Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/213

e-BinaAnak edisi 213 (20-1-2005)

Ibadah Gereja

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                     Edisi 213/Januari/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL        : Anak dan Ibadah Gereja
    o/ TIPS           : Mengenalkan Anak pada Ibadah Gereja
    o/ BAHAN MENGAJAR : Tempat-tempat Ibadah
    o/ KARYA ANDA     : Kesaksian GSM: Mengajar Kelas Kecil
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih,

  Tidak jarang orangtua terpaksa membawa anak-anak mereka mengikuti
  kebaktian orang dewasa, karena gereja tidak menyediakan kelas
  Sekolah Minggu pada saat jam kebaktian. Dalam keadaan seperti ini,
  orangtua dan guru SM seharusnya dapat menggunakannya sebagai
  kesempatan untuk mengajarkan anak mengenai arti ibadah gereja dan
  juga tentang gereja sebagai keluarga. Itu sebabnya, sebagai bagian
  terakhir dari tema "MENGAJARKAN ANAK MENGENAI ARTI PENTINGNYA SEBUAH
  IBADAH", kita akan membahas topik IBADAH GEREJA.

  Kolom Artikel dan Tips, akan menjelaskan kepada Anda bagaimana
  menolong anak memiliki pengenalan yang benar tentang ibadah gereja
  dan sikap yang tepat dalam ibadah gereja. Untuk Kolom Bahan
  Mengajar, Anda akan disuguhi dengan kuis yang sangat cocok dengan
  tema yang sedang kita bahas, yaitu seputar tempat-tempat ibadah
  dalam Alkitab. Kiranya seluruh sajian bulan ini menjadi motivasi
  bagi Anda dan anak-anak yang Anda layani, untuk lebih menikmati
  ibadah dalam gereja.

  Selamat bergereja!

  Tim Redaksi

           "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu,
         yang terus-menerus memuji-muji Engkau." (Mazmur 84:5)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+84:5 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

                    -o- ANAK DAN IBADAH GEREJA -o-
                        =======================

  BAGAIMANA PERILAKU KITA DI GEREJA

  Kehadiran anak dalam kebaktian gereja seringkali dimaksudkan oleh
  orangtuanya sebagai sarana untuk mengajar anak beribadah dan duduk
  diam. Sikap ini sebagian didasari oleh keinginan agar anak tidak
  mengganggu orangtuanya ataupun orang-orang dewasa lainnya selama
  kebaktian berlangsung. Seringkali, keinginan ini timbul dari
  keyakinan bahwa "latihan" ini penting agar kelak saat ia sudah
  besar, dapat bersikap baik dalam kebaktian di gereja. Pada taraf
  tertentu, sedikit keresahan dan kebisingan masih dianggap lucu jika
  anak itu berusia tiga tahun. Namun orangtua dengan cemas bertanya,
  "Tetapi bagaimana jika ia berperilaku seperti itu pada usia 13
  tahun?"

  Menuntut anak balita duduk diam selama satu jam atau lebih selama
  kebaktian tanpa ada sesuatu yang menarik minatnya adalah permintaan
  yang berlebihan. Sebagian orangtua mencoba dengan mengancam,
  membujuk, atau menyediakan beberapa jenis permainan yang tenang.
  Atau, berharap si anak tertidur. Usaha-usaha semacam itu mungkin
  berhasil dan orangtua serta orang-orang dewasa lainnya tidak terlalu
  terganggu selama kebaktian. Namun, berhasil membuat anak duduk diam
  bukanlah cara yang tepat untuk memperkenalkan anak pada ibadah yang
  bermakna baginya.

  Meminta anak yang paling aktif sekalipun untuk diam bukanlah sesuatu
  yang sulit selama si anak menemukan sesuatu yang dapat menarik
  perhatiannya. Bahkan, anak usia satu atau dua tahun pun dapat tetap
  asyik bermain selama jangka waktu yang cukup lama, jika ada
  aktivitas yang menarik hati mereka. Daripada berkutat dengan anak
  yang kelebihan energi untuk duduk diam di gereja, lebih bijaksana
  jika orangtua menyalurkan energi dalam membantu gereja merencanakan
  acara yang menarik untuk anak.

