Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/112

e-BinaAnak edisi 112 (5-2-2003)

Kebutuhan untuk Dikasihi

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                    Edisi 112/Februari/2003
-----------
  o/ SALAM DARI REDAKSI
  o/ ARTIKEL (1)          : Kebutuhan Kasih
  o/ ARTIKEL (2)          : Kasih yang Tepat
  o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Kasih Sayang
  o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Allah Memelihara Yusuf
  o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Artikel Kelas Kecil dan Anak Hiperaktif?

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam jumpa,

  Di bulan Februari ini tema yang kami angkat adalah tentang
  "Kebutuhan Anak". Suatu tema yang sangat penting dibahas, khususnya
  bagi pengajaran guru-guru di Sekolah Minggu. Kebutuhan Anak meliputi
  berbagai segi. Khusus pada edisi Februari ini kita hanya akan
  membahas empat segi kebutuhan anak saja, yang akan kami bagi menjadi
  seri topik-topik sebagai berikut:
                   1. Kebutuhan untuk Dikasihi  (Love)
                   2. Kebutuhan akan Rasa Aman  (Security)
                   3. Kebutuhan untuk Dihargai  (Respect)
                   4. Kebutuhan untuk Dibimbing (Guidance)

  Sebagai seri pertama dari tema "Kebutuhan Anak" yang akan kami bahas
  dalam edisi ini, adalah mengenai kebutuhan anak akan kasih. Kasih
  Allah memang harus terpancar dalam kehidupan guru-guru SM agar dapat
  dirasakan oleh anak-anak didiknya. Seringkali kita merasa bahwa kita
  sudah cukup mengasihi anak-anak kita, tetapi tanpa kita sadari kasih
  yang kita berikan ternyata kasih yang tidak tepat. Lalu seperti apa
  kasih yang tepat itu? Silakan simak dua Artikel kami pada edisi ini.
  Sebagai pelengkap, dua Bahan Mengajar kami suguhkan untuk guru-guru
  dapat mengajar anak-anak kita tentang kasih Tuhan yang tanpa batas
  dan luar biasa!

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

           "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
      sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."
                            (Kolose 3:14)
         < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+3:14 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                            KEBUTUHAN KASIH
                            ===============

  Para ahli psikologi beranggapan bahwa kebutuhan yang paling penting
  dari seorang anak adalah kasih, dalam segala waktu ia perlu
  dikasihi.

  Kasih adalah hal yang paling mudah dirasakan, anak-anak biasanya
  tahu apakah orangtua mereka benar-benar mengasihi mereka atau tidak.
  Kasih orangtua tidak bisa digantikan dengan materi. Kasih yang
  berdasar pada materi hanya memberikan kesenangan sementara dan tidak
  dapat memuaskan kebutuhan jiwanya.

  Kasih datang dari Allah, tetapi kasih itu dapat disalurkan kepada
  anak-anak melalui orangtua atau orang lain. Oleh sebab itu,
  seandainya orangtua dan guru mengatakan, "Kalau kamu melakukan ini,
  maka Allah tidak mengasihi kamu," maka hal itu sulit untuk diterima
  oleh anak karena mereka membutuhkan kasih tanpa syarat. Adakalanya
  kita harus menggunakan cara yang khusus agar mereka merasa dikasihi.

  Dalam kebudayaan orang timur, para orangtua tidak biasa untuk
  menyatakan kasih secara terus terang, karena kebudayaan telah
  membuat orangtua tidak begitu terang-terangan menyatakan kasihnya
  sehingga anak sulit merasakan kasih sayang orangtua.

