Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/61

e-BinaAnak edisi 61 (30-1-2002)

Pembagian Kelas

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                     Edisi 061/Januari/2002
-----------
     o/ SALAM DARI REDAKSI
     o/ ARTIKEL                : Pembagian Kelas
     o/ TIPS MENGAJAR          : Kelas Sebagai Lingkungan Belajar
     o/ SERBA-SERBI            : Pertanyaan Seputar Ruang Kelas
     o/ DARI ANDA UNTUK ANDA   : Masukan Mengenai Perekrutan GSM

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************

o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam Sejahtera dalam Kasih Kristus,

  Seperti telah kami beritahukan pada edisi yang lalu, akhir Januari
  ini kita akan membahas topik tentang "Pembagian Kelas". Pada topik
  bahasan ini, kami tertarik untuk melihat pentingnya Sekolah Minggu
  membagi kelas-kelasnya dalam kelompok yang kecil. Keuntungannya
  sangat jelas, pada kelompok kecil anak-anak akan mendapat perhatian
  yang lebih banyak dan anak-anak lebih terkontrol. Tujuan utama dalam
  pelayanan SM adalah memberikan sentuhan pribadi kepada anak-anak
  agar mereka secara pribadi boleh menerima Kristus.

  Namun dibalik itu, sebenarnya ada prinsip penting lain mengapa
  jumlah anak di kelas-kelas SM disarankan tidak besar, yaitu untuk
  memberi kesempatan agar Sekolah Minggu anda bertumbuh. Di kelas yang
  jumlah muridnya banyak, hampir dikata kelas itu sulit untuk
  bertumbuh lebih besar lagi. Oleh karena itu, marilah kita
  mempelajari lebih dalam lagi tentang pembagian kelas di Sekolah
  Minggu, karena ternyata dalam membagi kelas terdapat prinsip-prinsip
  dan strategi yang dapat menolong kita merencanakan Sekolah Minggu
  dengan lebih baik.

  Selamat membaca,
  Tim Redaksi

 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
  perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-
   perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
                            (Lukas 16:10)
      < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Luk/T_Luk16.htm 16:10 >

**********************************************************************
o/ ARTIKEL

                        PEMBAGIAN KELAS-KELAS
                        =====================

      "Yesus membawa kedua belas orang pengikut-Nya menyendiri,
        lalu berkata kepada mereka, "Perhatikanlah baik-baik!"
                         (Lukas 18:31, BIS)

  Meskipun Tuhan Yesus sering berkotbah di hadapan banyak orang, namun
  sebagian besar pelayanan-Nya ditujukan kepada perseorangan atau
  kelompok kecil saja. Dalam kitab-kitab Injil sering kita temukan
  kata-kata seperti, "Yesus memanggil kedua belas orang pengikut-Nya
  menyendiri...", "Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas
  murid itu....". Dan dengan "kelas"-Nya yang terdiri dari dua belas
  murid atau pelajar itu, mulailah Yesus mengajar. Dia ingin agar
  mereka mengetahui misi-Nya untuk datang ke bumi ini, dan mengajarkan
  kepada mereka tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ke seluruh
  dunia.

  Murid-murid Yesus selalu ada bersama-sama dengan Dia di antara orang
  banyak, tetapi apabila Dia ingin mengajarkan sesuatu kebenaran
  khusus kepada mereka, Dia membawa mereka menyendiri. Kristus tahu
  bahwa hal mengajar yang sesungguhnya bukan sekedar berbicara kepada
  orang banyak saja. Mengajar berarti bahwa murid-Nya belajar, dan
  belajar meminta perubahan untuk terjadi dalam pikiran dan tindakan
  murid-murid-Nya.

  Kristus tahu keuntungan-keuntungan mengajar di kelompok kecil.
  Perhatikan beberapa cara mengajar yang dapat kita pelajari dari
  teladan-Nya:
  (1) Yesus kenal murid-murid-Nya dan mengetahui kebutuhan mereka --
      Dia berkunjung ke rumah mereka, Markus 1:29.
  (2) Dia mengadakan hubungan pribadi yang sangat penting bagi
      pengajaran yang baik -- Dia memanggil mereka dengan nama mereka,
      Yohanes 21:15.
  (3) Dia mengerti dan memecahkan keperluan dan masalah pribadi mereka
      -- Dia menjawab pertanyaan mereka, Yohanes 14:5-6.
  (4) Yesus mengajarkan kebenaran-kebenaran yang baru dan sukar dalam
      hubungannya dengan apa yang telah mereka ketahui -- Dia
      berbicara mengenai tanah dan benih untuk menolong mereka
      memahami hal "menaburkan Firman Allah", Markus 4:2-3,10,14.

