Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/107

e-BinaAnak edisi 107 (23-12-2002)

Refleksi Natal

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                    Edisi 107/Desember/2002
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Natal: Pengalaman Natal untuk Anak
    o/ ARTIKEL (2)          : Pandang Bayi Yesus pada Saat Tragis
    o/ KESAKSIAN NATAL      : Pesta Natal
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Setelah Hari Natal
    o/ STOP PRESS           : Konseling Remaja (Program Intensif)
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Selamat Natal dan Tahun Baru

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam Sejahtera dalam Kristus,

  Edisi e-BinaAnak yang ke-107 ini terbit sebagai edisi terakhir di
  tahun 2003. Dalam edisi ini kami ingin mengajak Anda semua untuk
  sejenak merenungkan arti Natal yang sesungguhnya dalam kehidupan
  kita dan juga anak-anak didik kita. Dua Artikel yang kami suguhkan,
  kami harap dapat memberikan inspirasi bagi Anda semua menjelang Hari
  Natal ini. Kiranya melalui sajian kami kita bisa lebih menghayati
  makna Natal yang sesungguhnya. Jangan lupa untuk menyimak Bahan
  Mengajar yang kami sajikan agar dapat menjadi berkat dalam pelayanan
  Anda semua.

  Akhirnya segenap Tim Redaksi e-BinaAnak mengucapkan:

                                  ^
                                 ***
                                *****
                               *******
                              *SELAMAT*
                             *HARI NATAL*
                           25 DESEMBER 2002
                          ******************
                        DAN SELAMAT TAHUN BARU
                       *****1 JANUARI 2003*****
                                 | |
                                _| |_
                             Tim Redaksi

                 "Seorang anak telah lahir bagi kita;
                   kita dianugerahi seorang putra.
                    Ia akan menjadi pemimpin kita.
                 Ia dinamakan: "Penasihat Bijaksana",
                   "Allah Perkasa", "Bapak Kekal",
                     "Raja Damai"." (Yesaya 9:5)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yesaya+9:5 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                                NATAL:
                                ======
                     PENGALAMAN NATAL UNTUK ANAK

  Sangatlah ironis bahwa dewasa ini Natal menjadi saat yang paling
  materialistis dalam sepanjang tahun, padahal kita sedang merayakan
  ulang tahun Dia yang berkata,
     "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ....
      Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ...."
                                             (Baca: Matius 6:19,33).

  Yang menyedihkan, banyak keluarga Kristen menghabiskan sebagian
  besar waktu dan energi untuk aspek-aspek Natal secara duniawi
  daripada aspek-aspek rohaninya, sambil mengatakan bahwa "masyarakat"
  telah merusak makna Natal yang sebenarnya. Tanpa mengurangi sukacita
  Natal sebagai saat berkumpul dengan keluarga dan rasa sukacita dalam
  menerima dan memberi hadiah, langkah yang sangat bijaksana dapat
  diambil untuk meningkatkan nilai spiritual Natal bagi anak-anak.

  Untuk membuat Natal benar-benar bermakna secara spritual bagi anak-
  anak, sikap orang dewasalah yang menjadi kuncinya. Jika kelahiran
  dan kebangkitan Yesus tidak benar-benar bermakna bagi orangtua dan
  guru, usaha-usaha memaksa anak untuk menanggapinya dengan penuh
  hormat kepada Allah adalah sia-sia. Anak akan menerima hal-hal yang
  dianggap paling menarik minat orang dewasa. Perintah yang Allah
  berikan kepada keluarga Yahudi untuk merayakan pembebasan mereka
  dari Mesir memberikan model yang baik bagi perayaan keluarga
  Kristen. Kombinasi makanan yang enak, ungkapan sukacita, dan
  penjelasan yang singkat serta sederhana akan makna peristiwa itu
  merupakan cara yang paling baik untuk menolong anak-anak menikmati
  dan mulai memahami mengapa perayaan ini sungguh-sungguh penting.

  Palungan
  --------
  Palungan sudah lama sekali dipakai sebagai pusat perhatian selama
  masa Natal. Biarkan anak-anak berperan serta dalam membuat palungan.
  Beri mereka kesempatan untuk memegang tokoh-tokoh Natal saat kisah
  Natal diceritakan. Banyak anak yang sering bermain di palungan
  buatan yang menjadi dekorasi toko-toko atau gereja selama liburan
  Natal berlangsung untuk bermain-main dengan tokoh-tokoh di sekitar
  palungan, untuk menceritakan kembali kisah yang telah mereka dengar.