  Kasih seharusnya dinyatakan melalui sentuhan, perkataan, sikap, dan
  perilaku. Bila anak-anak sejak kecil dapat merasakan dirinya
  dikasihi, maka ia pun belajar mengasihi orang lain. Oleh sebab itu,
  orangtua harus selalu memperhatikan kebutuhan dasar anaknya, yaitu
  kebutuhan kasihnya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Menerobos Dunia Anak
  Pengarang : DR. Mary Go Setiawani
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2002
  Halaman   : 29


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                            KASIH YANG TEPAT
                            ================
                      Oleh: DR. Mary Go Setiawani

  Saya kurang mampu menguraikan tentang kasih, tetapi kasih yang
  sejati dapat dirasakan. Seringkali seorang guru mengatakan kepada
  anaknya: "Saya melakukan semua hal ini karena saya mengasihi
  engkau." Tetapi anak itu tidak merasakan kasih tersebut, malah
  mungkin ia merasa bahwa ia bukan anak kandung dari orangtuanya,
  karena ia justru merasa dibenci oleh ibunya.

  Sebenarnya, setiap orangtua yang normal pasti mengasihi anaknya.
  Tetapi mengapa komunikasi itu tidak sampai ke diri anaknya? Anaknya
  tidak merasakan kasih itu. Hal ini disebabkan karena adanya kasih
  yang kurang tepat, atau bukan kasih sejati.

  KASIH YANG KURANG TEPAT
  -----------------------

  Kasih yang kurang tepat ada beberapa macam, seperti:

  1. Kasih yang bersifat memiliki.
     -----------------------------
     Keinginan untuk memiliki, menjadikan orangtua atau guru
     mendorong anak untuk bersandar kepada mereka secara berlebihan.
     Ketika anak masih muda, wajar jika ia bergantung kepada
     orangtuanya. Tingkat ketergantungan ini bisa mencapai 100%. Anak
     itu sangat bergantung dan memerlukan orangtuanya. Tetapi semakin
     meningkat usia anak itu, tingkat ketergantungan itu seharusnya
     semakin berkurang. Kalau tidak demikian, maka perkembangan emosi
     anak tersebut akan terganggu atau terpengaruh.

     Banyak orangtua atau guru yang menginginkan anak-anak itu terus-
     menerus bergantung kepada mereka. Anak-anak asuhan mereka
     dianggap sebagai milik mereka. orangtua atau guru-guru demikian
     menganggap anak-anak atau murid-muridnya tidak lebih dari sekedar
     benda berharga saja, yang pada akhirnya akan menghalangi mereka
     menjadi anak-anak yang mandiri. Kasih seperti ini adalah kasih
     yang kurang tepat.

  2. Kasih yang bersifat menggantikan.
     ---------------------------------
     Kasih yang tidak tepat ini adalah kasih yang menghendaki agar
     anak-anak atau murid-murid itu dapat menggenapi cita-cita yang
     diidamkan oleh orangtua atau gurunya, dimana pada masa lalu,
     orangtua atau guru itu gagal mencapai cita-cita tersebut.
     Misalnya seorang ayah olahragawan menginginkan anaknya menjadi
     olahragawan dan dapat sukses seperti yang diinginkan orangtua
     itu. Akibatnya, anak itu dilatih, digembleng, dipaksa sedemikian
     rupa agar dapat berhasil. Kasih seperti ini merupakan kasih yang
     salah.

     Juga ada seorang ibu yang terjun ke dunia musik, menginginkan
     anak gadisnya juga terjun ke dunia musik dan mencapai kesuksesan
     seperti yang diidamkan oleh sang ibu, padahal anak tersebut tidak
     berbakat di bidang musik. Juga ada guru-guru yang melakukan hal
     seperti itu pada muridnya. Hubungan kasih seperti ini adalah
     hubungan kasih yang bersyarat, dimana anak itu dituntut melakukan
     sesuatu yang sesuai dengan cita-cita sang guru, jikalau tidak,
     maka kasihnya tidak diberikan.

     Kasih seperti ini adalah kasih yang berbahaya, karena kasih
     seperti ini adalah kasih yang mempunyai batasan tingkah laku,
     membatasi bakat anak atau murid, dan merupakan kasih yang
     memuaskan orangtua atau gurunya. Kasih ini adalah kasih yang
     tidak adil dan tidak tepat.

