Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/126

Berita PESTA edisi 126 (22-12-2017)

Desember 2017

Berita PESTA -- Edisi 126, Desember 2017
 
SABDA PESTA
Berita PESTA -- Edisi 126, Desember 2017

DAFTAR ISI

 
EDITORIAL

Salam damai dalam Kristus,

Esensi dasar dari Natal adalah Kristus yang menjelma menjadi manusia untuk menjalankan kehendak Allah. Dari esensi dasar inilah, Kristus lahir untuk menggenapi seluruh rencana agung Allah Bapa yang telah ditentukan-Nya sejak masa kekekalan. Ia adalah kemuliaan Allah supaya kita dapat dipuaskan dalam Dia. Bagaimana kita tahu bahwa kita pasti dipuaskan dalam Kristus? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita simak bersama sajian artikel dalam Berita PESTA bulan ini supaya kita bisa berefleksi apa makna Natal yang sebenarnya.

Pada bulan Natal yang berbahagia ini, kami segenap pengurus dan staf PESTA ingin mengucapkan: Selamat Natal kepada semua pembaca Berita PESTA. Kiranya Natal ini mendorong kita untuk semakin mengenal isi hati Allah Bapa dan untuk menjadi pelaku firman-Nya yang taat dan setia dari hari ke hari. Selamat merayakan Natal dengan penuh syukur kepada Tuhan Yesus. Solus Christos!

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Amidya

Amidya
Situs PESTA

 
BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Laporan PESTA 2017 dan Perencanaan 2018 dalam Raker YLSA

Laporan PESTA

Pada 12 -- 13 Desember 2017, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) mengadakan rapat kerja tahunan yang diikuti oleh semua tim pelayanan YLSA, termasuk tim Pendidikan Kristen, yaitu PESTA. Pada acara hari pertama Raker ini tim PESTA melaporan hasil kerja 2017 dan pada hari kedua Raker kami mempresentasikan rencana kerja 2018. Ketika menyusun laporan kerja, kami juga memasukkan evaluasi hasil kerja dan sistem kerja PESTA supaya kami bisa memperbaiki jika ada kekurangan-kekurangan yang terjadi. Syukur kepada Allah, di balik semua tantangan yang kami hadapi dan kurangnya SDM untuk mengerjakan tugas-tugas PESTA, kami tetap merasakan penyertaan Tuhan sehingga kegiatan PESTA dapat terus berjalan. Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan doa teman-teman PESTA. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Dukungan doa teman-teman tetap kami harapkan, terutama untuk tahun 2018 supaya pelayanan PESTA tidak hanya berjalan lancar, tetapi kami rindu pelayanan PESTA ini semakin berdampak bagi alumni dan masyarakat Kristen secara umum. Mari kita terus bergandeng tangan, memiliki kesehatian dan rindu untuk belajar dan berbagi di mana pun kita ditempatkan Tuhan. To God be The Glory!

2. Bergabunglah dalam Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2018

Promosi Kelas DIK

Belajar doktrin itu menyenangkan! Dahulu, sebagian besar orang berpikir bahwa belajar doktrin Alkitab itu sangat berat. Kini, kita dapat mempelajari doktrin Alkitab dengan lebih menyenangkan. Bagaimana caranya?

Ikutilah kelas Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2018 yang dibuka PESTA mengawali pelayanannya di tahun 2018. Medium belajar adalah dengan membaca bahan dan mengerjakan tugas, lalu bagian yang menyenangkan adalah dengan mendiskusikan apa yang sudah kita pelajari dengan teman-teman lain melalui Facebook Grup. Fleksibilitas Facebook akan memicu kita untuk saling berbagi dan belajar secara lebih aktif. Dengan saling belajar kita dapat terus bertumbuh bersama. Karena itu, kami mengundang Anda yang belum mengikuti kelas DIK Januari/Februari 2018 untuk segera mendaftar. Jika Anda punya teman-teman lain, ajaklah mereka juga bergabung. Silakan klik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas DIK, dan admin kami akan segera merespons Anda:

3. Staf Baru PESTA: Mei Budi Margowati

Kami mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengirimkan staf baru untuk melayani di tim PESTA, yaitu Mei Budi Margowati. Sejak Juli 2017, sebenarnya Mei sudah membantu Tim PESTA dan hasilnya sangat baik. Karena itu, tahun depan, dia akan terus melanjutkan melayani bersama tim PESTA. Secara khusus, Mei akan menolong mengerjakan tugas-tugas administrasi dan komunitas PESTA. Marilah kita berdoa agar Tuhan menolong Mei untuk tekun dan teliti dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tuhan akan tambah-tambahkan hikmat supaya Mei dapat melayani dengan sepenuh hati. Puji Tuhan!

