Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/117

Berita PESTA edisi 117 (29-3-2017)

Maret 2017

Berita PESTA -- Edisi 117, Maret 2017
 
SABDA PESTA
Berita PESTA -- Edisi 117, Maret 2017

DAFTAR ISI

 
EDITORIAL

Salam damai sejahtera,

Kami sungguh bersyukur karena beberapa program pelayanan PESTA dapat berjalan sesuai dengan rencana Februari/Maret 2017. Silakan simak beritanya pada edisi ini. Selain berita seputar pelayanan PESTA, simak pula informasi dari Bapak John Made, alumni di Denpasar, yang berkesempatan mengikuti pelatihan #Ayo_PA! dalam pelayanan tim SABDA di Bali. Kami sertakan pula sebuah kesaksian yang menggugah mengenai kebaikan Tuhan bagi Ibu Eveline Tay, yang memampukan beliau untuk bisa bertumbuh sampai akhirnya menjadi peserta PESTA. Kiranya kesaksian tersebut dapat menjadi berkat dan mendorong semangat kita semua untuk makin giat mendalami firman Tuhan. Simak juga sebuah artikel tentang Pemahaman Alkitab untuk dilakukan dalam persekutuan rumah tangga. Kiranya seluruh sajian Berita PESTA bulan ini menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Amidya

Amidya
Situs PESTA

 
BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Laporan Kelulusan Kelas DAL Januari/Februari 2017

Kelulusan Kelas DAL

Puji Tuhan! Kelas Doktrin Alkitab Januari/Februari 2017 sudah berlangsung dengan lancar sampai dengan penutupan kelas. Kelas ini sungguh hidup karena pesertanya sangat aktif dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Kelas ini berhasil meluluskan 14 peserta, dari 15 peserta awal. Dalam topik "Penerjemahan Alkitab", seluruh peserta mulai memikirkan mengenai pentingnya Alkitab diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa untuk pengabaran Injil kepada seluruh bangsa. Satu hal yang menarik setelah kelas ini selesai, para peserta memiliki kerinduan untuk semakin giat membaca, merenungkan, dan menggali Alkitab. Kami mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang telah menyelesaikan kelas ini dengan baik. Sampai bertemu di kelas lanjutan berikutnya.

2. Bahan Pendidikan Kristen di Situs E-Learning!

Kelas PKB

Situs e-Learning hadir untuk mendukung majunya pelayanan di bidang pendidikan Kristen dan menjadi pusat unduhan untuk mendapatkan sumber bahan pelajaran Kristen digital. Selain dapat diunduh secara GRATIS, bahan-bahan tersebut juga dapat dibaca secara daring. Anda bisa mendapatkan bahan teologi bidang sistematika, historika, praktika, dan seri-seri pelajaran Alkitab dalam situs ini. Semua bahan tersedia dalam format Zip. Anda dapat mengunduh bahan-bahan tersebut untuk melengkapi Anda dalam mengajar dan mendidik jemaat Tuhan sehingga iman mereka semakin dikuatkan di tengah banyaknya pengajaran yang tidak berdasar pada Alkitab. Bagikan pula bahan yang sudah Anda dapatkan kepada lebih banyak orang sehingga semakin banyak orang Kristen yang diperlengkapi wawasannya dan bertumbuh menjadi dewasa dalam pengenalan akan Tuhan.

3. Kabar Alumni: Bapak John Mengikuti Pelatihan PA dengan Gawai di Denpasar

Pelatihan #Ayo_PA!

Pada 24 -- 28 Februari 2017, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) mendapat kesempatan untuk menyampaikan pelatihan Software SABDA dan PA dengan Menggunakan Gawai (#Ayo_PA!) di Bali. Salah satu alumni PESTA, yaitu Bapak John Made Warkudara, bisa ikut datang di tempat pelatihan #Ayo_PA! di GKA Zion, Denpasar, pada 26 Februari 2017. Usai mengikuti acara ini, Bapak John menyampaikan bahwa aplikasi-aplikasi Alkitab yang sudah dibuat oleh SABDA sangat bermanfaat untuk melakukan PA, baik secara pribadi maupun kelompok. Alkitab, Kamus Alkitab, Alkitab PEDIA, dan Tafsiran sangat memudahkan jemaat untuk melakukan PA. Presentasi yang disampaikan oleh Ibu Yulia juga sangat jelas sehingga peserta tidak mengalami kesulitan untuk memahaminya. Pak John juga menyampaikan bahwa antusiasme dari peserta pelatihan sangat tinggi, terlihat dari banyak sekali pertanyaan peserta mengenai PA dengan gawai. Kiranya pada kesempatan lain, di wilayah lain, alumni PESTA dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan SABDA. To God be The Glory!