  Dekorasi
  --------
  Banyak dekorasi Natal mulanya berfungsi sebagai simbol-simbol
  kebenaran Alkitab. Merupakan hal yang sangat indah bagi anak untuk
  dikenalkan pada pohon Natal, hiasan-hiasan, dan lampu warna-warni
  sebagai hal-hal yang lebih dari sekedar latar belakang dari tumpukan
  hadiah yang beraneka warna. Sebuah buku tentang tradisi Natal dapat
  memperkaya setiap rumah atau kelas -- baik bagi orang dewasa maupun
  anak-anak.

  Buku-buku Bergambar
  -------------------
  Satu atau lebih buku-buku bergambar kisah Natal dapat dipakai selama
  liburan Natal. Saat-saat menjelang tidur selama minggu Natal bisa
  dipakai untuk menceritakan kisah-kisah tersebut.

  Televisi dan Video
  ------------------
  Televisi -- yang memborbardir rumah-rumah dengan Sinterklas, yang
  mengaburkan makna semangat Natal, dan iklan penjualan hadiah Natal
  yang tak habis-habisnya -- terkadang juga memberikan kesempatan
  untuk melihat penggambaran kisah Natal yang dramatis. Menonton
  dengan selektif (atau penyewaan kaset video), yang seharusnya
  menjadi pola setiap keluarga, dapat menjadikan televisi sebagai aset
  yang bermutu.

  Pesta Ulang Tahun-Nya
  ---------------------
  Menekankan aspek perayaan ulang tahun pada hari Natal menggugah
  respon anak-anak. Mereka mungkin agak sulit menghargai pesta ulang
  tahun bagi Yesus tanpa kehadiran Yesus secara fisik sebagai pribadi
  yang berulang tahun. Namun mereka tentu akan senang membicarakan apa
  saja yang Maria dan Yusuf lakukan bagi Yesus pada hari Ulang Tahun-
  Nya yang kedua atau kelima. Bicarakan dengan anak-anak tentang hari
  ulang tahun mereka untuk membantu mereka menghubungkan pertumbuhan
  Yesus dengan pengalaman mereka sendiri.

  Menyanyikan Lagu-lagu Natal
  ---------------------------
  Pada saat keluarga dan kelompok-kelompok persekutuan di gereja
  menikmati saat lagu-lagu Natal dinyanyikan, mereka perlu
  mengikutsertakan lagu-lagu yang sudah mereka pelajari di gereja. Hal
  yang menyenangkan bagi keluarga untuk melewatkan malam Natal adalah
  dengan menciptakan lagu-lagu Natal baru. Pakailah nada-nada yang
  akrab di telinga anak dan menggantinya dengan kata-kata baru tentang
  kisah Natal.

  Hadiah
  ------
  Pengalaman keluarga atau kelas lainnya yang berarti adalah memberi
  hadiah kepada orang lain di luar kelompok itu. Beberapa minggu
  sebelum Natal, berundinglah dengan anak-anak untuk memutuskan siapa
  yang akan diberi hadiah sebagai kejutan dan apa yang akan diberikan.
  Seringkali hadiah itu dapat berupa sesuatu yang dibuat secara
  kelompok, misalnya membuat biskuit atau album foto. Jika tidak
  setiap orang bisa berperan dalam membuat hadiah itu, mendekorasi
  bungkus hadiah dapat menjadi proyek bersama. Membuat gambar cap
  (menekankan benda apa pun atau potongan buah atau sayur ke spon yang
  diberi tinta, kemudian mengecapkannya ke atas kertas untuk
  menciptakan sebuah bentuk) merupakan cara sederhana namun kreatif
  yang bisa diikuti oleh anak yang paling kecil sekalipun. Maka pada
  saat hadiah itu diberikan, mereka semua dapat merasakan bahwa mereka
  telah mengambil bagian dalam proyek tersebut.

