Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/98

Bio-Kristi edisi 98 (2-9-2012)

Carl Linnaeus

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
________________________Edisi 98, September 2012______________________

DAFTAR ISI
RIWAYAT: CARL LINNAEUS

Shalom,

Tuhan menciptakan tanaman, binatang, dan manusia dengan keunikan
masing-masing. Semua memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan satu
dari yang lain. Apakah penggolongan makhluk hidup sudah ada sejak awal
penciptaan? Sudah. Namun, penggolongan ini masih sedikit umum. Tuhan
memilih manusia sebagai mitra-Nya untuk membuat penggolongan yang
lebih spesifik. Salah seorang botanis terkenal, Carl Linnaeus, telah
menciptakan penggolongan yang spesifik untuk tanaman dan binatang.
Ingin tahu tentang riwayat dan sumbangan yang ditinggalkannya bagi
dunia botani, serta cara pandangnya terhadap Tuhan Sang Pencipta
semesta? Simaklah kisah selengkapnya dalam edisi ini.

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org >

"Prinsip dasar saya adalah bahwa Anda bukanlah mengambil keputusan-
keputusan karena mudah, murah, atau populer; melainkan karena benar."
Theodore Hesburgh -- Pendeta

                        RIWAYAT: CARL LINNAEUS
                (1707 -- 1778) Ilmuwan, Pakar Botani

Masa Muda

Carl Linnaeus lahir pada tanggal 23 Mei 1707 di kota Rashult, Swedia
Selatan. Dia adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya, Nils
Linnaeus, adalah seorang pendeta gereja Lutheran di Rashult dan
botanis amatir yang tekun. Tak lama sesudah kelahirannya, keluarga
Carl pindah ke kota Stenbrohult karena Nils harus menggantikan ayah
mertuanya sebagai pendeta. Carl dibesarkan dalam keluarga kristiani
yang saleh dan mengharapkan agar kelak ia juga menjadi pendeta. Akan
tetapi, Carl lebih berminat untuk mempelajari tanaman dan binatang.
Kebun botaninya di Stenbrohult menjadi tempat "yang membakar jiwa
dengan rasa cinta yang demikian mendalam kepada tanaman."[1] Tahun
1716, Carl bersekolah di Vaxjo. Di sana, dia mempelajari fisiologi dan
botani. Pada waktu itulah, dia meneliti seksualitas tanaman -- temuan
penting dalam botani yang belum banyak dikenal di Swedia pada waktu
itu.

Kedokteran dan Botani

Pada tahun 1727, Linnaeus belajar ilmu kedokteran dan ilmu alam di
Universitas Lund di Swedia Selatan. Namun, mutu pengajaran di situ
sangat buruk. Oleh karena itu, tahun berikutnya ia pindah ke
Universitas Uppsala. Pengetahuannya tentang seksualitas tanaman sangat
mengesankan, sehingga pada tahun 1730 dia diangkat menjadi pengajar
botani di universitas tersebut. Tiga tahun kemudian, dia juga mulai
memberi kuliah geologi.

Pada tahun 1732, Linnaeus melakukan ekspedisi selama 5 bulan ke
Lapland untuk menyelidiki tanaman dan hewan di daerah tersebut. Dalam
tulisannya tentang pengalamannya di Lapland, dia memuji Allah sebagai
"Pencipta Yang Mahakuasa dan Pemelihara segala sesuatu".[2]

Pada tahun 1735, Linnaeus menempuh ujian kedokterannya di Harderwijk,
Belanda. Selanjutnya, dia pergi ke Jerman, Inggris, dan Perancis untuk
menyelidiki tanaman dan hewan. Dia kembali ke Swedia pada tahun 1738
dan mulai berpraktik sebagai dokter. "Dalam banyak hal, prestasinya
tidak hanya mendahului zamannya, tetapi juga dirinya sendiri. Pada
waktu itu, ia telah meyakinkan dirinya bahwa banyak penyakit
disebabkan oleh bakteri atau apa yang disebutnya sebagai `partikel
hidup`." [3]

Salah satu keberhasilannya yang terbesar di bidang kedokteran adalah
suatu cara untuk menanggulangi penyakit kelamin. Linnaeus juga menjadi
pelopor dalam bidang kebersihan. "Perlunya peningkatan kebersihan,
baik di rumah tangga maupun di tempat-tempat umum dan pengaruhnya bagi
kesehatan masyarakat, bahaya penularan tuberkulosis, dan infeksi yang
dibawa oleh pakaian, merupakan pokok bahasan yang gencar
dikampanyekannya."[4]

Pada tahun 1741, Linnaeus kembali ke Universitas Uppsala sebagai
profesor dalam ilmu kedokteran. Dia memberi kuliah dalam bidang
kedokteran praktis dan kebersihan. Setahun kemudian, dia menjabat
sebagai profesor ilmu botani dan memberi kuliah ilmu botani, zoologi,
geologi, serta kedokteran. Dia tetap memegang jabatan tersebut sampai
pensiun. Linnaeus juga menjadi dokter utama kerajaan pada tahun 1747.
Dalam karyanya, "Materia Medica" (1749), dia menggabungkan pengetahuan
kedokterannya dengan pengetahuannya tentang ilmu-ilmu lain. (Buku I,
"De Plantis", membahas kandungan obat dalam tanaman.) Namun, perhatian
utama Linnaeus tetap pada ilmu botani dan zoologi.