Baca Blog:

 
ARTIKEL: PENGGALIAN ALKITAB DALAM PERSEKUTUAN RUMAH TANGGA

Penggalian Alkitab dalam kelompok kecil dapat dilakukan di rumah-rumah atau di antara tetangga. Kelompok seperti ini dapat dibentuk karena kesamaan minat atau tujuan yang menyatukan orang-orang yang tinggal dalam lingkungan yang berdekatan, atau merupakan bagian dari program penginjilan atau pemuridan yang dilakukan oleh suatu gereja setempat. Bagi kelompok-kelompok yang berkumpul untuk menggali Alkitab, para anggotanya memiliki kerinduan yang sama untuk mempelajari apa yang diajarkan Alkitab, dan menyelidiki maksudnya dalam kehidupan praktis sehari-hari supaya dapat bertumbuh dalam kehidupan Kristennya. Pusat semua perhatian dan satu-satunya yang memiliki otoritas adalah Alkitab itu sendiri. Pertemuan kelompok ini bukan berbentuk kebaktian seperti di gereja, dan tidak ada khotbah. Sebaliknya, pesertanya berbagi pengalaman dengan Allah melalui firman yang tertulis dan dalam suasana rumah yang terbuka.

Keluarga Kristen

Kebutuhan Penggalian Alkitab dalam Persekutuan Rumah Tangga

Pertama, dalam kehidupan di perkotaan sekarang, banyak orang yang hidup di tengah lingkungan yang padat penduduk, tanpa akar yang jelas, terasing, dan kurangnya hubungan yang nyata antara sesama. Kondisi ini diperparah oleh panjangnya jam kerja setiap hari dan waktu dalam kesendirian di kendaraan umum. Dalam sejumlah aspek dan banyak hal lainnya, kehidupan modern menanggalkan semua nilai tradisional. Secara tradisional, keluarga merupakan kelompok pertama yang menjadi pijakan seseorang dan pusat kegiatannya adalah di dalam rumah. Kepopuleran alat pemutar CD/DVD, misalnya, menggambarkan pentingnya rumah sebagai pusat rekreasi banyak orang dalam mengisi waktu luangnya. Bukankah seharusnya gereja memanfaatkan adanya kebutuhan akan aktivitas di dalam rumah dengan membentuk kelompok kecil persekutuan keluarga untuk pertumbuhan rohani dan untuk menceritakan Injil?

Kedua, pernahkah Anda perhatikan dalam Perjanjian Baru, bagaimana Yesus sendiri menggabungkan komunikasi di depan banyak orang dengan penginjilan pribadi dan pengajaran dalam kelompok keluarga-keluarga kecil? Yesus menggunakan kelompok rumah tangga untuk mengajar dalam bentuk dialog, yang pendengarnya memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan, mengungkapkan keraguannya, dan menerima jawaban pribadi atas pertanyaan mereka. Beberapa contoh yang bisa kita ingat: Yesus menggunakan rumah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), Matius atau Lewi (Lukas 5:29-32; Matius 9:9-13), Simon (Lukas 7:36-50; Matius 26:6-13), Zakheus (Lukas 19:1-10), dan banyak yang lain lagi (misalnya Matius 8:14; Markus 1:29).

Yesus mengajar Maria dan Martha

Ketiga, jemaat Kristen mula-mula mengikuti teladan gurunya, seperti terlihat dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat rasul-rasul lainnya. Tentu saja, orang bisa mengatakan bahwa pengikut Yesus mula-mula tidak mempunyai tempat pertemuan, selain rumah mereka. Namun, gambaran kehidupan gereja mula-mula di Yerusalem merupakan contoh yang penting. Selain pertemuan di rumah untuk persekutuan, penginjilan, pengajaran, dan doa, ada juga pertemuan besar terbuka di pelataran Bait Allah (Kisah Para Rasul 2:46, 5:42, 12:12). Misalnya, pertemuan penginjilan yang dilakukan Petrus di rumah Kornelius (Kisah Para Rasul 10) menunjukkan dengan jelas tentang pengabaran Injil dalam lingkup keluarga. Paulus sering menggunakan rumah sebagai basisnya untuk pengajaran yang lebih pribadi untuk melengkapi pelayanan di muka umum (Kisah Para Rasul 18:7-8, 28:30-31). Dalam bagian lain Perjanjian Baru, menarik untuk diperhatikan betapa seringnya kata gereja dalam rumah si '...' disebut (misalnya 1 Korintus 16:19; Roma 16:3-5; Filemon 1:2) sebagai ilustrasi kegiatan misi orang Kristen biasa yang membawa Injil ke seluruh sudut kekaisaran Roma melalui kesaksian pribadi mereka, pertemuan keluarga, dan gereja di rumah-rumah.

