Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/35

Doa 40 Hari 2016 edisi 35 (30-6-2016)

Rohingya: Kelompok Masyarakat di Perbatasan Wilayah

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- KAMIS, 30 JUNI 2016

ROHINGYA: KELOMPOK MASYARAKAT DI PERBATASAN WILAYAH

Masyarakat Rohingya hidup di perbatasan Ruang Asia Selatan dan Ruang Indo-Malaysia dalam Graha Islam. Lokasi yang berada di antara perbedaan-perbedaan yang besar secara politis, bahasa, dan etnis ini mengakibatkan timbulnya banyak tantangan bagi mereka.

Orang Muslim Rohingya telah berabad-abad hidup di bagian utara dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai Myanmar. Selama waktu itu, mereka hidup damai dengan tetangga-tetangga mereka yang sebagian besar beragama Buddha. Ketika Myanmar (kemudian dikenal sebagai Burma) menerima kemerdekaannya tahun 1948, masyarakat Rohingya untuk pertama kalinya diakui sebagai minoritas dengan hak-hak yang sama. Akan tetapi, pada tahun 1982 kediktatoran militer yang sedang berkuasa menerbitkan sebuah hukum yang mengakibatkan orang Rohingya tidak lagi diterima sebagai warga negara. Hal itu menjadikan dua juta orang sebagai salah satu kelompok etnis terbesar di dunia yang tanpa pengakuan akan kewarganegaraannya.

Diskriminasi semakin memburuk pada tahun 2012 ketika merebak kekerasan antara umat Buddha dan masyarakat Rohingya. Ratusan orang terbunuh dan banyak desa orang Rohingya dihancurkan. Semenjak itu, 100.000 orang Rohingya ditampung di kamp-kamp pengungsian atau perkampungan-perkampungan -- yang sering kali hanya beberapa kilometer jaraknya dari kediaman mereka yang dulu. Situasi ini memicu bertumbuhnya gerakan para pengungsi. Ratusan ribu orang Rohingya telah melarikan diri di negara-negara tetangga. Cukup menyedihkan bahwa sering kali mereka menjadi korban perdagangan manusia dan berujung pada perlakuan kriminal.

Orang Rohingya sedang dalam perjalanan menuju masa depan yang tak pasti -- tanpa tanah air, tanpa pembela/penolong, tercabut dari akar budaya dan tanpa pengharapan. Akan tetapi, Tuhan "tidak melupakan jeritan orang yang tertindas" (Mazmur 9:13). Di berbagai tempat, orang Rohingya telah menemukan pengharapan dan kesukaan oleh iman di dalam Kristus Yesus. Akan tetapi, masih banyak di antara kelompok masyarakat yang berharga ini tidak memiliki kesempatan mendengar berita Injil.

Mari kita berdoa:

  1. Supaya ada keadilan dalam penyelesaian dari konflik ini.
  2. Agar orang Rohingya dapat hidup damai di tanah airnya dan di wilayah-wilayah di mana mereka mengungsi.
  3. Untuk usaha-usaha global yang berupaya memberikan kesempatan kepada orang Rohingya untuk berkembang, menjalani hidup yang bermartabat, dapat memberikan kepada anak-anak mereka masa depan yang lebih baik.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org