  Beberapa keluarga mengubah proyek-proyek mereka dari tahun ke tahun
  -- mereka merencanakan sesuatu yang khusus bagi tetangga, panti
  jompo terdekat, panti asuhan, atau mungkin bagi guru-guru SM. Dengan
  melibatkan anak-anak dalam merencanakan proyek itu, dan juga
  melakukannya, anak-anak akan memiliki pengalaman yang berharga dalam
  memberi tanpa mengharapkan untuk menerima sesuatu sebagai timbal
  baliknya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Mengenalkan Allah kepada Anak
  Pengarang : Wes Haystead
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998
  Halaman   : 127 - 129


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                PANDANG BAYI KRISTUS PADA SAAT TRAGIS
                =====================================

      Pandang Bayi Kristus pada Saat Tragis
      Akhirnya bawalah jiwa kami yang sudah ditebus
      Ke tempat yang terang dan lurus,
      Di mana tiada awan menutupi kemuliaan-Mu.
                                                   -Dix-


  Kalau bisa -- dan pasti kita ingin bisa -- mengebalkan diri selama
  enam minggu terakhir setiap tahun dari penyakit, kecelakaan, atau
  tragedi. Sayangnya, kita tidak bisa. Anak-anak sakit cacar air,
  mobil saling menabrak di atas es, pembedahan sudah dijadwalkan, dan
  pemakaman dilakukan pada masa Natal. Tampaknya tidak adil, tapi
  itulah yang terjadi. Mungkin bisa membantu kalau pada saat-saat
  seperti itu kita mengingat bahwa dunia memang ditelan oleh kegelapan
  dan keputusasaan pada malam Yesus dilahirkan dan dibuai ibu-Nya.
  Sebagian besar dunia hidup dalam tragedi yang tidak bisa
  dibayangkan, dan hanya terdapat sangat sedikit sukacita dalam
  ketakutan hebat, penindasan, dan kejahatan dalam berbagai bentuk.

  CARI MUJIZAT

  Kelahiran Yesus ke dalam dunia yang seperti itu merupakan langkah
  pasti dan mengagumkan dari Yang Mahakuasa untuk menembus semua
  keburukan dan kehancuran ini dengan cahaya kasih-Nya yang penuh
  kuasa. Kita bisa mencari mujizat yang serupa untuk terjadi dalam
  hidup kita saat tragedi menghantam. Walaupun memang tidak mungkin
  dalam sifat kemanusiaan kita atau keadaan tragedi itu. Semuanya
  hanya tergantung pada keberadaan-Nya sebagai Pembuat Mujizat.

   * Seorang anak sakit?
     Cari kesempatan untuk membagi buku-buku Natal dan teka-teki untuk
     membantu mengisi waktu.

   * Seorang teman masuk ke rumah sakit?
     Cari kesempatan untuk mengadakan percakapan yang lebih daripada
     sekedar basa-basi sehari-hari.

   * Orang yang disayangi seorang teman meninggal?
     Cari kesempatan untuk memeluk dan menyediakan makanan.

  Kasih yang diulurkan pada saat tragedi jauh lebih berharga. Jadilah
  orang yang penuh kasih seperti itu.

  Apakah tragedi itu terjadi pada kehidupan Anda pribadi?
  Cobalah menghadapi keadaan itu sebagai kesempatan untuk tumbuh,
  dengan kerelaan menerima bantuan orang lain dalam prosesnya. Mungkin
  tidak mudah, saya tahu, tapi carilah kemurahan Tuhan yang
  dicurahkan, kasih-Nya dinyatakan. Terimalah tiap doa, tiap kata
  hiburan, dan tiap sentuhan lembut seakan datang langsung dari Tuhan
  Yesus.

  JAGA PERSPEKTIF ANDA

  Tentu saja tidak semua kesulitan masa Natal adalah tragedi yang
  besar. Sebagian lebih mungkin sesuatu yang menjengkelkan saja. Badai
  dan hujan yang memutuskan aliran listrik ke daerah Anda dan membuat
  rumah Anda gelap gulita dan semua di dalam lemari es Anda mencair,
  Anda lupa menyalakan oven/kompor pada saat Anda akan membuat
  kue/memasak, atau CD (Compact Disc) yang Anda pesan datang sesuai
  pesanan, tapi ternyata CD player Anda rusak. Pada saat seperti itu,
  putuskan untuk tertawa. Ini juga akan menjadi kenangan indah.
  Kenangan ini hanya akan menjadi kenangan sedih, kalau Anda sedih.
  Setidaknya sekali dalam hidup Anda, Anda mungkin mengalami
  kejengkelan atau tragedi Natal. Cari Bayi Kristus dalam pengalaman
  itu. Ia mampu mengubah kandang kumuh menjadi ruangan kerajaan yang
  megah. Ia rindu menjadi bintang baru di langit malam Anda.

