Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/132

Berita PESTA edisi 132 (30-6-2018)

Juni 2018

Berita PESTA -- Edisi 132, Juni 2018
 
SABDA PESTA
Berita PESTA -- Edisi 132, Juni 2018

DAFTAR ISI

 
EDITORIAL

Salam damai sejahtera,

Doa adalah relasi kita dengan Bapa. Akan tetapi, kebanyakan orang Kristen menganggap doa sebagai rutinitas saja. Apabila melihat doa sebagai relasi dengan Bapa, maka seharusnya doa merupakan sesuatu yang penting dalam hidup kita. Lalu, bagaimana seharusnya kita berdoa? Silakan simak jawabannya di artikel tentang doa yang kami sajikan dalam edisi Berita PESTA Juni ini. Kami percaya Anda akan mendapat banyak berkat, dan jangan lupa untuk membagikannya kepada rekan-rekan yang lain. Selain artikel, Anda juga bisa menyimak laporan kegiatan PESTA Juni-Juli. Melalui berita-berita yang disajikan, kami berharap Anda dapat terus mendukung kegiatan pelayanan PESTA dalam doa. Demikian berita dari kami, Tuhan Yesus Memberkati kita semua.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Lena

Lena L.
Situs PESTA

 
BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Pendaftaran Kelas DIK September/Oktober 2018

Pendaftaran Kelas DIK

Kebutuhan gereja masa kini akan sebuah doktrin yang berdasar pada Alkitab dan pengajaran iman Kristen yang jelas sangat mendesak. Kalau tidak segera dilakukan, jemaat awam akan berisiko diombang-ambingkan dengan pengajaran-pengajaran tidak sehat. Untuk tujuan itulah, PESTA menyiapkan modul "Dasar-dasar Iman Kristen (DIK)" supaya jemaat Kristen awam dapat belajar teologi dasar sehingga mereka dapat diperlengkapi dengan pengajaran yang alkitabiah. Isi modul DIK ini mencakup pokok-pokok penting iman Kristen, khususnya tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup baru dalam Kristus. Pembelajaran modul dalam bentuk kelas diskusi ini akan dilakukan melalui media Facebook Grup sehingga peserta dapat belajar bersama peserta-peserta lain. Bagi Anda (baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri) yang tertarik untuk bergabung dalam kelas DIK yang akan dibuka pada bulan September/Oktober 2018 ini, silakan mendaftarkan diri dengan:

Bagi alumni PESTA yang sudah lulus mengikuti kelas diskusi ini, silakan merekomendasikannya ke sahabat-sahabat, keluarga, dan jemaat di gereja yang belum mengikuti. Untuk alumni yang belum lulus, Anda masih bisa mengikutinya lagi. Untuk itu, silakan mengirim email ke (kusuma@in-christ.net).

2. Komunitas Twitter @sabdapesta

Twitter PESTA

Twitter adalah salah satu media sosial yang digunakan oleh jutaan orang di dunia. Sekalipun jumlah kiriman di Twitter dibatasi hanya dengan 280 karakter, Twitter dapat dimanfaatkan untuk menjadi alat pelayanan. PESTA juga memiliki komunitas Twitter di @sabdapesta untuk berbagi kesaksian singkat, berbagi pokok doa, ayat harian, dan informasi pelayanan PESTA. Jika Anda memiliki akun Twitter, mari bergabung dalam komunitas Twitter @sabdapesta. Mari gunakan teknologi untuk berbagi berkat Tuhan dan memuliakan nama-Nya.

