Paulus dan Barnabas di Pulau Siprus

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Pokok Bahasan: Bersedia Bersaksi

Tujuan Umum: Anak memahami dan menghayati bahwa tugas bersaksi dapat dilakukan melalui kehidupan sehari-hari.

Bahan Alkitab: Kisah 12:24 -- 13:12

Tujuan Khusus:
Anak dapat:

1. Menceritakan tentang perjalanan Paulus bersama Barnabas yang pertama.
2. Menyebutkan nama tukang sihir yang ada di kota Pafos.
3. Menjelaskan bahwa kita tidak boleh segan-segan mengabarkan Injil, sampai kepada orang berpangkat sekalipun.

Ayat Hafalan: Kisah Para Rasul 9:15

Materi Pelajaran:

A. Untuk Guru:

Perjalanan pengabaran Injil yang dilakukan Rasul Paulus ini merupakan pemenuhan dari apa yang dikatakan Tuhan kepada Ananias ketika Ananias menemui Paulus di Damsyik. "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu." (Kisah Para Rasul 9:15-16)

Dalam ketiga pelajaran berikut ini, kita akan melihat bahwa Paulus menghadapi penguasa orang Yahudi, orang kafir (non-Yahudi), dan ia juga sudah menderita. Perjalanan Paulus dan Barnabas ini tidak selancar yang diperkirakan, dan juga tidak bisa dilaksanakan dengan rencana tertentu. Karena kondisi, setiap kali membuat rencana, ada perubahan. Atau, tiba-tiba ada perintah Roh Kudus yang menyatakan apa yang harus mereka lakukan. Hasil yang kita lihat adalah bahwa Injil, yang adalah Kabar Baik itu, disebarluaskan. Perluasan ini tidak dapat dihalang-halangi oleh kebencian, aniaya, atau apa pun juga karena Roh Allah sendiri yang bekerja.

B. Untuk Anak:

1. Pendahuluan

Sebagai pendahuluan, adakanlah tanya-jawab dengan anak-anak mengenai tukang sulap. Siapa yang pernah melihat tukang sulap? Pandai atau bodohkah tukang sulap itu? Biasanya, tukang sulap itu baik atau jahat? Apa yang biasa dilakukan tukang sulap? (Mengubah saputangan menjadi merpati, dan sebagainya. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyebutkan hal-hal lain yang dilakukan tukang sulap, yang pernah mereka lihat.)

Nah, sekarang kita akan mendengar cerita tentang seorang tukang sihir. Siapa yang pernah melihat tukang sihir? Biasanya, tukang sihir itu baik atau jahat? Apa beda tukang sihir dengan tukang sulap? (Tukang sulap melakukan pekerjaannya berdasarkan kecepatan tangan dan bantuan peralatan lainnya, sedangkan tukang sihir melakukan pekerjaan dengan menggunakan mantra dan ilmu-ilmu gaib.)

2. Cerita

Pernahkan kamu mendengar nama Saulus (atau Paulus)? Paulus itu mula-mula dikenal sebagai orang yang tidak senang pada Tuhan Yesus. Ia sangat benci pada semua orang Kristen. Itulah sebabnya, pada suatu hari ia berencana mau menangkapi semua orang Kristen yang ada di Damsyik dan memasukkan mereka ke penjara.

Rencana jahat Paulus itu kemudian dihalangi oleh Tuhan Yesus dengan cara membuat mata Paulus menjadi buta. Namun kemudian, Tuhan Yesus sendirilah yang menyembuhkan mata Paulus sehingga Paulus dapat melihat kembali. Peristiwa itu membuat Paulus menjadi sadar atas perbuatannya. Sejak itu, ia menjadi pengikut Yesus yang setia. Dan, dia pulalah yang di kemudian hari dikenal sebagai Rasul Paulus.

