Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/93

Berita PESTA edisi 93 (1-4-2015)

Maret/2015


DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Pelaksanaan Kelas Paskah dan GSM Maret/April
2. Bergabunglah dalam Kelas DIK Mei/Juni
3. Pemanfaatan Hashtag (#) dalam Fan Page PESTA
ARTIKEL: KEHIDUPAN YANG BERBUAH
KESAKSIAN ANDA


Salam kasih,

Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk memuliakan Dia. Melayani 
Tuhan melalui pekerjaan Tuhan di dalam gereja merupakan salah satu 
cara untuk memuliakan nama Tuhan. Dalam pelayanan di gereja, 
diperlukan bekal pengetahuan Alkitab yang benar supaya dalam melayani 
Dia, kita mempunyai dasar dan motivasi yang benar.

Yayasan Lembaga SABDA melalui program PESTA rindu agar setiap anak 
Tuhan diperlengkapi dengan pengetahuan firman Tuhan yang benar untuk 
melayani Tuhan. Berbagai kegiatan PESTA dapat Anda lihat dalam situs 
PESTA.org. Jika ingin melihat kegiatan-kegiatan PESTA pada bulan 
Maret, termasuk kesaksian dari beberapa alumni PESTA, Anda dapat 
menyimaknya di kolom Berita PESTA. Bersama ini pula, kami segenap 
Redaksi Publikasi Berita PESTA mengucapkan "Selamat Hari Paskah 2015." 
Kiranya pengorbanan Kristus di kayu salib mengubah hidup kita dan 
menjadikan kita murid-murid yang setia mengiring Dia.

Semoga ini menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Mei
< http://pesta.org >


                             BERITA PESTA

1. Pelaksanaan Kelas Paskah dan GSM Maret/April

Pada bulan Maret ini, PESTA membuka tiga kelas diskusi, yaitu dua 
kelas diskusi untuk Guru Sekolah Minggu (GSM), melalui jalur email dan 
Facebook, dan kelas Paskah dengan menggunakan jalur email. Dua puluh 
peserta mengikuti kelas GSM email, 78 peserta mengikuti kelas GSM 
Facebook, dan 21 peserta mengikuti kelas Paskah. Kelas-kelas ini 
berlangsung mulai tanggal 9 Maret -- 13 April 2015.

Pokok doa: Doakan agar Tuhan menuntun setiap peserta kelas GSM dan 
Paskah untuk dapat belajar hal-hal penting dari firman Tuhan, sehingga 
itu dapat mempersiapkan mereka untuk melayani dengan lebih baik.

2. Bergabunglah dalam Kelas DIK Mei/Juni

Apakah Anda ingin memahami lebih dalam tentang dasar-dasar pengajaran 
Kristen? Melalui kelas DIK, Anda akan diperlengkapi dengan pengetahuan 
tentang doktrin-doktrin Kristen yang penting, yaitu penciptaan, 
kejatuhan manusia dalam dosa, dan anugerah keselamatan yang diberikan 
Tuhan kepada manusia. Setelah menyelesaikan seluruh tugas tertulis 
dalam modul yang akan kami kirimkan, Anda juga akan menjadi peserta 
kelas diskusi DIK. Pendaftaran peserta kelas DIK sudah dibuka karena 
kelas akan dimulai bulan Mei 2015. Untuk info lebih lanjut, silakan 
menghubungi admin PESTA Kusuma < kusuma(at)in-christ.net >.

Pokok doa: Doakan agar publikasi kelas DIK ini dapat dipakai Tuhan 
untuk menjangkau peserta yang rindu belajar bersama-sama memahami 
kebenaran doktrin iman Kristen dan bertumbuh melalui pengajaran yang 
alkitabiah.

3. Pemanfaatan Hashtag (#) dalam Fan Page PESTA

Fan Page PESTA kini lebih memaksimalkan penggunaan hashtag (#) untuk 
memudahkan penyuka halaman PESTA menemukan topik-topik menarik dalam 
kategori tertentu. Berbagai topik tentang kekristenan, doa syafaat, 
info buku, topik diskusi teologi, pelayanan, dan sejarah gereja yang 
sudah diposting dalam Fan Page PESTA akan dengan mudah bisa diakses 
oleh pengunjung. Setiap kategori yang dibuat dapat menolong kita untuk 
belajar teologi dengan memanfaatkan media sosial. Oleh karena itu, 
mari kita menggunakan media sosial kita untuk menambah pengetahuan 
kita akan kekristenan. Mari berbagi bersama anggota komunitas PESTA.

