Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/125

e-BinaAnak edisi 125 (7-5-2003)

Berdoa

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                         Edisi 125/Mei/2003
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Aktivitas untuk Belajar tentang Doa
    o/ ARTIKEL (2)          : Pendidikan tentang Doa
    o/ AKTIVITAS            : Macam-macam Kreasi Berdoa
    o/ HUMOR                : Doa Jesica
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Kumpulan Cerita Bina Anak

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih,

  Seorang anak SM dapat mengalami pertumbuhan rohani yang lebih pesat
  jika sejak awal mereka diperlengkapi dengan berbagai ketrampilan
  untuk bertumbuh. Ketrampilan-ketrampilan itu tidak dapat tumbuh
  dengan sendirinya, tapi harus melalui latihan yang intensional
  (terencana). Ketrampilan apa saja yang dibutuhkan seorang anak agar
  dapat bertumbuh secara rohani?

  e-BinaAnak bulan Mei (edisi 125 sampai edisi 128) telah kami sengaja
  siapkan untuk menolong guru-guru SM mengetahui lebih banyak tentang
  ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan anak SM agar dapat menolong
  mereka bertumbuh. Oleh karena ikutilah sajian topik berseri kami ini
  yang akan kami beri judul "Melatih Ketrampilan Anak". Adapun topik-
  topik yang akan diulas adalah:
           1. Berdoa
           2. Mengahafalkan Ayat
           3. Bersahabat
           4. Menyanyi/Memuji Tuhan

  Sajian pertama dari topik berseri yang akan kami sajikan minggu ini
  adalah tentang ketrampilan "Berdoa". SM merupakan tempat di mana
  anak-anak dapat melatih ketrampilan mereka berdoa. Tujuannya adalah
  agar mereka tidak salah memahami tentang doa yang benar. Banyak
  jalan yang dapat ditempuh untuk mengajarkan anak tentang berdoa. Dua
  Artikel yang masing-masing berjudul "Aktivitas untuk Belajar tentang
  Doa" dan "Pendidikan tentang Doa" kami harapkan dapat menjadi
  bekal dan landasan bagi Anda yang rindu mengasah ketrampilan rohani
  anak dalam hal berdoa. Selain itu jika Anda ingin menerapkan macam-
  macam kreasi doa dalam SM Anda, silakan simak kolom Aktivitas.
  [Anda juga dapat melihat bahasan mengenai doa/teorinya untuk guru SM
  dalam e-BinaAnak no. 006/2000, yang berjudul "Kehidupan Doa Guru"
     ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/006/
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/006/             ]

  Selamat Mengajar!

  Tim Redaksi

        "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
              tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
                   yang ada di tempat tersembunyi.
               Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
                akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:6)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+6:6 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                  AKTIVITAS UNTUK BELAJAR TENTANG DOA
                  ===================================

  MENIRU TELADAN ORANG DEWASA

  Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa
  berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa
  amat dirasakan anak. Meskipun anak mungkin tidak mengerti seluruh
  kata-katanya, ia dapat merasakan bahwa berbicara kepada Allah
  sungguh-sungguh merupakan pengalaman nyata. Anak yang secara
  konsisten mendengar ungkapan terima kasih dan pujian kepada Allah
  atas pemeliharaan-Nya yang penuh kasih, karunia-Nya dan pengampunan-
  Nya, segera mengenal bahwa Allah adalah kasih dan Dia peduli pada
  manusia.

  Jika guru dan orangtua mengungkapkan perasaan mereka dalam doa,
  mereka memberi anak suatu teladan yang tepat untuk mengungkapkan
  perasaan-perasaannya sendiri. Maka doa bukanlah sebuah formula/
  rumus, tetapi ungkapan perasaan yang nyata.

