Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/3

Doa 40 Hari 2018 edisi 3 (7-5-2018)

Sebuah Pembenaran untuk Penerjemahan

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 7 MEI 2018

SEBUAH PEMBENARAN UNTUK PENERJEMAHAN

Mengapa Setiap Orang Kristen Harus Memedulikan Sumber-Sumber Teks Injil di Luar Bahasa Mereka Sendiri

Bahasa Inggris telah senantiasa menjadi bahasa internasional yang paling dominan. Kalau begitu, untuk apa kami di Desiring God berusaha keras untuk menerjemahkan bahan-bahan kami ke dalam bahasa-bahasa lain? Mengapa tidak menghabiskan waktu, uang, dan tenaga dalam jumlah yang sama untuk mengajar orang membaca bahan-bahan bahasa Inggris kami daripada melakukan pekerjaan penerjemahan yang sulit (dan kadang-kadang berantakan)?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu berhenti sejenak dan memikirkan satu pertanyaan lain: Pembenaran apa yang dimiliki orang Kristen untuk melakukan penerjemahan, baik itu khotbah atau, maupun yang lebih penting, Alkitab itu sendiri? Kami menyadari keberadaan agama lain di mana penerjemahan kitab suci mereka menimbulkan persoalan teologis. Dari mana orang Kristen memperoleh pemikiran bahwa menerjemahkan Alkitab bukan hanya diperbolehkan, melainkan bahkan merupakan ide yang baik?

Andrew Walls, yang oleh Christianity Today pernah dinyatakan sebagai ?orang terpenting yang tidak Anda kenal?, mengemukakan jawaban mendalam untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Pada 1996, dia menerbitkan "The Missionary Movement in Christian History". Di dalamnya, dia berargumen bahwa (proyek) penerjemahan merupakan sesuatu yang diperbolehkan sekaligus juga penting bagi iman Kristen. Untuk mendukung klaim tersebut, dia memberikan dua alasan utama:

Penerjemahan adalah komponen inti dalam Injil Yesus Kristus, dan penerjemahan adalah cara Allah untuk menopang dan mendewasakan umat-Nya.

1) Penerjemahan adalah komponen inti dalam Injil.

Iman Kristen bertumpu pada aktivitas penerjemahan ilahi: ?Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita? (Yohanes 1:14) .... Inkarnasi merupakan karya penerjemahan. Sewaktu Allah dalam Kristus menjadi manusia, keilahian diterjemahkan menjadi manusia, seolah umat manusia adalah bahasa penerima (Walls, 26-27).

Walls membuat pernyataan bahwa penerjemahan merupakan hal yang utama dalam Injil karena inkarnasi Kristus sendiri adalah aktivitas penerjemahan. Ketika menjadi manusia, Yesus menerjemahkan seluruh pribadi dan karakter Allah ke dalam wujud manusia. Sebagaimana dinyatakan oleh penulis surat Ibrani, Yesus adalah ?cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah? (1:3). Dan, seperti kata Paulus dalam surat Kolose, ?Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan? (1:15).

Namun, kemuliaan inkarnasi Kristus, karya penerjemahan-Nya, bukan hanya terletak pada fakta bahwa Allah menjadi manusia, sekalipun hal itu memang luar biasa. Kemuliaan sejati terletak pada alasan mengapa Dia menjadi manusia. Penulis surat Ibrani memaparkan:

"Karena anak-anak itu adalah manusia yang memiliki darah dan daging, maka Yesus juga mengambil bagian dalam keadaan mereka supaya melalui kematian-Nya, Dia dapat membinasakan dia yang memiliki kuasa atas kematian, yaitu Iblis, dan membebaskan mereka yang seumur hidupnya diperbudak oleh ketakutan akan kematian. Jadi, jelaslah bahwa Dia tidak memberi pertolongan kepada para malaikat, tetapi kepada keturunan Abraham. Karena itu, dalam segala hal, Yesus harus menjadi seperti saudara-saudara-Nya, supaya Dia dapat menjadi Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia dalam pelayanan kepada Allah. Dengan demikian, Dia dapat membawa penebusan atas dosa-dosa umat." (Ibrani 2:14-17, AYT)

Dengan perkataan lain, Kristus mengubah kehidupan surgawi dan rohani-Nya ke dalam standar duniawi, yaitu daging dan darah, supaya Dia dapat mati dalam rupa daging dan darah, dan dengan demikian membayar utang dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Yesus menjadi manusia agar dapat memuaskan murka Allah atas manusia (?mengadakan/menjadi pendamaian?) dan menebus mereka dari kuasa Setan dan maut. Kemuliaan sejati inkarnasi Kristus terletak pada apa yang Dia pakai untuk menyatakannya: belas kasihan, kesetiaan, dan pengorbanan yang tidak terukur -- singkatnya, kasih -- bagi orang berdosa.

Setidaknya, ada dua kesamaan antara inkarnasi Yesus dan proyek penerjemahan Alkitab dan teks-teks kristiani lainnya.

A. Inkarnasi terjadi melalui penerjemahan.

Dalam artikelnya yang berjudul ?Christian Missions and the Western Guilt Complex?, Lamin Sanneh mengakui kekuatan bahasa manusia yang mengagumkan. Ketika berbicara mengenai sejarah penerjemahan dalam kegiatan misi Dunia Barat, dia menyatakan, ?Penerjemahan bahasa daerah/suku menjadi penting karena hal itu memungkinkan misionaris untuk berinteraksi dengan aspek-aspek budaya yang paling intim dan paling mendalam.?