  3. Kasih yang bersifat memutarbalikkan peranan.
     --------------------------------------------
     Di sini orangtua atau guru bertukar peran dengan anak atau
     muridnya demi kepuasan dirinya sendiri. Sebagai contoh, kita
     dapat melihat orangtua yang kesepian, maka ia akan berperan
     seperti anak yang menuntut untuk dimengerti oleh anak atau murid.
     Mungkin ia berkata bahwa ia kesepian sehingga menuntut agar anak
     memperhatikannya, tidak hanya bermain dengan teman-temannya saja.
     Ibu itu lalu meminta anaknya mendampingi dia.

     Juga ada ayah yang selalu mengajak anaknya ke kantor, karena ia
     merasa aman jika anaknya menemani dia ke kantor. Kasih seperti
     ini merupakan kasih yang memutarbalikkan peranan. Orangtua yang
     berperan seperti anak yang memerlukan pertolongan, pendamping di
     dalam hidupnya, seringkali adalah orangtua yang memiliki emosi
     kurang stabil, yang kekurangan kasih dan menuntut kasih seperti
     ini dari anaknya. Kasih seperti ini adalah kasih yang kurang
     tepat.

  4. Kasih yang bersifat pilih kasih.
     --------------------------------
     Entah bagaimana, tetapi sangat sering terjadi kasus di antara
     kita, di bawah sadar, memilih kasih terhadap murid-murid kita.
     Mungkin termasuk Saudara dan saya. Kita bisa memilih kasih,
     karena kasih itu bersyarat. Umumnya, anak yang pandai, cerdas,
     cantik, menarik dsb. mendapatkan kasih yang lebih dari pada anak-
     anak yang lain. Sebenarnya anak-anak yang pandai, cantik, menarik
     sudah dipuaskan kasihnya oleh orangtuanya atau banyak orang
     lain, maka mereka bisa berkembang dengan normal. Justru mereka
     yang seringkali kurang menarik, mereka membutuhkan kasih itu.
     Mungkin mereka berasal dari keluarga yang tidak bisa merasakan
     kasih itu dari orangtua mereka. Tetapi seringkali kita memilih
     justru mereka yang sudah dipuaskan di dalam kebutuhan kasih
     mereka. Seolah-olah seperti apa yang sering dikatakan di dalam
     peribahasa Tiongkok: sudah cantik masih bertambah cantik. Sebenarnya
     kasih seperti itu tidak dibutuhkan.

     Seringkali mereka yang tidak menarik, yang sering dikategorikan
     sebagai slow-learner (anak yang kurang mampu menangkap pelajaran
     dengan cepat) tidak diperhatikan dan tidak mendapatkan kasih yang
     cukup dari orangtua atau guru-guru mereka. Seringkali mereka
     justru menampilkan diri dengan cara berbuat nakal dan menimbulkan
     kekacauan, sehingga menjadikan guru-guru mereka jengkel terhadap
     mereka. Anak-anak seperti itu sangat sulit untuk dikasihi,
     padahal justru mereka sangat membutuhkan kasih. Kalau bukan guru
     Sekolah Minggu atau guru-guru Kristen yang memiliki cinta kasih
     kepada mereka, siapakah yang bisa memberikannya? Biasanya mereka
     tidak mendapatkannya di dalam keluarga atau pergaulan mereka.

     Kalau memberikan kasih kepada mereka yang sudah berlimpah kasih,
     itu merupakan pelimpahan kasih yang kurang tepat. Kasih seperti
     ini seringkali menimbulkan masalah. Contoh konkrit di dalam
     Alkitab terlihat dalam kasus Isak memilih lebih mengasihi Esau
     dibandingkan dengan Yakub, yang akhirnya menimbulkan masalah di
     dalam keluarganya. Juga kasus Yakub yang memilih untuk lebih
     mengasihi Yusuf, yang akhirnya menimbulkan masalah dalam
     keluarganya. Muncul kecemburuan, sampai-sampai hampir terjadi
     pembunuhan. Kasih seperti ini sering menyebabkan kesulitan di
     dalam pendidikan dan pembentukan karakter anak. Hal ini adalah
     kasih yang kurang tepat.