  Misalnya, liburan keluarga Richie secara tak terduga harus
  dipersingkat karena krisis bisnis yang mendesak. Richie mendengar
  papanya berdoa,
     "Tuhan, Engkau tahu betapa kecewanya kami karena harus pulang ke
     rumah sekarang. Kami sungguh-sungguh tidak bahagia. Tolonglah
     kami untuk mengingat hal-hal indah yang kami alami minggu ini dan
     biarlah kami bergembira karena hal itu."
  Perjalanan pulang dilewatkan dengan mengenang kegembiraan yang
  mereka alami minggu itu, bukannya menggerutu karena hari-hari
  liburan tidak seindah yang mereka harapkan.

  SAAT MENJELANG TIDUR

  Banyak orangtua menemukan bahwa saat-saat menjelang tidur merupakan
  waktu yang amat menyenangkan dalam seluruh hari bagi setiap anggota
  keluarga bila dipakai untuk mengingat saat-saat yang menyenangkan
  pada hari itu. Setelah bercakap-cakap santai tentang pengalaman-
  pengalaman yang menyenangkan, baik bagi anak maupun orangtua, mama
  dan papa bisa berkata,
     "Allah yang baik, kami mengucap syukur atas waktu yang
     menyenangkan saat kami makan malam. Kami menikmati makanannya,
     dan kami senang atas kebersamaan kami. Terima kasih atas keluarga
     kami yang mengagumkan."
  Kemudian mintalah anak tersebut mengucap syukur atas apa yang Tuhan
  perbuat baginya.

  Waktu tidur juga merupakan waktu yang efektif untuk menjernihkan
  suasana tidak enak yang disebabkan oleh konflik-konflik keluarga.
  Hindarilah untuk memakai doa sebagai sarana berkhotbah kepada anak.
  Berdoa agar Allah menolong Billy supaya tidak nakal esok hari, hanya
  akan menyebabkan timbulnya perlawanan pada diri anak tersebut.

  Seorang ibu berdoa dengan bijaksana setelah melewati hari yang
  melelahkan, "Bapa, saya mohon ampun karena saya begitu marah kepada
  Brian hari ini. Tolong saya untuk lebih sabar." Ibu ini tidak
  mengatakan bahwa Brian harus berdoa seperti itu juga. Tetapi
  beberapa bulan kemudian, setelah mendengar pengakuan dan permintaan
  tolong orangtuanya, ia menutup doanya dengan tambahan: "Dan Yesus,
  saya terlalu nakal hari ini. Tolong saya untuk lebih baik besok."

  DOA HAFALAN

  Orangtua dan guru terkadang mengajarkan sebuah sajak doa yang mudah
  dihafalkan sebagai cara pertama untuk berbicara kepada Allah.
  Kebanyakan anak senang memakai doa hafalan. Persajakan dan iramanya
  menarik bagi anak-anak. Mengucapkan doa hafalan dengan keras juga
  memberikan kepuasan berdoa, seperti orang lain, yang dapat dengan
  mantap berdoa. Namun, doa hafalan cenderung sekadar diungkapkan,
  tanpa pengertian atau makna. Juga, doa-doa semacam ini kadangkala
  dipakai oleh orang dewasa agar tidak merasa malu, karena tidak
  terbiasa berdoa secara spontan. Orangtua membeli pakaian yang lebih
  besar saat anak mereka bertumbuh, demikian juga mereka perlu
  memberikan kesempatan untuk melangkah lebih jauh melampaui doa-doa
  hafalan mereka ketika mereka masih kecil.

  MENIRUKAN DOA

  Terkadang ada baiknya jika kita menyuruh anak menirukan kata demi
  kata, frasa demi frasa dalam berdoa. Pengalaman ini adalah langkah
  pertama dalam membimbing anak menggunakan kata-katanya sendiri.
  Tanpa ini, bagi anak doa dapat menjadi begitu monoton, dan merupakan
  suatu proses yang rumit serta terlalu sukar dilakukan tanpa bantuan
  orang dewasa.