Suatu hari, Paulus bersama temannya, Barnabas dan beberapa orang lain berkumpul di kota Antiokhia. Ketika itu, mereka sedang mengadakan kebaktian. Pada saat itulah, orang-orang Anthiokhia dengan dipimpin oleh Roh Allah, Roh Kudus, memutuskan untuk mengirim Paulus dan Barnabas pergi mengabarkan Injil ke tempat-tempat lain. Lalu, mereka berdoa dan memberkati Paulus serta Barnabas.

Paulus dan Barnabas pun kemudian pergi. Seorang anak muda bernama Yohanes Markus ikut bersama Paulus dan Barnabas untuk membantu mereka, sekaligus untuk belajar bekerja bagi Tuhan. Jadi, mereka pergi bertiga. Roh Tuhan memimpin mereka untuk naik kapal, lalu menyeberang ke pulau Siprus. Selama berada di kapal, ketiga orang itu tetap berdoa dan selalu bercerita kepada orang-orang di kapal mengenai Tuhan Yesus.

Setibanya di pulau Siprus, mereka memulai mengabarkan Injil, yaitu bercerita kepada orang-orang mengenai Tuhan Yesus. Akibatnya, banyak juga orang yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.

Selama di pulau Siprus, Paulus, Barnabas, dan Yohanes Markus pergi juga ke kota Pafos. Di kota itu, tinggallah sang Gubernur, orang yang mempunyai pangkat paling tinggi di pulau itu. Gubernur sempat mendengar dari anak buahnya mengenai Berita Baik yang dibawa oleh Paulus, Barnabas serta Yohanes Markus. Dan sekarang, ia ingin mendengarnya langsung dari ketiga orang itu. Maka, dipanggilnya Paulus dan Barnabas.

Begitu Paulus dan Barnabas berhadapan muka dengan Gubernur, mereka segera menceritakan mengenai Tuhan Yesus dan kasih-Nya kepada manusia. Juga bahwa Tuhan Yesus menginginkan supaya kita, manusia, melakukan hal yang baik. Demikian Paulus dan Barnabas terus menjelaskan dan memberitakan tentang Tuhan Yesus kepada Gubernur. Sementara itu, bila Gubernur merasa belum mengerti, ia segera bertanya kepada Paulus dan Barnabas. Gubernur itu ingin tahu banyak mengenai Tuhan Yesus. Maka, Paulus dan Barnabas menjelaskannya sampai sang Gubernur mengerti.

Ketika mereka sedang asyik berbicara, tiba-tiba datanglah seorang teman Gubernur yang bernama Elimas. Ia seorang tukang sihir. Elimas memperhatikan hal-hal yang dibicarakan oleh Gubernur bersama Paulus dan Barnabas. Namun, setiap kali ia melihat bahwa Gubernur itu sudah menerima apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas, eh ... dia langsung menyela dan berkata, "Bukan begitu Bapak Gubernur! Tidak benar apa yang dikatakan oleh Paulus dan Barnabas itu."

Paulus dan Barnabas tidak memedulikan perkataan Elimas. Mereka terus menyampaikan pengajaran mereka. Namun, Elimas, tukang sihir itu kembali menghalang-halanginya. Dia takut kalau-kalau Gubernur jadi mengikuti pengajaran Paulus dan Barnabas, lalu tidak mau lagi berteman dengan dia. Akhirnya, Paulus dan Barnabas menjadi marah.

Paulus, yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu, dengan mata tajam memandang si tukang sihir dan berkata, "Hei, anak Iblis! Engkau penuh dengan rupa-rupa kejahatan; dan pekerjaanmu itu hanya menipu orang saja. Tahukah engkau bahwa engkau adalah musuh dari segala yang benar? Mengapa engkau terus-menerus mau membelokkan jalan Tuhan yang lurus itu? Hai Elimas, lihat! Tuhan akan menghukum engkau. Tangan-Nya yang berkuasa itu akan membuat engkau menjadi buta selama beberapa hari, dan engkau tidak dapat melihat matahari selama beberapa hari!"