  Dewasa ini ada guru-guru yang belum mengetahui rahasia ini. Mereka
  berusaha keras untuk mengajar di kelompok-kelompok yang besar,
  padahal Yesus, Guru Agung itu, tidak melakukan hal seperti itu! Dua
  belas orang dalam sebuah kelas pasti merupakan jumlah yang baik --
  jumlah itulah yang ada dalam kelas Yesus. Ikutilah teladan Kristus
  dengan mengadakan kelas-kelas yang kecil dalam Sekolah Minggu.

  1. MENGGOLONGKAN MURID-MURID

  Ada tiga golongan atau kelompok yang umum dalam masyarakat, yaitu
  orang dewasa, kaum remaja, dan anak-anak. Umur-umur yang biasa
  ditetapkan bagi ketiga kelompok ini adalah:
       Dewasa        = usia 26 tahun ke atas;
       Remaja/Pemuda = usia 13-25 tahun; dan
       Anak-anak     = usia 12 tahun ke bawah
      (bayi = usia 0-3 tahun, termasuk dalam kelompok anak-anak).

  Masing-masing kelompok umur mempunyai kemampuan belajar dan
  kebutuhan yang berbeda-beda, antara kelompok yang satu dengan
  kelompok umur yang lain. Karenanya, masing-masing kelompok harus
  diajar dengan cara-cara yang berbeda pula. Jelas sekali bahwa
  seorang laki-laki lulusan perguruan tinggi, yang mengepalai satu
  perusahaan, sudah berkeluarga dan mempunyai empat orang anak, akan
  mempunyai kebutuhan dan kemampuan belajar yang berbeda dengan
  seorang anak laki-laki usia 10 tahun yang masih bersekolah di
  Sekolah Dasar. Mengajar harus dilakukan dengan cara yang sedemikian
  rupa yang sesuai dengan kemampuan yang ada serta memenuhi kebutuhan
  pribadi mereka.

  Pada masing-masing kelompok umur yang disebutkan di atas, masih
  terdapat juga banyak perbedaan. Karenanya, harus ada sejumlah kelas
  dalam tiap-tiap kelompok umur yang umum.

  Pembagian Kelas untuk Anak-anak:
  --------------------------------
  Harus diadakan banyak kelas untuk anak-anak. Bahkan dalam Sekolah
  Minggu terkecilpun harus ada Kelas Kanak-kanak (4-6 tahun), Kelas
  Pratama (7-9 tahun) dan Kelas Madya (10-12 tahun). Ketika sekolah
  Minggu berkembang dan setiap kelas makin banyak jumlah anggotanya,
  maka kelas-kelas tersebut sebaiknya dibagi menurut umur dan jumlah
  maksimal dalam kelas. Akan lebih baik jika jumlah anak tidak
  melebihi 15 orang dalam satu kelas. Jadi Sekolah Minggu didorong
  untuk mengadakan banyak kelas anak-anak dengan tempat dan gurunya
  sendiri-sendiri.

  Bayi, umur 0-3 tahun, harus selalu ikut ibunya! Jangan mereka
  disuruh duduk dengan kakaknya atau dibiarkan berjalan ke sana ke
  sini. Taraf pengertian mereka tidak sama dengan anak-anak yang
  berumur 4 dan 5 tahun. Kalau ada di kelas yang sama mereka akan
  menyebabkan anak-anak yang lebih besar tidak bisa belajar. Seorang
  wanita, yang pandai mengasuh anak-anak, dapat diminta untuk menjaga
  semua anak umur 0-3 tahun dalam sebuah kelas bayi selama jam Sekolah
  Minggu. Memang ada hal-hal yang bisa diajarkan kepada anak batita
  (anak di bawah usia tiga tahun) tetapi harus sesuai dengan taraf
  pengertian umur mereka. Jadi adakan sebuah kelas khusus untuk anak
  umur 2-3 tahun.

  2. MEMBAGI KELAS-KELAS

  Bilakah sebuah kelas harus dibagi menjadi dua kelas terpisah? Kelas-
  kelas Sekolah Minggu idealnya memiliki 8 sampai 15 anak saja. Namun
  demkian, jika misalnya ada 16 anak, tidak berarti anda harus
  menyuruh yang seorang pulang! Setiap kelas kadang-kadang juga akan
  kedatangan anak-anak baru (tamu) setiap minggunya. Jika yang hadir
  secara rutin mencapai sekitar 20 orang, kelas itu sebaiknya dibagi
  dalam dua kelompok, masing-masing dengan seorang guru dan tempat
  pertemuan yang berbeda.