  KASIH YANG TEPAT: KASIH KRISTUS
  -------------------------------

  Lalu bagaimanakah KASIH YANG TEPAT?

  Kasih yang tepat adalah kasih yang agung. Sebenarnya kita tidak
  mengerti dan tidak mengetahui metode kasih Allah seperti itu. Tetapi
  ketika kita menerima kasih Kristus, maka seluruh cara pandang kita
  berubah. Kita akan melihat wajah-wajah yang ada di hadapan kita
  sebagai orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan. Saya menjadi ingin
  sekali berkobar-kobar mengabarkan Injil kepada mereka. Allah telah
  mengasihi kita dan menyatakan kasih itu secara jelas kepada kita di
  dalam Yohanes 3:16. Saya sangat senang dengan ungkapan: "Sedemikian
  Allah mencintai dunia ini ....[sic]" Allah begitu mencintai dunia
  ini sehingga rela menyerahkan diri-Nya untuk berkorban di atas kayu
  salib demi menyelamatkan umat manusia. Tanpa karya Kristus di kayu
  salib, kita tidak mungkin mengerti apa itu kasih yang sejati. Kasih
  itu adalah kasih yang tanpa syarat.

  Allah telah mengasihi kita, Kristus telah mati untuk kita, bahkan
  ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Bukan karena adanya syarat-
  syarat atau tingkah laku tertentu di dalam diri kita yang menjadikan
  Allah mengasihi kita. Kasih ini adalah kasih yang tanpa syarat.
  Kasih yang menjadikan kita rela memberi, memberi diri kita untuk
  mereka; kasih yang menjadikan kita rela berkorban nyawa seperti
  Yesus Kristus. Mungkin di zaman seperti ini, Tuhan tidak sampai
  menuntut Saudara untuk berkorban nyawa, tetapi istilah ini dapat
  juga dimengerti sebagai penyangkalan diri sendiri. Mungkin bisa
  mengorbankan waktu, mengorbankan uang, sampai mengorbankan perasaan
  bila perlu. Kasih juga menjadikan kita bisa melihat anak tidak
  secara lahiriah, tetapi melihat anak sebagai jiwa yang berharga.
  Maka kita menerobos hal lahiriah dari anak itu, lalu melihat jiwa
  yang bernilai kekal di dalam diri anak itu.

  Pada saat saya bertobat, saya begitu mencintai jiwa anak-anak dan
  ingin memberitakan Injil kepada mereka. Saya menjadi anak muda
  pertama di gereja saya yang dipercayakan untuk turut serta mengajar
  Sekolah Minggu. Bagi saya mereka adalah jiwa-jiwa yang sangat
  berharga di mata Tuhan. Kasih seperti ini memang tidak sesempurna
  kasih Allah, tetapi biarlah kita memiliki sebagian dari kasih Allah
  ini untuk bisa kita bagikan kepada anak-anak dan murid-murid kita.

  Kalau kita tidak pernah mengalami kasih Allah dan menghayatinya,
  maka tidak ada metode apapun yang bisa memberikan kasih yang tepat
  seperti demikian.

  Sumber:
  Judul Buku: Seni Membentuk Karakter Kristen
  Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Pdt. Dr. Stephen Tong
  Penerbit  : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995
  Halaman   : 12 - 17


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

                             KASIH SAYANG
                             ============

  Alat Peraga:
  ------------
  Gambar seekor induk ayam dengan anak-anaknya.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  Lukas 13:34

  Tema:
  -----
  Tuhan memberi kita kasih sayang yang sama seperti induk ayam yang
  mengasihi anak-anaknya.