3. Langkah-Langkah Mendaftar Kelas Melalui Situs e-Learning PESTA

Situs e-Learning PESTA

Untuk mengikuti kelas daring PESTA, peserta dapat mendaftar dengan berbagai cara, salah satunya melalui situs e-Learning PESTA. Mendaftar melalui langkah ini tidaklah sulit. Peserta masuk ke moodle.pesta.org, kemudian klik kolom "Mendaftar". Ada dua pilihan yang tersedia, yaitu Peserta Lama dan Peserta Baru. Peserta dapat memilih salah satu pilihan yang tertera. Setelah itu, klik pada salah satu pilihan itu dan isi formulir pendaftaran di kolom yang tersedia. Formulir yang telah dikirim akan otomatis masuk kepada akun admin PESTA (Kusuma). Peserta akan mendapat email balasan berupa nama akun dan password agar dapat masuk kelas PESTA di situs e-Learning PESTA. Dengan akun yang telah Anda terima, Anda dapat mengerjakan tugas pradiskusi secara daring dengan lebih mudah. Selamat menjelajah dan mencoba mengerjakan tugas pradiskusi secara mandiri dan lebih fleksibel.

4. Pengerjaan Modul Pengantar Konseling Alkitabiah

Modul PKA

Sejak awal kuartal I tahun 2018, PESTA telah memulai menyusun modul Pengantar Konseling Alkitabiah (PKA). Modul PKA akan membahas tentang pengertian konseling alkitabiah, prinsip-prinsip konseling alkitabiah, syarat konselor alkitabiah, dan langkah-langkah melakukan konseling alkitabiah. Mohon dukungan doa dari Sahabat-sahabat PESTA supaya Tuhan Yesus menolong dan memberi hikmat kepada kami dalam menyelesaikan modul ini. Apabila modul ini sudah selesai, kami menjadwalkan untuk membuka kelas diskusi PKA pada tahun ajaran 2019. To God be The Glory.

 
ARTIKEL: DOA BAPA KAMI - SUATU APLIKASI RELASI PERJANJIAN

Yesus mengajar Berdoa

Sebagai orang Kristen, tentunya kita tidak asing lagi dengan doa. Kita selalu diajarkan untuk berdoa. Entah untuk mengucap syukur, memohon pertolongan, atau kekuatan dalam masa-masa yang sulit dalam hidup kita. Karena itulah, kita berdoa setiap harinya. Begitulah pemikiran kita bahwa orang Kristen pasti harus berdoa. Kalau tidak berdoa, kita akan merasa bersalah atau merasa ada sesuatu yang kurang. Namun, apakah doa itu? Benarkah kita sudah berdoa dengan benar? Atau, sebenarnya kita hanya melakukan sesuatu kegiatan rutin dalam hidup kita, yaitu berbicara beberapa kalimat "rohani", seperti "saya mengucap syukur, Tuhan", dilanjutkan dengan beberapa "ucapan syukur", "permohonan", dan diakhiri dengan "dalam nama Tuhan Yesus, Amin". Itukah yang kita sebut sebagai doa?

Apa itu doa?

Di dalam Alkitab sendiri terdapat banyak sekali contoh orang berdoa kepada Tuhan, baik para nabi dalam Perjanjian Lama maupun para rasul dalam Perjanjian Baru, demikian juga Injil yang banyak mencatat Kristus berdoa, serta mengajarkan kita bagaimana seharusnya berdoa. Begitu banyaknya pencatatan ini menunjukkan bahwa doa itu bukan sesuatu yang sepele atau hanya sekadar suatu kegiatan rutin atau ritual yang harus ada untuk meringankan rasa bersalah atau sebagai pembuka dan penutup dalam hari-hari kita. Doa harus merupakan sesuatu yang esensial dalam hidup kita. Sebab, doa juga menunjukkan kedekatan relasi kita dengan Tuhan sehingga kita menjadi lebih peka lagi terhadap apa yang Tuhan ingin kita doakan. Doa merupakan percakapan hati kita yang paling dalam kepada Tuhan.

Doa juga dapat merupakan suatu permohonan kepada Tuhan. Permohonan untuk setiap anugerah yang kita perlukan dalam keseluruhan hidup kita sebagai ungkapan pengakuan kebergantungan kita kepada-Nya. Doa juga merupakan ucapan syukur kepada Tuhan karena kita sadar betapa besar anugerah yang diberikan-Nya kepada kita. Tentu saja, doa bukan hanya karena kita mencari berkat ataupun perlindungan atau segala yang kita butuhkan. Akan tetapi, kita berdoa karena doa merupakan ekspresi relasi cinta kasih kita kepada-Nya yang merupakan respons kita kepada cinta kasih Tuhan kepada kita. Kita ingin menyenangkan Tuhan yang mengasihi kita dan yang kita kasihi. Melalui doa yang ditujukan kepada Allah Tritunggal, kita menghidupi relasi yang intim tersebut. Oleh karena itu, kesalahan dalam pengenalan akan Allah akan berakibat kepada kehidupan doa kita.