  PETUNJUK

  Jika berdoa dengan anak, sesuaikan doa Anda dengan tingkat
  kemampuannya, bukanlah mengharapkan anak berdoa pada tingkat
  kemampuan Anda. Ini tidak berarti "menurunkan mutu" doa Anda. Lebih
  tepat kalau dikatakan bahwa hal ini berarti anak tidak hanya menjadi
  pengamat dan menunggu sampai orang dewasa selesai berdoa sehingga
  tiba gilirannya untuk berdoa. Sebaliknya, libatkan anak saat berdoa
  bersama dengan memakai doa Anda sebagai teladan.

     - Jaga agar doa Anda tetap pendek. Bahkan Yesus, ketika mengajar
       murid-murid-Nya berdoa, memberi mereka suatu contoh doa yang
       hanya terdiri dari tiga kalimat (lihat Matius 6:9-13).

     - Jaga agar kalimat Anda pendek. Kalimat pendek mudah diikuti
       anak-anak (dan ditirukan), serta menolong Anda memusatkan diri
       agar menjaga ucapan tetap sederhana.

     - Hindari ungkapan-ungkapan yang penuh lambang dan berbunga-
       bunga! Anak-anak tidak memahami gaya bahasa semacam itu. Agar
       doa bermakna, seorang anak harus mengerti apa yang dikatakan.

     - Bicaralah kepada Tuhan tentang hal-hal yang ada sangkut-pautnya
       dengan pengalaman anak tersebut.

     - Berbicaralah secara alami. Hindari istilah-istilah kuno seperti
       "Hu" untuk menggantikan "Mu" dan sebagainya.

  Saat ketrampilan berbahasa meningkat, akan menjadi lebih mudah
  mengungkapkan perasaan dengan kata-katanya sendiri. Meskipun
  demikian, seringkali anak perlu bimbingan untuk memusatkan apa yang
  hendak ia katakan. Ucapan samar, "Terima kasih, Allah, atas semua
  berkat yang saya terima," mengandung kata-kata yang sulit dimengerti
  seorang anak kecil! Untuk memusatkan pikiran anak tersebut,  ajukan
  pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk menolong anak mengenali secara
  spesifik pemeliharaan Allah.

  "Karen, kamu sarapan apa pagi ini?"; "Andrew, siapa yang membuatkan
  serealmu? (menyisir rambutmu? menyemir sepatumu? menjemputmu dari
  gereja?)"; "Joey, Allah merencanakan kamu memiliki keluarga! Jika
  kamu ingin mengucapkan 'Terima kasih, Allah, untuk keluarga saya,'
  kamu bisa datang dan berdiri di samping Ibu sementara kita berdoa."

  Kemudian, pimpinlah doa,
     "Bapa terkasih, kami mengucap syukur kepada-Mu atas keluarga
     yang Kauberikan bagi anak-anak yang ada di sini hari ini. Kami
     bahagia karena Engkau mengasihi setiap kami. Dalam nama Yesus
     kami berdoa, Amin."
  Dengan mengikutsertakan anak-anak dalam doa semacam ini, menolong
  anak yang malu untuk berdoa dengan suara keras, merasa mampu
  melakukannya.

  Tentu saja, guru waspada terhadap setiap anak di kelompok itu,
  karena ada anak-anak yang tidak tinggal bersama keluarga yang
  terdiri dari ayah, ibu, kakak atau adik. Ada anak-anak yang tinggal
  bersama orangtua tunggal, orangtua angkat, kakek-nenek, bibi dan
  sebagainya. Mereka harus diyakinkan bahwa mereka pun memiliki
  keluarga. "Ibu Davis merupakan keluargamu. Allah merencanakan agar
  ia memeliharamu."

  DOA SPONTAN

  Ungkapkan perasaan-perasaan Anda dalam doa sementara anak-anak
  melakukan aktivitas. Ini memberi teladan yang pantas ditiru untuk
  mengungkapkan respon-respon pribadi kepada Allah. Ini juga
  menunjukkan bahwa kita dapat berbicara kepada Allah setiap saat.
  Doa bukan hanya sebuah rumusan -- doa merupakan ungkapan perasaan-
  perasaan yang nyata.