  Penyampaian:
  ------------
  Saya yakin setiap orang tahu binatang apa yang ada dalam gambar
  ini. Kamu benar -- ayam. Inilah gambar induk ayam bersama anak-
  anaknya.

  Seekor induk ayam memberikan kasih sayang yang istimewa kepada anak-
  anaknya. Anak-anak ayam itu masih berada di dalam telur selama tiga
  minggu. Induk ayam duduk di atas telur-telur itu dengan sangat hati-
  hati, untuk mengeraminya, melindungi, dan menghangatkan, sehingga
  anak-anak ayam dapat tumbuh di dalam telur itu.

  Bahkan setelah anak ayam itu menetas, induk ayam terus memeliharanya
  agar tetap terlindung dan hangat. Anak-anak ayam itu akan meringkuk
  dekat induknya dan sang induk akan melindungi dan menghangatkan
  anak-anaknya dengan sayapnya. Anak-anak ayam itu mengikuti induknya
  dan sang induk akan selalu memimpin mereka sepanjang jalannya.
  Percayakah kamu bahwa Yesus juga pernah berbicara tentang anak-anak
  ayam? Benar, di dalam salah satu ayat Alkitab yang mengatakan, "Aku
  rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
  anak-anaknya di bawah sayapnya ...."

  Itu berarti bahwa kasih Tuhan itu seperti kasih sayang yang
  diberikan oleh induk ayam kepada anak-anaknya. Tuhan menyayangi kita
  dan ingin melindungi dan menghangatkan kita, seperti seekor induk
  ayam yang ingin selalu melindungi dan menghangatkan anak-anaknya.

  Alkitab mengajar kita untuk mendekat kepada Tuhan agar dapat
  memperoleh penghiburan dan pimpinan. Kita bangga mengikuti Tuhan,
  karena Tuhan sangat menyayangi dan mengasihi kita, dan ini adalah
  hal yang sangat istimewa!

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, kami tahu induk ayam sangat mengasihi anak-anaknya. Terima
  kasih Engkau juga memberikan kasih yang sama seperti itu. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu:
              Sebuah Sumber Ibadah
  Pengarang : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Center, 2002
  Halaman   : 93 - 94


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

                        ALLAH MEMELIHARA YUSUF
                        ======================

  Untuk Pembina:
  --------------
  1. Bacalah Kejadian 35-50.
  2. Pelajarilah pasal-pasal itu.
  3. Siapkanlah diri anda untuk bercerita.
  4. Potifar seorang perwira raja di Mesir.
     Potifar sama seperti seorang presiden atau raja, tetapi dipanggil
     Potifar.

  Katakan kepada Murid-murid:
  ---------------------------
  Carilah sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam cerita ini.

  Bacakan:
  --------
  Kejadian 39:1-6

  Cerita:
  -------
  Yakub mempunyai banyak anak laki-laki; tetapi Yakub lebih mengasihi
  Yusuf daripada anak-anaknya yang lain, karena Yusuf lahir pada waktu
  Yakub sudah tua. Pada suatu hari, Yakub memberi Yusuf sebuah jubah
  yang bagus sekali. Jubah itu dibuat dari kain yang berwarna bagus.

  Allah menyatakan kepada Yusuf, kelak Yusuf akan menjadi pemimpin
  orang tuanya dan kakak-kakaknya. Kakak-kakak Yusuf menjadi sangat
  iri hati dan mereka membenci Yusuf. Pada suatu hari, Yusuf disuruh
  pergi mencari kakak-kakaknya yang sedang menggembalakan domba-
  dombanya. Ketika kakak-kakaknya melihat Yusuf, mereka memutuskan
  akan membunuhnya. Tetapi Ruben salah seorang kakak Yusuf, berkata,
  "Jangan membunuh dia, lemparkan saja ke dalam sumur ini." Ruben
  bermaksud menyelamatkan Yusuf dan menyuruh dia pulang ke rumah.
  Lalu mereka menyeret dia dan menanggalkan jubah Yusuf lalu
  melemparkan Yusuf ke dalam sumur kering. Tiba-tiba mereka melihat
  beberapa pedagang yang sedang menuju ke Mesir. Saudara-saudara Yusuf
  berunding bersama dan menyetujui untuk menjual Yusuf kepada
  pedagang-pedagang itu. Yusuf dijual dengan harga 20 keping perak.
  Lalu mereka menyembelih seekor kambing dan mencelupkan jubah Yusuf
  ke dalam darah kambing itu. Kemudian jubah itu mereka bawa kepada
  Yakub. Yakub menangis dan memakai baju berkabung karena dia sedih
  sekali memikirkan Yusuf yang mati dikoyak binatang.