  Sumber:
  Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Pengarang : Jan Dargatz
  Penerbit  : Interaksara, Batam, 1999
  Halaman   : 111 - 113


**********************************************************************
o/ KESAKSIAN NATAL

                              PESTA NATAL
                              ===========

  Waktu itu dua minggu menjelang Natal dan saya sedang mempersiapkan
  undangan untuk pesta kedua anak saya, Ann dan Mark, dan teman-teman
  mereka. Semestinya saya berharap-harap menanti-nantikannya, tetapi
  saya tidak melakukannya. Beberapa kali saya telah mengadakan pesta
  Natal yang serupa, tetapi hampir semua orang kecewa. Tamu-tamu kecil
  saya tampaknya tidak merasakan daya tarik dan keajaiban yang dahulu
  saya rasakan waktu kecil.

  Waktu saya kecil, tetangga sebelah kami seorang pensiunan pendeta
  yang disukai semua anak di kompleks perumahan kami. Dr. Howard tidak
  pernah terlalu sibuk untuk mendengarkan keluhan kami, mengagumi
  binatang peliharaan kami, dan menasihati kami dengan rendah hati.
  Tetapi dari semua yang dilakukannya bagi kami, yang paling membuat
  ia disayangi ialah pesta Natal yang luar biasa yang disiapkannya
  bagi kami. Sudah lama saya memutuskan untuk mengadakan pesta seperti
  itu bagi anak-anak saya, tetapi entah mengapa saya tidak dapat
  menirunya, meskipun saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk
  mengikuti cara yang digunakan Dr. Howard.

  Hari berikutnya ada beberapa keperluan yang harus saya selesaikan
  dan dalam perjalanan saya melewati tempat saya dibesarkan. Bagian
  kota yang suram itu semua masih ada, tetapi sekarang saya sudah
  tidak mengenalinya dan rumah tua Dr. Howard yang dahulunya berdiri
  megah sekarang sudah sangat jauh berbeda. Tetapi saya terdorong
  untuk berhenti ke tepi jalan dan melihat rumah yang sudah rusak itu.
  Tiba-tiba saya kembali menjadi seorang anak berusia delapan tahun
  yang mendekati pintu depan yang mengagumkan itu.

  Saya teringat sedang memegang erat-erat tangan adik laki-laki saya
  dan bel tua itu masih bergema waktu Dr. Howard membuka pintu. Ia
  mengenakan baju pendeta berwarna hitam dengan baju berkerah dan dasi
  kupu-kupu. Rambutnya yang ikal berwarna putih di sekelilling
  kepalanya seperti sebuah lingkaran yang bercahaya, dan seperti
  biasanya ia tersenyum berseri-seri.

  "Dorothy! Bobby! Kalian baik sekali mau datang! Tunggu kejutan yang
  sangat istimewa yang telah saya siapkan untuk kalian nanti malam!"

  Waktu saya memberi salam pada anak-anak yang lain, saya perhatikan
  anak-anak laki-laki keluarga Perry kelihatan serius seperti biasa.
  Saya menduga itu disebabkan ibu mereka sudah lama sakit. Ketiga anak
  keluarga Donetti juga ada di sana, mereka pemalu sekali seperti
  biasa karena kami semua tahu ayah mereka di penjara karena
  penggelapan uang. Anak kembar keluarga Muller, yang kelihatan lebih
  dewasa karena baju yang mereka pakai, juga hadir di sana. Tentu saja
  kedua anak perempuan keluarga Harris tampak istimewa -- saya dapat
  membayangkan betapa bahagianya mereka mempunyai seorang kakek
  seperti Dr. Howard!

  Film tentang Tanah Perjanjian diputar Dr. Howard -- itu suatu acara
  yang istimewa. Saya selalu tertarik pada tempat-tempat yang jauh,
  saya sangat terpesona melihat kehidupan Yesus di dunia.

