Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/126

Bio-Kristi edisi 126 (15-11-2013)

Dietrich Bonhoeffer

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 126/November 2013_________________________

Bio-Kristi -- Dietrich Bonhoeffer
Edisi 126/November 2013

Salam jumpa,

Menjadi pengikut Yesus tidak hanya berbicara mengenai keselamatan dan kehidupan 
kekal. Menjadi murid Kristus adalah juga mengambil jalan penderitaan dan salib 
seperti yang telah diambil-Nya. Sesungguhnya, tak ada jalan pintas yang nyaman, 
mudah, rata, dan penuh dengan bunga serta sinar matahari ketika kita mengikuti 
jalan Tuhan. Salib adalah anugerah, sekaligus simbol pengorbanan yang mahal. 
Dietrich Bonhoeffer mengakui hal itu ketika ia berkata, "Anugerah yang murah 
adalah anugerah tanpa pemuridan, anugerah tanpa salib, anugerah tanpa Yesus 
Kristus, yang hidup dan menjelma menjadi manusia." Dan, wacananya tidak hanya 
berhenti pada kata-kata ketika ia berjuang melawan ketidakadilan dan penindasan 
di negerinya. Ia sungguh mengikuti jalan Tuhan yang dikasihinya ketika meregang 
nyawa di tangan bangsanya sendiri.

Selamat membaca dan merenung. Tuhan Yesus memberkati!

Redaksi Tamu Bio-Kristi,
N. Risanti
< http://biokristi.sabda.org/ >


                    RIWAYAT: DIETRICH BONHOEFFER
              (1906 -- 1945) Teolog dan Pendeta Lutheran

Dietrich Bonhoeffer adalah seorang pendeta gereja protestan Lutheran dan teolog 
yang aktif dalam perlawanan Jerman terhadap berbagai kebijakan Hitler dan Nazi.

Akibat perlawanannya terhadap rezim Nazi, Bonhoeffer ditangkap dan dieksekusi di 
kamp konsentrasi Flossian, di akhir-akhir bulan masa perang. Ia dikenang sebagai 
sebuah simbol penting dari perlawanan terhadap Hitler, dan pandangannya terhadap 
kekristenan semakin berpengaruh.

Bonhoeffer dilahirkan di Breslau, Jerman, pada tahun 1906. Keluarganya bukanlah 
keluarga yang religius, tetapi memiliki warisan yang kuat di bidang musik dan 
seni. Sejak masih sangat muda, Bonhoeffer telah menunjukkan bakat yang 
mengagumkan dalam bidang musik, dan musik menjadi hal yang penting di sepanjang 
kehidupannya. Keluarganya cukup terkejut ketika pada usia 14 tahun, ia 
menyatakan keinginannya untuk mendapat pelatihan dan menjadi seorang pendeta.

Pada tahun 1927, ia lulus dari Universitas Berlin. Ia memperoleh gelar Doktor 
dalam bidang teologi untuk tesisnya yang sangat berpengaruh, Sanctorum Commnunio 
(Komuni Orang-orang Kudus). Setelah lulus, ia menghabiskan waktunya di Spanyol 
dan Amerika, yang memberinya wawasan yang lebih luas mengenai kehidupan dan 
menolongnya berpindah dari studi akademis kepada pemahaman Injil yang lebih 
praktis. Ia digerakkan oleh konsep keterlibatan gereja dalam ketidakadilan 
sosial dan perlindungan bagi mereka yang tertindas. Perjalanannya yang luas ke 
banyak tempat juga mendorong ketertarikannya yang lebih besar pada oikumene 
(persekutuan dengan berbagai denominasi gereja--red.).

Pada tahun 1931, ia kembali ke Berlin dan ditahbiskan menjadi pendeta pada usia 
25 tahun. Awal tahun 30`an merupakan periode pergolakan besar di Jerman, dengan 
ketidakstabilan Weimar Jerman dan pengangguran massal pada masa Depresi Besar 
(Great Depression), yang mengarah pada pemilihan Hitler pada tahun 1933.

Sementara pemilihan Hitler diterima secara luas oleh penduduk Jerman, termasuk 
oleh bagian-bagian penting gereja, Bonhoeffer adalah penentang yang teguh 
terhadap filosofi Hitler. Dua hari setelah pemilihan Hitler sebagai Kanselir 
pada Januari 1930, Bonhoeffer melakukan siaran radio yang mengkritik Hitler, 
khususnya pada bahaya kultus pemberhalaan fuhrer (kata dalam bahasa Jerman yang 
berarti pemimpin--red.). Siaran radionya kemudian dihentikan saat masih 
mengudara.