  Sementara itu Yusuf telah dibawa ke Mesir dan dijual kepada seorang
  perwira raja sebagai budaknya. Waktu Yusuf di Mesir, terjadilah
  suatu salah paham sehingga dia dipenjarakan. Waktu Yusuf dalam
  penjara, raja bermimpi. Raja itu diberitahu bahwa Yusuf dapat
  menjelaskan arti mimpinya. Maka raja menyuruh pelayannya memanggil
  Yusuf. Dengan pertolongan Allah, Yusuf dapat menjelaskan arti mimpi
  raja. Yusuf berkata, "Nanti akan ada masa penuh kemakmuran di
  seluruh negeri Mesir. Setelah itu akan ada masa kelaparan selama
  tujuh tahun. Masa yang penuh kemakmuran itu akan dilupakan sama
  sekali, karena masa kelaparan itu begitu hebat sehingga negeri itu
  menjadi tandus." Raja merasa senang sekali karena Yusuf dapat
  menjelaskan mimpinya. Lalu Yusuf diangkat menjadi gubernur seluruh
  Mesir. Yusuf diberi kuasa untuk mengatur semua hasil panen di Mesir
  supaya ada cukup makanan untuk tujuh tahun.

  Sesudah tujuh tahun, ada masa kelaparan di Mesir. Juga, ada masa
  kelaparan di Kanaan, tempat tinggal Yakub dan anak-anaknya. tetapi
  masih ada gandum di Mesir, itulah hasil pekerjaan Yusuf dalam
  mengelola hasil panen.

  Yakub mendengar bahwa masih ada gandum di Mesir. Lalu dia mengutus
  anaknya untuk membeli gandum. Maka pergilah kesepuluh kakak Yusuf
  itu ke Mesir. Ketika Yusuf melihat kakak-kakaknya ia mengenali
  mereka, tetapi kakak-kakaknya tidak mengenali Yusuf. Kemudian Yusuf
  menyatakan dirinya kepada mereka. Mereka takut sekali kalau-kalau
  Yusuf akan menghukum mereka. Tetapi Yusuf telah mengampuni mereka.
  Bahkan Yusuf menyuruh mereka membawa ayahnya ke Mesir untuk tinggal
  di situ bersama-sama.

  Waktu kakak-kakak Yusuf kembali ke Kanaan, mereka bercerita kepada
  ayahnya, Yakub, mengenai semua yang sudah terjadi. Yakub dan semua
  saudaranya pergi ke Mesir. Mereka terdiri dari 75 orang. Tepat
  seperti janji Allah, mereka sudah menjadi banyak. Allah telah
  berkata bahwa cucu-cucu Abraham akan pergi ke negeri lain dan
  menjadi budak di situ selama 400 tahun.

  Allah berkata, bahwa Yakub tidak usah takut pergi ke Mesir sebab
  pada suatu saat, Allah akan mengembalikan keturunannya di Kanaan.
  Waktu Yakub dan keluarganya tiba di Mesir, raja itu sangat baik hati
  terhadap Yakub. Raja memberi tanah yang paling baik kepada Yakub dan
  keluarganya, orang Israel itu. Sesudah lama kemudian, Yakub
  meninggal di Mesir.