  Kelas yang memiliki jumlah anak yang terlalu banyak ada kerugiannya.
  Seorang guru mempunyai kewajiban tertentu yang hampir tidak mungkin
  dilaksanakan jika kelas itu beranggotakan lebih dari 30 orang.
  Kebutuhan-kebutuhan berikut ini perlu diingat sebagai kewajiban yang
  harus dipenuhi guru:

  a. Kebutuhan Rohani
     ----------------
     Seorang guru harus memenuhi kebutuhan rohani setiap anak dalam
     kelasnya. Untuk mengetahui kebutuhan itu, seorang guru harus
     mengenal murid-muridnya. Simaklah pertanyaan-pertanyaan ini:
     - Dapatkah saudara memanggil tiap-tiap murid menurut namanya?
     - Tahukah saudara dimana mereka tinggal?
     - Pernahkah saudara mengunjungi mereka?
     - Sudahkah mereka dilahirkan kembali?
     - Sudahkah mereka dipenuhi Roh Kudus?
     - Siapakah nama sahabat-sahabat mereka?
     - Pernahkah mereka bersaksi tentang Kristus dan memenangkan jiwa
       bagi-Nya?
     - Apa yang sebenarnya saudara ketahui tentang masing-masing
       murid?
     - Jika saudara tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupannya di
       luar gedung gereja, bagaimana saudara dapat memenuhi kebutuhan
       emosi dan rohaninya?
     Dan jika saudara mempunyai kelas yang beranggotakan lebih dari
     15-20 anak, saudara tidak akan bisa mengenal tiap-tiap anak
     secara pribadi.

  b. Perkunjungan
     ------------
     Kelas harus dibagi jika menjadi lebih besar, sehingga saudara
     bisa mengetahui siapa anak baru, dan siapa yang tidak hadir.
     Orang-orang tersebut harus dihubungi atau dikunjungi oleh guru.
     Jika kelas itu terlalu besar, sukarlah mengadakan perkunjungan
     yang diperlukan.

  c. Pengajaran yang Efektif
     -----------------------
     Memang sulit untuk tetap menawan perhatian kelas dan memberi
     pelajaran yang memenuhi kebutuhan masing-masing murid, jika kelas
     itu terlalu besar. Jika jumlahnya besar, tempat duduk seringkali
     kurang mencukupi. Murid-murid tidak akan belajar dengan baik jika
     mereka terlalu berdesak-desakan. Untuk mengajar dengan efektif,
     bagilah kelas-kelas yang terlalu besar menjadi kelas yang lebih
     kecil.

  3. MEMPERSIAPKAN PEMBAGIAN KELAS

  Pengurus/pemimpin Sekolah Minggu bertanggung jawab untuk memikirkan
  dan merencanakan pembagian kelas-kelas di Sekolah Minggu, termasuk
  kemungkinan pembentukan kelas-kelas baru sebagai akibat dari
  perkembangan pelayanan yang berhasil. Ada tiga hal yang diperlukan
  dalam perencanaan ini:

  a. Guru-guru yang Memenuhi Persyaratan
     -----------------------------------
     Pengurus/pemimpin Sekolah Minggu bertanggung jawab untuk
     mengadakan pendidikan atau training bagi guru-guru SM, supaya
     tersedia guru-guru yang memenuhi syarat, yang mampu mengajar di
     kelas-kelas secara bertanggungjawab. Lebih-lebih jika SM
     merencanakan untuk memperluas dan mengembangkan pelayanannya,
     maka dibutuhkan guru-guru baru yang sudah lebih dahulu dilatih
     untuk mengajar dan memimpin kelas-kelas baru.

  b. Tambahan Ruangan Kelas
     ----------------------
     Salah satu masalah dalam pembagian kelas adalah sulitnya
     menyediakan tempat untuk pembentukan kelas-kelas baru yang
     dibutuhkan. Jika tidak ada tempat dalam gedung yang sedang
     dipakai, maka seluruh anggota gereja dapat bekerja sama untuk
     membangun ruangan-ruangan Sekolah Minggu atau menemukan tempat-
     tempat baru sebagai suatu antisipasi terhadap pertumbuhan
     pelayanan SM. Dengan limpah Allah akan memberkati gereja yang
     memiliki pandangan untuk ingin selalu bertumbuh.