Jika Anda tertarik untuk bergabung dalam komunitas Fan Page PESTA, 
silakan mengunjungi alamat URL berikut ini: --> 
< https://www.facebook.com/sabdapesta >

Pokok doa: Doakan supaya penggunaan hashtag dalam Fan Page Facebook 
PESTA dapat menolong para sahabat PESTA menggunakan media sosial untuk 
hal-hal yang bernilai kekal.


                   ARTIKEL: KEHIDUPAN YANG BERBUAH

"Dalam hal inilah Bapa-ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah 
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8)

Ciri seorang murid Kristus sejati yang bertumbuh adalah PERUBAHAN 
HIDUP (karakter yang semakin serupa Kristus, gambar diri yang pulih, 
dan menang atas segala pengaruh dan belenggu si jahat) dan PELAYANAN, 
baik dalam konteks gereja lokalnya maupun di dunia sekitarnya.

Hidup melayani sebenarnya merupakan rancangan Allah sejak mula pertama 
Dia menjadikan manusia. Dia menjadikan manusia dengan tujuan agar 
manusia bisa memberikan suatu kontribusi lewat hidupnya dan bukan 
sekadar menggunakan, apalagi menghabiskan, sumber daya di bumi. Itu 
sebabnya, Ia melengkapi manusia dengan segala bakat, potensi bawaan 
untuk digali dan dikembangkan bagi kepentingan hidup di dunia dan 
memberikan sumbangsih bagi lingkungan sekitarnya. Dosalah yang membuat 
manusia salah kaprah dengan tujuan dan pola hidupnya. Di dalam 
Kristus, Allah kembali memperbarui semuanya (Kejadian 1:27-28; 
Kejadian 2:15).

Alkitab mengajarkan kebenaran ini secara mendetail:

1. Manusia diciptakan untuk melayani Allah (Efesus 2:10).

Allah merencanakan -- merancang hidup kita, bahkan sebelum kita lahir, 
serta melengkapi hidup kita melalui pengalaman pertumbuhan dan hidup, 
semuanya untuk melayani Dia (Yeremia 1:5).

2. Manusia diselamatkan untuk melayani Allah (1 Korintus 6:20).

Walaupun kita menolak dan melawan Allah sehingga layak dihukum mati 
selamanya, Allah tetap mengupayakan keselamatan kita. Hal ini 
dilakukan bukan sekadar supaya kita tidak binasa, melainkan supaya 
kita bisa melayani Allah kembali. Sebab, itulah yang terbaik, 
teragung, dan termulia ... kita melayani bukan supaya selamat, 
melainkan diselamatkan untuk melayani! Itulah respons yang sewajarnya, 
sepantasnya kita lakukan kepada Allah (Roma 12:1)

Kasih dan kesediaan kita untuk melayani setelah percaya menjadi bukti 
kesejatian keselamatan kita (1 Yohanes 3:14). Karena orang yang sudah 
diselamatkan dan bertumbuh sebagai anak Allah dan murid Kristus pasti 
memiliki hati yang rindu untuk melayani Allah. Melayani itu bukanlah 
hak istimewa para hamba Tuhan, imam, dan profesional di bidang rohani. 
Alkitab menegaskan bahwa setiap orang Kristen adalah hamba yang 
melayani (1 Petrus 2:9).

3. Setelah selamat, manusia dipanggil untuk melayani Allah 
   (2 Timotius 1:9).

Di daratan China, mereka menyambut orang percaya baru dengan berkata, 
"Tuhan Yesus sekarang mempunyai sepasang mata baru untuk melihat, 
sepasang telinga baru untuk mendengar, sepasang tangan baru untuk 
memberikan pertolongan, sebuah hati baru untuk mengasihi orang lain."

Alasan kita harus terlibat dalam keluarga Allah, tubuh Kristus, adalah 
untuk memenuhi panggilan pelayanan secara praktis sebagai anggota 
tubuh Kristus. Jika kebanyakan dari kita tidak peduli, hanya mau 
menjadi penonton yang dilayani dan berdiam diri, kita menyebabkan 
tubuh Kristus malfungsi (tidak berfungsi sebagaimana mestinya -- Red.) 
... sakit dan lumpuh ... (1 Korintus 12:27).