Ciri-ciri masyarakat sekarang, teladan Yesus Kristus, dan gereja mula-mula menunjukkan perlunya gereja-gereja pada abad ke-21 untuk memperkenalkan program penggalian Alkitab dan penginjilan yang dilakukan dalam pertemuan kelompok kecil di rumah-rumah.

Alkitab sebagai Fokus

Sola Scriptura

Sejauh ini, kita telah menggunakan istilah "Penggalian Alkitab" beberapa kali karena inilah yang memang ingin ditekankan. Banyak orang muda sekarang memiliki pengetahuan Alkitab yang sangat terbatas. Orang yang baru percaya, yang memasuki gereja-gereja kita, mempunyai pemahaman yang rendah tentang pengajaran yang alkitabiah, tentang doktrin, atau tentang etika. Pada saat yang sama, "penyembahan" dan nyanyian lebih banyak ditekankan dalam begitu banyak kebaktian sehingga mengurangi waktu yang dikhususkan untuk pengajaran dan eksposisi firman Tuhan. Sangat sedikit gereja yang mempunyai pelajaran yang teratur atau serius tentang pengajaran Alkitab. Orang Kristen sangat membutuhkan pertemuan dengan Tuhan melalui firman-Nya dengan cara yang baru dan penuh makna. Interaksi langsung dengan firman Allah ini sangat menolong seseorang untuk mengerti isinya sehingga ia dimampukan untuk mewujudkannya dalam cara berpikir dan hidup, baik di rumah, di tempat kerja, di dalam dunia politik, maupun di dunia bisnis.

Alkitab merupakan jantung atau fokus utama kelompok persekutuan, dan terbuka bagi siapa pun untuk membacanya, mendiskusikannya, dan mengaitkannya dalam hidup sehari-hari. Fokus pertemuan adalah Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis, Yesus Kristus ada di tengahnya dan Roh Kudus mengajar melalui firman yang tertulis.

Download Audio

Diambil dari:
Judul buku : Memahami dan Menggunakan Alkitab
Judul artikel : Penggalian Alkitab dalam Persekutuan Rumah Tangga
Penulis artikel : Catharine Padilla
Penerbit : Yayasan Pancar Pijar Alkitab (Scripture Union Indonesia), Jakarta: 2009
Halaman : 173 -- 176
 
KESAKSIAN PESTA: PENDEWASAAN ROHANI DAN KESEMPATAN MELAYANI TUHAN

Shalom semua saudara dan saudari dalam Yesus Kristus,

Saya akan bersaksi sedikit mengenai pengalaman rohani saya. Sebetulnya, saya adalah orang tidak suka membaca, entah itu artikel, majalah, maupun Alkitab. Untuk Alkitab, saya membaca Alkitab saat saya melakukan persiapan mengajar sekolah minggu. Akan tetapi, intensitasnya sangat kecil sekali.

Dipanggil dan dipilih

Kendati demikian, saya merasa Tuhan mempunyai cara-Nya sendiri untuk membangkitkan semangat saya dalam membaca dan belajar Alkitab. Saya memiliki akun Facebook. Sering kali, di "wall" saya hanya berisi candaan dan lelucon. Suatu hari, saya menerima notifikasi tentang PA daring bersama e-Santapan Harian. Saya mulai membuka notifikasi saya, lalu saya menemukan pertanyaan-pertanyaan seputar renungan. Pertama, saya tentunya bingung. Akan tetapi, setelah itu timbul rasa tertarik dalam hati saya. Dari rasa tertarik itu, saya mulai mengikuti diskusi renungan e-SH. Setelah cukup lama aktif mengikuti diskusi, tiba-tiba dari pengurus mengirim email kepada saya dan menawarkan untuk terlibat dalam pelayanan sebagai moderator PA e-SH. Selidik punya selidik, saya baru tahu bahwa pelayanan ini dikerjakan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Setelah berpikir, saya menerima tawaran ini dan hingga sekarang saya sungguh bersyukur dapat terus melayani sebagai moderator PA e-SH.