  Pada umumnya, lebih baik seorang anak mengikuti acara yang dirancang
  untuk memenuhi kebutuhan khusus anak daripada dipaksa mengikuti
  acara untuk orang dewasa yang sama sekali tidak dirancang untuk
  memenuhi pemahaman dan minat anak. Sementara anak bertumbuh,
  jangkauan perhatiannya akan semakin luas. Saatnya akan tiba ketika
  apa yang dibicarakan dan dinyanyikan dalam kebaktian orang dewasa
  menarik minat mereka, karena sesuai dengan perhatian dan kebutuhan
  mereka. Tetapi, hal ini tentunya tidak terjadi pada tahun-tahun
  pertama usia mereka. Pada banyak gereja, karena bentuk atau sistem
  yang dipakai dan panjangnya waktu kebaktian, kebanyakan anak tidak
  dapat memahami dan berpartisipasi secara konsisten dalam kebaktian
  sebelum mereka menginjak usia remaja.

  Lalu, bagaimana anak dapat belajar untuk duduk diam di gereja? Anak
  akan belajar saat ia mulai tumbuh menjadi lebih dewasa dan pada saat
  itu, sistem saraf mereka sudah lebih matang. Memaksa anak yang
  cenderung aktif untuk menjadi tidak aktif, hanya akan membuat anak
  memandang gereja sebagai tempat yang tidak menyenangkan. Seperti
  yang dikatakan Timmy kecil saat diberitahu bahwa Allah tidak
  menyukai kegaduhan yang dibuatnya, "Apakah Allah tidak menyukai
  anak-anak kecil?"

  Salah satu cara untuk menolong anak mengembangkan rasa hormat adalah
  pemberian teladan dari orang dewasa. Anak-anak tidak menyaksikan
  orang dewasa berjalan hilir mudik di ruang pertemuan, berteriak di
  tengah orang banyak atau menerbangkan pesawat kertas dalam ruangan.
  Tetapi yang dilihat anak-anak di gereja adalah orang-orang dewasa
  yang melakukan semua hal normal yang mereka lihat di tempat lain:
  berdiri sambil berbicara dengan teman-temannya, tertawa, dan
  terkadang makan-minum. Bagi anak, perilaku orang dewasa di dalam dan
  di sekitar gedung gereja tidak berbeda dengan perilaku mereka di
  rumah, di toko, atau di tempat-tempat umum lainnya. Lalu, mengapa
  perilaku anak diharapkan berbeda dari kegiatan-kegiatan normal
  mereka di rumah ataupun di sekolah? Orang dewasa seringkali
  melakukan hal-hal yang amat membingungkan dengan menerapkan standar
  ganda yang tidak mencolok, melalui pernyataan bahwa kita harus
  menghormati ruang kebaktian dengan melarang anak-anak melakukan
  tindakan-tindakan tertentu.

  Orang Kristen yang mendambakan agar anak-anak bertumbuh di
  lingkungan gereja harus memiliki kepastian dulu bahwa gereja dapat
  menerima anak sebagaimana adanya, bukan seperti yang diharapkan atau
  kelak diharapkan oleh orang dewasa. Hal ini bukan berarti anak-anak
  diizinkan berlari-lari seenaknya. Tetapi, anak-anak ini layak
  dihargai seperti orang dewasa -- manusia berharga karena keberadaan
  mereka saat ini -- bukan hanya karena suatu hari mereka akan menjadi
  orang penting.

  BAGAIMANA PERASAAN KITA TENTANG GEREJA

  Meskipun pemahaman anak kecil tentang gereja terbatas, dan perilaku
  kekanak-kanakan seringkali tampak tidak pada tempatnya, namun bayi
  dan anak batita (bawah tiga tahun) mampu membentuk perasaan yang
  kuat tentang gereja dan pengalaman-pengalaman mereka di sana. Dalam
  suatu penelitian yang menarik tentang masalah ini, Dr. Ronald
  Goldman mengajukan pertanyaan kepada beberapa ratus anak di Inggris.
  Ia menemukan bahwa sikap mereka terhadap gereja sedikit sekali
  berhubungan dengan pola kehadiran mereka di gereja. Melainkan, satu-
  satunya pengaruh terkuat terhadap perasaan-perasaan anak tentang
  gereja berkembang dari apakah orangtua mereka sendiri juga ke gereja
  atau tidak. Minat dan sikap orangtua memiliki pengaruh yang sangat
  kuat terhadap anak sehingga mendominasi pengalaman anak itu sendiri.

  Para orangtua yang menganggap bahwa pergi ke gereja sebagai bagian
  penting dalam hidup mereka akan menularkan perasaan ini kepada
  anaknya. Dengan demikian, mereka mempersiapkan si anak untuk kelak
  memiliki pengalaman yang jauh lebih positif bila orangtua tidak
  dapat memberikan dukungan kepada mereka lagi. Jika melalui tutur
  kata dan perilaku hidupnya orangtua memperlihatkan bahwa mereka
  senang terlibat dalam acara-acara di gereja, maka anak pun akan
  berusaha menjadi seperti mereka. Tetapi, jika orangtua menunjukkan
  sikap-sikap negatif, maka sikap ini cenderung mengurangi sukacita
  yang diperoleh anak di gereja.