Pada bulan April 1933, Bonhoeffer menunjukkan perlawanannya terhadap 
penganiayaan kepada orang-orang Yahudi, dan berpendapat bahwa gereja memiliki 
sebuah tanggung jawab untuk bertindak melawan kebijakan semacam ini. Bonhoeffer 
berupaya mengorganisasi Gereja Protestan agar dengan tegas menolak ideologi Nazi 
yang menyusup ke dalam gereja. Hal ini melahirkan sebuah gereja yang memisahkan 
diri -- Gereja yang Menjawab, Bonhoeffer membantu pembentukan gereja ini bersama 
dengan Martin Niemoller. Gereja yang Menjawab berusaha bertindak sebagai oposisi 
terhadap Nazi, yang didukung oleh gerakan Orang-orang Kristen Jerman.

Namun, dalam kenyataannya, sangat sulit untuk menyepakati prakarsa yang berani 
dalam menentang Nazifikasi terhadap masyarakat dan gereja. Bonhoeffer merasa 
kecewa dengan kelemahan gereja dan pihak oposisi. Pada musim gugur tahun 1933, 
ia setuju untuk menjabat suatu jabatan selama dua tahun di sebuah gereja 
Protestan berbahasa Jerman di London.

Setelah dua tahun berada di London, Bonhoeffer kembali ke Berlin. Ia merasakan 
panggilan untuk kembali ke negeri asalnya dan bersama-sama berjuang meskipun 
prospeknya suram. Tak lama setelah kembali ke Berlin, salah satu pemimpin Gereja 
yang Menjawab ditangkap dan pemimpin satunya melarikan diri ke Swiss. Otorisasi 
Bonhoeffer untuk mengajar dicabut pada tahun 1936 setelah dinyatakan sebagai 
seorang pasifis (orang yang percaya bahwa perang dan kekerasan tidak dapat 
dibenarkan--red.) dan musuh negara.

Seiring dengan pengawasan Nazi yang semakin diperketat, pada tahun 1937, 
seminari Gereja yang Menjawab ditutup oleh Himmler. Selama dua tahun berikutnya, 
Bonhoeffer melakukan perjalanan di sepanjang Jerman Timur, mengadakan seminari-
seminari rahasia untuk mahasiswa-mahasiswa yang bersimpati padanya.

Selama periode ini, Bonhoeffer menulis panjang lebar dengan teologi sebagai 
subjek utamanya. Salah satunya adalah "The Cost of Discipleship" (Harga Sebuah 
Pemuridan), sebuah studi tentang Khotbah di Bukit dan alasan-alasan untuk 
memiliki disiplin dan praktik rohani yang lebih besar, demi meraih "anugerah 
yang mahal".

"Anugerah yang murah adalah anugerah yang kita berikan pada diri kita sendiri. 
Anugerah yang murah adalah pemberitaan pengampunan yang tidak mensyaratkan 
pertobatan, baptisan tanpa disiplin gereja, Komuni tanpa pengakuan .... Anugerah 
yang murah adalah anugerah tanpa pemuridan, anugerah tanpa salib, anugerah tanpa 
Yesus Kristus, yang hidup dan menjelma menjadi manusia." (Dietrich Bonhoeffer, 
"The Cost of Discipleship")

Khawatir akan dipaksa mengambil sumpah setia kepada Hitler atau ditangkap, 
Bonhoeffer meninggalkan Jerman dan menuju ke Amerika Serikat pada bulan Juni 
1939. Kurang dari dua tahun kemudian, ia kembali ke Jerman karena merasa 
bersalah telah mencari kenyamanan perlindungan, dan tidak memiliki keberanian 
untuk melakukan apa yang dikhotbahkannya.

"Aku menyimpulkan bahwa aku telah membuat kesalahan dengan datang ke Amerika. 
Orang-orang Kristen di Jerman harus menghadapi alternatif mengerikan, yaitu 
bersedia menerima kekalahan negara mereka supaya peradaban Kristen dapat 
bertahan, atau bersedia menerima kemenangan negara mereka dan dengan demikian 
menghancurkan peradaban. Aku tahu alternatif mana yang harus harus kupilih, 
tetapi aku tidak bisa memilihnya dari suatu kenyamanan."