  Untuk memberi respon dengan ucapan syukur sepenuh hati kepada Allah,
  anak harus menyadari benar apa yang Allah sediakan baginya secara
  khusus. Kesadaran akan pemeliharaan Allah yang penuh kasih merupakan
  langkah pertama untuk mengungkapkan rasa syukur. Melalui apa yang
  ada di kelas Anda, arahkan perhatian anak pada hal-hal yang ia
  lihat, cium, rasa, sentuh dan dengar. Kemudian hubungkan pengalaman
  itu dengan pemeliharaan Allah. Misalnya, saat Anda menuangkan air
  jeruk, katakan, "Allah membuat jeruk sehingga kamu dapat minum air
  jeruk yang enak ini. Bukankah Allah itu baik kepadamu! Mari kita
  ucapkan syukur kepada Allah atas minuman ini."

  Selama aktivitas anak, Anda akan menemukan berbagai kesempatan untuk
  membimbingnya mengucapkan doa pendek. Pada saat-saat informal
  semacam itu, ketika anak-anak benar-benar asyik dengan aktivitas
  yang menyenangkan, akan sangat bermanfaat jika Anda mengajak mereka
  berdoa secara sederhana tentang apa saja yang menarik bagi mereka.
  Misalnya, pada saat anak merangkai karangan bunga, ajukan
  pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang warna, bau dan keunikan
  bentuk bunga tersebut. Jika Anda menangkap bahwa si anak merasa
  kagum dan heran, yang seringkali merupakan refleksi perasaan Anda
  sendiri, katakan dengan perlahan, "Sharon, kita mengucap syukur
  kepada Allah karena Dia menciptakan bunga-bunga ini bagi kita."
  Jika anak itu tampak tidak yakin akan apa yang hendak ia katakan,
  Anda dapat menyarankan, "Kamu boleh mengatakan, 'Terima kasih,
  Allah, atas bunga-bunga ini.'"

  Saat anak sibuk bekerja (memotong, menggambar, melukis), katakan,
     "Janet, lihatlah karya yang indah yang dihasilkan tanganmu! Allah
     membuat tanganmu memiliki jari-jari sehingga kamu dapat memegang
     gunting. Apalagi manfaat jari-jarimu? Mari kita mengucapkan
     terima kasih saat ini atas jari-jari yang kamu miliki. Kamu dapat
     berkata, 'Terima kasih, Allah, untuk jari-jariku.'"

  Jika anak berdoa dengan kata-katanya sendiri, beri pertolongan jika
  diperlukan agar ia dapat menyelesaikan doanya. Tanyakan, "Apakah
  kamu memerlukan bantuan saya untuk memikirkan kata-kata yang ingin
  kamu ucapkan kepada Allah?" Hindari sikap yang membuat anak merasa
  doanya salah atau tidak diungkapkan dengan baik.

  BERDOA BAGI ORANG LAIN

  Untuk menolong anak-anak mengerti bahwa mereka dapat menolong orang
  lain dengan berdoa bagi mereka, kumpulkan foto-foto utusan Injil,
  pendeta Anda atau beberapa guru yang dikenalnya. Bicaralah dengan
  anak tersebut tentang bagaimana orang-orang ini dapat menolong orang
  lain mengenal Tuhan. Gunakan kata-kata yang mampu dipahami anak.
  Kemudian mintalah Allah menolong orang-orang ini melakukan pekerjaan
  mereka dengan baik.