4. Orang percaya diperintahkan untuk melayani Allah (Markus 10:45; 
   Matius 20:28).

Bagi orang percaya, pelayanan itu bukan suatu pilihan -- dilakukan 
kalau ada waktu sisa dalam jadwal kita. Sebaliknya, itu harus jadi 
prioritas, sentral hidup kita. Tuhan Yesus datang untuk "melayani" dan 
"memberikan" hidup-Nya -- kedua pekerjaan ini harus menjadi definisi 
hidup kita juga. Ibu Theresia berkata, "Hidup yang kudus itu terdiri 
dari melakukan pekerjaan Allah dengan tersenyum."

Yesus menegaskan bahwa kedewasaan rohani tidak bisa berakhir pada 
dirinya sendiri. Kedewasaan itu artinya selaras dengan melayani. Kita 
bertumbuh dewasa untuk belajar memikul tanggung jawab, bukan untuk 
menyerap semakin banyak. Kita perlu mempraktikkan apa yang sudah kita 
ketahui dan yakini. Impresi tanpa ekspresi menyebabkan depresi. 
Belajar (pendalaman Alkitab) tanpa melayani menyebabkan stagnasi 
rohani. (Bandingkan danau Galilea dengan Laut Mati).

Hal terakhir yang dibutuhkan orang percaya dewasa ini adalah kelas 
Pendalaman Alkitab. Sebab, banyak orang sudah mengetahui banyak hal, 
tetapi sangat kurang dalam mempraktikkannya. Jadi, yang dibutuhkan 
adalah pengalaman melayani yang akan melatih, menguatkan otot-otot 
rohani mereka.

Marilah kita belajar membiasakan diri untuk memberi diri dan menjadi 
saluran berkat bagi orang lain: gereja dan masyarakat sekitar kita. 
Sudah saatnya orang percaya berhenti melayani sifat dasarnya --
dilayani, minta diberkati melulu. Murid Kristus yang dewasa perlu 
berhenti bertanya, "Siapa yang akan menjawab kebutuhanku?" Akan 
tetapi, mulailah ajukan pertanyaan, "Kebutuhan siapa yang dapat saya 
jawab?"

Pada akhir zaman, Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap 
kita (Roma 14:12). Allah akan membandingkan berapa banyak waktu dan 
tenaga yang kita pergunakan untuk diri sendiri dibandingkan dengan 
yang kita pergunakan untuk melayani Allah dan sesama. Alasan bahwa 
kita terlalu sibuk, kita punya tujuan sendiri, dsb. membuat Allah 
marah dan berkata, "Aku menciptakanmu, menyelamatkanmu, memanggilmu, 
dan memberikan perintah bagimu untuk hidup melayani. Bagian mana yang 
tidak kamu mengerti?" Akan ada akibat kekal bagi setiap pilihan yang 
keliru (Roma 2:8; Matius 25:12-30; Matius 31-46).

Banyak orang merasa jenuh dengan hidupnya. Sesungguhnya, hanya hidup 
dengan melayani Tuhan itulah yang membuat kita tetap "hidup" dengan 
penuh sukacita dan kepuasan (Markus 8:35; Matius 10:39; Lukas 9:24,
17:33).

Melayani dan makna hidup itu erat sekali kaitannya. Setiap kita pasti 
memberikan hidup kita untuk atau pada sesuatu -- mungkin karier, 
olahraga, hobi, ketenaran, kekayaan ...? Apakah itu akan membuat hidup 
kita bermakna? Allah menunjukkan bahwa hanya dengan melayani Dia, kita 
akan menemukan makna hidup karena itulah yang memberi kontribusi 
bermakna bagi dunia. Ingatlah: Yang penting bukan durasi hidup kita, 
melainkan donasi -- kontribusi, hidup kita. Bukan berapa lama kita 
hidup, melainkan bagaimana kita hidup.

Mari berhenti memberi alasan, dan mulai melayani ... apa pun latar 
belakang kita dan bagaimanapun kondisi kita. Allah bisa mulai memakai 
kita bagi pelayanan-Nya.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Menjadi Murid Kristus
Penulis: Lily Efferin, S.Th., M.A
Penerbit: Metanoia, Surabaya 2008
Halaman: 215 -- 218


                            KESAKSIAN ANDA

Berikut ini adalah kesaksian para peserta yang telah lulus mengikuti 
kelas DIK dan DPA Januari/Februari 2015.