Dalam kepulangannya ke Jerman, Bonhoeffer tidak diberi hak untuk berbicara di 
depan umum atau menerbitkan suatu artikel. Akan tetapi, ia berencana bergabung 
dengan Abwehr, badan intelijen militer Jerman. Sebelum kunjungannya ke Amerika 
Serikat, Bonhoeffer sudah melakukan kontak dengan beberapa perwira militer yang 
menentang Hitler. Di dalam Abwehrlah, perlawanan terkuat terhadap Hitler 
terjadi. Bonhoeffer menyadari adanya berbagai rencana pembunuhan terhadap 
Hitler. Bonhoeffer mulai mempertanyakan pasifismenya (perjuangan dengan cara 
damai, red.) selama masa-masa terkelam dalam Perang Dunia Kedua karena ia 
melihat perlunya perlawanan keras terhadap rezim seperti Hitler.

Ketika Visser`t Hooft, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia, bertanya 
kepadanya, "Apa yang Anda doakan hari-hari ini?" Bonhoeffer menjawab, "Jika Anda 
ingin tahu yang sebenarnya, aku berdoa untuk kekalahan bangsaku."

Dalam perlindungan Abwehr, Bonhoeffer bertindak sebagai pembawa pesan untuk 
gerakan perlawanan Jerman dalam skala kecil. Ia melakukan kontak dengan "rekan-
rekan" pemerintahan Inggris -- meskipun mata-mata dari perlawanan Jerman 
diabaikan sebagai sekutu yang mengusahakan kebijakan dibutuhkannya "penyerahan 
tanpa syarat".

Di dalam Abwehr, usaha-usaha dilakukan untuk membantu beberapa orang Yahudi 
Jerman melarikan diri ke negara yang netral, yaitu Swiss. Keterlibatan 
Bonhoeffer dalam kegiatan inilah yang membuat ia ditahan pada bulan April 1943. 
Saat Gestapo (polisi rahasia Nazi, red.) berupaya mengambil alih tanggung jawab 
terhadap Abwehr, mereka menyibak keterlibatan Bonhoeffer dalam berbagai rencana 
pelarian. Selama satu setengah tahun, Bonhoeffer dipenjarakan dalam penjara 
militer Tegel. Di situ, ia melanjutkan tulisannya, seperti "Ethics". Dibantu 
oleh beberapa pengawal yang bersimpati padanya, tulisannya diselundupkan keluar. 
Setelah rencana pengeboman gagal pada tanggal 20 Juli 1944, Bonhoeffer 
dipindahkan ke penjara Gestapo yang memiliki tingkat keamanan tinggi sebelum 
dipindahkan ke kamp konsentrasi Buchenwald, dan akhirnya ke kamp konsentrasi 
Flossenburg.

Bahkan, selama penderitaannya di kamp konsentrasi, Bonhoeffer tetap 
mempertahankan kerohanian mendalam yang menjadi bukti imannya bagi tahanan 
lainnya. Bonhoeffer terus melayani rekan-rekan sesama tahanan. Payne Best, 
sesama narapidana dan petugas Angkatan Darat Inggris, menulis pengamatan ini 
tentang Bonhoeffer:

"Bonhoeffer seorang yang berbeda. Ia cukup tenang dan tampak biasa, tampak 
sempurna karena dapat bersikap santai .... Jiwanya benar-benar bersinar dalam 
gelap keputusasaan penjara kami. Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang 
pernah saya temui, yang dalam dirinya Tuhan tampak nyata dan pernah dekat 
dengannya."

Pada bulan April 1945, Bonhoeffer diajukan ke pengadilan militer yang 
berlangsung dengan cepat, dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Sama 
seperti para pembelot lainnya, ia digantung dengan kawat, untuk memperlama 
proses kematiannya. Ia digantung bersama dengan pembelot lainnya, seperti 
Admiral Wilhelm Canaris dan Hans Oster.

Hanya beberapa saat sebelum eksekusinya, ia meminta seorang sesama narapidana 
untuk menyampaikan pesan kepada Uskup George Bell dari Chichester "Inilah 
akhirnya. Tetapi, bagiku, ini adalah awal kehidupan".