Bagaimana berdoa yang benar?

Doa Bapa Kami

Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya kita berdoa, yang kita kenal sebagai "Doa Bapa Kami", sebuah doa yang menjadi dasar bagi kehidupan kita sebagai orang Kristen. Bagian awal dari Doa Bapa Kami menunjukkan dengan jelas status istimewa kita sebagai orang Kristen, kita diperbolehkan menggunakan istilah yang begitu intim, menunjukkan kedekatan relasi kita dengan Tuhan, dan melalui istilah Bapa Kami, kita juga diingatkan untuk berbagi hak istimewa ini dengan sesama umat pilihan Tuhan. Akan tetapi, kedekatan relasi kita dengan Tuhan tidak membuat kita tidak punya batasan dengan Tuhan karena dikatakan bahwa Dia ada "di surga". Dia adalah sang Pencipta yang Mahabesar yang berada di surga. Hal ini sekaligus mengingatkan kepada kita yang adalah ciptaan yang berada di bumi. Dialah Allah yang "Nama-Nya harus dikuduskan" di dalam dan melalui seluruh hidup kita. Inilah pengakuan relasi yang benar sebagai ciptaan yang berdosa di hadapan sang Pencipta yang Kudus, yang "kehendak-Nya yang absolut harus terjadi di seluruh keberadaan, baik di bumi maupun di surga". Dengan demikian, kita mengharapkan, kita mengakui, kita berfokus kepada "kedatangan kerajaan-Nya". Inilah doa, di mana pengakuan relasi perjanjian dalam Kristus dinyatakan, diikrarkan, dan digenapi. Kehidupan orang Kristen harus merupakan kehidupan yang berdoa, artinya kehidupan yang memperjuangkan relasi perjanjian ini tergenapi, kehendak Tuhan yang jadi, kerajaan-Nya yang hadir nyata, bukan kerajaanku dan kehendakku.

Relasi perjanjian – di mana Allahlah Tuhan kita dan kitalah umat-Nya – bukan hanya berbicara dalam relasi vertikal dan mengabaikan horizontal. Berdoa untuk kebutuhan yang memang diperlukan dalam hidup ini bukan sesuatu hal yang salah. Permohonan ini menunjukkan kebergantungan kita kepada-Nya sampai kepada hal keseharian kita yang sepele adanya. Kebergantungan ini harus menyatakan relasi perjanjian yang dinyatakan di bagian sebelumnya. Fokus kita adalah kemuliaan Tuhan, Kerajaan Tuhan yang di mana kebutuhan kita hanya untuk menjalankan kehendak-Nya sampai tergenapi (bandingkan Matius 6:33 yang juga diajarkan Tuhan Yesus kepada kita). Pemeliharaan Tuhan untuk kehidupan umat-Nya adalah untuk memuliakan nama-Nya dan mencari kehendak-Nya. Dengan fokus kepada penggenapan kehendak-Nya, maka kita akan meminta "... pada hari ini makanan kami yang secukupnya". Setiap harinya, kita bersandar pada pemeliharaan Tuhan yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan dan tidak lebih. Hidup tidak berfokus kepada keserakahan hidup dan selalu menginginkan suatu jaminan akan kenyamanan hidup, seakan jaminan pemeliharaan Tuhan tidak cukup untuk membuat kita merasa aman. Kita diajar untuk percaya bahwa pemeliharaan Tuhan cukup dan kebergantungan kepada-Nya adalah sauh yang aman, serta semuanya itu hanyalah berkat Tuhan bagi kita untuk menggenapkan kehendak-Nya. Inilah hal yang sangat indah, melalui kebergantungan kita kepada Tuhan setiap harinya, kita mempunyai relasi yang dekat dengan Tuhan sang Pemelihara kita.