Sanneh mengemukakan bahwa dibanding menjadi sistem simbol-simbol yang bersifat impersonal dan mati untuk mengirimkan pesan, seperti matematika atau kode komputer, bahasa lebih seperti darah dalam tubuh suatu kebudayaan. Bahasa adalah media yang unik, khas, dan hidup, yang berdenyut dalam setiap area kebudayaan. Karena itu, bahasa memengaruhi dan dipengaruhi oleh -- serta menopang dan ditopang oleh -- bagian-bagian lain.

Seperti darah, bahasa sama uniknya dengan tubuh kebudayaan tempat bahasa itu berada; mencerminkan sifat dan pengalamannya. Bahasa merupakan wadah bagi pengetahuan manusia, yang memuat berbagai kategori, istilah, dan konsep yang telah diperoleh melalui pembelajaran kolektif. Bahasa juga menyimpan sejarah mereka, dipenuhi dengan ungkapan dan kiasan yang semuanya menunjuk pada sejumlah pengalaman atau ekspresi budaya terdahulu/sebelumnya. Bahasa mencerminkan gaya hidup dan kondisi geografis suatu bangsa (misalnya, Sami memiliki ratusan kata untuk ?salju?). Bahasa adalah substansi doa mereka, cerita mereka, musik mereka, dan percakapan mereka. Sanneh benar ketika mengatakan bahwa bahasa menyentuh ?aspek yang paling intim dan mendalam? dalam suatu kebudayaan.

SIL Internasional menegaskan realitas ini dalam Kredo Linguistik mereka: "Sebagai ciri kemanusiaan paling unik yang dimiliki seseorang, bahasa seseorang terkait dengan gambar dirinya. Ketertarikan dan penghargaan terhadap bahasa seseorang setara dengan ketertarikan dan penghargaan terhadap orang itu sendiri.? (v)

Oleh karena itu, berbicara dalam bahasa orang lain adalah, seperti halnya inkarnasi Yesus, berarti berbagi "darah" dengan mereka. Penerjemahan memungkinkan Anda dan pesan yang Anda bawa untuk masuk ke dalam kehidupan setiap individu dan budaya hingga suatu kedalaman dan taraf yang mustahil dicapai dari luar jika tidak dilakukan.

B. Terjemahan berbicara kepada orang-orang biasa.

Sanneh menjabarkan cara lain tentang bagaimana penerjemahan mencerminkan pelayanan Kristus yang inkarnasional. Alih-alih hanya ditujukan kepada kaum rohaniwan terkemuka, penerjemahan Kristen membawa pesan salib kepada orang-orang biasa.

Dalam banyak kelompok masyarakat tradisional, bahasa religius cenderung terbatas pada sekelompok elite pakar yang jumlahnya sedikit. Dalam kasus ekstrem, Dalam kasus ekstrem, bahasa ini dilindungi di bawah tradisi-tradisi terlarang dari perkumpulan rahasia dan tempat-tempat keramat, yang aksesnya diperoleh melalui kondisi kerasukan atau mantra-mantra magis. Pendekatan kristiani bahwa teks kristiani dapat diterjemahkan menghunjam tendensi-tendensi gnostisisme tepat di jantungnya, pertama-tama dengan mengemukakan bahwa kebenaran religius yang terbesar dan terdalam bisa tersedia dalam bahasa sehari-hari, dan kedua dengan membidik pria dan wanita biasa sebagai orang yang layak untuk membawa pesan religius.

Bacalah kalimat terakhir ini dengan penuh kekaguman. Pesan yang tersirat ketika kita menerjemahkan kisah salib ke dalam bahasa-bahasa umum di seluruh dunia adalah 1) ?kebenaran-kebenaran religius yang terbesar dan terdalam dapat tersedia dalam bahasa sehari-hari? dan 2) pria dan wanita biasa layak membawa pesan Injil.

Amin! Bukankah demikian kemuliaan Injil kita dan realitas manis keselamatan kita?

"Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:26-29, AYT)

Juru Selamat kita membuktikan aspek keseharian dan kesederhanaan dalam inkarnasi-Nya. Dia datang sebagai anak tukang kayu yang miskin, dan menghabiskan hidup-Nya untuk melayani kaum wanita, anak-anak, nelayan, perempuan sundal, dan pemungut pajak. Dia berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan yang menyampaikan kebenaran rohani terdalam dengan istilah dan konsep yang cukup sederhana untuk dipahami oleh petani ataupun anggota keluarga.

Penerjemahan pesan kristiani pada zaman modern melanjutkan karya Yesus yang menjangkau orang-orang biasa. Ketika mereka berjumpa dengan Yesus dalam bahasa yang paling mereka mengerti, mereka diselamatkan dan iman mereka bertumbuh.

Selengkapnya: http://misi.sabda.org/artikel/sebuah-pembenaran-untuk-penerjemahan

Berdoalah bagi:

  • 1. Para misionaris yang melayani di daerah suku-suku berbahasa asing agar diperlengkapi dengan kemampuan dan dukungan untuk mengomunikasikan Injil dalam bahasa setempat.
  • 2. Lembaga-lembaga penerjemahan Alkitab: a. agar mengerjakan panggilannya dengan takut dan gentar, dan b. agar diperlengkapi dengan sumber daya manusia yang memiliki beban panggilan yang sama dan kemampuan berbahasa yang memadai.
  • 3. Individu-individu Kristen yang dianugerahi oleh Tuhan dengan bakat multilingual agar memakai kemampuannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang memuliakan Tuhan, khususnya dalam proyek-proyek penerjemahan Alkitab dan bahan-bahan biblika.
  • 4. Penerbit-penerbit buku rohani di Indonesia agar memaksimalkan penerjemahan sumber-sumber bahan pendidikan Kristen berbahasa asing agar masyarakat Indonesia turut menikmati limpahnya hikmat dan pengetahuan dari sumber-sumber rohani Kristen di seluruh dunia.

Diterjemahkan dari:

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org