Sistem Penggolongan

Sumbangan terbesar Linnaeus kepada dunia ilmu pengetahuan adalah
sistem penggolongan, penamaan tanaman, dan hewan. Linnaeus memulai
penggolongannya dengan "sistem percabangan", yaitu dengan membagi
dunia tanaman dan hewan menjadi kelompok besar yang disebut kelas.
Setiap kelas bercabang menjadi subdivisi yang disebut ordo. Ordo
bercabang lagi menjadi genus dan genus bercabang menjadi spesies.

Selanjutnya, tanaman atau hewan dikenal dengan nama yang terdiri atas
dua bagian, yang menunjukkan genusnya (kata benda) dan spesiesnya
(kata sifat). Semakin besar kemiripan dua organisme, semakin
berdekatan keduanya dalam "pohon" itu. Misalnya, tanaman jeruk (Citrus
aurantium) mirip dengan spesies lain, yaitu tanaman lemon (Citrus
limon). Hubungan anatomi yang berdekatan diperlihatkan dengan adanya
nama awal yang sama. Demikian pula, hewan yang mirip seperti singa
(Felis leo) dan macan (Felis tigris), keduanya termasuk genus yang
sama, sebagaimana tampak dari nama pertama masing-masing hewan itu.

Linnaeus mendasarkan sistem penggolongannya atas ciri pokok suatu
organisme. Untuk tanaman, ciri yang dia pilih adalah cara
perkembangbiakannya. Tanaman berbunga dia pisahkan dari yang tidak
berbunga. Tanaman berbunga dibagi menurut jumlah bagian dan proses
perkembangbiakannya. (Linnaeus adalah "yang pertama kali memakai
lambang untuk jantan dan untuk betina".[5] Untuk hewan invertebrata,
Linnaeus membaginya menurut ciri-ciri seperti kulit luar, jumlah
segmen badan, dsb.. Hewan vertebrata dibagi menurut struktur, misalnya
kerangka, sisik, bulu, dan rambut.

Meskipun sebelumnya tidak ada skema yang komprehensif dan menyeluruh
untuk menggolongkan organisme hidup, Linnaeus mampu menciptakan skema
baru berdasarkan karya orang lain dalam bidang tertentu. Misalnya
untuk penggolongan burung, dia mencontoh model yang dipublikasikan
oleh seorang Inggris bernama John Ray, seorang pendeta dan ahli
biologi amatir, juga orang Kristen yang taat seperti Linnaeus yang
melihat kearifan Tuhan dalam merancang alam semesta.

Publikasi

Pada tahun 1735, Linnaeus menerbitkan penjelasan singkat mengenai
sistem penggolongan tanaman dan hewan. Terbitan itu berjudul "Systema
Naturae". Dalam edisi-edisi berikutnya, buku ini makin tebal, dan yang
paling penting adalah edisi ke-10, yang tebalnya 2.500 halaman.
Linnaeus menulis lebih dari 180 jilid buku dan banyak makalah ilmiah.

Karya Linnaeus berdampak penting pada perkembangan biologi sistematik.
"Karyanya, `Species Plantarum` (1753) dan `Systema Naturae` edisi
ke-10, jilid I (1758) diakui secara internasional sebagai titik awal
nomenklatur botani dan zoologi modern."[6] Bahkan, "tanpa karyanya,
`Fundamenta Botanica` dan `Philosophia Botanica` ..., tidak mungkin
tercapai perkembangan alur botani sistematik seperti yang sekarang
ini."[7]

Konsepnya Diterima

Sistem penggolongan Linnaeus diterima oleh para ahli botani dan
zoologi internasional karena dua alasan utama. Pertama, penggolongan
menurut fungsi bagian-bagian tubuh terbukti merupakan konsep yang
sangat mudah diterapkan. Kedua, sistem tersebut dapat diperluas dengan
mudah dengan menambah "cabang-cabang" pada "pohonnya".