Dokter di kamp konsentrasi yang menyaksikan proses eksekusi Bonhoeffer, pada 
akhirnya menulis:

"Saya melihat Pendeta Bonhoeffer ... berlutut di lantai untuk berdoa dengan 
sungguh-sungguh kepada Allah. Saya sangat tersentuh oleh cara pria terkasih ini 
berdoa, begitu saleh dan begitu yakin bahwa Allah mendengar doanya. Di tempat 
eksekusi, ia kembali mengucapkan doa yang singkat dan kemudian naik beberapa 
langkah menuju tiang gantungan, dengan berani dan tenang. Kematiannya terjadi 
hanya dalam beberapa detik. Selama hampir 50 tahun saya bekerja sebagai dokter, 
sulit menemukan seorang pria yang mati dengan begitu tunduk pada kehendak 
Allah."

Teologi Bonhoeffer

Karena sifatnya yang terpisah-pisah, teologinya terbuka terhadap perdebatan. 
Akan tetapi, tema terpenting dari teologinya adalah:

"Tanggung jawab dari tindakan sosial untuk mewujudkan Injil yang ideal di 
tengah-tengah kehidupan. Ia juga memberikan keutamaan pada sifat utama Yesus 
Kristus, dan tanggung jawab orang Kristen untuk meniru kehidupan dan ajaran-
ajaran-Nya. Secara khusus, ia berusaha mengajarkan pentingnya berjuang demi 
kesempurnaan rohani dan pengampunan dosa."

Prinsip perlawanan Bonhoeffer terhadap rezim Hitler merupakan sumber inspirasi 
bagi tokoh-tokoh perubahan lainnya, seperti Martin Luther King dan Uskup Desmond 
Tutu. Bonhoeffer juga memiliki banyak kesamaan ide dengan Mahatman Gandhi (Pada 
tahun 1935, ia menolak sebuah kesempatan untuk belajar di ashram Mahatma 
Gandhi). (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Biography Online
Alamat URL: http://www.biographyonline.net/spiritual/dietrich-bonhoeffer.html
Judul asli artikel: Dietrich Bonhoeffer Biography
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 12 Oktober 2013


             TAHUKAH ANDA: PERNYATAAN IMAN DALAM PUISI
                   Dirangkum oleh: Berlin B.

Dietrich Bonhoeffer adalah seorang kembar dampit, ia dilahirkan sesaat setelah 
saudara perempuannya, Sabine. Pria yang tiga kali gagal mendapatkan Surat Izin 
Mengemudi mobil di Amerika ini menulis beberapa karya, yang sering kali 
diselundupkan keluar penjara oleh para sipir yang berkeputusan untuk 
membantunya. Berikut adalah puisi yang ditemukan dalam karyanya "Letters and 
Papers from Prison", yang menyiratkan pemahamannya tentang dari mana sumber 
kekuatannya berasal:

"Di dalam diriku ada kegelapan,
Tetapi bersama-Mu ada terang;
Aku seorang diri, tetapi Engkau tidak meninggalkanku;
Hatiku lemah, tetapi bersama-Mu ada pertolongan;
Aku gelisah, tetapi bersama-Mu ada kedamaian.
Di dalam diriku ada kepahitan, tetapi bersama-Mu ada kesabaran;
Aku tidak dapat memahami jalan-jalan-Mu,
Tetapi Engkau menunjukkan jalan bagiku."

"Tuhan Yesus Kristus,
Engkau miskin,
Dan dalam penderitaan, seorang tawanan dan ditinggalkan seperti aku.
Engkau mengetahui semua masalah manusia;
Engkau menyatu denganku;
Ketika semua orang meninggalkanku;
Engkau mengingat dan mencariku;
Adalah kehendak-Mu bahwa aku harus mengenal dan berbalik kepada-Mu.
Tuhan, aku mendengar panggilan-Mu dan aku mengikuti-Mu;
Tolonglah aku."

Bonhoeffer sempat bertunangan, tetapi kemudian ia ditangkap dan dijatuhi hukuman 
mati sebelum ia dan tunangannya sempat menikah. Selama tiga setengah bulan, 
orang tua Bonhoeffer tidak mengetahui bahwa putra mereka telah meninggal, sampai 
akhirnya mereka mendengar sebuah siaran radio London yang menyiarkan peringatan 
akan kematian putra mereka.

Dirangkum dari:
1. Galli, Mark and Barbara. "Dietrich Bonhoeffer: Did You Know?". Dalam 
http://www.christianitytoday.com/ch/1991/issue32/3202.html?start=2
2. ______. "Letters and Papers from Prison Quotes". Dalam 
http://www.goodreads.com/work/quotes/1153999-widerstand-und-ergebung-briefe-und-
aufzeichnungen-aus-der-haft


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Berlin B., Sigit, dan S. Setyawati.
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org