  Tanyakan kepada Murid-murid:
  ----------------------------
  Sifat-sifat Allah yang mana yang dijelaskan dalam cerita ini?
  Bagaimana sifat-sifat Allah itu dinyatakan?

  Sifat-sifat Allah dalam Cerita Ini:
  -----------------------------------
  1. Allah itu Mahakuasa -- Allah menguasai pikiran kakak-kakak Yusuf.
     Allah tidak mengizinkan mereka itu membunuh Yusuf. Allah
     memberkati Yusuf di Mesir. Allah menghendaki Yakub dan semua
     keluarganya pergi ke Mesir.

  2. Allah itu Mahabenar -- Allah tidak pernah melupakan orang Israel
     waktu mereka ada di negeri Mesir. Kasih-Nya terus menerus
     dilimpahkan untuk bangsa Israel.

  3. Allah itu Mahakasih -- Allah menyertai Yusuf selama dia di negeri
     Mesir. Walaupun Yusuf mengalami banyak kesukaran, karena kasih
     dan penyertaan Allah akhirnya Yusuf dapat melalui semua itu.

  Pertanyaan:
  -----------
  1. Mengapa Yusuf dibawa ke Mesir? (Karena Allah menghendaki begitu).

  2. Apa rencana Allah bagi Yusuf selama di Mesir? (Menjadi
     gubernur).

  3. Walaupun kakak-kakak Yusuf menjual Yusuf sebagai seorang budak,
     Allah masih berkuasa. Mengapa? (Sebab Allah mempunyai suatu
     rencana khusus bagi Yusuf selama di Mesir).

  4. Bagaimana Yusuf dapat dibebaskan dari penjara? (Allah menyatakan
     arti mimpi raja kepada Yusuf).

  Alat Peraga:
  ------------
  Carilah gambar tentang kehidupan Yusuf dan pengalamannya. Pakailah
  gambar-gambar itu sambil Anda bercerita.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Sampaikan Cerita Keselamatan:
              Menyatakan Sifat-Sifat Allah dan Kebenaran-Nya
  Pengarang : Dell dan Rachel Schultz
  Penerbit  : Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 1994
  Halaman   : 59 - 62


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Sri Rahayu <srihayu@>
  >Saat ini saya diberi tugas baru sebagai guru SM untuk menjadi
  >koordinator kelas kecil (umur 2-6 tahun). Sebelumnya saya adalah
  >koordinator kelas remaja.
  >Ternyata saya merasa lebih sulit mengajar kelas kecil daripada
  >kelas remaja. Tapi saya senang karena kepolosan mereka terkadang
  >membuat hal-hal yang lucu. Yang membuat sulit adalah anak-anak yang
  >terlalu aktiv dan sangat kritis. Apakah ada artikel khusus mengenai
  >kelas kecil ini atau artikel khusus tentang anak yang hiperaktive?
  >Kalau ada, saya sangat mohon bantuan dari tim binaanak untuk
  >mengirimkan kepada saya via e-mail. Saya baru berlangganan binaanak
  >sejak no 68.
  >Terima kasih atas bantuannya,
  >GBU,
  >Sri Rahayu

  Redaksi:
  Selamat mengemban tugas baru Anda :)
  Tentunya akan banyak cerita dan pengalaman baru yang akan Anda
  dapatkan. e-BinaAnak pernah memuat edisi yang memuat tentang kelas
  kecil. Anda dapat akses arsipnya di:
  1. e-BA no. 19/2001 (Mengenal Anak Batita -- 2-3 tahun)
     ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/019/
  2. e-BA no. 20/2001 (Mengenal Anak Balita -- 4-5 tahun)
     ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/020/
  3. e-BA no. 21/2001 (Mengenal Anak Pratama -- 6-8 tahun)
     ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/021/
  Khusus untuk anak hiperaktif, kami akan membahasnya dalam edisi
  bulan Oktober mendatang.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
                      Staf Redaksi: Oeni dan Davida
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org