  Kemudian sampai pada saatnya "Pergi ke Yerusalem", awal dari
  serangkaian permainan di ruang ramu. Setelah menyusun kursi, tuan
  rumah duduk di dekat piano dan mengulangi aturan permainan, "Saya
  akan memainkan lagu-lagu Natal yang disukai anak-anak Perancis. Bila
  musik berhenti, kalian harus cepat-cepat duduk. Anak yang mendapat
  kursi terakhir ialah pemenangnya."

  Saya menyukai setiap menit dalam pesta Dr. Howard, tetapi yang
  paling saya sukai adalah ruang makan yang disinari cahaya lilin dan
  meja yang dipenuhi hidangan. Es krim yang berbentuk malaikat, pohon
  Natal, hiasan Natal dan bintang-bintang, juga kue, permen, dan
  kacang yang menyilaukan mata saya. Belum pernah saya melihat makanan
  sebanyak dan seenak itu.

  Semua itu kembali dalam ingatan saya waktu saya duduk di mobil. Lalu
  tiba-tiba saya tersentak dari lamunan saya waktu pintu depan terbuka
  dan seorang wanita keluar. Wanita itu sangat menyedihkan, pikir
  saya. Lalu, waktu saya memandangi penyewa rumah yang dahulu
  ditempati Dr. Howard, sekilas saya seperti dikejutkan karena
  terciprat air dingin. Bukankah semua anak yang diundang ke pesta-
  pesta waktu itu karena mereka juga sedih? Tetapi tentunya tidak
  termasuk adik laki-laki saya dan saya sendiri?

  Tetapi waktu saya duduk di situ memikirkan masa lalu, saya dipaksa
  untuk mengakui bahwa perceraian bukanlah hal yang biasa pada waktu
  itu. Saya masih ingat Dr. Howard berbicara dengan orang tua saya
  yang bercerai dan ia juga menghibur kepedihan saya waktu ayah telah
  meninggalkan kami. Semakin lama saya memikirkannya, semakin jelas
  bahwa hanya cucu-cucu Dr. Howard yang dapat dikatakan datang dari
  latar belakang yang "normal". Waktu saya mengendarai mobil pulang ke
  rumah, semua bertambah jelas. Dr. Howard tidak hanya mengadakan
  pesta untuk anak-anak yang sedih, tetapi ia juga mengerti bermacam-
  macam penyebabnya.

  Sebelum mobil saya sampai di halaman rumah, saya tahu pasti apa yang
  ingin saya lakukan. Saya langsung ke meja saya, mengambil undangan-
  undangan pesta yang sudah diberi alamat dan membuangnya ke keranjang
  sampah.

  Waktu makan malam, saya menceritakan kepada suami saya, Bob, dan
  anak-anak tentang pengalaman saya hari itu dan keputusan yang
  mengejutkan. Mulanya Ann dan Mark kecewa karena teman-teman tidak
  diundang seperti biasanya, tetapi setelah saya jelaskan bahwa anak-
  anak yang lain lebih memerlukan undangan itu, mereka mulai tergugah.

  "Mengapa tidak mengundang Pak Hughes yang sudah tua?" usul Mark. "Ia
  cepat sekali marah sampai tidak pernah berbicara kepada siapa pun.
  Mungkin sebuah pesta dapat membangkitkan semangat dalam dirinya."

  "Ia pasti memerlukannya," sambung Ann. "Kata anak-anak, ia orang
  yang 'paling jahat di kota' ini."

  "Tidak baik berkata begitu, Ann, "kata saya, "tetapi pesta ini untuk
  anak-anak."

  "Saya rasa tidak ada bedanya, Dorothy," kata suami saya. "Semua
  orang senang pesta Natal."

  "Baiklah," kata saya, "kalau kita mengundang orang dewasa, berarti
  Mary Wynn juga diundang." Wanita itu janda setengah umur yang
  tinggal di jalan yang sama dengan kami, kata-katanya yang tajam
  menjauhkannya dari tetangga-tetangganya.

  Bob mengusulkan untuk mengundang dua remaja yang baru-baru ini
  dibimbingnya di SMU tempat ia mengajar. Patty tinggal di panti
  asuhan dan kelihatannya ia anak yang paling tidak bahagia. Dan, anak
  yang tidak disiplin, ibunya sudah bercerai dan tidak mau
  mengurusnya.