Selesai Paulus mengatakan hal itu, tiba-tiba si tukang sihir merasa matanya menjadi kabur ... dan akhirnya tidak dapat melihat lagi. Ia menjadi buta. Ia harus meraba-raba, sampai ada orang yang menuntun dia keluar dari ruangan itu. Lalu, bagaimana halnya dengan Gubernur yang melihat peristiwa itu? Ia merasa kagum melihat kuasa Tuhan dan segala ajaran-Nya yang terlihat melalui Paulus. Dan, ia menjadi percaya kepada Tuhan Yesus!

Anak-anak, Paulus dan Barnabas sudah begitu berani mengabarkan Injil karena Roh Kudus terus memimpin dan menyertai mereka. Sebagai anak-anak Tuhan, kita juga harus mengabarkan Injil kepada semua orang, dan kita pun harus percaya bahwa Roh Kudus akan selalu memimpin kita. Nah, kita dapat memulainya dari sekarang, bercerita mengenai Yesus kepada saudara atau teman kita. Sekaligus berbuat baik, seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus.

3. Aktivitas

Bermain peran. Sebelum bermain peran, adakanlah terlebih dahulu tanya-jawab sekitar pelajaran tadi. Yakinlah bahwa anak-anak sudah menguasai cerita sehingga anak-anak tahu apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas saat mereka menginjili. Mereka juga harus tahu, kira-kira apa yang ditanyakan Gubernur kepada Paulus dan Barnabas. Lalu, apa yang dikatakan Elimas.

Bila guru sudah yakin bahwa anak-anak menguasai pelajaran itu, kemudian mintalah beberapa anak untuk memainkan peran cerita tersebut. Ada yang berperan sebagai Paulus, Barnabas, Yohanes Markus, Gubernur, dan Elimas serta beberapa orang lain sebagai teman Gubernur. Sebagai teman-teman Gubernur, anak-anak wanita dapat dilibatkan di sini. Dan bila cukup waktu, janganlah hanya satu kelompok saja yang bermain, tetapi bisa diulangi oleh kelompok lain.

Susunan Acara:

Susunan Acara:

  1. Anak memasuki ruangan, dapat sambil menyanyikan satu nyanyian.

  2. Menyanyi bersama. Setelah semua anak mengambil tempat masing-masing, maka guru mengajak mereka untuk menyanyi satu lagu pujian.
  3. Doa bersama. Sebelum berdoa, guru menanyakan kepada anak-anak apa ada hal khusus yang ingin didoakan. Tentu saja ucapan terima kasih untuk pimpinan Tuhan dalam minggu yang lalu, dan atas pengantaran Tuhan ke sekolah minggu. Barangkali ada yang mau mengucapkan syukur untuk adik yang baru lahir, atau untuk saudara yang baru sembuh dari sakit, dan mendoakan hal-hal yang lain. Biarkan anak-anak menyebutkannya. Guru tentu mau membimbing bila mereka masih ragu-ragu.
  4. Menyanyi bersama.
  5. Percakapan. Percakapan bisa sekitar pelajaran minggu lalu, sekaligus menyebutkan ayat hafalannya. Mintalah beberapa anak menyebutkan ayat hafalannya, kemudian semua menyebutkannya kembali secara bersama-sama.
  6. Memberi persembahan, sambil menyanyikan lagu persembahan.
  7. Bercerita. Lihat materi B-2.
  8. Aktivitas (materi B-3). Persiapan aktivitas sudah merupakan evaluasi.
  9. Penutup. Kebaktian diakhiri dengan doa dan nyanyian.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Pedoman Mengolah Sekolah Minggu: Anak Kecil (Umur 7 -- 9 Tahun) Tahun III, Jilid III
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992
Halaman : 11 -- 16

Kategori Bahan PEPAK: Kurikulum - Pedoman Mengajar