Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/22

Doa 40 Hari 2018 edisi 22 (28-5-2018)

Orang Turki yang Religius

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 28 MEI 2018

ORANG TURKI YANG RELIGIUS

Pada 29 Mei 1453, Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium, ditaklukkan oleh tentara Ottoman. Segera, Sultan Mehmet, sang penakluk, mengumandangkan "namaz" (sebuah kata Persia yang menggambarkan doa tradisional Islam) di Hagia Sophia, gereja Byzantine yang monumental di pusat kota. Tindakan ini, di tempat yang mewakili jantung Gereja Timur merupakan simbol bagi banyak umat Islam yang menyiratkan kemenangan Islam atas kekristenan.

Penaklukan dan rangkaian doa tersebut telah memengaruhi identitas Turki secara signifikan. Mengikuti salat Jumat sangat penting dalam kehidupan lebih dari 60% pria Turki, sementara wanita biasanya bersembahyang di rumah. Banyak juga yang melakukan salat di sepanjang minggu. Tetap menjalankan puasa dan memelihara libur keagamaan menyita perhatian yang sama banyaknya dengan hal menyunatkan anak laki-laki mereka. Dan, bagi siapa pun yang mampu menunaikan ziarah ke Mekkah sekali dalam seumur hidup.

Namun, pergolakan politik dan sosial di Turki baru-baru ini dengan jelas menunjukkan bahwa praktik keagamaan dan cita-cita zaman Ottoman tidak cukup untuk menciptakan identitas nasional yang kuat yang diinginkan oleh orang Turki. Kebebasan beragama semakin terancam karena pemimpin sekuler dan agama saling memperjuangkan kekuasaan. Tidak ada kejelasan tentang apa yang akan berlangsung pada babak selanjutnya dari sejarah Turki bagi masyarakat atau kawasan tersebut. Inilah sebabnya, mengapa kita tidak boleh berhenti berdoa.

Berdoa untuk Mereka

  • - Berdoa untuk perdamaian di Turki dan pemeliharaan kebebasan beragama.
  • - Turki menghadapi situasi politik yang kompleks di dalam negeri sendiri dan di wilayah sekitarnya. Berdoa agar para pemimpin pemerintahan bertindak bijaksana. Berdoa juga untuk perdamaian dan stabilitas bangsa ini serta bangsa-bangsa sekitarnya.
  • - Sangat sedikit orang Turki yang berlatar belakang konservatif menjadi pengikut Yesus, mungkin karena kurangnya terjemahan Alkitab dalam bahasa mereka. Baru-baru ini, sebuah Perjanjian Baru bahasa sehari-hari (www.halkdilinde.com) diterbitkan. Berdoa agar hal ini berpengaruh di antara kelompok ini.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org