Sebagai anak-anak Allah yang sudah menerima anugerah relasi perjanjian dalam Kristus, kita juga diajar untuk menghidupinya melalui "pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita". Kita bukan saja diberikan anugerah menerima pengampunan, melainkan juga diberikan ruang untuk mengenal kekurangan dan kelemahan orang di sekitar kita. Pengenalan ini akan membuat kita sadar akan setiap kesalahan kita yang telah diampuni Tuhan. Pengampunan ini memberikan kita tempat untuk bertumbuh dan semakin mengenal diri dengan lebih baik serta semakin mau tunduk di bawah firman Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai konsekuensi logisnya adalah pengampunan bagi sesama kita harus nyata dalam hidup kita. Sebab, saat kita memahami betapa beratnya dosa kita yang telah mendapat pengampunan karena kasih Tuhan, saat itulah seharusnya kita dapat mengampuni kesalahan kecil (dibandingkan dengan dosa kita kepada Tuhan) sesama kita. Di sinilah, sekali lagi pengakuan akan relasi perjanjian terjadi, mengaku kita adalah orang yang tidak layak mendapat anugerah, tetapi sudah dilayakkan dan mendapatkan anugerah dari Allah yang Mahakasih. Dialah yang terlebih dahulu mengasihi kita, Dialah yang terlebih dahulu mengampuni kita, sehingga pengampunan dapat kita berikan kepada sesama kita.

Orang Kristen sebagai penerima relasi perjanjian tidaklah kebal untuk "masuk dalam pencobaan" sehingga kita tetap perlu memohon pertolongan Tuhan untuk "melepaskan kita dari pada yang jahat". Dengan demikian, kita belajar hidup dengan kerendahan hati, memohon perlindungan dari Tuhan, sehingga memberikan kita kekuatan dan kemenangan dalam menghadapi setiap pencobaan yang datang dalam hidup kita. Melalui kemenangan ini, nama Tuhan dikuduskan, Kerajaan Tuhan dinyatakan, relasi perjanjian disaksikan penuh pengharapan di dalam dunia yang berdosa ini.

Melalui Doa Bapa Kami ini, kita dapat melihat bagaimana seharusnya doa yang benar. Hanya berfokus kepada Tuhan dan tidak berbelit-belit. Doa bukanlah rangkaian kata-kata yang panjang dan indah. Kadang, kita berpikir dengan semakin panjang dan indah kita berdoa, semakin benar doa kita sehingga pasti diterima oleh Tuhan. Padahal, itu tidaklah diajarkan oleh Tuhan Yesus. Yesus mengajarkan kepada kita doa yang begitu sederhana, tetapi mempunyai kedalaman yang membuat kita harus terus belajar hidup hanya untuk Tuhan. Suatu doa yang sangat indah dan mengandung makna yang begitu berlimpah untuk hidup kita. Mari sekali lagi kita merefleksikan bagaimana kehidupan doa kita. Apakah kita sudah terjebak dengan doa yang hanya berisi kata-kata indah dan kehilangan makna doa yang sesungguhnya? Sudahkah kita berdoa dengan benar sesuai dengan kehendak-Nya seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus? Kiranya Tuhan menolong kita semua. Amin.

Audio Doa Bapa Kami - Suatu Aplikasi Relasi Perjanjian

Diambil dari:
Nama situs : Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia -- Pillar
Alamat situs : http://www.buletinpillar.org/artikel/doa-bapa-kami-suatu-aplikasi-relasi-perjanjian#hal-1
Judul asli artikel : Doa Bapa Kami - Suatu Aplikasi Relasi Perjanjian
Penulis artikel : Padmaroshantika Diah Rustiarini
Tanggal akses : 25 Januari 2017
 

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr')
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan Berita PESTA.

Redaksi: Amidya, Yulia, Mei, dan Lena
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©,2018 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org