  DOA BAPA KAMI

  Murid Taman kanak-kanak dan anak-anak yang lebih besar tertarik
  untuk mengetahui bahwa Doa Bapa Kami adalah doa yang Yesus ajarkan
  dan bahwa doa itu dicatat dalam Alkitab. Namun, kalimat-kalimatnya
  terlalu panjang dan banyak kata-katanya yang tidak dimengerti anak
  kecil. (Seorang anak Amerika berdoa "Give us this day our jelly
  bread," bukan "Give us this day our daily bread" yang artinya "Beri
  saya makanan yang secukupnya pada hari ini.") Bagi anak usia Sekolah
  Dasar, mempelajari dan menghafal bagian Alkitab yang penting ini
  akan menjadi pengalaman yang lebih bermakna daripada ketika ia masih
  kecil dulu. Jika suatu ketika anak mendengar doa ini, sangatlah
  menolong untuk memberinya penjelasan sederhana mengenai kalimat-
  kalimat tertentu. "Yesus mengajar kita untuk menyebut Allah Bapa
  kita karena Allah seperti ayah atau ibu yang sempurna yang selalu
  mengasihi dan menolong kita."

  KELOMPOK DOA

  Dalam kelompok doa, hindari menyuruh anak-anak berdoa sebagai
  "pertunjukan." Berdoa di depan orang lain menyebabkan anak
  memusatkan perhatian pada kelompok itu, bukan pada Allah. Doa anak
  cenderung lebih alami dan tulus saat diucapkan secara pribadi atau
  dalam aktivitas kelompok kecil, daripada di kelompok yang lebih
  besar.

  Bila kita menyediakan waktu setiap hari untuk berbicara kepada
  Allah, bila kita berpaling kepada-Nya lebih dulu dalam menghadapi
  saat-saat mencemaskan, dan bila pikiran dan rencana kita
  mencerminkan ketergantungan kita kepada pimpinan-Nya, maka anak
  cenderung merasakannya melalui sikap dan tindakan kita, yang
  merupakan realita doa dalam hidup kita sendiri. Kita mempunyai tugas
  untuk dengan sungguh-sungguh membagikan kepada anak-anak kepercayaan
  kita yang mendalam akan doa. Hasil usaha kita selanjutnya ada di
  dalam tangan Roh Kudus.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Mengenalkan Allah kepada Anak
  Pengarang : Wes Haystead
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998
  Halaman   : 106 - 108


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                        PENDIDIKAN TENTANG DOA
                        ======================

  Sewaktu "Doa Bapa Kami" diucapkan, adakah anak mengerti akan
  maknanya atau hanya sekadar dihafal begitu saja? Atau dapatkan anak
  menjadi pandai berdoa dengan mengulangi terus doa tersebut? Tidaklah
  cukup hanya dengan memberitahukan bahwa anak-anak harus berdoa,
  tetapi perlu mengajar mereka supaya tahu BAGAIMANA BERDOA. Untuk
  membantu pertumbuhan kehidupan berdoa anak, perhatikanlah beberapa
  pembahasan di bawah ini:

  ISI DARI DOA
  ------------
  1. Ibadah:  Merasa hormat dan kagum terhadap kasih, kebaikan, kuasa,
     dan hikmat Allah.

  2. Pengakuan Dosa:  Mengaku segala kesalahan yang telah dilakukan
     dan memohon pengampunan dari Allah.

  3. Pengucapan Syukur: Selalu mengucap syukur untuk segala sesuatu
     yang telah dikaruniakan Tuhan.

  4. Permohonan:  Belajar berdoa kepada Allah, dalam nama-Nya untuk
     meminta hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah.

  5. Syafaat:  Belajar melalui doa memperhatikan orang lain, juga
     berdoa untuk kebutuhan orang lain.

  KELEMAHAN DALAM DOA
  -------------------
  1. Waktu terlalu panjang.
  2. Telah menjadi suatu kebiasaan.
  3. Penggunan bahasa terlalu dalam/tinggi.
  4. Doa dipakai sebagai suatu khotbah.
  5. Mematikan suasana dengan menghafal doa yang sudah dikarang.

  HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
  ---------------------------
  1. Pendek/Singkat:  Kondisi anak penuh energi sehingga tidak dapat
     berkonsentrasi cukup lama. Doa yang panjang hanya membuat mereka
     lelah.

  2. Jelas:  Dalam mengucapkan doa, gunakan bahasa yang jelas dan
     mudah dimengerti anak.

  3. Konkret:  Dalam memimpin doa, hindari kata-kata yang abstrak,
     seperti "Suci, Allah Mahatinggi" agar anak bisa meresapi doanya.

  4. Tepat:  Gunakan kalimat yang tepat untuk menyatakan hormat kepada
     Allah.

  5. Anak Ikut Berdoa:  Usahakan mengikutsertakan anak agar mereka
     dapat belajar berdoa. Jangan selalu mengulang menghafal Doa Bapa
     Kami, doronglah mereka merasakan kehadiran Allah.

  CARA BERDOA
  -----------
  1. Dipimpin:
     Pemimpin berdoa dengan bahasa yang sederhana, ingat untuk
     mengurangi sebutan orang ketiga (dia, engkau), tetapi banyak
     gunakan sebutan orang pertama (saya, kita). Jangan berdoa,
     "Tuhan tolonglah mereka untuk dapat tenang mendengarkan
     firman-Mu," tetapi "Tuhan tolonglah saya/kami untuk dapat
     mendengarkan firman-Mu.

  2. Diulangi:
     Anak yang baru berdoa, boleh mengikuti dan mengulangi doa yang
     diucapkan guru, tetapi jangan menjadi rutin dan hindarilah
     kemunafikan yang dapat menghilangkan ketulusan doa.

  3. Anak Memimpin:
     Jika jumlah yang hadir dalam kebaktian tidak terlalu banyak
     didalam kelas, anak dapat didorong untuk memimpin doa. Sebelumnya
     guru memberikan usulan dan pokok doa yang sederhana agar mereka
     dapat dengan bebas memimpin doa. Apabila tidak dapat meneruskan
     doa, ia harus dibantu agar jangan sampai mereka ditertawakan oleh
     teman.

  4. Doa Bersama:
     Guru menyebutkan pokok doa dan meminta anak-anak membuka suara
     untuk berdoa bersama-sama.

  5. Doa Pendek:
     Membantu anak berdoa dengan satu atau dua kalimat saja. Usahakan
     semua dapat giliran dan terakhir ditutup oleh guru, serta
     bersama-sama mengucapkan, "Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.", 6. Membaca Mazmur:
     Meminta anak yang agak besar untuk membacakan satu atau dua ayat
     dari Mazmur sebagai doa atau pujian mereka kepada Allah.

  7. Menyanyikan Doa Pujian:
     Bila ada lagu yang berisikan tentang doa, ajak semua menyanyi
     dengan sikap doa sebagai permohonan mereka.

  8. Doa Teduh:
     Dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
     mereka, pemimpin meminta agar anak memikirkannya dalam saat
     teduh, namun tetap jangan menggunakan waktu yang panjang.

  9. Doa Jari:
     Ibu jari, mengingatkan mereka berdoa bagi keluarga dan teman.
     Telunjuk, mengingatkan mereka berdoa bagi para utusan Injil
     pendeta, guru. Jari tengah, mengingatkan mereka berdoa untuk para
     pemimpin, presiden, dan lain-lain. jari manis, mengingatkan
     mereka berdoa bagi orang yang lemah dan miskin. Jari kelingking,
     mengingatkan mereka berdoa untuk diri sendiri.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Menerobos Dunia Anak
  Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman   : 182 - 185


**********************************************************************
o/ AKTIVITAS

  Jika guru-guru SM ingin acara doa tidak membosankan, macam-macam
  kreasi doa berikut ini dapat menjadi satu aktivitas rohani yang
  menyegarkan dan membawa berkat.

                      MACAM-MACAM KREASI BERDOA
                      =========================

  Kreasi 1: Doakan Teman di Sampingmu
  -----------------------------------
  Setiap anak diminta mendoakan satu anak yang duduk di samping
  kanannya (atau di sebelah kirinya), dengan demikian setiap anak akan
  mendoakan satu anak di sampingnya, dan ia sendiri akan didoakan oleh
  teman lainnya. Mintalah kepada setiap anak untuk menjelaskan kepada
  teman yang akan mendoakan dia, pokok doa apa yang ia ingin didoakan
  oleh temannya. Setelah itu secara bersamaan guru mengajak anak
  berdoa dalam hati, mendoakan teman tersebut.