 
ARTIKEL: YESUS ADALAH KEMULIAAN ALLAH

Kristus bukan eksis untuk memegahkan kita. Kitalah yang eksis untuk dapat menikmati kemegahan Dia. Asumsi buku ini adalah bahwa mengenal kemuliaan-kemuliaan Kristus adalah tujuan, bukan sarana. Kristus mulia bukan supaya kita menjadi kaya dan sehat. Kristus mulia sehingga, baik kaya maupun miskin, sakit atau sehat, kita tetap dapat dipuaskan dalam Dia.

Kemuliaan Kristus

Kemuliaan khusus pertama yang menopang kemuliaan-kemuliaan lain adalah eksistensi kekal Kristus. Jika kita mau sekadar merenungkan hal ini seperti yang seharusnya, penyeimbang yang besar akan terbentuk bagi kapal jiwa kita yang miring. Eksistensi mungkin merupakan misteri terbesar dari segalanya. Pikirkan kemutlakan realitas. Kita berpikir pasti di sana pernah ada ketiadaan. Kita melihat mundur, mundur, mundur ke zaman yang tidak berakhir, tetapi tidak pernah tidak ada apa pun. Seseorang mendapat kehormatan sebagai yang ada pertama kali dan selalu ada. Ia tidak pernah menjadi ada atau berkembang. Ia selalu ada. Milik siapakah kemuliaan khusus dan absolut ini?

Jawabannya adalah Kristus, Pribadi yang dunia kenal sebagai Yesus dari Nazaret.

Rasul Yohanes, yang menulis kitab terakhir di Alkitab, menerima wahyu yang menentukan. Ia mengutip Allah: "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). Bukan Kristus yang berfirman di sini. Ini adalah Allah yang Mahakuasa. Ia menyebut diri-Nya "Alfa dan Omega" -- huruf pertama dan terakhir dari abjad Yunani. Di dalam abjad, kita tidak dapat mengatakan apa pun (atau tidak ada apa pun) sebelum alfa. Tidak ada "sebelum" alfa di dalam abjad. Juga kita tidak dapat mengatakan apa pun (atau tidak ada apa pun) setelah omega. Tidak ada "setelah" omega di dalam abjad.

Demikian pula dengan Allah dan realitas. Tidak ada "sebelum" Allah dan tidak ada "setelah" Allah. Ia mutlak ada di sana, tidak peduli seberapa jauh ke belakang atau seberapa jauh ke depan Anda pergi. la adalah Realitas absolut. Ia memiliki kehormatan berada di sana pertama-tama dan selalu. Kemuliaan khusus ini adalah milik-Nya.

Inilah makna esensial dari nama-Nya di dalam Perjanjian Lama, Yahweh (atau Jehovah). Nama ini berasal dari kata kerja "adalah" (to be). Ketika Musa menanyakan Allah nama-Nya, "Firman Allah kepada Musa: 'AKU ADALAH AKU.' ... 'Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu'" (Keluaran 3:14). "Aku adalah" ini dibukakan oleh Allah di dalam Kitab Yesaya sebagai Realitas yang kekal dan absolut -- masa lalu dan masa depan. "'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' demikianlah firman TUHAN, '... supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku [adalah] Dia Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi'" (Yesaya 43:10). Menjadi "Aku adalah (I am)" berarti secara absolut menjadi yang pertama dan yang terakhir. Tidak ada "sebelum" dan tidak ada "setelah". Hanya "Aku adalah".

Aku adalah Aku

Allah menyatakan hal ini secara gamblang di Yesaya 44:6. "Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah yang terdahulu (= pertama) dan Akulah yang terkemudian' (= terakhir; "tidak ada Allah selain dari pada-Ku.") Dan, juga di Yesaya 48:12 "Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu (= pertama), Akulah juga yang terkemudian (2 terakhir)!" Inilah nama-Nya: Yahweh -- Ia yang ada secara mutlak, kekal, dan tidak terkalahkan. Ia memiliki kehormatan satu-satunya dan kemuliaan khusus sebagai yang selalu ada, ketika tidak ada apa pun yang lain. Juga, Ia tidak akan pernah dilampaui oleh apa pun. Inilah artinya menjadi Allah.

Kemudian, apa kaitannya hal ini dengan Kristus, yang kita kenal sebagai Yesus dari Nazaret?

Semuanya. Rasul Yohanes mengutip Kristus di akhir Kitab Wahyu: "Sesungguhnya Aku datang segera .... Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir .... Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat" (Wahyu 22:12-13, 16). Di sini, Kristuslah yang berfirman, bukan Allah Bapa. Nah, dua pribadi tidak mungkin menjadi "Alfa dan Omega", kecuali keduanya adalah satu. Dua pribadi tidak dapat secara absolut menjadi yang "pertama dan terakhir", kecuali keduanya satu. Kristus (yang menyebut diri-Nya Yesus) mengklaim bagi diri-Nya sendiri kehormatan dan kemuliaan yang sama yang adalah milik Allah yang Mahakuasa (lihat juga Wahyu 1:17-18, 2:8).