  Ketiga anak Vietnam yang baru pindah di lingkungan kami merupakan
  tamu yang dipilih terakhir dengan suara bulat.

  Pada malam pesta itu, dengan gelisah saya menunggu tamu-tamu yang
  berlatar belakang berbeda dan tidak biasa, tetapi rupanya saya tidak
  perlu khawatir. Anak-anak Vietnam itu menyapa setiap orang dengan
  malu-malu dan sopan. Janda yang suka mengomel itu mencairkan sikap
  keras pria yang "paling jahat di kota" dan bersikap baik sekali pada
  Patty yang gelisah dan salah tingkah.

  Saya gembira karena ternyata semua tamu, anak-anak maupun orang
  dewasa, ikut bermain dan mereka tampak gembira menikmati film kartun
  anak-anak dan cerita tentang perjalanan di Palestina. Setelah itu,
  kami berkumpul mengelilingi meja makan, wajah tamu-tamu kami tampak
  berseri-seri. Setelah lagu-lagu Natal selesai diputar, Mark dan Ann
  memberikan hadiah-hadiah itu, meskipun sederhana, membuat mata saya
  terasa panas karena terharu.

  Setelah pesta selesai, tamu-tamu yang lebih tua berjalan pulang
  bersama-sama, mengucapkan selamat hari Natal kepada kami semua. Dan
  serta Patty mengajak anak-anak Vietnam itu ke mobil kami, dan saya
  berdiri di depan dengan suami saya yang sedang memakai sepatu
  bootnya.

  "Oh, Bob," kata saya, "Suasana Natal sungguh terasa. Saya dapat
  melihatnya pada mata mereka dan setiap orang."

  "Memberi kasih pada orang-orang yang tidak dikasihi," bisiknya.
  "Mungkin itu jauh lebih berharga daripada mencoba menangkap kembali
  kebahagiaan diri sendiri."

  "Kamu benar, Bob," jawab saya sambil memperhatikan bayangan mereka
  yang saling melambaikan tangan satu sama lain di tengah salju yang
  jatuh perlahan-lahan. "Saya memerlukan waktu yang lama untuk
  memahaminya. Tetapi Dr. Howard sudah lama mengetahuinya."

  - Dorothy R. Masterson -

  Sumber:
  Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1998
  Halaman   : 191 - 194


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                          SETELAH HARI NATAL
                          ==================

  Alat Peraga:
  ------------
  Gambar-gambar tempel bentuk hati.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  1Yohanes 4:7-8

  Tema:
  -----
  Simpanlah Kasih Natal dalam Hatimu Sepanjang Tahun

  Cerita:
  -------
  Apakah semuanya mengalami hari Natal yang indah? Hari Natal itu
  menyenangkan dan menggembirakan, tetapi sedih juga pada saat kita
  harus melepaskan hiasan-hiasan Natal itu dan membungkus kembali
  pohon Natal, bukan?

  Minggu ini, di rumah kami, kami akan membereskan kembali semua tali
  dan pita, kertas kado, hiasan pohon Natal, suasana pedesaan, dan
  hampir semua benda yang kami pakai untuk menghias rumah pada Hari
  Natal. Mungkin kamu juga akan melakukan hal yang sama di rumahmu
  sendiri.

  Ada sesuatu hal di Hari Natal ini yang tidak perlu kita lepaskan,
  yaitu kasih yang kita rasakan pada Hari Natal. Pada Hari Natal,
  kita melakukan hal-hal yang baik satu sama lain dan itulah salah
  satu cara kita menunjukkan kasih kita. Kita dapat melihat kasih di
  wajah semua orang pada saat mereka menyanyikan lagu-lagu Natal dan
  melakukan hal-hal khusus di Hari Natal. Kita tidak perlu melepaskan
  kasih itu sampai Hari Natal tahun depan. Kita dapat berusaha untuk
  menyimpan kasih itu di dalam hati kita sepanjang tahun. Kasih adalah
  makna Natal. Kasih adalah Yesus. Kita harus selalu menyimpan kasih
  itu di dalam hati kita, selamanya.