  Kreasi lain, guru bisa mengajak anak berdoa bersama-sama dengan
  bersuara. Lebih indah jika anak diajak berdoa bersama sambil
  bergandengan tangan satu sama lain, sehingga melalui doa rasa
  persaudaraan di antara anak-anak dapat semakin dipererat.

  Kreasi 2: Jaringan Doa
  ----------------------
  Guru mengajak anak-anak mendoakan pokok doa tertentu pada sepanjang
  hari dalam minggu itu. Mintalah anak-anak berdoa pada jam tertentu,
  doa ini cukup dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya adalah
  membentuk rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anak-anak
  melalui dukungan doa. Guru dapat mengajak anak-anak menentukan
  bersama pokok doa yang akan didoakan pada jam tertentu tersebut.
  Akan lebih menarik jika pokok-pokok doa tersebut dan jam doa yang
  disepakati bersama ditulis secara menarik pada sebuah kartu doa yang
  dirancang menarik, sebagai alat untuk mengingatkan anak-anak.

  Kreasi 3: Suasana Doa Dibentuk dengan Dekorasi Tertentu
  -------------------------------------------------------
  Suasana doa dapat dibentuk semakin indah, misalnya dengan membuat
  dekorasi tertentu dalam ruangan kelas. Tujuannya adalah agar
  tercipta suatu suasana yang khusuk dalam berdoa dan dapat membuat
  suasana menarik sehingga membuat anak terkesan dan tertarik untuk
  berdoa lebih sungguh-sungguh. Contoh-contoh dekorasi yang dapat
  dibuat, misalnya:
     - Dekorasi sebuah formasi salib terbuat dari lilin-lilin. Anak
       dapat diajak berdoa bersama-sama mengelilingi salib tersebut.
     - Dekorasi sebuah hati terbuat dari formasi susunan lilin-lilin,
       dan anak berdoa duduk melingkar dalam formasi hati tersebut.
     - Dekorasi sebuah kolam, dan anak diingatkan peristiwa Yesus di
       danau Galilea, lalu anak-anak diajak berdoa bersama di
       sekeliling kolam.
     - Dekorasi sebuah taman, anak-anak dapat diingatkan peristiwa
       Yesus berdoa di taman Getsemani dan anak-anak diajak berdoa
       bersama.
     - Ruangan didekorasi dengan banyak lampion.
  Dan masih banyak lagi kreasi dekorasi yang dapat di buat, tentu saja
  harus disesuaikan dengan pokok pelajaran dari cerita minggu
  tersebut. Dengan dekorasi, membuat suasana doa menjadi lebih indah.

  Kreasi 4: Doa dan Selingan Lagu
  -------------------------------
  Guru dapat mengajak anak-anak mendoakan beberapa pokok doa. Diantara
  perpindahan pokok doa dari satu anak ke anak lainnya, guru dapat
  mengajak anak menyelingi doa dengan sebuah lagu. Lagu dapat
  dinyanyikan bersama, atau cukup dinyanyikan oleh singer saja, atau
  hanya suara tape saja. Dan di akhir doa sebuah lagu dapat
  dinyanyikan bersama sebagai penutup. Lagu ini akan membuat suasana
  doa lebih menarik.

  Kreasi 5: Kreasi Alat Peraga Doa
  --------------------------------
  (Lilin, hati, surat, bunga, kartu ayat, dan sebagainya)

  Anak-anak dapat diminta berdoa sambil memegang salah satu alat
  peraga. Misalnya, sebelum berdoa anak-anak diminta menuliskan pokok
  doanya pada sebuah surat, atau pada sebuah kartu yang diikatkan
  pada sebatang lilin, sebuah gambar hati, sekuntum bunga. Atau anak-
  anak dapat berdoa dengan memegang sebuah kartu ayat, yang berisi
  ayat hafalan yang dapat menguatkan hati anak-anak untuk berdoa.