     Gedung sekolah yang dekat dengan gereja atau rumah jemaat yang
     berdekatan dengan gereja boleh juga menjadi alternatif tempat
     baru. Lakukan pendekatan yang baik dengan jemaat tsb. dan
     bicarakan kebutuhan untuk satu ruangan yang dapat dipakai tsb.
     untuk satu kelas SM. Yakinkan bahwa ruangan yang akan dipakai
     tsb. akan dipelihara dengan baik dan ditinggalkan dalam keadaan
     bersih dan rapi setelah dipergunakan untuk Sekolah Minggu.
     Tunjukkan sikap penghargaan dan rasa hormat terhadap pemilik
     rumah. Apabila di kemudian hari tempat itu tidak diperlukan lagi,
     jangan lupa menyampaikan terima kasih kepada mereka.

  c. Membuat Perencanaan
     -------------------
     Buatlah rapat bersama dengan semua guru SM, bahkan dengan
     pengurus gereja untuk membicarakan dan merencanakan bersama
     tentang pembagian kelas dan bagaimana mengantisipasi pembentukan
     kelas-kelas baru. Para guru harus ikut bekerja bersama jika kelas
     mereka harus dibagi.

     Masalah pembagian kelas berhubungan erat dengan seberapa jauh
     gereja ingin agar Sekolah Minggunya berkembang. Oleh karena itu
     sebelum mengadakan berbagai acara untuk "memenangkan jiwa baru"
     (misalnya, mengadakan acara Pekan Anak-anak, KKR, dll.) harus
     dibuat rencana persiapan dengan matang tentang pembagian kelas-
     kelas. Karena jika kehadiran jumlah anak-anak yang datang ke
     Sekolah Minggu meningkat, maka hal ini akan mengubah keadaan
     kepadatan kelas, sehingga perlu dipikirkan lebih dahulu bagaimana
     mempersiapkan kelas-kelasnya. Jangan membagi kelas setelah kelas
     menjadi besar, karena secara psikologis anak-anak baru akan
     menjadi kecewa kalau ternyata mereka harus berpisah dengan teman-
     teman yang baru dikenalnya. Oleh karena itu lebih baik menyiapkan
     kelas kecil untuk menjadi besar daripada membagi kelas besar
     menjadi kelas kecil.

     Pada waktu yang bersamaan perlu dipikirkan apa saja yang
     diperlukan ketika kita ada pembagian kelas-kelas baru. Ada tiga
     hal yang perlu dipersiapkan yaitu: kebutuhan untuk adanya guru-
     guru baru, ruangan kelas baru dan penambahan bahan pelajaran
     (karena bahan yang ada pasti sudah tidak mencukupi lagi).

  4. KAPAN SEBUAH KELAS PERLU DIPECAH MENJADI DUA?

  Mengapa perlu membagi kelas besar dan menjadikannya dua kelas?
  Karena sukar dan hampir tidak mungkin untuk seorang guru mengajar
  dengan efektif dalam sebuah kelas yang terlalu besar. Kapan waktu
  yang tepat untuk membagi sebuah kelas? Ketika jumlah yang hadir
  mulai konstan sekitar 20 orang.

  Tujuan guru mengajar di kelas adalah untuk memenuhi kebutuhan
  pribadi muridnya. Guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid agar
  murid dapat mengerti dan belajar apa yang kita ajarkan. Dalam kelas
  yang cukup kecil murid akan mendapat perhatian pribadi, maka akan
  terjadi hal-hal yang menakjubkan. Mereka tidak saja belajar dan
  mengalami perubahan (alasan untuk mengajar), tetapi mereka juga akan
  rindu membawa teman-teman mereka untuk juga menikmati apa yang
  mereka sendiri  telah nikmati. Demikianlah jumlah murid di kelas
  akan bertambah secara alami!

  Jika kemudian kelas saudara bertambah secara konstan dan mencapai
  jumlah yang terlalu besar, maka sudah saatnya anda membaginya
  menjadi dua kelas. Dengan perhatian yang cukup dan pengajaran yang
  baik, ke dua kelas tersebut akan terus bertumbuh. Tidak lama
  kemudian saudara sudah mempunyai dua kelas lagi yang cukup besar
  untuk dibagi lagi - sehingga menjadi empat kelas! Itulah suatu hal
  yang mengherankan, sebab biasanya proses membagi adalah membuat
  sesuatu hal menjadi lebih kecil. Tetapi kelas-kelas yang lebih kecil
  dengan guru-guru yang menaruh perhatian pada murid-muridnya tidak
  akan tetap kecil. Karenanya kita dapat mengatakan bahwa membagi dan
  membuat kelas-kelas baru akan menambah kehadiran Sekolah Minggu.
  Suatu mujizat telah terjadi! Jadi, marilah kita membagi dan
  menambah!


