Kreasi Dramatisasi dalam Bercerita

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Parade Dialog Kreasi ini mengajak anak-anak untuk aktif mengikuti cerita dengan cara membaca dialog yang sudah dibuat guru. Anak-anak akan memerankan tokoh-tokoh cerita dengan cara membaca teks yang diperankannya (seusia naskah). Kreasi ini menarik karena menuntut anak berkonsentrasi pada cerita dan turut aktif terlibat dialog dalam cerita. Urutan Kegiatan: Guru membuat naskah dalam bentuk dialog para tokoh yang ada dalam cerita dan memberikannya kepada setiap anak. Sebelum cerita dimulai,
  1. Parade Dialog Kreasi ini mengajak anak-anak untuk aktif mengikuti cerita dengan cara membaca dialog yang sudah dibuat guru. Anak-anak akan memerankan tokoh-tokoh cerita dengan cara membaca teks yang diperankannya (seusia naskah). Kreasi ini menarik karena menuntut anak berkonsentrasi pada cerita dan turut aktif terlibat dialog dalam cerita.

    Urutan Kegiatan:

    1. Guru membuat naskah dalam bentuk dialog para tokoh yang ada dalam cerita dan memberikannya kepada setiap anak.
    2. Sebelum cerita dimulai, guru menbagi anak-anak ke dalam beberapa kelompok. Jumlah kelompok sesuai dengan jumlah tokoh yang berdialog dalam naskah itu. Jadi, setiap kelompok memainkan dialog seorang tokoh saja.
    3. Guru sendiri berperan sebagai moderator yang menjalin dialog para tokoh.
    4. Anak-anak membaca dialog sesuai dengan tokoh yang diperankannya.
    5. Sebaiknya adakan 1 -- 2 kali latihan kecil, baru kemudian seluruh dialog dalam naskah diselesaikan.
    6. Di akhir cerita, mintalah komentar anak-anak mengenai tokoh yang diperankannya dan makna kisah itu. Mungkin juga dengan mengevaluasi tokoh yang diperankan -- sifat, watak, iman, dan perbuatannya.
    7. Jika sudah terlatih, metode ini dapat ditambah dengan meminta anak-anak bergaya sesuai tokoh yang diperankannya. Berikan mereka waktu sejenak untuk berlatih. Cara yang paling mudah adalah dengan memberikan satu gaya seragam untuk setiap tokoh.

  2. Membaca Naskah dengan Satu Gerakan Tertentu Kreasi ini seperti kreasi parade dialog. Anak-anak diminta melakukan gerakan tertentu setiap kali mengucapkan bagian perannya.

    Urutan Kegiatan:

    1. Perhatikan kreasi parade dialog. Guru menyiapkan naskah dan membagi anak-anak dalam beberapa kelompok peran, sesuai naskah yang sudah dipersiapkan.
    2. Guru memberikan contoh cara membaca naskah dan kapan anak-anak harus membaca bagiannya. Guru juga mengajarkan gerakan-gerakan yang harus diperagakan anak-anak ketika membaca bagian tersebut. Jadi, gerakan (acting) dari anak-anak dilatih terlebih dulu. Misal, dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus, beberapa tokoh dan gerakannya dapat dilatih sebelumnya.
    Contoh:
    • Sekolompok anak berperan sebagai Maria dan ia bergaya seperti orang menyembah setiap kali membaca bagiannya.
    • Sekelompok anak berperan sebagai Yusuf dan bergaya membawa tongkat setiap kali membaca bagiannya.
    • Sekelompok anak berperan sebagai malaikat dan bergaya sedang memberkati setiap kali membaca bagiannya.
    Dalam pelaksanaannya, guru harus menjadi penjalin cerita dengan menjadi narator. Di akhir cerita, guru menjelaskan pelajaran sesuai dengan tujuannya.

  3. Membaca Naskah Drama dan "Action" Kreasi ini seperti kreasi nomor 1 dan 2. Anak-anak diminta melakukan gerakan sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan dan disesuaikan dengan isi pesan yang dikatakan tokoh. Agar berjalan dengan baik, guru perlu membuat naskah drama, lengkap dengan dialog dan gerakan yang harus dilakukan. Tidak seperti kreasi 2, di mana gerakannya hanya satu saja untuk kalimat apapun yang diucapkan oleh tokoh yang diperankan, dalam kreasi nomor 3 ini, gerakannya disesuaikan dengan isi perkataannya.

