Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/15

Doa 40 Hari 2005 edisi 15 (9-10-2005)

Propinsi NAD

                      Kamis, 20 Oktober 2005

PROPINSI NAD
============

Propinsi di bagian paling utara pulau Sumatra ini menjadi terkenal di 
seluruh dunia sesudah gempa bumi dan tsunami dasyat yang terjadi pada 
26 Desember 2004. Di seluruh propinsi Aceh ratusan desa dan kota di 
pinggir pantai disapu bersih oleh ombak, dan menelan korban lebih dari 
200.000 orang yang mati dan ratusan ribu telah kehilangan tempat 
tinggal dan mata pencarian. Sudah pasti kejadian mengerikan ini 
membawa perubahan spiritual dan sosial di propinsi ini yang berdampak 
pada kehidupan kekal. Kita tidak dapat mengatakan bahwa gempa dan 
tsunami itu merupakan "hukuman" dari Tuhan (seperti yang dikatakan 
oleh banyak orang Islam sendiri). Tentu saja, kekuatan alam dari 
faktor geologi di balik peristiwa semacam ini sudah diketahui oleh 
semua orang. 

Syukurlah, bantuan kemanusiaan kini mengalir dari seluruh dunia ke 
propinsi Aceh, tetapi jelas akan memakan waktu bertahun-tahun disertai 
kerja keras dan melakukan penyesuaian sosial sebelum keadaan pulih 
kembali. Salah satu hasil positif adalah konflik bersenjata yang sudah 
berlangsung sekian lama antara pasukan keamanan Indonesia dan Gerakan 
Aceh Merdeka - yang telah memakan korban puluhan ribu orang yang mati 
- kini telah berhenti, dan puncaknya telah tercapai kesepakatan dan 
penandatangan perjanjian damai antara pemerintah RI dan GAM pada 
tanggal 15 Agustus 2005. Banyak sekali relawan manca Negara telah 
datang ke daerah ini, yang dahulunya tidak pernah dapat dimasuki 
karena perang tersebut.             

Propinsi Aceh sejak lama dijuluki Serambi Mekah, karena penduduknya 
berkeinginan untuk menerapkan hukum Islam, seperti di kota Mekah. Pada 
zaman dulu sebelum ada pesawat terbang, peziarah Indonesia yang 
berlayar dengan kapal ke Arab Saudi singgah di pelabuhan Banda Aceh 
sebelum meneruskan perjalanan, sehingga boleh dikata daerah ini 
seperti sebuah "pintu gerbang" menuju Tanah Suci. Beberapa tahun yang 
lalu Aceh menjadi satu-satunya propinsi di Indonesia di mana syariah 
islam mulai diberlakukan secara resmi. Penduduk Aceh yang diperkirakan 
berjumlah 3,5 juta jiwa sudah berabad-abad berjuang untuk merdeka, 
termasuk di masa penjajahan Belanda dulu. Sejak diberlakukannya 
syariah Islam beberapa gereja sudah ditutup. Masih banyak hal yang 
harus didoakan dan dilakukan agar kekristenan mendapat tempat dalam 
hati rakyat di sana. Propinsi ini cukup kaya dengan sumber daya 
alamnya, seperti minyak bumi, hutan-hutan kayu, dan masih banyak 
sumber alam lainnya yang belum dikelola dengan benar. Mari kita berdoa 
supaya pembangunan dapat dimulai lagi di propinsi ini. Namun dalam hal 
ini mereka yang datang ke daerah tersebut harus menyadari dan 
menghormati nilai-nilai budaya setempat sehingga tidak menimbulkan 
syak bagi orang lokal. 

POKOK DOA

* Doakan propinsi Aceh supaya mendapat manfaat dari program-program 
  bantuan rehabilitasi jangka panjang yang sedang berlangsung 
  sekarang, termasuk pemulihan kehidupan, infra-struktur dan pranata 
  sosial.

* Doakanlah agar warga Muslim melihat cinta kasih dan kepedulian 
  umat Kristen lewat upaya bantuan mereka (Mat. 5:16).

* Berdoalah supaya melalui berbagai peristiwa yang terjadi, 
  menyadarkan masyarakat Aceh secara khusus dan Indonesia pada 
  umumnya, agar percaya dan berharap pada Tuhan Yesus Kristus 
  (1Kor. 13:13).

* Berdoalah agar Tuhan membuka pintu bagi pekabaran Injil di Aceh 
  (1Kor. 16:9).

* Berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus untuk menghancurkan roh 
  menutup diri (roh exklusif), roh agresif, roh kekerasan, dan roh 
  kematian sia-sia.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org