  Tulisan ini diambil dan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Pola Dasar Perkembangan Sekolah Minggu
  Pengarang : AGLC-Teaching Ministries Accra, Ghana
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1987
  Halaman   : 18 - 23


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR

  Menurut B.S. Sidjabat, dalam tulisannya yang berjudul "Masalah
  Lingkungan Belajar dan Motivasi", ada tiga hal penting berkaitan
  dengan cara meningkatkan efektivitas belajar, yaitu faktor
  lingkungan belajar atau ukuran kelas yang besar, masalah disiplin,
  dan motivasi belajar. Sesuai dengan topik Pembagian Kelas yang
  dibahas dalam edisi ini, maka akan diulas salah satu dari ketiga hal
  tersebut yaitu lingkungan belajar atau ukuran kelas yang besar.

                          LINGKUNGAN BELAJAR
                          ==================

  B.S. Sidjabat menuliskan bahwa:

  Penelitian mengungkapkan bahwa efektivitas belajar terjadi jauh
  lebih besar dalam kelas kecil, daripada dalam kelas besar (lebih
  dari 20 peserta). McKeachie, dalam "Teaching Tips" (1986),
  menyatakan bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang dapat
  diperoleh. Dua diantaranya dijelaskan berikut ini:

  1. Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan
     kemampuan belajar mereka yang memiliki motivasi rendah sebab
     guru dapat menyapa masing-masing peserta secara pribadi. Juga
     kelas ukuran ini dapat meningkatkan gairah belajar bagi mereka
     yang "masih hijau" terhadap pengajaran yang disajikan. Di
     samping itu, dalam kelompok kecil segi-segi aplikatif, dan
     sintesis dari pengajaran dapat lebih diperbincangkan.

  2. Dalam kelas ukuran kecil guru memiliki kesempatan yang relatif
     besar untuk berinteraksi dengan peserta didiknya. Intensifnya
     interaksi menunjukkan bahwa guru menaruh perhatian terhadap
     keberadaan dan kebutuhan mareka. Rasa dihargai akan muncul dalam
     diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat
     bagi diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat
     bermanfaat bagi tujuan yang menekankan segi-segi penerapan,
     analisis, sintesis, serta pemikiran kritis. Pembahasan suatu
     pokok bahasan secara kritis selalu dapat dilakukan secara
     bersama-sama.

  Dalam kelas ukuran besar sebaliknya guru memiliki kesempatan yang
  relatif kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering peserta
  didik merasa kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam
  kegiatan diskusi. Mereka hadir untuk memenuhi jumlah kehadiran, yang
  mungkin sebagai prasyarat bagi kelulusan. Kelas ukuran besar juga
  cenderung memusatkan kegiatan mengajarnya kepada guru. Untuk memukau
  perhatian peserta didik selama pengajaran berlangsung, guru harus
  mengadakan persiapan yang sangat matang sehingga dapat mengemukakan
  ide-ide secara jelas, sistematis, disertai contoh-contoh yang
  konkret.

  Bahan diambil dari sumber:
  Judul Buku: Menjadi Guru Profesional -- Sebuah Perspektif Kristiani
  Penulis   : B.S. Sidjabat, Ed.D
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1994
  Halaman   : 106 - 107


**********************************************************************
o/ SERBA-SERBI

                    PERTANYAAN SEPUTAR RUANG KELAS
                    ===============================

  Ruang kelas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, pertama:
  mempengaruhi proses belajar para murid dalam menerima suatu
  pelajaran, dan kedua: mempengaruhi guru dalam menyampaikan
  pelajaran. Ruangan kelas yang baik adalah ruangan yang dapat
  digunakan anak-anak untuk mempelajari segala sesuatu dengan nyaman.
  Dalam menciptakan ruang kelas yang nyaman ini diperlukan berbagai
  penyesuaian kondisi di dalam ruang kelas tersebut. Pertanyaan-
  pertanyaan di bawah ini akan membantu kita untuk melihat apakah
  suatu ruang kelas cukup baik untuk belajar bagi anak-anak dan untuk
  mengajar bagi guru:

  1. Apakah yang anda rasakan ketika memasuki ruang kelas? Apakah anda
     merasa ingin masuk ke dalamnya?
  2. Apakah bahan yang tersaji di ruang kelas tersebut mendorong anak-
     anak untuk mempelajari Firman Tuhan?
  3. Apakah anak-anak merasa terdorong untuk terlibat di dalam
     aktivitas, ataukah segala sesuatu di ruangan tsb. tampak kacau
     dan tidak terurus sehingga mereka enggan untuk menyentuhnya?
  4. Apakah ruangan kelas cukup leluasa untuk bergerak tanpa anak
     harus menabrak perlengkapan/mebel yang ada?
  5. Selama mengikuti pelajaran dapatkah anak-anak menemukan dan
     mengembalikan barang yang diperlukan di dalam kelas?
  6. Apakah penempatan papan pengumuman dan papan tulis sesuai dengan
     jarak pandang mata anak-anak?
  7. Apakah ruang kelas tersebut rapi dan bersih?
  8. Apakah udaranya terasa segar?
  9. Apakah ruang kelas tersebut memiliki pencahayaan yang cukup?
 10. Apakah ada sesuatu di dalam ruang kelas yang tidak seharusnya
     dilihat oleh anak-anak, karena tidak baik dan tidak etis?
 11. Apakah jendela dalam ruang kelas dapat digunakan untuk melihat
     dengan leluasa?

  Sementara anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, buat daftar
  tentang hal-hal dalam ruang kelas yang ingin dan dapat anda ubah.
  Tetapkan hal-hal apa yang dapat anda kerjakan sendiri maupun yang
  memerlukan sedikit bantuan dari orang lain untuk mengerjakannya.
  Lalu anda dapat mengerjakan perubahan tersebut ketika telah tersedia
  uang, bahan-bahan, waktu, dan tempatnya.

  Catatan:
  Di Indonesia, ada banyak Sekolah Minggu yang hanya memiliki ruangan
  kecil atau diadakan di rumah-rumah jemaat dengan ruangan yang
  terbatas (di ruang tamu atau di garasi). Namun demikian, kita bisa
  membuat ruangan-ruangan yang terbatas itu menjadi ceria, dekoratif
  dan menarik agar anak-anak Sekolah Minggu tidak jenuh untuk belajar
  di sana. Beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain: memasang
  gambar-gambar menarik di dinding, memakai perabotan yang disesuaikan
  dengan ukuran anak-anak (seperti meja pendek, kursi kecil, lemari
  kecil), dsb.

  Selamat berkreasi!!

  Bahan disadur dari sumber:
  Judul Buku: Sunday School Smart Pages
  Editor    : Wes & Dheril Haystead
  Penerbit  : Gospel Light, USA, 1992
  Halaman   : 115


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Ardianto <ardianto.lampung@>
  >Dengan Hormat,
  >Saya hanya ingin memberikan masukan mengenai artikel perekrutan GSM
  >utk edisi ke-60 ini.

  >Dari pengalaman saya langkah awal perekrutan Calon GSM adalah dari
  >GSM itu sendiri. Saya sendiri menjadi GSM karena saya merasakan
  >betapa senangnya ber-Sekolah Minggu & di SM saya mengenal Kristus.
  >Demikian juga rekan-rekan GSM saya saat ini adalah sebagian besar
  >dahulunya murid-murid SM (beberapa adalah murid saya).

  >Kriteria lain yang menurut saya sangat membantu dalam membina calon
  >GSM tsb adalah (bila dpt dia pernah bersekolah minggu), karena dari
  >beberapa rekan GSM yg tdk pernah berSM mengalami kesulitan utk
  >mendapat gambaran idealnya SM dan penguasaan lagu-lagu SM.

  >Mengenai status dan usia memang idealnya adalah yg telah dewasa;
  >tapi pada gereja kecil (spt saya) jangankan utk memilih ...... yg
  >bersedia & sptnya cakap utk melayani juga sulit utk didapat. Jadi
  >mungkin dlm keadaan spt ini usia dan status sptnya dpt
  >dikesampingkan.
  >Salam, Didi

  Redaksi:
  Terima kasih untuk masukan yang anda berikan. Kami setuju bahwa
  status menikah dan usia tidak menjadi syarat penting, namun
  kedewasaan pribadi dan iman tetap harus menjadi syarat yang penting.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
           Staf Redaksi: Oeni, Meilania, Ratnasari, Asih
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org