|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/40hari/9 |
|
Doa 40 Hari 2004 edisi 9 (13-10-2004)
|
|
Rabu, 13 Oktober 2004
GERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
=================================
Di Indonesia terdapat lima organisasi mahasiswa ekstra universitas
atau sering dinamakan ormas mahasiswa. Yang cukup menonjol adalah
HMI Dipo (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), HMI MPO
(Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi), dan KAMMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Kesemuanya menarik untuk
dikaji karena sama-sama membawa label Islam sebagai identitas
organisasi, namun memiliki corak wacana dan strategi perjuangan yang
khas. Berikut sekilas perjalanan dari ormas mahasiswa Islam
tersebut:
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dipo -----------------------------
--------- HMI lahir di Yogyakarta di tengah-tengah revolusi guna
mempertahankan kemerdekaan, pada tgl 5 Februari 1947. Lafran Pane
dan kawan-kawan merasa prihatin dengan kondisi umat Islam saat itu
yang terpecah-pecah dalam berbagai aliran keagamaan dan politik
serta jurang kemiskinan dan kebodohan. Sebab itu dibutuhkan langkah-
langkah strategis untuk mengambil peranan dalam berbagai aspek
kehidupan. Kemudian didirikanlah wadah perkumpulan mahasiswa Islam
yang memiliki potensi besar bagi terbinanya insan akademik,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam.
Dalam perjalanannya, HMI telah banyak melahirkan kader-kader yang
berkecimpung di dunia pemerintahan. Hampir di sepanjang pemerintahan
Orde Baru selalu ada mantan kader HMI yang duduk di kabinet terutama
sekali pada masa pemerintahan Presiden Habibie. Beberapa departemen
dan lembaga negara amat dikuasai oleh jaringan HMI ini, seperti
Badan Urusan Logistik (BULOG), Sekretariat Negara (Setneg), dll. Tak
sedikit pula kader HMI yang melontarkan wacana pemikiran Islam yang
mengundang kontroversi. Misalnya saja, wacana sekulerisasi agama
yang diungkapkan Nurcholish Madjid melalui slogannya yang terkenal
"Islam Yes, Partai Islam No!",
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ---------------------
------------------------- Nahdatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam
terbesar di Indonesia pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya
mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah pergerakan angkatan
mudanya dari kalangan mahasiswa, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII). Pada perkembangannya di awal tahun 1970-an PMII
secara struktural menyatakan diri sebagai organisasi independen,
terlepas dari ormas apa pun, termasuk dari sang induknya, Nahdlatul
Ulama.
Pada masa pergerakan mahasiswa 1998, menjelang peristiwa jatuhnya
Soeharto, PMII bersama kaum muda Nahdlatul Ulama lainnya telah
bergabung dengan elemen gerakan mahasiswa lain untuk mendukung
digelarnya people`s power dalam menumbangkan rezim Soeharto. Sikap
ini telah jauh mendahului sikap resmi kiai senior Nahdlatul Ulama
yang lebih konservatif, yakni senantiasa menjaga kedekatan dengan
pusat kekuasaan untuk membela kepentingan pesantren. Di jalur
intelektual PMII banyak mengembangkan dan melontarkan gagasangagasan
baru, misalnya mengenai hak-hak asasi manusia, gender, demokrasi dan
lingkungan hidup.
3. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) -----------------------------
--------- Ketika situasi nasional mengarah pada demokrasi terpimpin
yang penuh gejolak politik di tahun 1960-an, dan perkembangan dunia
kemahasiswaan yang terkotak-kotak dalam bingkai politik dengan
meninggalkan arah pembinaan intelektual, beberapa tokoh angkatan
muda Muhammadiyah seperti Muhammad Djaman Alkirdi, Rosyad Soleh,
Amin Rais dan kawan- kawan memelopori berdirinya Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) di Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964.
Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, sifat gerakan IMM sama
dengan Muhammadiyah yakni sebagai gerakan dakwah Islam amar ma`ruf
nahi mungkar. Ide dasar gerakan IMM adalah: PERTAMA, Vision, yakni
membangun tradisi intelektual dan wacana pemikiran melalui
intelectual enlightenment (pencerahan intelektual) dan intellectual
enrichment (pengkayaan intelektual). Strategi pendekatan yang
digunakan IMM ialah melalui pemaksimalan potensi kesadaran dan
penyadaran individu yang memungkinkan terciptanya komunitas ilmiah.