Mengapa konsep ini bisa diterapkan? Karena hewan dan tanaman bisa
dimasukkan ke dalam golongan-golongan tertentu, tidak sekadar
merupakan bagian dari suatu kontinum. Linnaeus sangat yakin bahwa
hewan dan tanaman diciptakan menurut jenisnya masing-masing
(bandingkan Kitab Kejadian 1). Misalnya, Kejadian 1:12 menyatakan
bahwa tanah mengeluarkan tumbuhan; tumbuhan mengeluarkan biji sesuai
dengan jenisnya dan pohon menghasilkan buah yang berisi biji sesuai
dengan jenisnya. Kejadian 1:21 menyatakan bahwa Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang
bergerak di dalam air sesuai dengan jenisnya, dan segala jenis burung
bersayap sesuai dengan jenisnya. Kejadian 1:25 -- Allah menjadikan
binatang liar sesuai dengan jenisnya, segala ternak sesuai dengan
jenisnya, dan segala jenis binatang melata di muka bumi sesuai dengan
jenisnya. Linnaeus dengan tegas menolak gagasan evolusi yang
menyatakan bahwa secara bertahap binatang bisa berubah dari satu jenis
menjadi jenis lain, karena itu bagian dari suatu kontinum. "Linnaeus
sendiri dengan tegas menentang seluruh pemikiran evolusi dan
bersikeras bahwa setiap jenis diciptakan secara terpisah pada mulanya,
(dan) tidak pernah lagi muncul spesies baru sejak penciptaan."[8]
Penelitian mendalam yang dilakukan Linneaus terhadap hewan-hewan hidup
tidak menampakkan adanya bentuk transisi; hewan yang sedang dalam
proses perubahan dari satu jenis menjadi jenis lain. Begitu pula
dengan penelitiannya terhadap tanaman hibrida, Linnaeus mampu menyusun
kembali atau menonjolkan ciri-ciri tertentu dari tanaman yang ada.
Semua eksperimen ini semakin menguatkan keyakinannya mengenai
kestabilan semua spesies yang sudah ada.

Linnaeus juga berpendapat bahwa tidak ada spesies yang punah. Hal ini
karena dia hidup pada zaman sebelum ditemukannya sisa-sisa fosil (yang
menunjukkan banyak spesies yang sudah punah). Meskipun dia keliru
dalam hal ini, penemuan fosil kemudian memastikan bahwa bentuk
transisi makhluk hidup tidak ada pada zaman dulu maupun sekarang.
Organisme tidak berubah karena fosil tertua dari jenis yang masih ada
sekarang, sesungguhnya memiliki bentuk yang sama dengan yang masih
hidup.

Namun, kesamaan jenis itu tidak lantas membuat penggolongan menjadi
pekerjaan gampang. "Karena penggolongan merupakan interpretasi atas
kenyataan, maka sesuai dengan penilaian pelaku interpretasi, tidak
semua pakar biologi sependapat mengenai cara penggolongan semua
organisme."[9]

Modifikasi

Ledakan jumlah dan ragam hewan yang kemudian ditemukan pada abad-abad
sesudah Linnaeus merancang sistemnya, mendorong perlunya menambah dua
golongan lagi pada sistem penamaan organisme hidup. Golongan yang
disebut "keluarga" disisipkan di antara ordo dan genus, dan phylum
ditambahkan di atas kelas, sehingga sekarang sistem penamaan itu
menjadi enam tingkat. Dalam banyak hal, juga dianggap perlu untuk
membagi lagi keenam golongan dasar ini menjadi subphyla, subkelas,
dst..

Asas-asas dasar sistem Linnaeus ternyata bertahan sampai sekarang.
Asas yang dimaksud adalah percabangan sistem "pohon" (juga biasa
disebut sistem "kotak-dalam-kotak") berdasarkan ciri-ciri fungsional
penting yang dimiliki organisme tertentu dan sistem binomial
nomenklatur (nama dua bagian) yang diberikan kepada semua organisme
hidup. "Orang-orang yang mengikuti dia, seperti Cuvner, memegang asas
penggolongan Linnaeus tetapi mengubah detailnya."[10]

Sumbangan Lain

Linnaeus juga mempelajari ekologi (hubungan tanaman dan hewan dengan
lingkungan mereka). Dia adalah salah seorang ahli biologi pertama yang
menyelidiki rantai makanan. Dia adalah orang yang praktis, yang selalu
berusaha agar karya-karyanya bermanfaat. "Dia mendorong penerapan
pengetahuan biologi tidak saja dalam bidang kedokteran, tetapi juga
dalam pertanian karena dia yakin bahwa cara memerangi hama pertanian
yang paling efektif harus didasarkan atas pengetahuan yang mendalam
mengenai kehidupan hama itu."[11]

Linnaeus berkeliling ke berbagai daerah di Swedia untuk melakukan
penelitian botani, zoologi, dan geologi. "Laporannya mengenai
perjalanan ini termasuk tulisan yang paling indah dalam khasanah
kesusastraan Swedia."[12] "Linnaeus bukan hanya ilmuwan, melainkan
juga seorang penulis, penyair, dan pemikir terbesar Swedia."[13]

Linnaeus ikut mendirikan Royal Swedish Academy of Sciences dan pernah
menjabat sebagai presiden pada lembaga tersebut.