  Pengalaman anak di gereja tidak dapat diabaikan. Pengalaman-
  pengalaman positif dan menyenangkan memberi kontribusi terhadap
  konsep anak tentang gereja. Sebaliknya, pengalaman-pengalaman
  negatif dapat menumbuhkan penolakan atau perlawanan. Anak membentuk
  kesan-kesannya, bukan dari pernyataan lisan yang menjelaskan tentang
  gereja, tetapi dari gereja yang secara nyata dihadirinya. Baik
  orangtua maupun guru memiliki tanggung jawab untuk menyediakan suatu
  situasi di gereja yang dapat mengungkapkan kepada si anak, "Selamat
  datang! Tempat ini untukmu!"

  Penataan ruang, persiapan para guru, dan materi-materi yang tersedia
  untuk dipakai, semuanya mengandung pengertian bahwa gereja telah
  direncanakan untuk menolong anak belajar tentang Allah dengan cara
  yang terbaik bagi anak-anak, yakni dengan melakukannya. Untuk
  menolong anak merasa senang ke gereja, maka ajaklah ia berperan
  serta secara penuh dalam berbagai aktivitas yang sesuai dengan
  tingkat usia anak, dan membangun hubungan yang mantap dan berarti
  dengan guru ataupun dengan anak-anak lain; dan semua itu diperkuat
  dengan saat-saat ibadah yang spontan dan menyenangkan. Jika gereja
  hanya dapat melakukan satu hal terhadap seorang anak selama tahun-
  tahun pertama kehidupannya, maka yang harus dilakukan adalah
  membantu anak merasa dikasihi oleh orang-orang di gereja. Anak yang
  melihat gedung gereja dan berpikir bahwa orang-orang di sini
  mengasihi saya, memiliki suatu pondasi yang teguh untuk menemukan
  gereja lebih dari sekadar sebuah bangunan, tetapi sekelompok orang
  yang mengasihi Allah dan mengasihi satu sama lain.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Mengenalkan Allah kepada Anak
  Judul Artikel Asli: Anak dan Gereja
  Penulis           : Wes Haystead
  Penerbit          : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998
  Halaman           : 80 - 83

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

             -o- MENGENALKAN ANAK PADA IBADAH GEREJA -o-
                 ===================================

  Menurut anak-anak, apakah ibadah gereja itu? tanyakanlah pertanyaan
  itu kepada anak-anak. Anda mungkin akan mendapatkan jawaban seperti
  ini: "Memberi persembahan kepada guru Sekolah Mingguku." (Anak
  mengumpulkan persembahan bukan?), "Pendeta yang tidak punya kaki."
  (Dibalik jubahnya, siapa yang dapat mengatakannya?) atau "gereja
  yang besar yang memiliki kolam renang."

  Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengatakan yang
  sesungguhnya. Berikut ini beberapa kegiatan yang akan membiasakan
  anak-anak dengan susana gereja ataupun mengenalkan mereka pada
  ibadah di dalamnya.

  1. Ajaklah anak-anak untuk berkeliling di gereja. Siapkan penjelasan-
     penjelasan singkat tentang fungsi dari ruangan-ruangan yang ada
     atau simbol-simbol yang mungkin akan Anda jumpai dalam kegiatan
     ini. Ini juga merupakan saat yang tepat untuk menunjukkan kepada
     anak-anak tentang letak pintu darurat dan mungkin kelas yang akan
     mereka tempati tahun depan.

  2. Kenalkan para pemimpin gereja Anda kepada anak-anak. Mintalah
     para pemimpin gereja ini untuk mengunjungi kelas Anda dan
     menjelaskan tanggung jawab mereka. Fotolah mereka dan tempelkan
     di majalah dinding. Jika mungkin, kenalkan guru yang akan
     mengajar anak-anak itu tahun depan.

  3. Anak yang lebih tua mungkin mau merekam dan menyiapkan beberapa
     pertanyaan untuk mewawancarai seorang pemimpin gereja. Hasil dari
     wawancaranya itu bisa disharingkan di kelas.