KEDUA, Value, ialah usaha untuk mempertajam hati nurani melalui
penanaman nilai-nilai moral agama sehingga terbangun pemikiran dan
konseptual yang mendapatkan pembenaran dari Al Qur`an. KETIGA,
Courage atau keberanian dalam melakukan aktualisasi daerah yang
merupakan basis HMI MPO seperti program, misalnya dalam melakukan
advokasi terhadap permasalahan masyarakat dan keberpihakan kader-
kader mereka cenderung radikal dan lebih ikatan dalam pemberdayaan
umat.
4. Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO)
-------------------------------------------------------------------
Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan asas tunggal Pancasila
sebagai satu-satunya dasar ormas mendapat tantangan yang cukup
beragam dari kalangan umat Islam. Himpunan Mahasiswa Islam Majelis
Penyelamat Organisasi (HMI MPO) sebagai organisasi pecahan/faksi
dari HMI yang disebutkan sebelumnya, terlahir akibat konflik
berkepanjangan keprihatinan mendalam menyikapi penerimaan asas
tunggal tersebut. PB (Pengurus Besar) HMI melalui jumpa pers pada 10
April 1985 di Yogyakarta mengumumkan tentang penerimaan asas
Pancasila oleh HMI. Sikap ini dinilai sebagian cabang seperti
Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Ujungpandang, Purwokerto sebagai
kesalahan besar PB HMI karena tidak melalui forum kongres. Konflik
tersebut berujung pada perlawanan dari cabang-cabang yang kemudian
melahirkan HMI MPO pada 15 Maret 1986 di Jakarta, sebagaimana
tercantum dalam buku Berkas Putih yang terbit 10 Agustus 1986.
Setelah beberapa tahun HMI MPO lebih banyak melakukan aktivitas
gerakannya secara sembunyi-sembunyi, pada tahun 1990-an ketika
pemerintah mulai menjalin hubungan baik dengan Islam, HMI MPO mulai
nampak kembali ke permukaan. Di beberapa daerah yang merupakan basis
HMI MPO seperti Yogyakarta, Bandung, Ujungpandang dan Purwokerto
kader-kader mereka cenderung radikal dan lebih militan. Pada
kenyataannya represi negara justru membuat HMI MPO menjadi lebih
matang dan kuat.
5. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ----------------
----------------------------------- KAMMI terbentuk dalam rangkaian
acara FS LDK (Forum Sillaturahmi Lembaga Da`wah Kampus) Nasional X
di kalangan umat Islam. Himpunan Mahasiswa Islam Nasional X di
Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 25-29 Maret 1998. Setidaknya
ada dua alasan terbentuknya KAMMI. Pertama, sebagai ekspresi
keprihatinan mendalam dan tanggung jawab moral atas krisis dan
penderitaan rakyat yang melanda Indonesia serta berperan aktif dalam
proses perubahan. Kedua, untuk membangun kekuatan yang dapat
berfungsi sebagai peace power untuk melakukan tekanan moral kepada
pemerintah.
Setelah tidak kuat menahan desakan rakyat, akhirnya Soeharto dengan
terpaksa meletakkan tersebut berujung pada munculnya perlawanan dari
jabatannya. Namun bagi KAMMI, proses reformasi di Indonesia belumlah
selesai, bahkan masih membutuhkan proses yang panjang. Lewat
Muktamar KAMMI yang pertama, 1-4 Oktober 1998, KAMMI memutuskan diri
berubah dari organisasi gerakan menjadi ormas mahasiswa Islam. Peran
utamanya adalah untuk menjadi pelopor, pemercepat dan perekat
gerakan pro- reformasi.
Topik-topik Doa ---------------
* Berdoa agar pergerakan dari berbagai organisasi Mahasiswa Islam
Indonesia memiliki motif yang benar dan berjiwa kebangsaan, yang
mengakomodir keberagaman agama dan suku yang ada di Indonesia,
sehingga reformasi bangsa dapat terwujud untuk kepentingan bersama.
* Berdoa agar di masa mudanya, mahasiswa Islam sungguh memiliki hati
yang merindukan kebenaran dan terbuka untuk menerimanya.
* Berdoa agar Tuhan Yesus dengan cara-Nya akan menjumpai para
mahasiswa muslim Indonesia di saat mereka mencari Tuhan dengan
sungguh di masa yang istimewa ini.
* Berdoa agar Tuhan menghalau semua kekuatan jahat yang menunggangi
aktivitas mahasiswa Islam Indonesia yang hanya memihak pada
keinginan golongan tertentu.
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |