tetapi hanya apabila saya mau tekun
     melakukan kebiasaan-kebiasaan itulah saya dapat paling sedikit
     secara sekali-sekali mengalami berkat, yaitu berubahnya kebiasaan
     itu menjadi jalan menuju anugerah.

     Oleh karena itu, saya berdoa secara teratur, entah ada pengalaman
     yang mengejutkan ataupun tidak. Saya berdoa, entah langit turun
     dan kemuliaan memenuhi jiwa saya ataupun tidak. Saya berdoa
     karena saya percaya bahwa Tuhan itu setia dan Roh Kudus terus
     bekerja tanpa mempedulikan bagaimana perasaan saya. Mengembangkan
     kebiasaan berdoa lebih bermanfaat bagi kehidupan rohani saya
     dalam jangka panjang daripada menunggu dorongan hati yang sekali-
     kali menyuruh saya berdoa.

     Alkitab memperingatkan kita agar terus-menerus berdoa. Lukas 18:1
     berbunyi, "Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu,"
     dan 1Tesalonika 5:17, "Tetaplah berdoa." Bila kita membaca ayat-
     ayat itu mungkin kita bertanya-tanya bagaimana hal itu dapat
     dilakukan. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kita bergantung pada
     bimbingan Tuhan setiap saat. Ayat-ayat tersebut juga berarti kita
     mengakui bahwa setiap hembusan napas adalah pemberian dari Tuhan.
     Tetaplah berdoa bukan berarti harus ada komunikasi secara sadar
     antara kita dengan Tuhan. Tetapi, itu berarti bahwa doa adalah
     disiplin dan kebiasaan, sesuatu yang sudah kita jadikan peraturan
     dan kita lakukan dalam hidup kita.

  2. Kita harus berdoa dengan jujur.
     -------------------------------
     Kita menghadap Bapa surgawi yang mengasihi kita dan yang tidak
     akan menolak keterusterangan kita sewaktu kita berbicara dengan-
     Nya. Tidak ada apa pun yang tidak boleh kita sampaikan kepada
     Tuhan. Tak ada satu pun pikiran kita yang tak diketahui-Nya.
     Jadi, kita pun harus memberitahukan hal itu kepada-Nya, entah
     kita menyampaikannya dengan kata-kata ataupun tanpa kata-kata.
     Kita bebas menyampaikan apa pun yang kita pikirkan kepada-Nya.
     Seperti Mazmur 139:23,24 mengatakan, "Selidikilah aku, ya Allah,
     dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
     lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
     kekal!", 3. Kita harus berdoa dengan penuh keberanian.
     ------------------------------------------
     Ibrani 4:16 lebih merupakan permohonan yang mendesak daripada
     petunjuk, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
     menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
     menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada
     waktunya." Dalam bahasa Yunani kata penuh keberanian itu berarti
     "berbicara secara terbuka sepenuhnya". Artinya, memberi tahu
     secara tepat kepada Tuhan bagaimana perasaan kita mengenai diri
     kita sendiri dan mengenai keadaan hidup kita. Kita harus berdoa
     dengan sikap terbuka, bebas, dan penuh keberanian.

  Doa bukanlah komunikasi satu arah. Doa meliputi juga hal
  mendengarkan selain hal berbicara. Kita percaya bahwa melalui
  Firman-Nya Tuhan berbicara kepada kita. Kita membaca Alkitab dan
  berusaha mendengarkan waktu Allah berbicara melalui pembacaan itu.
  Kita membaca dan kemudian berdoa, lalu mambaca lagi dan berdoa lagi.
  Ada orang yang berdoa dan setelah itu merenungkan, berusaha
  memusatkan pikiran mereka pada Tuhan. Meskipun mereka tidak memberi
  kesaksian bahwa mereka memperoleh pesan yang dapat mereka dengar,
  mereka memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh wawasan yang jelas
  mengenai sifat dan kehendak Allah. Allah berbicara kepada kita
  melalui jalan yang lain juga - buku, kesaksian, khotbah, dan
  nyanyian pujian. Kita perlu menjaga jangan sampai kita berbicara
  terlalu banyak dan mendengarkan terlalu sedikit.

  Doa tidak harus selalu dengan kata-kata. Kita dapat mengangkat jiwa
  kita atau mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan tanpa mengucapkan
  kata-kata, hanya dengan memikirkannya. Ada saat-saat yang kita tak
  dapat secara sadar menyusun dengan kata-kata apa yang muncul di
  dalam jiwa kita. Pada saat-saat demikian kita kembali pada Roma
  8:26, "Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi
  Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
  yang tidak terucapkan."

  Kadang-kadang, doa tertulis dapat membantu. Ada kumpulan doa-doa
  yang bagus sekali, misalnya Diary of Private Prayer karangan John
  Baille, yang sering dapat mengungkapkan secara lebih baik perasaan-
  perasaan dan keinginan-keinginan yang paling dalam di hati saya.
  Saya dapat membaca beberapa doa itu dengan diam. Atau saya dapat
  membacanya keras-keras, dengan menambahkan kata-kata AMIN saya
  sendiri. Saya membaca apa yang sebenarnya ingin saya katakan tetapi
  tak mampu saya ucapkan. Saya berterima kasih kepada saudara-saudara
  seiman yang memberikan kata-kata untuk menyuarakan apa yang
  terkandung di dalam hati saya.

  Tetapi, apa pun disiplin yang kita anut, apa pun metode yang kita
  pergunakan, hal yang paling penting adalah berdoa - secara teratur,
  secara jujur, dan dengan penuh keberanian.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Pola Hidup Kristen
  Judul Artikel: Bagaimana Berdoa
  Penulis      : Vernon Grounds
  Penerjemah   : Yayasan Penerbit Gandum Mas
  Penerbit     : Diterbitkan Atas Kerjasama: Penerbit Gandum Mas,
                 Yayasan Kalam Hidup dan YAKIN
  Halaman      : 656 - 659

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

          -o- DOA: BAGAI MENARIK DAN MENGHEMBUSKAN NAFAS -o-
              ==========================================

  Refleksi untuk Guru dan Orangtua:
  ---------------------------------

  Berbicara, merenung, dan berserah diri kepada Sang Pencipta adalah
  bagaikan menarik dan menghembuskan napas. Namun, seringkali
  pertumbuhan kehidupan doa kita terhambat karena adanya hal-hal tak
  penting yang mengintimidasi. Entah dari mana kita percaya bahwa ada
  rumus untuk berdoa. Kita diajarkan untuk tidak berdoa begini atau
  begitu. Atau, kita tidak boleh meminta sesuatu sebelum kita
  mengampuni. Doa dibebani dengan aturan-aturan, tata cara, dan
  kebijakan yang membuat kita tidak mampu berdoa.

  Ketika murid-murid berkata, "Ajar kami berdoa," Yesus mengajarkan
  kepada mereka sebuah doa yang bebas dari aturan-aturan tertentu. Dan
  doa-Nya mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak sekadar
  memperhatikan kata-kata doa kita tetapi juga keluhan-keluhan kita
  yang tak terucapkan, bahwa Allah peduli terhadap kehidupan dan
  kebutuhan kita sehari-hari, dan bahwa kita diberi hak untuk datang
  kepada Allah tanpa takut dan dengan pengharapan. Kita tidak
  memerlukan imam besar atau altar khusus untuk datang kepada Allah:
  Allah ada dalam jangkauan kita.

  Saya yakin salah satu alasan mengapa Allah senang kepada Daud adalah
  karena ia begitu jujur dalam doa-doanya. Ia tidak takut
  mengekspresikan rasa marah, iri, jengkel, rendah hati, sikap
  kekanak-kanakan atau kata-kata puitis kepada Allah. Dengan kata
  lain, ia dapat berkomunikasi dengan Allah apa adanya. Daud juga
  menyadari betapa benar perlunya berdiam diri dalam doa. Karena jika
  Anda meminta, tentunya Anda perlu mendengarkan jawaban atas
  permintaan Anda.

  Refleksi untuk Seluruh Anggota SM/Keluarga:
  -------------------------------------------

  Para pengikut Yesus meminta agar Dia mengajar mereka berdoa. Mereka
  tidak tahu bagaiamana harus berdoa, sebab mereka selalu bergantung
  pada seseorang yang mereka anggap lebih layak untuk berdoa bagi
  mereka. Mereka takut salah dalam berdoa. Maka Yesus mengajar mereka
  berdoa, "Allah akan selalu mendengar segala doamu. Allah layak
  dimuliakan dan ditinggikan." Satu hal yang paling menonjol mengenai
  doa adalah bahwa kita harus terus berdoa.

  Ada banyak cara untuk berdoa. Kita dapat berdiri, duduk, menundukkan
  kepala, menutup mata, bertelut, mengangkat tangan, saling
  berpandangan, berseru, menyanyi, sambil berlari atau berdiam diri.
  Yang paling penting kita harus datang kepada Allah apa adanya. Allah
  ingin kita jujur dengan setiap perkataan, pertanyaan, dan kebutuhan
  yang kita naikkan. Allah senantiasa bersama kita.

  HARI 1: BERDOA DENGAN JUJUR: DOA BAPA KAMI
  Matius 6:1-13

  1. Apa perbedaan antara doa yang jujur dan doa yang munafik?
  2. Kapan dan di mana kamu saling berdoa? Mengapa?

  HARI 2: TERUS MENGETUK
  Lukas 11:1-13

  1. Menurut Yesus, mengapa orang dalam kisah di atas akhirnya bangun
     dari tidurnya dan memberikan apa yang diperlukan tetangganya?
  2. Terkadang kita berdoa untuk seseorang atau sesuatu begitu lama,
     bahkan bertahun-tahun, dan lama kelamaan kita pun mulai menyerah
     dan berhenti melakukannya. Ceritakanlah tentang sebuah doa yang
     sudah kamu doakan begitu lama, dan perbaharuilah komitmenmu untuk
     terus mendoakan hal itu.

  HARI 3: DOA YANG TEKUN
  Lukas 18:1-8

  1. Mengapa sang hakim akhirnya mengabulkan permintaan janda itu?
  2. Janda itu tahu bahwa ia benar. Adakah kamu mengetahui sesuatu
     yang tidak adil sedang terjadi di lingkungan atau sekolahmu?
     Komitmen doa apa yang akan kamu buat?

  HARI 4: KESOMBONGAN DAN KATA-KATA KOSONG
  Lukas 18:9-14

  1. Mengapa orang-orang Farisi menganggap diri mereka lebih baik dari
     pemungut cukai? Mengapa Yesus tidak membenarkan hal itu?
  2. Apakah kalimat yang akan kamu gunakan untuk menggambarkan dirimu
     di hadapan Allah?

  HARI 5: BERDOA DALAM ROH
  Roma 8:26-27

  1. Bagaimana Roh membantu kita dalam berdoa?
  2. Apakah kamu merasa tidak yakin akan bagaimana dan apa yang harus
     didoakan? Berlatihlah untuk berdiam diri beberapa saat setelah
     kamu menyatakan situasi yang kamu hadapai kepada Allah. Kamu
     dapat berdoa secara sederhana seperti ini:
        Allah, kembali saya datang kepada-Mu.
        Saya ingin bisa membantu Mama, namun saya tidak tahu
        bagaimana saya harus meminta. (diam)
     Ucapkanlah demikian setiap kali kamu berdoa, dan dengarkan suara
     Allah.

  HARI 6: BERDOA BAGI PEMERINTAHAN KITA
  1Timotius 2:1-7

  1. Mengapa penulis kitab 1Timotius mendorong kita untuk berdoa bagi
     pemerintah?
  2. Carilah informasi mengenai pejabat pemerintah di lingkungan Anda,
     dan "ambillah" satu atau dua nama untuk didoakan secara teratur
     sebagai bagian dari keluarga. Mungkin Anda dapat menulis surat
     kepada mereka untuk memberitahukan bahwa keluarga Anda berdoa
     bagi mereka.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Belajar Bersama
  Penulis   : Janice Y. Cook
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 127 -130

______________________________________________________________________
o/ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------o/

                   -o- MILIS PUBLIKASI e-JEMMi -o-
                       =======================

  Percayakah Anda bahwa Allah kita adalah Allah yang mendengar dan
  menjawab doa? Jika ya, percayakah juga bahwa Allah mendengar dan
  menjawab doa Anda ketika Anda berdoa bagi orang-orang yang saat ini
  sedang hidup dalam kegelapan karena mereka belum pernah mendengar
  tentang kasih Kristus? Jika jawaban Anda ya, maka kami ingin
  mengundang Anda untuk menjadi partner doa kami untuk bersama-sama
  berdoa bagi pekerjaan misi Allah di seluruh dunia. Mungkin Anda
  bertanya, bagaimana caranya?

  Caranya mudah, Anda kami undang untuk berlangganan Publikasi
  e-JEMMi, yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Melalui
  publikasi ini Anda akan diajak untuk mengenal ladang misi, baik di
  Indonesia maupun di luar negeri dan mengenal pergumulan orang-orang
  yang saat ini sedang bekerja menyebarkan Injil di berbagai tempat di
  dunia. Melalui kesaksian-kesaksian misi mereka, Anda diajak untuk
  ikut mendukungnya dalam doa. Selain itu, akan disajikan juga artikel
  dan sumber misi untuk menolong membuka wawasan Anda tentang dunia
  misi. Dengan mendaftarkan alamat email Anda, maka setiap hari
  Selasa, publikasi e-JEMMi akan muncul di mailbox Anda. Mari kita
  ikut berdoa bagi penginjilan dunia, karena di sanalah kasih Allah
  sedang bekerja!

  Untuk berlangganan :: <subscribe-i-kan-misi@xc.org>
  Untuk Arsip e-JEMMi:: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  Situs e-MISI       :: http://www.sabda.org/misi/

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                  Jadikan aku rumah doa-Mu ya Tuhan,
            agar setiap anak-anak ini datang menyembah-Mu.

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org