  4. Mintalah kepada bendahara gereja untuk menjelaskan kepada anak-
     anak tentang beberapa proyek-proyek khusus dan pengeluaran rutin
     gereja. Penjelasan ini mungkin akan membantu anak-anak untuk
     menjadi murid yang baik dalam merawat peralatan dan perlengkapan
     karena mereka tahu bahwa persembahan yang mereka berikan dapat
     digunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan itu. Selain
     itu, mereka juga bisa menabung. Arti dari memberikan persembahan
     dapat digambarkan dengan menggunakan foto proyek pelayanan gereja
     yang dibantu keuangannya.

  5. Biarkan anak-anak membantu dalam proyek pelayanan di gereja --
     melipat buletin, menanam bunga, menyanyi di kelas anak-anak yang
     lebih dewasa, dan lain-lain. Bantulah murid Anda untuk memahami
     bahwa agar sebuah gereja dapat berjalan dengan baik, karena semua
     orang dari berbagai usia dan kemampuan harus terlibat di dalamnya
     dan mengambil bagian dalam pelayanan gereja.

  6. Biarkan anak-anak bekerjasama untuk menyiapkan sebuah buku tempel
     atau majalah dinding dengan judul, "Gerejaku". Gunakan foto dan
     gambarlah orang-orang dan ciri-ciri gereja Anda.

  7. Pimpinlah murid-murid Anda untuk berdoa bagi orang-orang yang
     melayani di gereja Anda, baik itu staf maupun sukarelawan gereja.

  8. Jelaskan alasan kita berkumpul bersama sebagai suatu gereja.
     Bantulah murid Anda untuk memahami bahwa gereja adalah tempat
     untuk memuji, belajar, melayani, dan menikmati persekutuan dengan
     saudara-saudara Kristen lainnya.

  Masalah dalam mencari pekerja yang bersungguh-sungguh tidak akan
  menjadi sangat sulit jika sejak awal Anda sudah mengajarkan kepada
  anak-anak bahwa gereja tidak hanya sebuah bangunan. Anda bisa
  memastikan agar mereka mengerti bahwa -- mereka adalah gereja!

  Bahan diedit dan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku: Children´s Ministry
  Penulis   : Dr. RObert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit  : Thomas Nelson Publishers, USA, 1993
  Halaman   : 93 - 95

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

  Mengajar tentang ibadah dapat pula dikreasikan dengan memberikan
  kuis-kuis seputar tempat ibadah yang ada di dalam Alkitab. Contoh
  pertanyaannya bisa seperti berikut ini.

                     -o- TEMPAT-TEMPAT IBADAH -o-
                         ====================

   1. Benda mengerikan apakah yang dipakukan oleh orang Filistin pada
      dinding kuil Dagon? (Kepala Saul -- 1Tawarikh 10:10)

   2. Kuil dewi apakah yang terkenal karena kebobrokan moralnya di
      Efesus? (Artemis -- Kisah Para Rasul 19:27-28)

   3. Mengapa Yohanes tidak melihat Bait Suci di Yerusalem Baru?
      (Allah dan Anak Domba adalah Bait Sucinya -- Wahyu 21:22)

   4. Kuil apakah yang dibakar oleh Abimelekh pada saat orang-orang
      kota Menara Sikhem masuk ke dalam liang di bawahnya?
      (Kuil El-Berit -- Hakim-hakim 9:46-49)

   5. Siapakah yang mendapat penglihatan tentang Bait Suci yang baru
      ketika ia berada di pembuangan di Babel?
      (Yehezkiel -- Yehezkiel 40-42)

   6. Menurut Paulus, tubuh siapakah yang disebut bait Roh Kudus?
      (Semua orang percaya -- 1Korintus 6:19)

   7. Siapakah raja Asyur yang dibunuh oleh anak-anak lelakinya pada
      waktu ia sedang sujud menyembah di kuil Nisrokh?
      (Sanherib -- 2Raja-raja 19:35-37)

   8. Siapakah Rasul yang diberitahu dalam suatu penglihatan agar
      mengukur Bait Suci Allah dan mezbahnya?
      (Yohanes -- Wahyu 11:1-2)

   9. Siapakah yang membawa beberapa perkakas Bait Allah ke Babel dan
      meletakkannya di istananya? (Nebukadnezar -- 2Tawarikh 36:7)

  10. Apakah yang dimaksudkan Yesus pada waktu Ia berkata tentang
      merombak Bait Alah dan membangunnya kembali dalam tiga hari?
      (Tubuh-Nya -- Yohanes 2:19-21)

  11. Benda suci apakah yang dirampas oleh orang Filistin, kemudian
      dimasukkan ke kuil Dagon dan diletakkan disisinya, namun
      keesokan harinya terjatuh dengan mukanya ke tanah?
      (Tabut Tuhan -- 1Samuel 5:2-4)