1. Ibu Christina S. Simanjuntak (csofiawati(at)xxxx)

Ada banyak hal yang dipelajari di kelas DPA dan ini sangat membantu 
saya untuk dapat menjelaskan kepada orang lain mengenai iman saya 
kepada Yesus Kristus. Saya merasa diberkati setelah mengikuti kelas 
DPA. Terima kasih untuk teman-teman, Admin, dan juga para moderator. 
Juga terima kasih untuk SABDA dengan adanya PESTA benar-benar dapat 
menjadi berkat bagi semua orang.

2. Bapak Tjuk Imansafi (joshuatjuk(at)xxxx)

Diskusi kelas DPA cukup menarik dan banyak yang bisa peserta dapatkan 
mengenai pengetahuan firman Tuhan. Maju Terus pelayanan PESTA sehingga 
bisa menjadi berkat untuk lebih banyak orang.

3. Ibu Maria Marpaung (maria.hutagalung74(at)xxxx)

Sungguh banyak hal yang ternyata belum saya ketahui dari Alkitab, ada 
banyak pengetahuan dan pengajaran yang saya dapat ketika mengikuti 
kelas DPA. Di mana para pesertanya dari berbagai macam denominasi 
gereja membuat kami lebih seru untuk bertukar pikiran mengenai 
pengajaran Alkitab. Memang masih belum puas karena masih banyak yang 
belum saya tahu. Saya rasa, saya akan mengulangnya di tahun yang akan 
datang untuk memuaskan dahaga saya. Semakin belajar dan semakin 
bertumbuh, berharap saya akan menjadi buah yang manis. Saat ini saya 
masih tunas kecil yang masih butuh pengajaran. Mengikuti kelas DPA ini 
merupakan berkat luar biasa bagi saya.

4. Ibu Juliawati Soetrisna (jsoetrisna(at)xxxx)

Saya sangat diberkati dengan belajar melalui PESTA. Sebagai orang awam 
yang melayani Tuhan, saya merasa perlu sekali untuk membekali diri 
dengan pengetahuan teologi yang cukup sebagai dasar iman kepercayaan 
Kristen dan untuk dapat menjadi berkat buat orang lain. Dengan 
demikian, saya dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang kerap 
muncul dalam komunitas orang yang belum percaya.

5. Bapak Sapto Hari Prasetyo (hariprasetyo.rara(at)xxxx)

Dengan mengikuti PESTA, saya merasakan manfaat yang banyak, selain 
mendorong saya untuk terus belajar, saya juga mendapatkan manfaat lain 
yang jauh lebih penting yakni saya bisa semakin hidup intim dengan 
Tuhan melalui firman-Nya. Bagi teman-teman peserta yang belum aktif, 
saya berharap bisa aktif di pelajaran berikutnya, supaya kita bisa 
berbagi kasih melalui media ini. Dan bagi yang belum ikut menjadi 
peserta DIK atau PESTA saya menyarankan untuk segera bergabung, supaya 
kita bisa bersama-sama diperkaya melalui program yang luar biasa ini.

6. Bapak Warhidin Dasuha (gembiradasuha(at)xxxx)

Saya merasakan berkat dan pengalaman baru setelah mengikuti kelas DIK. 
Suatu berkat ketika kita benar-benar mengenal Allah sang Pencipta 
secara dalam, mengetahui rencana-Nya dalam kehidupan kita. Terlebih 
lagi kita dapat menyatakan kemuliaan Tuhan. Tuhan memberkati pelayanan 
PESTA dan setiap pengerja yang terlibat dalam mewartakan kebenaran dan 
keselamatan yang disediakan Tuhan bagi kita. Semoga semakin banyak 
jiwa yang mengikuti PESTA hari demi hari.

Redaksi: Kami mengucapkan selamat bagi peserta yang telah lulus 
mengikuti kelas DPA dan DIK. Jika Anda telah mendapat berkat, silakan 
mengajak keluarga, saudara, dan sahabat Anda untuk mengikuti PESTA. 
Dengan demikian, semakin banyak orang Kristen yang diperlengkapi 
dengan pendidikan teologia yang berdasarkan pada Alkitab.


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Mei, Ayub, dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org