  Kita dapat membereskan semua hiasan-hiasan Natal, tetapi kita dapat
  tetap menyimpan kasih Natal di dalam hati kita sepanjang tahun.

  Saya akan memberikan satu gambar tempel berbentuk hati untuk setiap
  kamu. Kamu dapat menempelkan gambar tempel ini pada bajumu sekarang
  juga, atau kamu dapat membawanya pulang ke rumah, dan menempelkannya
  pada sesuatu asalkan orangtuamu memberi ijin. Kiranya gambar tempel
  ini mengingatkan kamu untuk selalu menyimpan kasih Natal di dalam
  hatimu, sepanjang tahun.

  Bahan diambil dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu
  Pengarang : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam
  Halaman   : 169 - 170


**********************************************************************
o/ STOP PRESS

  Berikut ini adalah informasi tentang Kuliah Intensif yang dapat
  diikuti oleh mereka yang terlibat dalam pelayanan konseling
  khususnya konseling untuk remaja. Kuliah Intensif ini
  diselenggarakan oleh STT Reformed Injili Indonesia.

                        PROGRAM INTENSIF 2003:
                        ======================
      Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII)

  KONSELING REMAJA (2 SKS)
  ------------------------

  Tanggal: 21 - 22 Pebruari dan 21 - 22 Maret 2003
           - Jumat pk. 10.00 - 12.00 dilanjutkan pk. 13.00 - 18.00
           - Sabtu pk. 08.00 - 12.00 dilanjutkan pk. 13.00 - 16.00

  Oleh: Paul Gunadi, Ph.D.

  Deskripsi matakuliah:
  Matakuliah ini disediakan untuk memperlengkapi Anda dengan
  pengenalan akan kehidupan remaja dengan kompleksitas
  permasalahannya. Pengenalan tersebut akan diperkaya dengan
  pengetahuan.

  MATAKULIAH LAINNYA
  ------------------
  a. PSIKOLOGI ABNORMAL -- Yakub B. Susabda, Ph.D. dan Tim
  b. ETIKA KONSELING -- Paul Gunadi, Ph.D.
  c. ISLAMOLOGI -- Pdt. Dr. Bambang Ruseno U.
  d. PELAYANAN KAUM AWAM -- Tim Dosen STTRII
  e. NARRATIVE APPROACH OF THE BIBLE -- Armand Barus, Ph.D
  f. MASALAH KEPRIBADIAN DALAM PELAYANAN -- Dr. Dwidjo Saputro

  * Kuliah intensif ini dapat diikuti oleh mahasiswa/i S.Th., M.A.,
    dan M.Div. serta dapat diikuti sebagai pendengar oleh pemimpin
    gereja/yayasan Kristen dan hamba Tuhan

  * Biaya Kuliah:
    Rp. 200.000,- (belum termasuk biaya akomodasi dan konsumsi)

  * Pendaftaran dan Informasi:
    Bagian Registrasi STTRII: Iyun/Ria pada hari kerja (Senin-Sabtu),
    Jl. Kemang Utara IX/10, Warung Buncit, Jakarta Selatan 12760.
    Telp. (021) 7982819, 7990357 Fax. 7987437
===> E-mail: < reformed@idola.net.id >

  Sumber: Brosur dari Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili
          Indonesia (STTRII), Jakarta.


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: mariani maria <kmkm_001@>
  >Dear Tim Redaksi,
  >Merry X'mas and Happy New Year All of You.
  >May God Bless. And be Success.
  >Bye - Mariani

  Dari: Desi M. <dmulyani@>
  >Syalom,
  >Saya ucapkan "Selamat Hari Natal" kepada semua tim dalam pelayanan
  >ini, kiranya semakin giat dalam pelayanan. Tidak lupa saya ucapkan
  >pula "Selamat Tahun Baru" semoga bertambah semangat dalam pelayanan
  >di tahun 2003.
  >God Bless!!

  Redaksi:
  Segenap Tim Redaksi e-BinaAnak juga mengucapkan "Selamat Natal dan
  Tahun Baru". Kasih Tuhan yang sudah lahir di bumi menyertai kita
  selalu dalam langkah-langkah kehidupan kita semua sampai Dia datang
  untuk kedua kalinya.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
                     Staf Redaksi: Oeni dan Davida
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org