Kristus bahkan mengambil bagi diri-Nya nama khas Allah yang mulia, "Aku adalah". "Yesus berkata kepada mereka, 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada'" (Yohanes 8:58). Yesus berkata kepada para murid-Nya mendekati akhir hidup-Nya, "Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia" (Yohanes 13:19; lihat Yohanes 8:24). Tidak ada hal yang lebih besar yang dapat seseorang katakan mengenai diri-Nya sendiri. Hal ini benar, atau hal ini adalah hujatan. Kristus adalah Allah atau orang fasik.

Yesus tahu yang mana. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah .... Firman itu telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa" (atau, "sebagai satu-satunya yang diperanakkan dari Bapa"; Yohanes 1:1, 14). Yesus Kristus, Sang "Firman", "diperanakkan", bukan diciptakan -- dan bukan pada suatu waktu tertentu, melainkan secara kekal. Dua Pribadi muncul sebagai satu Allah, bukan dua Allah -- Sang "Anak" diperanakkan dari "Bapa", satu ke-Allahan dalam esensi. Ini adalah misteri yang besar; seperti yang bisa kita perkirakan. Akan tetapi, inilah yang telah Allah nyatakan tentang diri-Nya.

Rasul Paulus juga mengetahui kemuliaan unik milik Kristus. Ia "dalam keadaan-Nya sebagai manusia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!" (Roma 9:5). Akan tetapi, "walaupun dalam rupa Allah, (Kristus Yesus) tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba" (Filipi 2:6-7). Karena itu, "dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan" (Kolose 2:9; lihat 1:19). Dan, kita orang Kristen sekarang menunggu bukan seorang manusia belaka, melainkan "penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13; lihat juga 2 Petrus 1:1).

Inilah mengapa penulis Surat Ibrani begitu berani mengatakan semua malaikat menyembah Kristus. Ia bukan yang tertinggi di antara para malaikat yang menyembah Allah. Ia disembah oleh semua malaikat sebagai Allah. "Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: 'Semua malaikat Allah harus menyembah Dia'" (Ibrani 1:16). Karena Ia adalah Pencipta semua yang ada, dan Ia sendiri adalah Allah: "Tetapi tentang Anak Ia berkata: 'Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya ....' Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu'" (Ibrani 1:8, 10). Demikianlah Bapa memberi kesaksian tentang keilahian Anak. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibrani 1:3).

Yesus Kristus adalah Pencipta alam semesta. Yesus Kristus adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terkemudian. Yesus Kristus, Sang Pribadi, tidak pernah memiliki awal. Ia adalah Realitas absolut. Ia memiliki kehormatan yang tidak tertandingi dan kemuliaan yang unik sebagai yang pertama ada dan selalu ada. Ia tidak pernah menjadi ada. Ia diperanakkan secara kekal. Allah Bapa secara kekal menikmati "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah" (Ibrani 1:3) dalam Pribadi Anak-Nya.

Melihat dan menikmati kemuliaan ini adalah tujuan keselamatan kita. "Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepadaKu" (Yohanes 17:24). Menikmati hal ini selama-lamanya merupakan tujuan diri kita diciptakan dan diri kita ditebus.

Audio Yesus Adalah Kemuliaan Allah

Diambil dari:
Judul buku : Melihat dan Menikmati Yesus Kristus
Judul asli artikel : Yesus Adalah Kemuliaan Allah
Penulis artikel : John Piper
Penerbit : Momentum, Surabaya:2010
Halaman : 11 -- 15
 
STOP PRESS: APLIKASI CERITA INJIL AUDIO (CIA)
Stop Press! APLIKASI CERITA INJIL AUDIO (CIA)

Cerita INJIL Audio

Apakah Anda ingin mendengarkan kabar baik dari firman Tuhan melalui aplikasi di gawai Anda? Nikmatilah cerita-cerita INJIL dalam CIA yang berisi kompilasi 350+ gambar/cerita-cerita/audio dari aplikasi android SABDA.

CIA adalah aplikasi android GRATIS yang dibuat untuk memudahkan kita membaca kisah-kisah dalam Alkitab, terutama untuk mengenal siapakah Tuhan Yesus Kristus. Kisah-kisah ini dilengkapi dengan ayat-ayat Alkitab, ilustrasi bergambar, dan juga dapat didengarkan secara audible. CIA diperuntukkan bagi segala umur -- dari anak sekolah minggu sampai lansia! Bagikanlah cerita-cerita INJIL ini melalui berbagai jejaring sosial yang Anda miliki agar Kabar Baik semakin tersiar kepada generasi digital abad ini.

Dapatkan aplikasi CIA (Cerita INJIL Audio) sekarang juga di Play Store dan sebarkan informasi ini kepada keluarga dan rekan-rekan Anda!

Download: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.cerita.injil
Informasi lebih lengkap: Android.SABDA.org -- Aplikasi Android Kristen

 

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr')
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan Berita PESTA.

Redaksi: Amidya dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org