  4. Sosiodrama Guru dan Anak Sosiodrama merupakan penyajian cerita yang didramakan. Dengan demikian, anak-anak dapat mendengar ceria melalui apa yang mereka lihat dan amati. Oleh sebab itu, guru harus mempersiapkannya secara matang agar anak-anak tidak memeroleh gambaran yang keliru. Supaya menarik, sosiodrama dapat melibatkan beberapa anak.

    Urutan Kegiatan:

    1. Beberapa hari sebelum pementasan, guru mempersiapkan dan melatih sosiodrama dalam beberapa babak.
    2. Guru mempersiapkan pementasan berupa dekorasi, kostum, "sound system" (jika diperlukan), dan sebagainya.
    3. Guru memnta anak-anak menyimak sosiodrama yang akan dimainkan.
    4. Pementasan sosiodrama beberapa babak.
    5. Setiap pergantian babak, guru yang bertugas sebagai pembawa cerita meminta naka-anak memberikan pendapat terhadap babak yang sudah berlangsung. Guru juga memberikan beberapa pelajaran sesuai dengan babak yang sudah dilihat anak-anak.
    6. Pada akhir acara, guru membuat kesimpulan cerita.

  5. Sosiodrama Anak Beberapa Babak Metode sosiodrama bagi anak-anak akan menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan sekaligus menantang. Sosiodrama akan lebih menarik jika anak-anak sendiri yang memerankan. Supaya lebih terarah dan tepat sasaran, sosiodrama dibagi menjadi beberapa babak dan setiap babak diperankan oleh satu kelompok anak. Dengan demikian, anak-anak akan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan babak yang dibutuhkan. Hasil yang diperoleh akan lebih baik jika mereka diberi waktu untuk berlatih. Pada akhir sosiodrama, guru memberi komentar dan membuat sebuah kesimpulan. Anak-anak juga diberi kesempatan memberi komentar.

    Urutan Kegiatan: Guru mengumpulkan anak-anak dan mengelompokkannya menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari beberapa anak. Jumlah anggota kelompok harus sama.

    1. Guru menentukan tema cerita dan babak-babak yang akan dimainkan. Guru membagi tugas. Satu babak cerita menjadi tugas satu kelompok anak untuk mendramakannya.
    2. Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berlatih sesuai dengan babak yang harus mereka mainkan. Berikan kebebasan bagi mereka untuk menentukan pembagian peran, dialog, dan sebagainya.
    3. Pementasan dilakukan dengan guru sebagai narator dan yang bertugas menyambung setiap babak sosiodrama. Sebaiknya, tiap babak dibatasi waktu pementasannya (lima menit), dan selalu diakhiri dengan tepuk tangan.
    4. Pada akhir sosiodrama, guru memberi komentar/kesimpulan atas tujuan cerita. Selain itu, guru juga mengumumkan nilai tiap kelompok dalam pementasan. Jika memungkinkan, guru dapat memberikan kenang-kenangan bagi kelompok yang paling baik memainkan peranannya.

  6. Sosiodrama Anak yang Dilombakan Setelah kreasi 1 -- 4 di atas diujicobakan kepada anak-anak di kelas, dalam jangka waktu tertentu, mereka akan semakin menyukai kreasi ini. Nah, kreasi ini merupakan kelanjutan-kelanjutan dari kreasi-kreasi dramatisasi cerita oleh anak-anak. Kreasi ini akan lebih menarik jika dilombakan.

    Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok. Supaya hasil pementasan lebih bagus, anak-anak diberi waktu yang cukup untuk berlatih. Akan lebih menarik lagi jika mereka menggunakan kostum yang sederhana dan alat bantu yang lain. Pada waktu pementasan, bila memungkinkan, guru dapat mempersiapkan panggung sederhana dengan dekorasi dan hiasan lain yang mendukung. Hal ini diperlukan untuk memotivasi anak-anak agar tampil sebaik-baiknya.

    Perlu ditekankan pula bahwa anak-anak harus menyimak pementasan yang dilakukan kelompok lain dan tidak sibuk dengan persiapan kelompoknya sendiri. Guru perlu mengajarkan kepada anak-anak agar mereka belajar menghargai karya orang lain. Berikan tepuk tangan setiap akhir pementasan. Kelompok yang paling bagus dapat diberi penghargaan. Di akhir pementasan, guru memberikan ulasan singkat tentang cerita yang didramakan.

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Kreasi Dramatisasi dalam Bercerita
Judul Buku: 
Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab
Halaman: 
22 -- 33
Penerbit: 
Yayasan Andi
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2002