Di tengah perjalanan pelayanan saya sebagai moderator PA, seorang staf dari YLSA menawarkan saya untuk mengikuti pelajaran teologi. Saya pun kembali bergumul, setelah berpikir, saya memutuskan akan mengikuti pelajaran teologi dari YLSA yang bernama PESTA. Dengan mengikuti PESTA, saya benar-benar didorong untuk belajar, membuka dan membaca Alkitab, mempelajari modul-modul. Saya percaya bahwa ini adalah cara Tuhan untuk menolong saya bertumbuh. Perubahan pun saya alami, dinding Facebook saya, yang dulunya hanya berisi candaan dan lelucon, kini lebih banyak kutipan rohani, ayat-ayat Alkitab, dan semua yang berbau rohani. Saya sungguh bersyukur sekali.

Pengalaman pertama, saya mengikuti satu kelas pemula, yaitu kelas DIK. Setelah itu, saya lanjut mengikuti hingga tidak terasa saya sudah menyelesaikan 10 kelas. Dari sini, mulailah saya bercerita dengan teman-teman di gereja dan hamba Tuhan di gereja saya. Mereka terkejut dan setengah bercanda kepada saya, "Wah, sudah jadi penginjil, nih .... Boleh dong membawakan firman Tuhan di persekutuan." Saya mula-mula berpikir bahwa itu hanya candaan dan saya sendiri tidak ada keberanian untuk berdiri di mimbar sebagai seorang pembicara. Tawaran pun datang, saya diminta untuk berkhotbah di persekutuan wanita yang dihadiri oleh 40 sampai 50 jemaat. Pertama sih merasa tidak yakin, tetapi dalam hati saya ingin melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan. Hal yang saya lakukan adalah berdoa, meminta Tuhan untuk menentukan. Jika Tuhan bersedia memakai saya, saya akan bersedia dan siap melakukan, itu pun dengan catatan bahwa saya sudah diperlengkapi terlebih dahulu.

Pelayanan Ibu Eveline

Suatu hari, saat rapat pengurus wanita, pembina wanita bertanya lagi kepada saya, "Apakah siap menyampaikan firman Tuhan?" Saya menjawab, "Ok, akan saya siapkan dulu." Kemudian, pengurus memberi saya tema, dan selama dua bulan saya mempersiapkan khotbah saya. Hingga akhirnya, waktu untuk menyampaikan firman Tuhan tiba. Tanggal 8 Juni 2016, saya menyampaikan firman kepada para wanita dan ibu-ibu di persekutuan gereja saya (GEPEMBRI). Saat naik ke mimbar, saya merasa grogi dan gemetaran, untungnya Tuhan yang menenangkan hati saya sehingga saya bisa menyelesaikan khotbah dengan baik. Puji Tuhan! Saya bersyukur untuk kesempatan ini dan saya berharap bisa melayani dalam hal pemberitaan Injil. Penginjil di gereja tempat saya mengajar juga menawarkan supaya saya dapat melayani pemberitaan firman di persekutuan doa, tetapi saya belum menerima, saya ingin bergumul terlebih dulu.

Kesempatan tidak selesai sampai di sini, dan saya harus terus belajar. Puji Tuhan! Saya masih terus belajar bersama YLSA dalam program PESTA, dan tidak terasa saya sudah dua tahun mengikuti kelas-kelas yang dibuka oleh PESTA. Melalui PESTA, saya mendapat kesempatan untuk memahami firman, dan lebih lagi Tuhan sendiri memberi saya kesempatan untuk melayani Dia di bidang pemberitaan Injil. Inilah cara Tuhan membentuk dan mendewasakan saya. Saya juga percaya bahwa Tuhan punya cara sendiri untuk membentuk dan mendewasakan orang-orang yang lain.

Saya sungguh berterima kasih kepada Yayasan Lembaga SABDA melalui pelayanan PESTA yang sudah mau menerima saya sebagai murid dengan usia yang sudah mendekati senja. Sungguh, saya merasakan sendiri bahwa YLSA memfasilitasi orang-orang seperti saya untuk belajar Firman dan mendapat pengajaran yang kokoh sehingga pemikiran akan Firman yang dulu masih mengambang dapat diteguhkan. Kiranya, Tuhan senantiasa memberkati pelayanan YLSA karena YLSA sudah banyak memberkati banyak orang. Tuhan Yesus memberkati.

Ditulis oleh: Eveline Tay

 

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr')
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan Berita PESTA.

Redaksi: Amidya, Ayub, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©,2017 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org