  Kreasi 6: Macam-macam Jenis Isi Doa
  -----------------------------------
  Ada bermacam-macam jenis doa, misalnya:
     - Doa yang berisi suatu pujian akan kebesaran dan kemurahan
       Tuhan.
     - Doa yang berisi suatu permintaan kepada Tuhan.
     - Doa pengucapan syukur.
     - Doa yang berisi sebuah tekad atau janji (hal yang akan
       dilakukan).
     - Doa penyesalan dan memohon pengampunan atas dosa yang
       dilakukannya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
  Pengarang : Paulus Lie
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Andi, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 107 - 109


**********************************************************************
o/ HUMOR

  Semoga humor ini bisa menghibur di tengah-tengah kesibukan pelayanan
  kita semua ... :)

                              DOA JESICA
                              ==========

  Jesica, seorang gadis kecil berusia 3 tahun sering berkata kepada
  ibunya bahwa dia takut kepada hantu. Oleh karena itu ibunya
  mengajarkan Jesica berdoa supaya ia tidak takut kepada hantu.

  Ibu   : "Jesica, Tuhan Yesus sangat berkuasa dan hantu takut dengan
           Tuhan Yesus. Nah, kalau Jesica takut, Jesica harus usir
           hantu itu dalam nama Tuhan Yesus."

  Ibu Jesica sangat bangga karena sekarang anaknya tidak takut lagi
  setelah diajarkan bagaimana mengusir hantu, bahkan Jesica berhasil
  mengingat semua kata-katanya dengan benar berulang-ulang.

  Ibu   : "Bagus! Coba sekarang ulang sekali lagi."
  Jesica: "DALAM NAMA TUHAN YESUS, HANTU PERGI!!!"

  Pada saat yang lain ibu Jesica mengajarkan Jesica berdoa makan
  dengan cara memintanya menirukan kata-kata yang ibunya ucapkan.

  Ibu   : "Tuhan Yesus ...."
  Jesica: "Tuhan Yesus ...."

  Ibu   : "Jesica mau makan ...."
  Jesica: "Jesica mau makan ...."

  Ibu   : "Terima kasih untuk makanan ini ...."
  Jesica: "Terima kasih untuk makanan ini ...."

  Ibu   : "Dalam nama Tuhan Yesus ...."
  Jesica: "HANTU PERGIII ... !!!"

  Ibu   : "???...... Amin."
  Jesica: "Amin."

  Sumber: Tim Redaksi e-Humor
  ---------------------------------------------------------------------
    "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,
   Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku." (Mazmur 91:14)
             < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Maz+91:14 >
  ---------------------------------------------------------------------

  Sumber: e-Humor - 341/Mei/2002
  Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/e-humor/341/


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Martha W. <martha@>
  >Syalom,
  >Terima kasih untuk semua kiriman binaanak pada saya. Bahan-bahan
  >mengajar yang ditampilkan, saya print lalu saya jadikan buku untuk
  >rekan-rekan GSM di gereja saya. Buku tersebut saya beri nama
  >"Kumpulan Cerita Bina Anak". Saat ini buku pertama sudah selesai.
  >Saya tidak lupa kok mencantumkan sumber bahan cerita tsb dan juga
  >alamat subscribe binaanak seperti yang sering diminta oleh staf
  >binaanak. Terima kasih sekali lagi ... :) Maju terus dalam
  >pelayanan.

  Redaksi:
  Kami sangat bersukacita atas apa yang sudah Anda lakukan. Kiranya
  apa yang sudah Anda lakukan tersebut menjadi berkat bagi Anda dan
  rekan-rekan Anda. Untuk memajukan pelayanan anak, memang dibutuhkan
  orang-orang kreatif yang berinisiatif tinggi. Silakan gunakan terus
  bahan-bahan dari kami demi kemajuan pelayanan anak di mana saja.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org