Kehidupan Pribadi

Pada tahun 1739, Carl Linnaeus menikah dengan Sara Lisa Moraeus, putri
seorang dokter kaya. Pasangan ini memunyai empat orang anak perempuan
dan dua orang anak laki-laki (yang seorang meninggal waktu kecil dan
yang satu lagi, Carl, mengikuti jejak Linnaeus menjadi ahli botani
yang pandai dan menjadi profesor di Uppsala).

Pada tahun 1758, Linnaeus pindah ke Hammarby, di luar kota Uppsala.
Dia lebih suka tinggal di pinggiran kota karena mencintai keindahan
alam. Namun, yang dia puja adalah Sang Pencipta, bukan ciptaan-Nya.
Dia menulis: "Mari... jangan mengabaikan karya Allah, melainkan
melalui karya itu kita memuja Sang Pencipta!"[14]

Tahun 1761, Linnaeus diangkat menjadi bangsawan dan diberi nama von
Linne. Selama 4 tahun terakhir hidupnya, Linnaeus (Carl von Linne)
menderita cacat karena stroke. Dia meninggal pada tanggal 10 Januari
1778 dan dimakamkan di Katedral Uppsala dengan upacara kenegaraan.
Raja Swedia Gustav III menggambarkan Linnaeus sebagai "warga negara
yang setia yang mendatangkan kehormatan bagi negerinya dan juga
seorang yang terkenal di seluruh dunia".[15]

Linnaeus dihormati sebagai guru yang penuh semangat, yang senantiasa
mendorong mahasiswanya untuk melakukan penelitian ilmiah ke seluruh
dunia. Sistem penggolongan dan penamaan tanaman dan hewan yang
dikembangkannya masih bertahan sampai sekarang. Ini merupakan bukti
kebesarannya sebagai ilmuwan. Dia mendasarkan sistemnya atas keyakinan
bahwa semua spesies bersifat tetap, dan meyakini kebenaran Alkitab
bahwa setiap hewan dan tanaman diciptakan sesuai dengan jenisnya.

Pustaka Acuan
1. Carl Linnaeus dikutip dalam McGraw-Hill Encyclopedia of World
   Biography, McGraw-Hill, New York, 1973, jld 6, hlm 509.
2. Linnaeus dikutip dalam K. Hagberg (diterjemahkan oleh A. Blair),
   Carl Linnaeus, Cape, London, 1952, hlm 89. Istilah "jenis" dalam
   Alkitab tidak sama dengan "spesies" dalam klasifikasi modern, jadi
   keajegan jenis tidak bisa disamakan dengan keajegan spesies.
   Kategori klasifikasi yang menyamakan spesies dengan jenis hampir
   pasti beragam pada tanaman atau hewan yang bersangkutan. Istilah
   jenis dalam Alkitab bisa setingkat dengan spesies, genus, keluarga,
   atau bahkan ordo dalam beberapa kasus.
3. N. Gourlie, The Prince of Botanists: Carl Linnaeus, Wither.
   by, London, 1953, hlm (x).
4. ibid.
5. I. Asimov, Biographical Encyclopedia of Science and Technology:
   The Lives and Achievements of More Than 1000 Great Scientists from
   Ancient Greece to the Space Age, edisi ke-2, Doubleday & Co.,
   Garden City (New York), 1982, hlm 181.
6. T.I. Williams (ed.), A Biographical Dictionary of Scientists,
   Adam & Charles Black, London, 1982, hlm 332.
7. Gourlie (Acuan 3), hlm (xi).
8. Asimov (Acuan 5), hlm 182.
9. K. Graham, L. Hicks, D. Shimmin dan G. Thompson, Biology: God`s
   Living Creation, A Beka Book, Pensacola (Florida), 1986, hlm 79.
10. Asimov (Acuan 5), hlm 182.
11. McGraw-Hill Encyclopedia of World Biography, McGraw-Hill, New York,
    1973, jld 6, hlm 511.
12. K. Hagberg (terjemahan A. Blair), Carl Linnaeus, Cape, London,
    1952, hlm 22.
13. ibid.
14. Linnaeus dikutip dalam Hagberg (Acuan 13), hlm 185.
15. Gustav III, Raja Swedia dikutip dalam Hagberg (Acuan 13), hlm 23.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: 21 Great Scientists Who Believe the Bible
Judul buku terjemahan: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Judul bab: Carl Linnaeus
Penulis: Ann Lamont
Penerjemah: Lillian D. Tedjasudhana
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta
Halaman: 62 -- 76

Kontak: < biokristi(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/biokristi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org