  12. Siapakah yang membangun Bait Suci yang pertama di Yerusalem?
      (Salomo -- 1Raja-raja 6)

  13. Siapakah yang membuat mezbah untuk Baal di kuil Baal di Samaria?
      (Ahab -- 1Raja-raja 16:32)

  14. Setelah kematian Saul, di manakah orang Filistin menyimpan
      senjatanya? (Di kuil Asytoret -- 1Samuel 31:10)

  15. Siapakah yang datang kepada Nabi Elisa dan memohon pengampunan
      dari Tuhan karena ikut sujud menyembah di kuil Dewa Rimon?
      (Naaman, panglima raja Aram -- 2Raja-raja 5:17-18)

  16. Siapakah raja yang mengeluarkan perintah yang isinya mengizinkan
      orang Yahudi membangun kembali Bait Allah di Yerusalem?
      (Darius -- Ezra 6:1-12)

  17. Siapakah yang dibawa iblis ke Kota Suci (Yerusalem) dan
      ditempatkan di bubungan Bait Allah? (Yesus -- Matius 4:5)

  18. Siapakah raja yang menipu para penyembah Baal, dengan
      mengumpulkan mereka di kuil Baal, kemudian membunuh mereka?
      (Yehu, raja Israel -- 2Raja-raja 10: 18-27)

  19. Siapakah raja Yehuda yang mendirikan sebuah mezbah seperti
      mezbah raja Asyur dalam Bait Allah di Yerussalem?
      (Raja Ahas -- 2Raja-raja 16:10-17)

  20. Siapakah yang dipanggil Salomo untuk bertanggung jawab melakukan
      segala pekerjaan di Bait Allah?
      (Hiram dari Tirus -- 1Raja-raja 7:13-14)

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Apa dan Siapa dalam Alkitab
  Penulis   : J. Stephen Lang
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1988
  Halaman   : 106 - 107

______________________________________________________________________
o/ KARYA ANDA ----------------------------------------------------o/

             -o- KESAKSIAN GSM: MENGAJAR KELAS KECIL -o-
                 ===================================

  Saya mulai terjun dalam pelayanan SM di usia yang ke-15. Saat itu,
  SM di gereja saya mengalami krisis guru dan seorang guru SM senior
  mendesak saya untuk ikut melayani di dalamnya. Saya ditempatkan
  sebagai guru di Kelas Kecil karena kelas itu merupakan "tempat
  magang" guru-guru SM yang masih baru dan saya sangat menikmati
  mengajar di kelas tersebut. Sampai sekarang -- walaupun saat ini
  saya telah menjadi "Kepala Sekolah" di SM tersebut dan harus sedia
  setiap saat mengajar di berbagai kelas untuk menggantikan guru yang
  berhalangan -- Kelas Kecil tetap merupakan kelas favorit saya.

  Selama 16 tahun melayani Tuhan dalam SM, tantangan yang saya rasakan
  saat mengajar Kelas Kecil adalah bagaimana kita bisa menarik
  perhatian anak-anak yang masih begitu kecil itu untuk mendengarkan
  cerita tentang Yesus. Satu pengalaman mengesankan adalah ketika
  seorang orangtua murid mengatakan bahwa selama satu minggu lebih
  anaknya masih terus-menerus menceritakan cerita SM yang dia dengar
  beberapa minggu yang lalu. Itu berarti cerita itu begitu melekat di
  hatinya dan menjadi teladan dalam kehidupannya. Pada saat Natal,
  mereka tidak meminta dibelikan baju-baju yang baru, mereka mulai
  bisa menghargai orang yang kekurangan, dan sebagainya.

  Satu pengalaman menarik dan memusingkan, ketika orangtua murid
  memberikan "pesan sponsor". Mereka minta agar dalam bercerita, saya
  mengajarkan anak-anak SM itu untuk menyayangi adiknya, rela
  memberikan persembahan, dan sebagainya. Wah ... saya harus putar
  otak untuk menyiapkan cerita yang sesuai ... :-)

  Tetapi, apa pun suka duka nya, kalau kita mencintai pelayanan kita,
  duka akan berganti suka. Buktinya setiap selesai mengajar ada saja
  cerita dari guru-guru SM yang membuat kami tersenyum ....

  GBU,
  Eunike

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

    Gereja yang peduli agar anak-anak yang hadir merasa dikasihi,
               harus memiliki orang dewasa yang sabar,
          penuh pengertian serta tulus mengasihi setiap anak.
                           - Wes Haystead -

o/----------------------------------------------------------------o/
                    Staf Redaksi: Davida dan Ratri
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org